Renungan Harian – Tgl 2 Februari 2017

advertisement
2 Februari
Bacaan Alkitab : Keluaran 1:1- Keluaran 4:17
(Kurun waktu : diperkirakan 1.876 - 1.486 S.M.)
“Kepemimpinan Yang Lahir Dari Suatu Kebutuhan”
Mengapa tidak ada seseorang yang membenahi hal ini? Kebanyakan
dari kita mungkin pernah menanyakan seperti ini. Apa sebenarnya
yang sedang kita katakan? Kita sedang mencetuskan perasaan
frustrasi atas suatu persoalan yang harus diatasi, dan kita perlu
seorang pemimpin yang kita tidak tahu berada dimana, yang mau
mengambil langkah untuk mengatasi persoalan tersebut. Inilah yang
dinamakan kepemimpinan yang lahir dari suatu kebutuhan.
Kitab Keluaran dimulai saat berakhirnya pembacaan kitab Kejadian.
Di dalam kitab Kejadian, kita meninggalkan Yusuf dan saudarasaudara serta seluruh keluarga mereka di Mesir di wilayah Goshen.
Ketika Yakub, ayah mereka wafat, anak Yakub yang bernama Yusuf
kemudian umurnya mencapai 110 tahun, dan ia masih dapat
menyaksikan cucu buyutnya.
Pada saat itu kemudian Yusuf
mengucapkan kata-kata nubuatan tentang keturunan-keturunan
Israel, yang menggambarkan imannya. Allah akan menjadi penolong
bagi keturunan Yakub; selain itu ia berpesan bahwa ketikan mereka
akan meninggalkan Mesir, mereka harus membawa serta tulangbelulangnya untuk dimakamkan di tanah Kanaan, tanah yang
dijanjikan Allah bagi mereka (Kej. 50 : 24-25). Sementara itu, sesuatu
yang buruk akan terjadi atas keluarga besar keturunan Yakub; hal
menyedihkan itu adalah penindasan dan perbudakan.
Keturunan Israel (atau keturunan bapa leluhur kaum beriman, Yakub)
menjadi budak bagi orang Mesir saat kepemimpinan raja Mesir yang
baru, yang tidak mengenal Yusuf dan hal-hal yang telah dilakukannya
bagi rakyat Mesir. Kaum keturunan Israel bertumbuh besar berlipat
ganda, dan orang Mesir melihat jumlah kaum Israel yang terus
bertambah ini sebagai suatu ancaman bagi mereka; lalu agar ummat
Israel ini tidak menjadi lebih besar lagi sehingga ditakutkan akan
dapat mengalahkan orang Mesir, maka mereka memperhamba
keturunan Israel ini. Kemudian kita akan melihat bahwa Allah
mengijinkan hal tersebut terjadi, sehingga Ia dapat menunjukkan
kuasaNya dengan membebaskan ummat Israel secara perkasa.
Mereka perlu melihat keperkasaan pertolongan Tuhan, sehingga
mereka akan hidup takut akan Allah dan memiliki keberanian untuk
meninggalkan Mesir dan menempuh perjalanan melalui padang gurun
untuk menuju ke Tanah Perjanjian. Jika ummat Israel merasa
nyaman untuk tetap tinggal di Mesir, mungkin mereka tetap akan
menetap di Mesir dan dengan demikian tidak akan dapat mewarisi
janji-janji yang diberikan Allah atas Tanah Perjanjian. Mungkin seperti
itu juga alasannya mengapa beberapa dari kita harus mengalami
kesulitan-kesulitan hidup; karena Allah memiliki rencana-rencana yang
lebih indah yang telah dirancangkannya atas hidup kita. Kita harus
belajar untuk percaya kepadaNya, bahkan di masa terkelam dalam
kehidupan kita.
Kaum Israel tentulah berada dalam kesulitan besar.
Mereka
diperlakukan dengan kejam dan harus bekerja-paksa. Tentunya
mereka telah seringkali menanyakan Tuhan sepanjang 400 tahun
masa penindasan di Mesir tersebut dengan pertanyaan : “ Apakah
Allah mempedulikan kita?” Dan bahkan sekarang keadaan menjadi
lebih buruk lagi: bayi-bayi kaum Israel dibunuh karena orang Mesir
merasa terancam oleh populasi kaum Israel yang bertambah dengan
sangat pesat (karena pertumbuhan jumlah penduduk Israel yang
mengalahkan angka kelahiran orang Mesir tersebut dianggap akan
menjadi ancaman bagi tuan-tuan mereka, orang Mesir). Mungkin saat
ini kitapun mempertanyakan hal yang sama tentang bayi-bayi yang
dibunuh melalui aborsi: apakah Allah melihat semuanya? Tolonglah
ya Tuhan! Tentu saja Allah peduli terhadap bayi-bayi. Khususnya
Allah peduli terhadap bayi-bayi Ibrani, karena Ia telah berjanji untuk
memberkati keturunan-keturunan Abraham yang terpilih.
Musa telah ditakdirkan untuk menjadi pemimpin. Bahkan ketika ia
masih bayipun, ia dianggap sebagai seorang anak yang istimewa
(Ibrani 11 : 23). Ibunya berusaha menyembunyikannya, tetapi saat
ibunya merasa sudah tidak dapat lagi menyembunyikannya, kemudian
ia mempercayakan bayi Musa kepada Allahnya kaum Israel untuk
dapat memelihara hidupnya. Lalu ia dipimpin Tuhan untuk
menyembunyikan bayi Musa tersebut kedalam keranjang tahan air,
dan membiarkan bayi Musa mengapung di antara tanaman alangalang di tepi sungai Nil, agar dapat ditemukan seseorang yang akan
merawat bayi tersebut. Lalu bayi Musa ditemukan oleh anak
perempuan Firaun. Miryam, kakak Musa, melihat hal tersebut dan
menanyakan putri raja Firaun tersebut tentang apakah ia berkeinginan
agar Miryam mencarikan ibu pengasuh seorang Ibrani untuk menyusui
dan merawat bayi Musa tersebut. Tentu saja kemudian Miryam
meminta tolong kepada ibunya. Maka kemudian Ibu Musa memiliki
keuntungan untuk dapat menyusui bayi laki-laki yang dikandungnya,
Musa, secara sah.
(11:24) Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut
anak puteri Firaun, (11:25) karena ia lebih suka menderita sengsara
dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan
dari dosa. (11:26) Ia menganggap penghinaan karena Kristus
sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir,
sebab pandangannya ia arahkan kepada upah (Ibr. 11 : 24-26).
Musa belajar memahami campur tangan kuasa Tuhan bagi dirinya
untuk menjadi seorang pemimpin, tetapi saat ia mencoba untuk
mengendalikan hal-hal di dalam hidupnya dengan kekuatannya
sendiri, kemudian ia terjatuh ketika tindakannya tersebut menimbulkan
tanda-tanda perlawanan terhadap dirinya, lalu ia menjadi takut, lari
dari Mesir dan pergi bersembunyi. “Ketika Musa mencoba untuk
mempercepat jalannya rencana Allah atas dirinya, maka kemudian ia
kehilangan keberanian maupun kemampuannya untuk memimpin
orang-orang Israel yang seharusnya dapat diarahkannya.” Apakah
hal seperti ini juga pernah terjadi pada kita? Ya kepemimpinan terlahir
dari adanya suatu kebutuhan, dan meskipun mungkin kita merasa
bahwa kita adalah pemimpin yang cocok untuk memenuhi kebutuhan
yang ada, namun melakukannya pada waktu yang tepat, adalah hal
yang paling penting untuk diingat.
Kita harus peka terhadap
kehendak Allah dan pimpinanNya dalam hidup kita. Empat puluh
tahun kemudian, saat Musa telah memahami tugas sebagai seorang
gembala yang rendah hati, kemudian Allah menampakkan diriNya
kepada Musa dan menugaskannya untuk membebaskan ummatNya
dari perbudakan di Mesir.
Kadang-kadang meskipun pemimpin-pemimpin telah dipilih dan diberi
kuasa untuk memimpin, ada kalanya mereka enggan untuk
melakukan tugas kepemimpinan. Sekarang Musa telah mendapatkan
kuasa surgawi, tetapi ia masih segan untuk menjalankan tugas
kepemimpinan dari Tuhan. Mungkin saja hal itu disebabkan karena
kini ia merasa sudah tua, ataupun karena merasa pernah gagal dalam
menjalankan tugas kepemimpinannya. Mungkin hal itu disebabkan
karena ia merasa bahwa tugas dari Allah tersebut merupakan
tantangan berat yang tidak dapat diatasinya. Mungkin juga Musa
merasa bahwa akan lebih mudah baginya untuk tetap menjadi
seorang gembala dan mengurus urusan rumah tangganya. Maka ia
menggunakan alasan bahwa ia tidak fasih berbicara. Apakah alasan
–alasan yang sering kita gunakan untuk tidak mematuhi kehendak
Allah? Tuhan menjadi marah dan kemudian memilih kakaknya,
Harun, untuk menjadi juru bicara bagi Musa. Apakah kita ingin agar
Allah berkenan menggunakan hidup kita untuk kemuliaanNya? Maka
kita harus percaya kepadaNya dan tidak bersandar kepada
kemampuan diri sendiri untuk menjawab kebutuhan yang ada
tersebut. Kita perlu mematuhi panggilan Tuhan bagi hidup kita.
Untuk Direnungkan dan Dilakukan :
 Apakah Anda merasa tertekan secara rohani? Allah hendak
memberi hidup yang baru dan kedamaian bagi jiwa Anda ;
 Kadang-kadang tampaknya Allah tidak peduli kepada kita, tetapi ia
melihat segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita dan Ia peduli
kepada kita. Mungkin kadang kala masih belum tiba saatnya bagi
Allah untuk membebaskan kita dari kesulitan yang ada, tetapi Allah
selalu setia kepada anak-anakNya. Ia selalu menepati janjijanjiNya, dan Ia melakukan segala sesuatu dalam hidup kita untuk
mendatangkan kemuliaan bagi namaNya dan juga untuk kebaikan
bagi hidup kita ;
 Salah satu alasan mengapa beberapa dari kita harus melalui
kesulitan-kesulitan hidup, adalah untuk menunjukkan bahwa Allah
memiliki rencana-rencana yang lebih indah bagi hidup kita. Kita
harus belajar untuk percaya kepadaNya, sekalipun di saat terkelam
dalam hidup kita ;
 Allah memilih orang-orang yang dapat dijadikanNya sebagai
pemimpin, jika orang tersebut memiliki kesabaran untuk
menantikan saat terbaik dari Tuhan. Mungkin Anda dilahirkan
untuk disiapkan Allah sebagai pemimpin pada waktuNya ;
 Allah menghendaki seorang hamba yang rendah hati, taat dan mau
melakukan perintah-perintahNya. Ia akan memampukan kita untuk
mencapai jauh lebih banyak hal dibandingkan dengan apa yang
dapat kita capai dengan kekuatan sendiri.
Pertanyaan Untuk Diskusi :
 Didalam kitab Kel. 1 ; 12 kita melihat hal yang indah tentang
perlindungan dan penyertaan Tuhan dibalik segala jenis tekanan
dan aniaya : “..Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak dan
berkembang mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang
Israel itu.
Apakah Anda melihat bagaimana Allah dengan
kuasaNya justru melipatgandakan dan menguatkan ummatNya di
saat berbagai tekanan dan penganiayaan terjadi kepada
gerejaNya? Apakah kebenaran ini memberikan penghiburan bagi
Anda di saat sedang mengalami berbagai kesulitan hidup?
 Di dalam kitab Kel.3, untuk menarik perhatian Musa agar datang
menghadap kepadaNya, Allah mencoba berbicara kepada Musa
melalui semak duri yang menyala oleh api; ketika kemudian Musa
mencoba menyimpang dari Allah, kemudian Allah memanggil
namanya (Kel. 3 : 4). Apakah Anda pernah merasa/ mempunyai
pengalaman ini: bahwa Allah mencoba untuk menarik perhatian
Anda kepadaNya melaluji berbagai cara? Ceritakanlah bagaimana
cara Allah mencoba menarik perhatian Anda untuk menyatakan
hal-hal penting bagi hidup Anda? Lalu apakah Anda pernah tidak
mempedulikannya, dan kemudian kehilangan kesempatan yang
indah di dalam Tuhan, saat Allah mencoba menarik perhatian
Anda?
Ayat Hafalan Hari ini :
 Efesus 2 : 10 “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam
Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan
Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.”
Download