gender - psikologi remaja

advertisement
GENDER
FAJAR HARI BUDIMAN 2010 71 011
Yenses 200871057
Muthmainah 201171096
Pengertian
• Gender adalah perbedaan peran dan tanggung jawab sosial
bagi perempuan dan laki-laki yang dibentuk oleh budaya
(Azwar, 2001)
gender
Pengaruh Biologis
Pengaruh sosial
Pengaruh kognitif
Pengaruh biologis
• perubahan pubertas dan seksualitas
perubahan pubertas memberikan kontribusi untuk penggabungan
peningkatan seksualitas ke dalam sikap gender dan perilaku remaja.
karena tubuh mereka dibanjiri hormon, banyak gadis ingin menjadi
yang terbaik wanita mungkin, dan anak laki-laki banyak berusaha
untuk menjadi laki-laki yang terbaik mungkin.
Pengaruh biologis
• Freud dan erikson _ anatomi adalah takdir
Anatomy is destiny. Demikian Sigmund Freud, pelopor psikoanalisis
menyatakan bahwa anatomi kita adalah takdir kita. Perempuan dengan
anatomi yang dimilikinya, terlahir untuk menjadi seorang ibu. Anatomi yang
Freud maksud adalah bahwa perempuan tidak memiliki penis, dan hanya
memiliki klitoris yang disebut Freud sebagai penis yang telah dikastrasi.
Karena penisnya telah dikastrasi, perempuan pun tidak lagi merasa takut
dikastrasi oleh ayahnya. Yang muncul justru adalah perasaan inferior karena
penisnya telah dikastrasi dan cemburu terhadap penis yang dimiliki laki-laki
(penis envy).
Erikson berbicara mengenai rahim yang dimiliki perempuan. Rahim
merupakan suatu ruangan dalam, jadi posisi perempuan pun sama seperti
rahim, yaitu berada di ranah dalam, bukan ranah publik dalam masyarakat.
Selain itu, ‘kedalaman’ rahim perempuan akan menentukan atribut
perempuan yang lebih berorientasi pada sesuatu yang dalam (inner) sifatnya
yang terkait dengan rahim itu sendiri. Atribut itu misalnya merawat,
menjaga, dan mengasuh.
Pengaruh biologis
• evolusi psikologi dan gender
psikologi evolusioner berpendapat bahwa
perempuan dan laki-laki menghadapi tekanan
evolusi yang berbeda dalam lingkungan purba
ketika spesies manusia berevolusi dan bahwa
status jenis kelamin yang berbeda mengenai
reproduksi adalah fitur kunci yang berbingkai
masalah adaptif yang berbeda dari perempuan
pada campur tangan laki-laki.
Pengaruh sosial
Pengaruh sosial
Pengaruh sosial
Pengaruh kognitif
• Teori perkembangan kognitif
teori perkembangan kognitif dari hasil gender
dalam mode berikut: seorang gadis muda
memutuskan, "saya seorang gadis yang saya
ingin lakukan hal gadis, sehingga kesempatan
untuk melakukan hal yang gadis ini
bermanfaat.." setelah memperoleh kemampuan
untuk mengkategorikan, anak-anak berusaha
untuk menangkal konsistensi dalam
menggunakan kategori dan dalam perilaku
mereka. (lawrence kohlberg ,1966)
Pengaruh kognitif
• Teori skema gender
Teori Skema Gender. Teori ini(Bem, 1974), merupakan kombinasi dari teori belajar sosial
dan teori perkembangan kognitif. Pengaruh lingkungan sosial dan peran individu keduanya
dipadukan dalam pembentukan peran gender melalui skema gender. Teori skema gender
berasumsi bahwa sex typing adalah fenomena yang dipelajari, oleh karena itu dapat dihindari
atau dimodifikasi.
Dengan demikian skema gender merupakan sejumlah persepsi (kognisi) dan proses belajar
individu terhadap atribut-atribut dan perilaku yang sesuai jenis kelaminnya atau menurut label
yang diberikan komunitas sosial atau kebudayaan kepadanya (Bem, 1981b). Dengan teori ini
dapat pula diketahui bahwa jenis kelamin tidak selalu berhubungan dengan peran gendernya.
Kebudayaanlah yang membuat gender yang menjadi kognisi penting di antara berbagai
kategori sosial yang ada (ras, etnik, dan religiusitas). Mayoritas kebudayaan mengajarkan
perkembangan individu yaitu: pertama, mengajarkan jaringan subtansi dari asosiasi-asosiasi
yang dapat dilayani sebagai skema kognisi; kedua, mengajarkan dikotomi tertentu tentang
stereotip, kesamaan,
dan
perbedaan
Gender
Stereotip gender
kesamaan, dan
perbedaan gender
gender dalam
konteks
Stereotip gender
• Pemikiran stereotip tentang ciri-ciri laki-laki dan
perempuan biasanya dikaitkan dengan peran gender
mereka Citra baku yang ada pada laki-laki adalah
kecakapan, keberanian, pantang menangis, agresif, dan
sebagainya yang berkaitan dengan peran gender mereka
yaitu sebagai pencari nafkah utama dan pemimpin
keluarga. Citra baku yang ada pada perempuan adalah
memiliki rasa kasih sayang, kemampuan mengasuh,
kehangatan, lembut, pemalu, cengeng. Dalam kenyataan
empirik, citra tersebut tidak sesuai. Perempuan juga
memiliki kecakapan, keberanian, pantang menangis,
agresif, dan sebagainya. Sebaliknya laki-laki juga cengeng,
lembut, kasih sayang, pemalu, mampu melakukan
pengasuhan dan sebagainya.
kesamaan, dan
perbedaan gender
Perbedaan biologis
estrogen memperkuat sistem kekebalan tubuh, membuat
perempuan lebih tahan terhadap infeksi, sebagai contoh
hormon perempuan memberi sinyal ke hati untuk
memproduksi lebih kolesterol "baik“, yang membuat
pembuluh darah mereka lebih elastis dibandingkan laki-laki '
• Perbedaan sosial
wanita lebih mendiskusikan/hubungan pembicaraan , laki-laki
lebih kepada hasi bicara.
Klasifikasi
terhadap gender
gender
terhadap
tradisional
androgini
masalah perilaku
pada remaja laki-laki
Tradisional
yang maskulin
Transendensi peran
gender
Peran gender terhadap
tradisional
• Adanya pergeseran peran di jaman sekarang
• Istilah gender sering dimaknai dengan pembagian peran,
kedudukan dan tugas antara laki-laki dan perempuan, kedudukan
dan tugas antara laki-laki yang dianggap pantas menurut normanorma, adat-istiadat, kepercayaan atau kebiasaan masyarakat.
Gender berbeda dengan jenis kelamin. Jenis kelamin merupakan
perbedaan bentuk, sifat, dan fungsi biologi laki-laki dan perempuan
yang menentukan perbedaan peran didalam meneruskan
keturunan.
• Sering terjadi dalam masyarakat bahwa perempuan sebagai sumber
daya manusia dipandang hanya pantas untuk mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan domestik, seperti memasak, mencuci,
mengasuh anak dan pekerjaan rumah tangga lainnya. Perempuan
belum cukup diperhitungkan dalam sector public, meskipun
perempuan mempunyai potensi.
Androgini
• Androgini adalah istilah yang digunakan untuk
menunjukkan pembagian peran yang sama dalam
karakter maskulin dan feminin pada saat yang
bersamaan. Istilah ini berasal dari dua kata dalam bahasa
Yunani yaitu ανήρ (anér, yang berarti laki-laki) dan γυνή
(guné, yang berarti perempuan) yang dapat merujuk
kepada salah satu dari dua konsep terkait tentang
gender. Artinya pencampuran dari ciri-ciri maskulin dan
feminin, baik dalam pengertian fesyen, atau
keseimbangan antara "anima dan animus" dalam teori
psikoanalitis.
•
Maskulinitas traditional dan masalah
perilaku pada remaja laki-laki
• Kekuatiran mengenai cara-cara membesarkan anak-anak lakilaki secara traditional disebut “national crisis of boyhood”
oleh wlliam Pollack (1999) dalam buku real boys. Ia
menyatakan bahwa meskipun “laki-laki” yang sensitif ” telah
cukup banyak dibicarakan, namun tidak ada usaha yang
dilakukan untuk mengubah apa yang disebutnya sebagai
“aturan laki-laki” (“boy code”).
• Pollack berpendapat bahwa aturan ini menyatakan kepada
laki-laki bahwa mereka sebaiknya sedikitnya memperlihatkan
emosi seiring dengan pertumbuhannya. Anak laki-laki terlalu
sering dididik untuk tidak memperlihatkan perasaan2 dan
bertindak tangguh.
Transendensi peran gender
• Alternatif dari androgini adalah transendensi peran-gender,
yaitu suatu pandangan yang menyatakan bahwa apabila
kompetensi individu dipersoalkan, maka hal itu seharusnya
dirumuskan dalam basis pribadi dibandingkan dalam basis
maskulinitas, feminitas, atau androgini (pleck, 1983) artinya
kita sebaiknya memikirkan diri sendiri sebagai manusia, bukan
maskulin, feminin, atau androgin.
Perubahan dan titik
waktu
perkembangan
Masa remaja awal
dan intensifikasi
gender
Apakah masa
remaja awal
menjadi waktu
yang kritis
Masa remaja awal dan
intensifikasi gender
• Beberapa ahli teori dan peneliti telah menyatakan bahwa pada
awal pubertas, perempuan dan laki-laki mengalami
intensifikasi dari harapn-harapan yang berkaitan dengan
gender.
• Ketika usia remaja laki-laki dan perempuan bertambah,
mereka cenderung kurang memperlihatkan stereotip perilaku
gender lagi.
Apakah masa remaja awal
menjadi titik waktu yang kritis
bagi perempuan ?
• Gilligan berpendapat bahwa remaja merupakan titik kritis
dalam perkembangan perempuan.
• Di masa remaja awal (biasanya sekitar 11 hingga 12 tahun),
perempuan menyadari bahwa suatu budaya yang didominasi
oleh laki-laki tidak menghargai minat mereka yang kuat
terhadap intimasi, meskipun masyarakat menghargai
kepedulian dan altruisme perempuan.
Terima kasih
Download