Bab 4 kode etik psikologi Indonesia

advertisement
Modul ke:
Bab 4 kode etik psikologi
Indonesia
Hubungan antar manusia
Fakultas
Psikologi
Program Studi
Psikologi
www.mercubuana.ac.id
Amy Mardhatillah
Bab 4 pasal 13-22
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
sikap professional
pelecehan
penghindaran dampak buruk
hubungan majemuk
konflik kepentingan
ekspoitasi
hubungan professional
informed consent
layanan psikologi kepada atau melalui organisasi
pengalihan dan penghentian layan psikologi
Pasal 13: sikap profesional
• Mengutamakan dasar-dasar professional.
• Memberikan layanan kepada semua pihak
yang membutuhkannya.
• Melindungi pemakai layanan psikologi dari
akibat yang merugikan sebagai dampak
layanan psikologi yang diterimanya.
• Mengutamakan ketidak berpihakan
• Menginformasikan dari awal kepada pemakai
layanan psikologi jika ada kemungkinan
dampak buruk
Pasal 14: Pelecehan
Pelecehan
seksual
• permintaan hubungan seks
• cumbuan fisik
• perilaku verbal atau non verbal yang
bersifat seksual
Pelecehan
lain
•
•
•
•
•
•
•
usia
gender
ras
suku
bangsa
agama
orientasi seksual
Pasal 15: penghindaran dampak buruk
Menghindari dampak buruk
Mengantisipasi dampak buru
Menginformasikan kemungkinan
adanya dampak buru
Pasal 16: Hubungan majemuk
• Berperan ganda sebagai psikolog dan peran
lainnya dalam hubungannya dengan pengguna
jasa psikologi
• Berhubungan dekat dengan seseorang yang
dekat dengan pengguna pelayan psikologi
• Hindari hubungan majemuk bila
mendatangkan dampak buruk
• Jelaskan peran sedari awal
Pasal 17: konflik kepentingan
• Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi
menghindar dari melakukan peran profesional
apabila kepentingan pribadi, ilmiah,
profesional, hukum, finansial, kepentingan
atau hubungan lain diperkirakan akan merusak
objektivitas, kompetensi, atau efektivitas
mereka dalam menjalankan fungsi sebagai
Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi atau
berdampak buruk bagi pengguna layanan
psikologi serta pihak-pihak yang terkait dengan
pengguna layanan psikologi tersebut
Pasal 18: eksploitasi
Larangan
eskploitasi
Larangan
exploitasi
data
• Pemanfaatan individu
dibawah otoritas
psikolog/ilmuwan psikologi
• Pemanfaatan secara
seksual
• Menggunakan data untuk
kepentingan pribadi
Pasal 19: Hubungan profesional
Sesama profesi
Degan profesi lain
Saling menghormati
Saling menghormati
Memberikan kritik yang
membangun
Memastikan kode etik
dilaksanakan
Melapor ababila terjadi
pelangaran kode etik
Memastikan tidak ada profesi
lain yang tidak kompeten
memberikan jasa psikologi
Pasal 20: informed consent
• persetujuan dari orang yang
akan menjalani proses
dibidang psikologi yang
meliputi penelitian
pendidikan/pelatihan/asesm
en dan intervensi psikologi.
Persetujuan dinyatakan
dalam bentuk tertulis dan
ditandatangani oleh orang
yang menjalani
pemeriksaan/yang menjadi
subyek penelitian dan saksi.
Pasal 21: layanan psikologi kepada atau
melalui organisasi
Memberikan informasi mengenai:
• Sifat dan tujuan dari layanan psikologi yang diberikan
• • Penerima layanan psikologi
• • Individu yang menjalani layanan psikologi
• • Hubungan antara Psikolog dan/atau Ilmuwan
Psikologi dengan organisasi dan orang yang menjalani
layanan psikolog
• i• Batas-batas kerahasiaan yang harus dijaga
• • Orang yang memiliki akses informasi informasi
Pasal 22: Pengalihan dan
penghentian layanan psikologi
Pengalihan: ketidak mampuan, pindah kota,
keterbatasan kompetensi, keterbatasan reward
Penghentian: sudah tidak memerlukan layanan
psikologi, terjadinya ketergantungan.
Terima Kasih
Amy Mardhatillah
Download