modul perkuliahan good governance

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
GOOD GOVERNANCE
Modul ini mengupas tentang Implementasi Good Governance
Fakultas
Program Studi
TEKNIK
Teknik Elektro
2016
1
Pendidikan Kewarganegaraan
Oni. Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom.
Modul OL
14
Kode MK
Disusun Oleh
A21155EL
Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
I.
Abstract
Kompetensi
Mampu memahami
sekaligus menerapkan
Good Governance
Diharapkan dapat
menerapkan Good
Governance dalam
Kehidupan sehari-hari
Latar Belakang
Good governance (tata pemerintahan yang baik) sudah lama menjadi mimpi banyak
orang di Indonesia. Kendati pemahaman mereka tentang good governance berbedabeda, namun setidaknya sebagian besar dari mereka membayangkan bahwa dengan
good governance mereka akan dapat memiliki kualitas pemerintahan yang lebih baik.
Banyak di antara mereka membayangkan bahwa dengan memiliki praktik good
governance yang lebih baik, maka kualitas pelayanan publik menjadi semakin baik,
angka korupsi menjadi semakin rendah, dan pemerintah menjadi semakin peduli
dengan kepentingan warga (Dwiyanto, 2005).
Dewasa ini permasalahan yang dialami oleh bangsa Indonesia semakin komplek dan
semakin sarat. Oknum-oknum organisasi pemerintah yang seyogyanya menjadi
panutan rakyat banyak yang tersandung masalah hukum. Eksistensi pemerintahan
yang baik atau yang sering disebut good governance yang selama ini dielukan-elukan
faktanya saat ini masih menjadi mimpi dan hanyalah sebatas jargon belaka. Indonesia
harus segera terbangun dari tidur panjangnya. Revolusi disetiap bidang harus dilakukan
karena setiap produk yang dihasilkan hanya mewadahi kepentingan partai politik, fraksi
dan sekelompok orang. Padahal seharusnya penyelenggaraan negara yang baik harus
menjadi perhatian serius. Transparansi memang bisa menjadi salah satu solusi tetapi
apakah cukup hanya itu untuk mencapai good governance.
Sebagai negara yang menganut bentuk kekuasaan demokrasi. Maka kedaulatan
berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar seperti
2016
2
Pendidikan Kewarganegaraan
Oni. Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
disebutkan dalam UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 1 ayat (2).
Negara seharusnya memfasilitasi keterlibatan warga dalam proses kebijakan publik.
Menjadi salah satu bentuk pengawasan rakyat pada negara dalam rangka mewujudkan
good governance. Memang akan melemahkan posisi pemerintah. Namun, hal itu lebih
baik daripada perlakukan otoriter dan represif pemerintah.
II. Pembahasan Good Governance
Terdapat tiga terminologi yang masih rancu dengan istilah dan konsep good
governance, yaitu: good governance (tata pemerintahan yang baik), good government
(pemerintahan yang baik), dan clean governance (pemerintahan yang bersih). Untuk
lebih dipahami makna sebenarnya dan tujuan yang ingin dicapai atas good governance,
maka adapun beberapa pengertian dari good governance, antara lain :
1. Menurut Bank Dunia (World Bank) Good governance merupakan cara kekuasaan
yang digunakan dalam mengelola berbagai sumber daya sosial dan ekonomi untuk
pengembangan masyarakat (Mardoto, 2009).
2.
Menurut
UNDP
(United
National
Development
Planning)
Good governance merupakan praktek penerapan kewenangan pengelolaan berbagai
urusan. Penyelenggaraan negara secara politik, ekonomi dan administratif di semua
tingkatan. Dalam konsep di atas, ada tiga pilar good governance yang penting, yaitu:
a. Kesejahteraan rakyat (economic governance).
b. Proses pengambilan keputusan (political governance).
c. Tata laksana pelaksanaan kebijakan (administrative governance) (Prasetijo, 2009).
2016
3
Pendidikan Kewarganegaraan
Oni. Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Kunci utama memahami good governance, menurut Masyarakat Transparansi
Indonesia (MTI), adalah pemahaman atas prinsip-prinsip yang mendasarinya. Bertolak
dari prinsip-prinsip ini didapat tolok ukur kinerja suatu pemerintah. Prinsip-prinsip
tersebut meliputi (Hardjasoemantri, 2003):
a. Partisipasi masyarakat: semua warga masyarakat mempunyai suara dalam
pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembagalembaga
perwakilan yang sah yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh
tersebut dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat,
serta kepastian untuk berpartisipasi secara konstruktif.
b. Tegaknya supremasi hukum: kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa
pandang bulu, termasuk didalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak asasi
manusia.
c. Transparasi: transparansi dibangun atas dasar informasi yang bebas. Seluruh proses
pemerintah, lembaga-lembaga, dan informasi perlu
d. Dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia
harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau.
e. Peduli dan stakeholder: lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintah harus
berusaha melayani semua pihak yang berkepentingan.
f. Berorientas
pada
consensus:
kepentingan-kepentingan
yang
tata
berbeda
pemerintahan
demi
yang
terbangunnya
baik
menjembatani
suatu
consensus
menyeluruh dalam hal apa yang terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat, dan bila
mungkin, konsensus dalam hal kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur
g. Kesetaraan: semua warga masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau
mempertahankan kesejahteraan mereka.
h. Efektifitas dan efisiensi: proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga
membuahkan hasil sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan
sumber-sumber daya yang ada seoptimal mungkin.
2016
4
Pendidikan Kewarganegaraan
Oni. Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
i. Akuntabilitas: para pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta, dan
organisasi masyarakat bertanggungjawab, baik kepada masyarakat maupun kepada
lembaga-lembaga yang berkepentingan.
j. Visi strategis: para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh
ke depan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta
kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut.
Selain itu mereka juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan,
budaya,
dan
sosial
yang
menjadi
dasar
bagi
perspektif
tersebut.
Dalam proses memaknai peran kunci stakeholders (pemangku kepentingan), mencakup
3 domain good governance, yaitu:
1. Pemerintah yang berperan menciptakan iklim politik dan hukum yang kondusif.
2. Sektor swasta yang berperan menciptakan lapangan pekerjaan dan pendapatan.
3. Masyarakat yang berperan mendorong interaksi sosial, konomi, politik dan mengajak
seluruh anggota masyarakat berpartisipasi (Efendi, 2005).
Makna dari governance dan good governance pada dasarnya tidak diatur dalam
sebuah undang-undang (UU). Tetapi dapat dimaknai bahwa governance adalah tata
pemerintahan, penyelenggaraan negara, atau management (pengelolaan) yang artinya
kekuasaan tidak lagi semata-mata dimiliki atau menjadi urusan pemerintah.
Governance itu sendiri memiliki unsur kata kerja yaitu governing yang berarti fungsi
pemerintah bersama instansi lain (LSM, swasta dan warga negara) yang dilaksanakan
secara
seimbang dan
partisipatif. Sedangkan
good
governance
adalah tata
pemerintahan yang baik atau menjalankan fungsi pemerintahan yang baik, bersih dan
berwibawa (struktur, fungsi, manusia, aturan, dan lain-lain). Clean government adalah
pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Good corporate adalah tata pengelolaan
perusahaan yang baik dan bersih. Governance without goverment berarti bahwa
pemerintah tidak selalu di warnai dengan lembaga, tapi termasuk dalam makna proses
pemerintah (Prasetijo, 2009).
2016
5
Pendidikan Kewarganegaraan
Oni. Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Istilah good governance lahir sejak berakhirnya Orde Baru dan digantikan dengan
gerakan reformasi. Sejak itu pula sering diangkat menjadi wacana atau tema pokok
dalam setiap kegiatan pemerintahan. Namun meski sudah sering terdengar
ditelinga legislatif, pengaturan mengenai good governance belum diatur secara khusus
dalam bentuk sebuah produk, UU misalnya. Hanya terdapat sebuah regulasi yaitu UU
No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme yang mengatur penyelenggaraan negara dengan Asas
Umum Pemerintahan Negara yang Baik (AUPB).
Good governance sebagai upaya untuk mencapai pemerintahan yang baik maka harus
memiliki beberapa bidang yang dilakukan agar tujuan utamanya dapat dicapai, yang
meliputi (Efendi, 2005):
1. Politik
Politik merupakan bidang yang sangat riskan dengan lahirnya msalah karena seringkali
menjadi penghambat bagi terwujudnya good governance. Konsep politik yang kurang
bahkan tidak demokratis yang berdampak pada berbagai persoalan di lapangan. Krisis
politik yang saat ini terjadi di Indonesia dewasa ini tidak lepas dari penataan sistem
politik yang kurang demokratis. Maka perlu dilakukan pembaharuan politik yang
menyangkut berbagai masalah penting seperti:
a.
UUD NRI 1945 yang merupakan sumber hukum dan acuan pokok
penyelenggaraan pemerintahan maka dalam penyelenggaraannya harus
dilakukan untuk mendukung terwujudnya good governance. Konsep good
governance itu dilakukan dalam pemilihan presiden langsung, memperjelas
susunan dan kedudukan MPR dan DPR, kemandirian lembaga peradilan,
kemandirian kejaksaan agung dan penambahan pasal-pasal tentang hak asasi
manusia.
b.
Perubahan UU Politik dan UU Keormasan yang lebih menjamin partisipasi dan
mencerminkan keterwakilan rakyat.
2016
6
Pendidikan Kewarganegaraan
Oni. Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
c.
Reformasi agraria dan perburuhan.
d.
Mempercepat penghapusan peran sosial politik TNI.
e.
Penegakan supremasi hokum.
2. Ekonomi
Ekonomi Indonesia memang sempat terlepas dari krisis global yang bahkan bisa
menimpa Amerika Serikat. Namun keadaan Indonesia saat ini masih terbilang krisis
karena masih banyaknya pihak yang belum sejahtera dengan ekonomi ekonomi
rakyat. Hal ini dikarenakan krisis ekonomi bisa melahirkan berbagai masalah sosial
yang bila tidak teratasi akan mengganggu kinerja pemerintahan secara menyeluruh.
Permasalahan krisis ekonomi di Indonesia masih berlanjut sehingga perlu dilahirkan
kebijakan untuk segera .
3. Sosial
Masyarakat yang sejahtera dengan terwujudnya setiap kepentingan masyarakat
yang tercover dalam kepentingan umum adalah perwujudan nyata good
governance. Masyarakat selain menuntut perealisasikan haknya tetapi juga harus
memikirkan kewajibannya dengan berpartisipasi aktif dalam menentukan berbagai
kebijakan pemerintahan. Hal ini sebagai langkah nyata menjalankan fungsi
pengawasan yang efektif dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan.
Namun keadaan Indonesia saat ini masih belum mampu memberikan kedudukan
masyarakat yang berdaya di hadapan negara. Karena diberbagai bidang yang
didasari kepentingan sosial masih banyak timbul masalah sosial. Sesuai dengan
UUD NRI Pasal 28 bahwa “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undangundang”. Masyarakat diberikan kesempatan untuk membentuk golongan dengan
2016
7
Pendidikan Kewarganegaraan
Oni. Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
tujuan tertentu selama tidak bertentangan dengan tujuan negara. Namun konflik
antar golongan yang masih sering terjadi sangat kecil kemungkinan good
governance bisa ditegakkan. Maka good governance harus ditegakkan dengan
keadaan masyarakat dengan konflik antar golongan tersebut.
4. Hukum
Dalam menjalankan pemerintahan pejabat negara memakai hukum sebagai
istrumen mewujudkan tujuan negara. Hukum adalah bagian penting dalam
penegakan good governance. Setiap kelemahan sistem hukum akan memberikan
influence terhadap kinerja pemerintahan secara keseluruhan, karena good
governanance tidak akan dapat berjalan dengan baik dengan hukum yang lemah.
Penguatan sistem hukum atau reformasi hukum merupakan kebutuhan mutlak bagi
terwujudnya good governance. Hukum saat ini lebih dianggap sebagai komiditi
daripada lembaga penegak keadilan dan kalangan kapitalis lainnya. Kenyataan ini
yang membuat ketidakpercayaan dan ketidaktaatan pada hukum oleh masyarakat.
C. Mewujudkan Good Governance di Indonesia
Mewujudkan konsep good governance dapat dilakukan dengan mencapai keadaan
yang baik dan sinergi antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat sipil dalam
pengelolaan sumber-sumber alam, sosial, lingkungan dan ekonomi. Prasyarat
minimal
untuk
mencapai
good
governance
adalah
adanya
transparansi,
akuntabilitas, partisipasi, pemberdayaan hukum, efektifitas dan efisiensi, dan
keadilan. Kebijakan publik yang dikeluarkan oleh pemerintah harus transparan,
efektif dan efisien, serta mampu menjawab ketentuan dasar keadilan. Sebagai
bentuk penyelenggaraan negara yang baik maka harus keterlibatan masyarakat di
setiap
jenjang
proses
pengambilan
keputusan
(Hunja,
2009).
Konsep good governance dapat diartikan menjadi acuan untuk proses dan struktur
hubungan
2016
8
politik
Pendidikan Kewarganegaraan
Oni. Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom.
dan
sosial
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ekonomi
yang
baik.
Human interest adalah faktor terkuat yang saat ini mempengaruhi baik buruknya dan
tercapai atau tidaknya sebuah negara serta pemerintahan yang baik. Sudah menjadi
bagian hidup yang tidak bisa dipisahkan bahwa setiap manusia memiliki
kepentingan.
Baik
kepentingan
individu,
kelompok,
dan/atau
kepentingan
masyarakat nasional bahkan internasional. Dalam rangka mewujudkan setiap
kepentingan tersebut selalu terjadi benturan. Begitu juga dalam merealisasikan apa
yang namanya “good governance” benturan kepentingan selalu lawan utama.
Kepentingan melahirkan jarak dan sekat antar individu dan kelompok yang membuat
sulit tercapainya kata “sepakat”.
Good governance pada dasarnya adalah suatu konsep yang mengacu kepada
proses
pencapaian
keputusan
dan
pelaksanaannya
yang
dapat
dipertanggungjawabkan secara bersama. Sebagai suatu konsensus yang dicapai
oleh pemerintah, warga negara, dan sektor swasta bagi penyelenggaraan
pemerintahaan dalam suatu negara. Negara berperan memberikan pelayanan demi
kesejahteraan rakyat dengan sistem peradilan yang baik dan sistem pemerintahan
yang dapat dipertanggungjawaban kepada publik. Meruju pada 3 (tiga) pilar
pembangunan berkelanjutan. Dalam pembangunan ekonomi, lingkungan, dan
pembangunan manusia. Good governance menyentuh 3 (tiga) pihak yaitu pihak
pemerintah (penyelenggara negara), pihak korporat atau dunia usaha (penggerak
ekonomi), dan masyarakat sipil (menemukan kesesuaiannya). Ketiga pihak tersebut
saling berperan dan mempengaruhi dalam penyelenggaraan negara yang baik.
Sinkronisasi dan harmonisasi antar pihak tersebut menjadi jawaban besar. Namun
dengan keadaan Indonesia saat ini masih sulit untuk bisa terjadi (Efendi, 2005).
Dengan berbagai statement negatif yang dilontarkan terhadap pemerintah atas
keadaan Indonesia saat ini. Banyak hal mendasar yang harus diperbaiki, yang
berpengaruh terhadap clean and good governance, diantaranya (Efendi, 2005):
2016
9
Pendidikan Kewarganegaraan
Oni. Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1.
Integritas Pelaku Pemerintahan
Peran pemerintah yang sangat berpengaruh, maka integritas dari para pelaku
pemerintahan cukup tinggi tidak akan terpengaruh walaupun ada kesempatan
untuk melakukan penyimpangan misalnya korupsi.
2.
Kondisi Politik dalam Negeri
Jangan menjadi dianggap lumrah setiap hambatan dan masalah yang
dihadirkan oleh politik. Bagi terwujudnya good governance konsep politik yang
tidak/kurang demokratis yang berimplikasi pada berbagai persoalan di
lapangan. Maka tentu harus segera dilakukan perbaikan.
3.
Kondisi Ekonomi Masyarakat
Krisis ekonomi bisa melahirkan berbagai masalah sosial yang bila tidak teratasi
akan mengganggu kinerja pemerintahan secara menyeluruh.
4.
Kondisi Sosial Masyarakat
Masyarakat yang solid dan berpartisipasi aktif akan sangat menentukan
berbagai kebijakan pemerintahan. Khususnya dalam proses penyelenggaraan
pemerintahan yang merupakan perwujudan riil good governance. Masyarakat
juga menjalankan fungsi pengawasan yang efektif dalam pelaksanaan
penyelenggaraan pemerintahan. Namun jika masyarakat yang belum berdaya di
hadapan negara, dan masih banyak timbul masalah sosial di dalamnya seperti
konflik dan anarkisme kelompok, akan sangat kecil kemungkinan good
governance bisa ditegakkan.
5.
Sistem Hukum
Menjadi bagian yang tidak terpisahkan disetiap penyelenggaraan negara.
Hukum merupakan faktor penting dalam penegakan good governance.
Kelemahan
sistem
hukum
akan
berpengaruh
besar
terhadap
kinerja
pemerintahan secara keseluruhan. Good governanance tidak akan berjalan
dengan baik di atas sistem hukum yang lemah. Oleh karena itu penguatan
sistim hukum atau reformasi hukum merupakan kebutuhan mutlak bagi
terwujudnya good governance.
Mencari orang yang jujur dan memilik integritas tinggi sama halnya dengan mencari
jarum dalam tumpukan jerami. Memilih aparatur atau pelaku pemerintahan yang
2016
10
Pendidikan Kewarganegaraan
Oni. Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
unggul akan berpengaruh baik dengan penyelenggaraan negara. Korupsi yang
masih tetap eksis sampai saat ini adalah salahsatu faktor yang mempersulit
dicapainya good governance. Pemberantasan Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN)
menjadi agenda wajib yang tidak pernah lelah untuk dilakukan. Inilah satu hal yang
tidak boleh dilewatkan untuk mencapai pemerintahan yang baik.
Mencegah (preventif) dan menanggulangi (represif) adalah dua upaya yang
dilakukan. Pencegahan dilakukan dengan memberi jaminan hukum bagi perwujudan
pemerintahan terbuka (open government). Jaminan kepada hak publik seperti hak
mengamati perilaku pejabat, hak memperoleh akses informasi, hak berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan dan hak mengajukan keberatan bila ketiga hak di
atas tidak dipenuhi secara memadai. Jaminan yang diberikan jika memang benarbenar bisa disosialisasikan dengan baik kepada masyarakat (Hardjasoemantri,
2003).
III. KESIMPULAN
Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang sedang berjuang dan
mendambakan clean and good governance. Untuk mencapai good governance
dalam tata pemerintahan di Indonesia, maka prinsip-prinsip good governance
hendaknya ditegakkan dalam berbagai institusi penting pemerintahan, prinsp-prinsip
tersebut meliputi: Partisipasi masyarakat, tegaknya supremasi hukum, transparasi,
peduli dan stakeholder, berorientas pada consensus, kesetaraan, efektifitas dan
efisiensi,
akuntabilitas,
dan
visi
strategis.
Sehingga apa yang didambakan Indonesia menjadi negara yang Clean and good
governance dapat terwujud dan hilangnya faktor-faktor Kepentingan politik, KKN,
peradilan yang tidak adil, bekerja di luar kewenangan, dan kurangnya integritas dan
transparansi adalah beberapa masalah yang membuat pemerintahan yang baik
masih belum bisa tercapai. Masyarakat dan pemerintah yang masih bertolak
berlakang untuk mengatasi masalah tersebut seharusnya menjalin harmonisasi dan
kerjasama
2016
11
mengatasi
Pendidikan Kewarganegaraan
Oni. Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom.
masalah-masalah
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang
ada.
Good governance sebagai upaya untuk mencapai pemerintahan yang baik tercermin
dalam berbagai bidang yang memiliki peran yang peting dalam gerak roda
pemerintahan di Indonesia yang meliputi: bidang politik, ekonomi, sosial, dan
hukum.
IV.
DAFTAR PUSTAKA
Dwiyanto, Agus. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik.
Yogyakarta:
Gajahmada
Universiti
Press.
Effendi, Sofian. 2005. Membangun Budaya Birokrasi Untuk Good Governance.
Makalah Seminar Lokakarya Nasional Reformasi Birokrasi Diselenggarakan Kantor
Menteri
Negara
PAN
22
September
2005.
Hardjasoemantri, Koesnadi. 2003. Good Governance Dalam Pembangunan
Berkelanjutan Di Indonesia. Makalah Untuk Lokakarya Pembangunan Hukum
Nasional
ke
VIII
di
Bali,
tanggal
15
Juli
2003.
Mardoto. 2009. Mengkritisi Clean And Good Governance Di Indonesia. Dalam
http://mardoto.com.
Prasetijo. 2009. Good Governance Dan Pembangunan Berkelanjutan dalam
http://prasetijo.wordpress.com.
Undang-Undang
Dasar
Undang-Undang
Republik
Negara
Indonesia
Republik
Nomor
Indonesia
28
tahun
1945
1999
tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme
Undang-Undang Nomor 9 tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 5 tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara
2016
12
Pendidikan Kewarganegaraan
Oni. Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download