Modul A-KLHS-Awareness - Alexander Tunggul Sutanhaji

advertisement
Modul A:
Pendahuluan
Disampaikan Oleh :

Suwasono Heddy

Tunggul Sutan Haji

Euis Elih Nurlaelih
2
Struktur Tim KLHS UB
(Kerjasama antara Deputi I KLH-RI – Dirjen Bangda –
Kemendagri – PPLH – LLPM UB)
I.
Board of Universitas (KLHS) ; anggota 9
Universitas. Wakil UB : Prof. Dr. Ir. Bambang
Guritno
II.
Center Services of KLHS (Anggota 42 PT dan PTN)
Wakil PPLH - UB
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Ir. Suwasono Heddy, MS (SDA & Lingkungan ; TOT KLHS Depdagri)
Ir. Bambang Rahadi, MS (Teknik Sumberdaya Air ; TOT KLHS
Depdagri + KLH)
Dr. Ir. Tunggul Sutan Haji, MT (Hidrologi/ GIS)
Adi Susilo, Ph.D (Geofisika)
Euis Elih Nurlaelih, SP, MP (Lansekap ; TOT ITC/ SEA – Netherland)
Ir. Bambang Ismuyanto, MS (Kimia)
III. Kantor : PPLH – LPPM – UB
Jl. Veteran Malang
Telp/ Fax : (0341-575830)
Email : [email protected]
WEB : pplhub.ub.ac.id
Pokok Bahasan
5

Pendahuluan

Apa itu KLHS?

Landasan hukum
A1 (Pertanyaan)
Apa kelemahan utama yang dijumpai dalam
mengintegrasikan pertimbangan lingkungan
hidup atau keberlanjutan ke dalam proses
formulasi kebijakan (K), rencana (R), atau
program (P) di Indonesia?
6
Instrumen baru pengelolaan lingkungan
yang tercantum di dalam
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
(UU PPLH)
7
Instrumen baru pengelolaan lingkungan dalam
Pasal 14 UU 32 2009
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup)

KLHS;

Penataan Ruang;

Instrumen ekonomi lingkungan hidup;

Peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup;

Anggaran berbasis lingkungan hidup;

Analisis risiko lingkungan hidup;

Instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan
ilmu pengetahuan.
8
Instrumen pengelolaan lingkungan yang sudah lama
dikenal & tercantum dalam Pasal 14 UU PPLH
9

Baku mutu lingkungan hidup;

Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup;

AMDAL;

UKL-UPL;

Perizinan;

Audit lingkungan hidup.
PENDAHULUAN
Kecepatan kerusakan sumber daya alam dan pencemaran
lingkungan berlangsung melampaiui kemampuan untuk
mencegah dan mengendalikannya.
Salah satu faktor penyebab adalah kelembagaan
(K=Kebijakan, R=Rencana dan P=Program), selain faktor
demografis, etika, sosial, ekonomi dan budaya.
Dimana KRP cenderung bias ekonomi dan LH diposisikan
sebagai penyedia SDA bukan sebagai batas daya dukung;
dan pertimbangan lingkungan tidak diintegrasikan dalam
proses pengambilan keputusan pada tahap formulasi KRP
pembangunan.
1
0
PENDAHULUAN
Salah satu jalan keluar : perlu tindakan strategik yang dapat
menuntun, mengarahkan dan menjamin lahirnya KRP
yang secara inheren mempertimbangkan efek negatif
terhadap lingkungan dan menjamin keberlanjutan, yaitu
dengan kelembagaan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS) atau Strategic Environmental
Assessment (SEA).
1
1
PENGERTIAN KLHS
KLHS = Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Strategi(s) : perbuatan atau aktivitas yang dilakukan sejak
awal proses pengembilan keputusan yang berakibat
signifikan terhadap hasil akhir yang akan diraih.
Dalam konteks KLHS : perbuatan ini merupakan suatu kajian
yang menjamin dipertimbangkannya sejak dini aspek LH
dalam proses pengambilan keputusan pada aras KRP.
Bukan berarti untuk mencari tahu apa yang akan terjadi
dimasa depan, melainkan untuk merencanakan dan
mengendalikan langkah yang akan ditempuh sehingga
terbangun route menuju masa depan yang diinginkan
1
2
PENGERTIAN KLHS
Kebijakan (policy): arah yang hendak ditempuh berdasarkan
tujuan yang digariskan, penetapan prioritas, garis besar
aturan dan mekanisme untuk mengimplementasikan
tujuan.
Rencana (plan): desain, prioritas, opsi, sarana dan langkah
yang akan ditempuh berdasarkan arah kebijakan dengan
mempertimbangkan ketersediaan dan kesesuaian sumber
daya
Program (programme): serangkaian komitmen,
pengorganisasian aktivitas atau sarana yang akan
diimplementasikan pada jangka waktu tertentu dengan
berlandaskan pada kebijakan dan rencana yang telah
digariskan.
1
3
PENGERTIAN KLHS
Proyek : pada aras ini terdapat proposal rinci perihal
rancangan tapak, desain rinci enjinering atau teknis
kegiatan pembangunan yang merefleksikan curahan
investasi, pekerjaan konstruksi dan berbagai langkahlangkah implementasi tujuan KRP.
1
4
Apa KLHS / KLS itu ?
Sebuah proses untuk mengidentifikasi
dan menganalisis konsekuensi
(dampak lingkungan) akibat kebijakan,
rencana dan program (KRP), baik yang
sedang berjalan, baru, maupun revisi.
Contoh KRP: Rencana Tata Ruang
Perbedaan KLS dan AMDAL
AMDAL
Reaktif terhadap usulan rencana
pembangunan
KLS
Pro-aktif dan informatif bagi
usulan rencana pembangunan
Kajian dampak LH akibat rencana Kajian dampak LH akibat KRP
kegiatan proyek fisik
Tertuju pada jenis kegiatan
proyek spesifik
Tertuju pada wilayah/kawasan
tertentu
Lingkup kajian terhadap dampak
komponen-komponen kegiatan
proyek
Lingkup kajian terhadap
akumulasi dampak berbagai KRP
Fokus pada upaya mitigasi
dampak
Fokus pada upaya
mempertahankan/ meningkatkan
tingkat kualitas LH yang telah
ditetapkan
Kajian rinci dan mendalam
Kajian bersifat makro/strategis
DEFINISI KLHS
Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan
partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau
kebijakan, rencana, dan/atau program.
(UUNo. 32 Thn 2009 Tt. Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Pasal 1 angka 10)
1
7
Landasan hukum KLHS di
Indonesia
1
8
KLHS adalah alat pendukung perencanaan
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membuat KLHS untuk memastikan
bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana,
dan/atau program.
UU 32, 2009 PPLH Pasal 15 ayat (1)
KLHS dilaksanakan dengan mekanisme:
a. Pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/atau program terhadap
kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah;
b. Perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau
program; dan
c.
Rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan,
rencana, dan/atau program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan
berkelanjutan.
UU PPLH Pasal 15 ayat (3)
19
KLHS mencakup analisis dan konsultasi
• KLHS memuat kajian antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk
pembangunan;
Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup;
Kinerja layanan/jasa ekosistem;
Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;
Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim;
dan
Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.
UU PPLH Pasal 16
• KLHS dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat dan pemangku
kepentingan .
UU PPLH Pasal 18 ayat (1)
20
Hasil KLHS


Hasil KLHS menjadi dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau
program dalam suatu wilayah.
Apabila hasil KLHS menyatakan bahwa daya dukung dan daya
tampung sudah terlampaui:
a. Kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan tersebut
wajib diperbaiki sesuai dengan rekomendasi KLHS, dan
b. Segala usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup tidak
diperbolehkan lagi
UU PPLH Pasal 17
21
KLHS:
Peluang untuk mengarusutamakan
pembangunan berkelanjutan
dalam proses perencanaan
22
KLHS pada dasarnya untuk meningkatkan mutu
perencanaan

KLHS merupakan suatu cara untuk mengintegrasikan pertimbangan
lingkungan atau keberlanjutan, serta media konsultasi dengan para
stakeholder dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan.

KLHS harus diintegrasikan dengan berbagai kegiatan tim perencana –
KLHS dapat membangun dan memperkuat
kajian lingkungan hidup
yang menjadi bagian dari proses perencanaan.

KLHS tidak hanya melibatkan pemangku kepentingan - dalam
mekanisme konsultasi seperti yang umum dijumpai dalam proses
perencanaan – tetapi juga memperkuat keterlibatan mereka.
23
KLHS dapat memperkuat proses perencanaan melalui.....

Identifikasi masalah-masalah lingkungan hidup dan kendala pembangunan di
wilayah studi.

Menganalisis implikasi berbagai opsi perencanaan terhadap lingkungan dan
memberi rekomendasi untuk optimasi atau pengembangan berbagai alternatif
yang berkelanjutan:


Diawali dengan komentar terhadap visi/tujuan,

Diakhiri dengan komentar terhadap rancangan KRP.
Merekomendasikan
langkah
untuk
minimisasi
risiko
lingkungan
maksimalisasi manfaat, termasuk di:
24

Rekomendasi desain proyek dan studi AMDAL proyek bersangkutan,

Penataan kelembagaan, dan

Inisiatif untuk mengendalikan dampak kumulatif.
dan
Lebih jauh tentang KLHS
• KLHS bukan “mega-AMDAL” - KLHS dapat dilakukan dengan
metode penilaian cepat (quick appraisal) meski analisis yang
lebih komprehensif dimungkinkan dan dibutuhkan
• KLHS bukan merupakan “prosedur yang berdiri sendiri” KLHS
dapat
perencanaan.
25
dilakukan
sebagai
bagian
dari
proses
Lebih jauh tentang KLHS
KLHS bukan evaluasi daerah oleh pusat
KLHS bukan proses perizinan kelayakan
KLHS bukan ancaman pembangunan daerah
KLHS bukan alat pengambilan keputusan (decision-making)
26
Berbagai bentuk KLHS
Dapat berupa:

fokus (i) hanya
pada dampak lingkungan dari KRP, atau (ii)
mengintegrasikan pertimbangan lingkungan hidup, sosial dan
ekonomi;

melibatkan (i) banyak pemangku kepentingan,
atau (ii) terbatas
dilakukan oleh kalangan pakar, atau

27
dilakukan (i) dalam jangka waktu pendek, atau (ii) jangka panjang
KLHS lebih dari sekedar membuat dokumen

Tujuan
utama
KLHS
adalah
memfasilitasi
terbentuknya
berbagai
opsi
perencanaan dan mencari opsi yang menang-menang (win-win solution)

Proses KLHS tidak dapat direduksi menjadi pembuatan dokumen KLHS.
Apabila hal ini terjadi maka KLHS hanya “macan kertas” belaka.

Dokumen KLHS hanya merupakan sarana jaminan mutu. Dokumen KLHS harus
memuat bagaimana KLHS dilaksanakan, bagaimana KLHS mempengaruhi
rancangan KRP, serta apa isu-isu penting untuk pengambilan keputusan.

Dokumen KLHS dan dokumen KRP harus dapat diakses oleh masyarakat.
Dokumen KLHS dan AMDAL yang telah terbit di suatu wilayah harus dapat
diakses & dimanfaatkan oleh KLHS yang tengah dalam proses analisis.
28
Perkembangan KLHS di Asia

Indonesia adalah negara ke-3 di antara negara-negara transisi Asia
yang memutuskan untuk mengembangkan sistem KLHS

Cina (sejak 2003) dan Vietnam (sejak 2005) telah memiliki kerangka
hukum, panduan teknis dan praktek-praktek KLHS;

Malaysia
sedang merancang dokumen internal untuk melakukan
KLHS.

Thailand dan Filipina telah mempersiapkan rancangan peraturan
perundang-undangan KLHS & menunggu diundangkannya; dan

Laos, Kamboja dan Fiji sedang bereksperimen dengan KLHS
dengan dukungan donor.
29
KLHS Wajib/Sukarela
Pasal 15
(1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membuat KLHS untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau
kebijakan, rencana, dan/atau program.
(2) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melaksanakan KLHS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ke dalam penyusunan atau
evaluasi:
 rencana tata ruang wilayah (RTRW) beserta rencana rincinya,
rencana pembangunan jangka panjang (RPJP), dan rencana
pembangunan jangka menengah (RPJM) nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota; dan
 kebijakan, rencana, dan/atau program yang berpotensi menimbulkan
dampak dan/atau risiko lingkungan hidup.
30
A2 (Pertanyaan)
Siapa saja harus terlibat dalam KLHS ?
31
TERIMA KASIH
Download