Tugas Anlan – M 02 - Blog UB

advertisement
TUGAS TERSTRUKTUR
MATA KULIAH ANALISIS LANDSKAP TERPADU
“ Proses Geomorfologi Jawa Barat ”
Disusun Oleh:
Mahendra Putra
115040201111256
Rohana Humulyani
115040201111075
Ardo Aprilio
115040201111112
Kelas : B
PROGRAM STUDI AGOEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
Gambar 1. Peta Topografi Jawa Barat
1. GEOMORFOLOGI PULAU JAWA

Pengertian Geomorfologi
Geomorfologi adalah ilmu yang mendeskripsikan, mendefinisikan, serta
menjabarkan bentuk lahan dan proses-proses yang mengakibatkan terbentuknya lahan
tersebut, serta mencari hubungan antara proses-proses dalam susunan keruangan.
Geormofologi juga berhubungan dengan bentuk lahan tererosi dari batuan yang keras,
namun bentuk konstruksinya dibentuk oleh runtuhan batuan, dan terkadang oleh
perilaku organisme di tempat mereka hidup. Surface atau permukaan harus termasuk
juga bagian kulit bumi yang paling jauh. Kenampakan subsurface terutama di daerah
batugamping sangat penting karena sistem gua terbentuk juga merupakan bagian dari
geomorfologi. Cakupan kajian geomorfologi ada dua, yaitu cakupan geomorfologi
makro dan geomorfologi mikro.
Morfologi Makro
Geomorfologi makro contohnya adalah kajian tentang segala sesuatu yang ada
di permukaan bumi, seperti pegunungan, perbukitan, kawah, ngarai, dan masih
banyak lagi (lebih mengarah pada fenomena alam). Beberapa bentuk morfologi
permukaan karst :
 Pulau Jawa memiliki kawasan karst yaitu karst Gunung Sewu, bentuk bukitbukitnya seperti cawan terbalik (cone hill) dan kerucut (conical hill).
 Gua-gua juga dapat terbentuk karena adanya mata air karst. Mata air (spring)
karst ini ada beberapa jenis.
 Bedding spring, mata air yang terbentuk pada tempat terjadi pelebaran bidang
lapisan.
 Fracture spring, mata air yang terbentuk pada tempat dimana terjadi pelebaran
bidang rekahan.
 Contact spring, mata air yang terbentuk karena adanya kontak antara batu
gamping dan batu lain yang impermiabel.
 Secara khusus ada jenis mata air yang berada di bawah permukaan air laut disebut
dengan vrulja.
Morfologi Mikro
Geomorfologi mikro contohnya adalah kajian tentang perubahan aliran di
permukaan bumi (mengarah pada fenomena yang lebih luas baik yang disebut
fenomena alam ataupun fenomena sosial, seperti pembangunan kota, dimana
bangunan yang ada mengubah arah aliran dan dapat mengakibatkan gangguan pada
proses alami. Ada suatu kawasan karst dengan sudut dip yang kecil dan
permukaannya licin. Area ini dipisah dalam bentuk blok-blok oleh joint terbuka,
disebut dengan grike). permukaan blok itu terpotong menjadi sebuah pola dendritic
dari runnel dengan deretan dasar dan dipisahkan oleh deretan punggungan yang
mengeringkannya kedalam grike terlebih dahulu. Kadang-kadang memiliki profil
panjang yang hampir mulus disebut Rundkarren.
Tipe lain yaitu Rillenkarren memiliki saluran yang tajam, ujung punggungan
dibatasi oleh deretan saluran berbentuk V. terlihat pada permukaan yang lebih curam
daripada rundkarren. Microrillenkarren merupakan bentuk gabungan tetapi hanya
memiliki panjang beberapa centimeter dan lebarnya 10-20 mm. Pseudo karren,
memiliki bentuk sama dengan rundkarren dan rinnenkarren. Tetapi hanya terjadi pada
granit di daerah tropik yang lembab.
Pulau Jawa memiliki kawasan karst yang cukup spesifik yaitu karst Gunung
Sewu, dimana bentukan bukit-bukit seperti cawan terbalik (cone hill) dan kerucut
(conical hill) begitu sempurna dengan lembah-lembahnya. Bukit merupakan residu
erosi dan lembahnya adalah merupakan daerah diaman terjadi erosi aktif dari dulu
sampai sekarang. Bagian-bagian depresi atau cekungan merupakan titik terendah dan
menghilangnya air permukaan ke bawah permukaan. Erosi memperlebar struktur
(lihat geologi gua dan teori terbentuknya gua), kekar, sesar, dan bidang lapisan, dan
membentuk
gua-gua,
baik
Pulau Jawadapat dibedakan
vertikal
maupun
menjadai tiga zona
horisontal.
Secara
fisiografis
yang membujur barat-timur
(Pannekoek, 1949) yaitu Zona Selatan, Zona Tengah dan Zona Utara.
Pulau jawa dihubungkan dengan laut dangkalan Sunda, sehingga secara
fisiografis termasuk tanah tengah sunda (Tanah Sunda Tengah).tetapi secara geologis
ini termasuk dalam sistem pegunungan muda tertier disekeliling tanah sunda pretertier
yang membentuk bagian dari sitem pegunungan Sunda seperti Sumatra. Jawa
memiliki luas 127.000 km persegi dengan panjang 1000 km. Elemen struktur pokok
dari pulau jawa yakni geantiklinal Jawa selatan yang memebentang sepanjang separuh
selatan pulau ini dan geosinklinal jawa utara yang meliputi seluruh bagian utaranya.
Dari Semarang ke timur basin geosinklinal ini menjadi bertambah basar serta
bercabang. Cabang utara yaitu merupakan bukit rembang dan Madura. Sedangkan
cabang selatannya yaitu pegunungan kendeng dan selatan Madura. Sayap geantiklinal
jawa dibentuk oleh pegunungan selatan yang merupakan blok pengerutan yang miring
kea rah samudra hindia. Bagian puncak dari geantiklinal jawa telah hancur atau rusak
serta di jawa tengah bagian selatan pegunungan selatan telah lenyap akibat depresi
menengah yang dibatasi ole samudera Indonesia. Secara fisiografis Pulau Jawa dapat
dibedakan menjadai tiga zona yang membujur barat-timur (Pannekoek, 1949) yaitu
Zona Selatan, Zona Tengah dan Zona Utara.

GEOMORFOLOGI JAWA BARAT
Geomorfologi pada daerah ini didominasi oleh Blok Pegunungan Patahan yang
membentang dari barat ke timur, yaitu dari Teluk Pelabuhan Ratu hingga ke Teluk
Nusakambangan. Proses geomorfologi yang bekerja pada daerah Jawa Barat bagian
tengah adalah proses-proses vulkanik. Adanya penunjaman lempeng samudera di bawah
Pulau Jawa menyebabkan magma yang ada di dalam bumi terusik dan menerobos keluar
sehingga membentuk gunung api (PPEJAWA, 2014).
Disebelah selatan daerah Jawa Barat ini tampak dataran pantai yang berbukit,
ditengah bergunung-gunung dan bagian utaranya dataran. Topografi tersebut
menandakan provinsi ini masih labil karena daerah ini terletak dijalan sirkum mediteran
dan sirkum pasifik. Di provinsi ini masih terdapat aktifitas gunung berapi sehingga
gempa bumi masih kerap terjadi. Jawa barat dibagi menjadi 4 zona geomorfologis, yaitu:
1. Zona Jakarta
Melajur sejajar dengan laut jawa dengan lebar kira-kira 40 km dan panjangnya
mulai dari Serang, Karawang hingga Cirebon. Dataran sebagian besar terbentuk dari
endapan alluvial yang terangkat oleh sungai. Disamping ditemukan rawa-rawa di
zona ini ada kemungkinan bahwa dataran di kawasan Indramayu bergeser kira-kira
108 cm setiap tahun ke arah laut.
2. Zona Bogor
Terbentang dari Rangkasbitung Subang sampai merupakan daerah petakan
lipatan dibeberapa tempat yang kemungkinannya terjadi pada pliosan. Kini zona ini
tampak sebagai daerah bukit rendah yang di selingi oleh bukit-bukit yang berbatu
keras.
3. Zona Bandung
Merupakan kawasan yang bergunung api sekaligus merupakan zona depresi. Jika
dibandingkan dengan zona Bogor yang mengapitnya disebelah utara dan zona
pegunungan selatan di sebelah selatannya yang masing – masing mengalami proses
pelipatan pada zaman tertier. Zona ini terbagi menjadi 4 :
a.
Depresi Ciancur
Depresi Ciancur terletak pada ketinggian 70-459 meter di sebelah barat
menjulang Gunung salak (2211 meter) yang merupakan gunung berapi termuda.
Ada pula daerah yang tertutup bahan vulkanis dari Gunung Gede (2958 meter)
dan Gunung Pangrango (3019 meter), misalnya kota Sukabumi.
b. Depresi Bandung
Di provinsi Bandung adalah dataran alluvial yang subur, lebarnya mencapai
25 meter dengan ketinggian 650-675 meter. Dan dialiri oleh sungai Citarum dua
deretan gunung berapi mengapit depresi ini yaitu gunung Burangrang (2064
meter), gunung Tangkuban Perahu (2076 meter) dan gunung Bukit Unggul (2203
meter) yang menjadi batas zona Bogor sedangkan dengan zona selatan dibatasi
oleh Gunung Malabor (23231 meter), Gunung Patuha (2434 meter) dan Gunung
Kencana (2182 meter).
c. Depresi Garut
Depresi Garut memiliki lebar kurang lebih 50 km dengan ketinggian 717
meter. Merupakan daerah yang dikelilingi gunung berapi : Gunung Kerosak
(1630 meter) dan Gunung Cikuray (2821 meter) terletak disebelah selatan.
Disebelah timur terletak Gunung Telaga Bodas (2201 meter) dan Gunung
Galunggung (2108 meter).
d. Depresi Lembah Citanday
Depresi lembah Citanday merupakan daerah yang ditutpi endapan alluvial
dan tempat bukit-bukit yang terlipat gunung Sawol (1764 m) yang endapannya
tesebar menutupi plato Rancab yang menurun ke selatan.
4. Zona Pegunungan Selatan
Lebarnya kurang lebih 50 km, kian menyempit dibagian timur yang terbentang
dari teluk pelabuhan ratu sampai kepulauan Nusa Kambangan. Zona ini mengalami
pelipatan medan karena pada kaiameosin dan pengangkatan pada kala olestosin. Ini
merupakan pegunungan memiliki kemiringan yang lemah ke arah selatan/samudera
Hindia. Zona ini menjadi tiga (plato) yaitu :
- Plato karang nunggal (timur) yang dialiri sungai Cibulin bermuara di samudra
Hindia.
- Plato pangelengan (tengah).
- Plato jampang (barat) : memiliki bentuk khas karena adanya tebing curam yang
menjadi batas di sebelah utara. Gunung malay merupakan puncak tertinggi di
kawasan plato ini.
DAFTAR PUSTAKA
Dexna. 2014. Geomorlogi Jawa Barat. http://dexnachicharito.blogspot.com/2012/01/
geomorfologi-pulau-jawa.html. Diakses pada tanggal 6 Maret 2014.
PPEJAWA. 2014. Karakteristik Geomorfologi Jawa Barat. http://www.ppejawa.com/13
_ekoregion_provinsi_jawa_barat.html. Diakses pada tanggal 6 Maret 2014.
Download