kekerasan

advertisement
kekerasan:
langsung, struktural, kultural
catatan kelas psp ‘08
latihan
• Tuliskan di balik lembar skala
sikap, bentuk-bentuk kekerasan
langsung, kekerasan struktural,
dan kekerasan kultural, masingmasing 5 bentuk – utamakan yang
pernah Anda lihat atau alami!
• In groups of 5,diskusikan bentukbentuk kekerasan yang telah
diidentifikasi, berikut isian
skala sikap.
• Rumuskan 1 pertanyaan dari diskusi
Anda!
pertanyaan peserta kelas
• Jika obyek tidak merasa dikenai
kekerasan, apakah hal itu masih
bisa disebut kekerasan? Apakah
intervensi terhadap keadaan
tersebut merupakan kekerasan?
• Bagaimana menggolongkan sesuatu
itu kekerasan atau bukan,
menggunakan kacamata netral?
• Kenapa pertemanan antarlelaki
dianggap aneh, sementara
pertemanan antarperempuan tidak?
• Bgmn keluar dari zona abu2
(kekerasan atau bukan)?
pertanyaan peserta kelas
• Apakah kekerasan perlu dipertahankan
guna menjaga keseimbangan tatanan
yang ada? Jika ya, perlukah kekerasan
tersebut diatur/dibatasi?
• Jika seseorang minta disuntik mati,
apakah itu kekerasan?
• Adakah istilah yang lebih netral guna
menggantikan istilah kekerasan
kultural?
• Siapa yang memutuskan sesuatu itu
kekerasan atau bukan?
• Kapan kekerasan dapat dijustifikasi?
catatan
• ”Violence is the antithesis of
power”
• Pihak yang menggunakan kekerasan
seringkali dianggap sebagai pihak
yang kuat. Padahal, penggunaan
kekerasan justru menunjukkan
ketidakmampuan pihak tersebut
mendapatkan apa yang diinginkannya.
• Dengan kata lain, pihak yang
menggunakan kekerasan adalah pihak
yang lemah, frustasi, dan atau
tidak kreatif.
catatan
• Seberapa sensitifkah Anda
terhadap kekerasan?
• Seberapa permisifkah Anda
terhadap kekerasan?
• Seberapa nirkepentingan-kah
sensitivitas dan permisivitas
Anda terhadap kekerasan?
• Seberapa konsisten dan
imparsialkah sensitivitas dan
permisivitas Anda terhadap
kekerasan?
catatan
Banyak yang percaya bahwa kekerasan itu
relatif, tergantung konteks (dan
pelakunya).
Dua komentar saya. Pertama, statement di
atas cenderung membuat orang malas
berpikir.
Kedua, (karena kemalasan berpikir itu?)
banyak sekali fenomena di sekitar kita
yang berada di wilayah abu-abu, tidak
jelas statusnya kekerasan atau bukan.
Nah, di ruang abu-abu inilah kekerasan
(baik yang bersifat langsung, struktural,
maupun kultural) disemai. Ketidaktegasan
inilah yang meng-encourage pelaku untuk
melestarikan kekerasan yang dilakukannya.
Maukah Anda menjadi rubber stamp bagi
keberlangsungan kekerasan?
catatan
Mana yang lebih kekerasan:
melakukan atau membiarkan kekerasan
(act of commission atau act of
omission)?
Menyampaikan joke yang rasis, atau
diam/ikut tertawa mendengarnya, tanpa
memprotes? Memukuli maling yang
tertangkap basah, atau membiarkan sistem
tersebut berlangsung di kampung Anda?
Korupsi, atau tidak secara aktif
menghambat lubang-lubang korupsi?
Jangan lupa, budaya ’diam’, ’tidak
mau ikut campur’, dan ’cari aman’
adalah penopang dari sikap dan
perilaku kekerasan.
catatan terakhir
Salah satu ekspektasi pertemuan
minggu ini adalah membantu Anda
mengenali tingkat sensitivitas dan
permisivitas terhadap kekerasan.
Bisa jadi, Anda besok masih akan
melakukan dan atau melestarikan
tindak kekerasan.
Bedanya, Anda kini punya bekal
untuk bertanya pada diri sendiri
sesuatu itu kekerasan atau bukan.
Karenanya, mulai saat ini,
kontribusi Anda terhadap kekerasan
adalah pilihan sadar, bukan done
for granted.
Download