Document

advertisement
Pengaruh biaya engineering, procurement and construction Pembangkit Listrik Tenaga Uap
kapasitas 200MW terhadap biaya pokok penyediaan pembangkit
Dr. Ir. Hj. Tjutju Tarliah Dimyati, MSIE [email protected]
Tjatur Udjianto, [email protected]
Abstrak :
Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) adalah jenis pembangkit yang paling banyak dibangun
di Indonesia saat ini. Berdasarkan data dari RUPTL 2017 - 2026, 44.7% dari total kapasitas
terpasang pembangkit di Indonesia adalah PLTU batubara. Pada masa konstruksi PLTU, biaya
engineering procurement and construction dapat berubah menjadi lebih besar dibandingkan
dengan rencana anggaran biaya awal, yang biasanya diakibatkan oleh masalah seperti :data
dan informasi proyek yang tidak lengkap, ketidak tepatan estimasi biaya, pengaruh inflasi dan
eskalasi, tingginya frekuensi perubahan pelaksanaan, adanya kenaikan harga material, dan lain
lain. Penelitian ini mencoba menghitung pengaruh kenaikan biaya EPC sebesar 1% terhadap
biaya pokok penyediaan pembangkit selama 30 tahun dengan suku bunga sebesar 6%.
Kenaikan biaya EPC 1% pada PLTU mengakibatkan kenaikan biaya sebesar USD
3,050,492.99 atau sekitar Rp 40,571,556,752 dengan asumsi 1USD=Rp13,300,-.
Abstract :
The coal fired steam power plant (CFSPP) is the most power plant in Indonesia today. Based
on data from RUPTL 2017-2026, 44.7% of total installed capacity of power plants in
Indonesia is coal fired steam power plant. During the construction period of the plant, the
cost of engineering, procurement and construction may change to greater than the initial cost
budget plan, which is usually caused by problems such as: incomplete project data and
information, inaccurate cost estimates, inflation and escalation effects, high frequency of
changes Implementation, the increase of material prices, and so on. This study attempts to
calculate the effect of EPC cost increase of 1% on the cost of supply for 30 years with interest
rate of 6%. A 1% increase in the EPC cost of the power plant resulted in an increase of USD
3,050,492.99 or approximately Rp 40,571,556,752 assuming 1USD = Rp13,300, -.
Kata Kunci/keywords . PLTU, Heatrate, bunga, debt equity ratio, Levelized
dengan harga yang bersaing dan berwawasan
lingkungan menjadi sangat penting dan menjadi
skala prioritas utama dalam program
pembangunan
infrastruktur
di
dunia.
Disamping
itu,
pembangunan
sarana
penyediaan tenaga listrik juga dimaksudkan
untuk meningkatkan pemerataan penyediaan
tenaga listrik kepada masyarakat dan
peningkatan pelayanan penyediaan tenaga
listrik kepada pelanggan listrik.
Pendahulan
Tenaga listrik merupakan keperluan dasar yang
sangat vital di dunia perekonomian modern saat
ini, juga merupakan komoditi strategis bagi
pemerintah
dalam
upaya
peningkatan
kesejahteraan rakyat, mencerdaskan kehidupan
bangsa serta mendorong kegiatan ekonomi.
Bahkan, di sebagian negara berkembang,
ketersediaan suplay daya yang mantap dengan
harga yang rasional merupakan hal yang sangat
penting bagi pertumbuhan dan perkembangan
ekonomi. Oleh karena itu ketersediaan tenaga
listrik dalam jumlah yang cukup, andal, aman,
Pengembangan kapasitas pembangkit tenaga
listrik sejauh mungkin dilakukan secara optimal
dengan prinsip biaya penyediaan listrik
1
terendah (least cost), dengan tetap memenuhi
tingkat keandalan yang wajar dalam industri
tenaga listrik. Biaya penyediaan terendah
dicapai dengan meminimalkan net present
value semua biaya penyediaan listrik yang
terdiri dari biaya investasi, biaya bahan bakar,
biaya operasi dan pemeliharaan, dan biaya
pemakaian sendiri.
Pembahasan
Kebutuhan tenaga listrik tergantung dari
permintaan beban dan kemampuan produksi
tenaga listriknya. Produksi tenaga listrik
tersebut harus pula mempertimbangkan sifat
listrik yang sangat sulit untuk disimpan,
sehingga setiap produksi harus selalu diserap
oleh konsumen. Produksi listrik juga
mempunyai ketetapan-ketetapan tertentu dalam
soal kualitas produksinya, seperti kualitas
tegangan dan frekuensi yang harus terjaga pada
suatu rentang tertentu.
Metodologi Penelitian
Nilai uang terhadap waktu berdasarkan situasi
yang menyangkut pertukaran nilai uang pada
waktu yang berbeda. Artinya, semua investasi
yang menyangkut pertukaran uang pada waktu
tertentu untuk aliran kas ke depan berhubungan
dengan investasi. Perubahan nilai uang
menyebabkan suatu produk atau jasa tidak bisa
dibedakan dengan satu nilai mata uang saja.
Bagaimanapun, keadaan waktu diantara aliran
keluar dan aliran masuk pada hasil suatu
investasi di nilai mata uang yang berbeda sama
dengan aliran kas pada rentang waktu berbeda.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap
Pembangkit Listrik Tenaga Uap menghasilkan
energi listrik dengan membakar bahan bakar,
yang diasumsikan tersedia dalam jumlah yang
tak terbatas. Proses pembakaran dapat diatur
sehingga Pembangkit Listrik Tenaga Uap dapat
menghasilkan keluaran yang diinginkan.
Karakteristik Pembangkit Listrik Tenaga Uap
dapat dilihat sebagai fungsi bahan bakar yang
masuk dibandingkan dengan daya yang
dihasilkan. Fungsi ini dapat dikatakan sebagai
heatrate dari suatu pembangkit termal.
Heatrate pembangkit termal tersebut jika
ditinjau dengan daya yang dihasilkan akan
membentuk fungsi kuadratis.
Suku bunga merepresentasikan harga yang
dibayar pada suatu perioda waktu tertentu.
Suku bunga adalah suatu hal yang positif untuk
mengkompensasi si pemberi pinjaman dari
penggunaan uang pada suatu interval waktu.
Suku bunga harus mengimbangi efek kolektif
dari empat alasan di atas untuk mengimbangkan
nilai uang sekarang dengan yang akan datang.
Biaya operasional terdiri dari biaya yang
tergantung pada cara energi itu di produksi
(biaya bahan bakar primer), dan biaya untuk
men-start-up/shutdown pembangkit. Biaya
lainnya tergantung pada teknologi yang
digunakan. Generator set berbahan bakar diesel
lebih cepat di-start dibandingkan pembangkit
listrik berbahan bakar batubara yang
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
memanaskan
boiler,
yang
jelas-jelas
membutuhkan jumlah bahan-bakar tertentu,
sebelum siap digunakan.
Aliran kas berhubungan dengan investasi yang
dikonversikan ke nilai ekivalennya di suatu
perioda waktu. Konsep pengkonversian nilai
uang berdasarkan waktu disebut nilai uang
berdasarkan waktu.
Peneltian ini menghitung pengaruh perubahan
biaya EPC pembangkit listrik tenaga uap
kapasitas 200MW terhadap biaya levelized
selama 30 tahun dengan asumsi bunga sebesar
6% dan debt equity ratio sebesar 70:30
Pada pembangkit dengan menggunakan
teknologi PC, batubara dihancurkan sehingga
menjadi bubuk halus lalu dicampur dengan
2
udara dan kemudian disemburkan seperti gas
dan akhirnya dibakar pada ruang pembakaran
boiler (boiler furnace). Di dalam ruang bakar,
campuran udara - batubara halus dibakar
dengan sistem pengendalian seperti gas alam.
Tetapi, campuran udara - batubara halus tidak
seseragam seperti gas alam, sehingga sistem
pengendalian lanjut diperlukan untuk membuat
pembakaran menjadi lebih baik. Panas yang
dihasilkan dari pembakaran batubara halus –
udara digunakan untuk menggerakan turbinegenerator yang akhirnya menghasilkan listrik.
Desain aktual dari Pembangkit PC bervariasi
tergantung pada tipe dan kualitas batubara,
yang bertujuan untuk mendapatkan temperatur
dan tekanan operasi pembangkit. Sistem uap
yang digunakan pada pembangkit PC, secara
umum dibagi menjadi subkritis (konvensional),
superkritis, dan ultra-superkritis. Pembagian
tersebut didasarkan pada tekanan dan
temperatur operasi pembangkit.
sorbent material (seperti batu kapur atau
dolomite) ke dalam ruang pembakaran.
Sampai dengan saat ini boiler jenis PC masih
tetap merupakan boiler yang digunakan pada
banyak pembangkit tenaga listrik dunia, akan
tetapi jenis ini memiliki kekurangan yaitu tidak
fleksibel dalam hal penggunaan beragam jenis
batubara dalam satu pembangkit, berikutnya
adalah isu lingkungan yang ditimbulkannya,
dan yang tidak kalah penting adalah tingginya
biaya perawatan.
Sementara itu boiler jenis CFB meskipun baru
digunakan kurang dari 20 tahun, tekonologinya
sudah matang dengan lebih dari 400 buah yang
beroperasi di dunia, kapasitasnya berkisar dari
5 MWe sampai dengan 460 MWe. Biasanya,
yang telah dianggap proven sampai saat ini,
untuk CFB adalah yang mempunyai kapasitas
dibawah 250 MWe.
Konsep Levelized
Jumlah PLTU yang menggunakan teknologi
yang sudah mapan seperti telah dijelaskan di
atas, pada tahun 2005 dioperasikan sebanyak
346 pembangkit yang telah mempunyai umur
50 tahun. Bahkan desain PLTU PC dengan
ranah uap superkritis yang sangat terbukti
teknologinya, telah tersedia sejak tahun 1957.
Banyak faktor ekonomi dan teknik yang
mempengaruhi sistem ketenagalistrikan dan
terus berkembang dari tahun ke tahun,
contohnya adalah faktor harga bahan bakar dan
kapasitas pembangkitan. Faktor-faktor tersebut
biasanya diambil suatu nilai yang ekivalen
(seragam), tetapi suatu konstanta yang dapat
mempresentasikan faktor yang dapat merubah
umur sistem ketenagalistrikan. Istilah ini biasa
disebut nilai levelisasi.
Availability factor untuk kedua pembangit PC
(subkritis dan superkritis) adalah diantara 8090%. Pembangkit PC Superkritis secara umum
mempunyai availability factor lebih besar
dibandingkan dengan pembangkit PC subkritis.
Faktor levelisasi merupakan suatu nilai
ekivalen yang uniform. Faktor ini merupakan
hasil rata-rata geometrik tertimbang terhadap
perubahan nilai uang terhadap waktu. Lebih
jelasnya, faktor pada tahun ke-i, fi, dikalikan
dengan faktor harga pembayaran saat ke-i
(single payment present worth factor (PWF)i)
dan dijumlah dengan umur suatu sistem
kelistrikan
seperti
pembangkit
untuk
memberikan harga umur dengan nilai sekarang
f. Kemudian faktor f tersebut dibagi dengan
jumlah harga tahun ke i = 1, 2, . . ., n untuk
memberikan nilai levelisasi pada faktor f,
Fluidized bed menggantungkan bahan bakar
padat diatas aliran udara yang besar pada saat
pembakaran.
Proses
ini
menghasilkan
campuran antara gas dan zat padat, dimana
campuran tersebut menyerupai seperti aliran
fluida yang turbulen yang menghasilkan reaksi
kimia dan perpindahan panas yang effisien.
Emisi dari SOx dan NOx dapat dikurangi
dengan pembatasan temperatur pembakaran
antara 800-900º C dan dengan menginjeksikan
3
sebagaimana ditampilkan pada persamaan
berikut:
Biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya yang
tidak beragam, dan berhubungan dengan biaya
kapasitas pemasangan. Biaya administrasi, gaji,
dan pengeluaran lainnya tidak beragam secara
langsung dengan output dan jumlah dari
konsumen termasuk dalam komponen biaya ini.
n
f levelized 
 ( f i )( PWF ) i
i 1
n
 ( PWF ) i
i 1
atau
Variable cost :
n
f levelized 
Variable cost adalah biaya yang beragam
dengan output seperti bahan bakar yang naik
dengan kenaikan daya yang dibangkitkan.
Variable cost juga dikenal dengan biaya yang
berhubungan dengan energi atau running cost.
 ( f i )( PWF ) i
i 1
( SPWF )
Dengan SPWF adalah Sum of PWF.
Struktur Biaya
Marginal/Incremental cost:
Secara sederhana biaya total (total cost)
merupakan agregat semua biaya yang termasuk
dalam pembangkitan, transmisi, dan distribusi
energi listrik sepanjang tahun. Dalam hal ini
juga termasuk, misalnya, semua pengeluaran
operasional, termasuk depresiasi (penyusutan),
pajak, dan bunga pinjaman ditambah
pengalokasian untuk pengembalian modal
(return of investment) yang dapat dibuat dalam
bentuk persamaan sebagai berikut.
Marginal cost merupakan biaya tambahan yang
dibutuhkan dalam membangkitkan satu atau
lebih unit biaya penghematan yang setara
terhadap pengurangan satu atau lebih unit (1
kW atau 1 kWh). Incremental cost mengukur
tambahan
biaya
untuk
menghasilkan
peningkatan output yang signifikan.
Depresiasi:
Kebanyakan dari aset tetap yang digunakan
oleh pembangkit digunakan selama 15 sampai
40, metoda garis lurus dapat digunakan untuk
menghitung penyusutan, yaitu penyusutan
sama untuk setiap tahunnya sepanjang usia aset
tersebut atau saldo menurun (declinning
balance) yaitu penyusutan model ekponensial
terbalik.
BPP Per Fungsi  Komponen A  Komponen B 
Komponen C  Komponen D
Keterangan :
Komponen A = Biaya Modal.
Komponen B = Biaya O&M tetap.
Komponen C = Biaya Bahan Bakar.
Penyusutan memungkinkan biaya yang tepat
bagi penggunaan ekonomis dari aset untuk
dituangkan dalam kertas neraca sebelum
menyatakan keuntungan. Selama satu tahun,
cash flow harus direpresentasikan oleh margin
diantara
pemasukan
dan
pengeluaran
operasional tak termasuk di dalamnya
penyusutan dan ini merepresentasikan
‘operating margin’. Nilai aset mestinya nilai
margin operasional yang ada di masa depan
yang juga memperhitungkan bunga, inflasi, dan
lainnya.
Pencatatan
penyusutan
mesti
menampilkan deklinasi tahunan di masa
Komponen D = Biaya O&M variabel .
Faktor-faktor yang biasanya digunakan
menyatakan biaya tersebut didiskusikan di
bawah ini:
Biaya rata-rata: Biaya rata-rata terhadap utilitas
per kWh output selama tahun tersebut yang
didapatkan dari pembagian biaya total dengan
jumlah kWh yang diproduksi selama tahun
tersebut.
Fixed cost :
4
sekarang tak termasuk didalamnya margin
operasional masa depan yang dapat dihasilkan
penggunaan aset saat ini.
b) Transportasi
c) Pekerjaan Sipil (civil work for
thermal,common, foundation & acess
road)
d) Biaya
Lainnya
(erection
&
commissioning)
e) Jaringan Transmisi
f) Asuransi
g) Company cost/Pre-Ops atau biaya
operasional perusahaan selama masa
konstruksi
h) Jasa konsultan seperti :
 Legal Consultant
 Tax Consultant
 Quantity Surveyor
 Konsultan supervise konsruksi
 Konsultan AMDAL - UKL/UPL
 FS Consultant
i) Biaya Perizinan
j) Lainnya seperti biaya notaris, dll
Biaya Modal Pembangkit Listrik
Secara garis besar, biaya modal dibagi menjadi
2 bagian utama yaitu :

Biaya
konstruksi
(Engineeriring
Procurement and Construction) yang
biasanya terdiri dari :
a) Peralatan
 Peralatan Mekanik
 Peralatan elektrik
 Enginering design, review and
manufacture
& shop test
inspection, land preparation &
development
 Special Maintenance tools &
testing equipment
 Consumable
during
waranty
period
 Mandatory spare parts
Biaya Bahan Bakar
Keterangan :
Untuk pembangkit listrik tenaga uap
menggunakan bahan bakar batubara, biaya
bahan bakar dihitung berdasarkan nilai
spesifikasi batubara dan harga bahan bakar.
Biaya bahan bakar merupakan salah satu unsur
biaya yang jumlahnya cukup besar. Untuk
pembangkit listrik tenaga uap menggunakan
bahan bakar batubara, biaya bahan bakar
dinyatakan dengan persamaan:
FC = Fuel Cost, Rp/kWh
FC  HRxHP  HRx
HR = Heat Rate, kCal/kWh
FP = Fuel Price, Rp/Vol (Berat)
HC = Heat Content, kCal/Vol (Berat)
HP = Heat Price, Rp/cal
Berdasarkan permen ESDM no 07 tahun 2017,
harga batubara ditetapkan oleh pemerintah
dengan menerbitkan harga batubara acuan tiap
FP
HC
5
bulannya. Tabel berikut menunjukkan harga
batubara acuan pada bulan Februari 2017.
Berdasarkan
karakteristik
pembangkit
4200kcal/kg, gross heatrate pembangkit
listrik tenaga uap diatas, maka biaya bahan
adalah 2699 kCal/kWh dan net heat rate
bakar
adalah 3145 kCal/kWh adalah
pembangkit
tersebut
jika
menggunakan Ecocoal dengan nilai kalori
Biaya Bahan Bakar PLTU
Price
USD/Ton
35.000
FUEL PRICE CALCULATION
Gross (yearly basis)
Net (average over lifetime)
Price
Heat Rate
Fuel Cost Average
Heat Rate
Price
USD/kWh
kCal/kWh
MM USD MM USD
kCal/kWh
USD/kWh
0.02249
2,699.0000
35.8046
36.7664
3,145.4999
0.02621
Perkiraan kebutuhan energi untuk pemakaian
sendiri ketika startup pada kondisi seperti
tersebut akan dapat diperkirakan sesuai dengan
energi yang dibutuhkan untuk keperluan
startup pembangkit pada kondisi coldstart.
Perkiraan kebutuhan energi untuk pembangkit
dalam kondisi coldstart ini dapat didekati
dengan fungsi waktu dan kebutuhan daya ketika
startup.
Biaya Energi Pemakaian Sendiri
Dalam perhitungan energi pemakaian sendiri
pada pembangkit diperlukan informasi Plant
Gross Heat Rate, dimana informasi ini akan
memberikan perhitungan energi (daya) yang
dibangkitkan. Sedangkan PNHR memberikan
basis perhitungan energi (daya) yang
ditansmisikan. Pada periode tertentu, selisih
antara energi yang dibangkitkan dengan energi
yang ditransmisikan merupakan besarnya
energi pemakaian sendiri suatu pembangkit.
Kebutuhan daya ketika coldstart adalah sesuai
dengan urutan (sequence) startup pembangkit
dan kebutuhan utilitas dari pembangkit.
Ketika pembangkit mengalami black start,
yakni kondisi dimana sistem kelistrikan tidak
ada pada pembangkit, maka Pembangkit akan
memerlukan sistem cadangan untuk melayani
keperluan startup awal, untuk itu akan timbul
biaya pemakaian sendiri yang tidak dapat
dihitung
dengan
menggunakan
cara
perhitungan pemakaian sendiri ketika operasi.
Data dibawah ini menunjukkan daya yang
dibutuhkan sebagai pemakaian sendiri pada
pembangkit listrik tenaga uap
6
Kebutuhan daya untuk pemakaian sendiri
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Auxilliaries
Boiler forced draft fan
Boiler induced draft fan
Boiler fuel delivery
Electrostatic precipitator (ESP)
Flue gas desulfurization (FGD)
Ash handling
Condenser C.W. pump
Cooling tower fan
Condensate pump
Boiler feed pump
Boiler feed booster pump
FW heater drain pump(s)
Aux. from PEACE running motor/load list
Misc. plant aux.
Transformer losses
Total auxiliaries & transformer losses
Value
819.4
2632.4
5082.7
576.3
1456.1
218.7
2359.3
1090.7
443.1
9176.4
215.8
84.7
1998.6
681.9
568.3
27404.4
diperlukan untuk mengoperasikan serta
memelihara
dan
memperbaiki
mesin
pembangkit, terdiri dari biaya:
Biaya O&M Pembangkitan
Biaya operasi & pemeliharaan (Operation &
Maintenance Cost) adalah biaya yang
COST STRUCTURE
Fixed Costs
Unit
kW
kW
kW
kW
kW
kW
kW
kW
kW
kW
kW
kW
kW
kW
kW
kW
MM USD
Base
Escalation
per year
per Year
(OCGT)
G&A
2020
5.00%
0.5055
O&M
Labor
Property Tax
Insurance
Life-Cycle Maintenance
Contingency
Total
Variable Costs
2020
2020
1.00%
5.00%
1.2532
1.1024
2020
0.00%
0.0003
2020
0.00%
0.7833
2020
0.00%
4.4101
2020
0.00%
Base
Escalation
Supplies
2020
0.00%
1.15%
8.0547
0.48
Biaya Pokok Penyediaan Pembangkit Listrik
Biaya Pokok Penyediaan Pembangkit
`
Biaya Modal
¢USD/kWh
Biaya Bahan
Bakar
¢USD/kWh
Komponen Biaya Pada BPP
Komponen A
(Biaya Modal)
Komponen B
(O & M tetap)
Komponen C
(Biaya Bahan Bakar)
Komponen D
(O & M Variabel)
7
Biaya O & M
¢USD/kWh
Berdasarkan data yang telah disajikan diatas,
hasil perhitungan harga levelized untuk PLTU
batubara 200MW dengan asumsi suku bunga
sebesar 6%, debt equity ratio 70:30 dan target
IRR sebesar 11%, maka dihasilkan
Pengaruh Biaya
EPC
(Engineering,
Procurement and Construction) terhadap
Biaya Pokok Produksi
Perubahan biaya EPC yang diakibatkan oleh
masalah tersebut mengakibatkan perubahan
pada biaya pokok produksi. Pada analisis
sensitivitas ini, digunakan skenario kenaikan
biaya EPC 1% .
Biaya EPC (Engineering, Procurement and
Construction) dapat berubah diakibatkan
beberapa hal seperti masalah pada saat
perencanaan dan pelaksanaan, koordinasi
sumberdaya, dan kontrol.
Masalah yang umum terjadi
perencanaan seperti :







saat
Data dan informasi proyek yang tidak
lengkap
Ketidak tepatan estimasi biaya
Tidak memperhitungkan pengaruh inflasi
dan eskalasi
Dan lain lain
Sedangkan masalah pada
umumnya diakibatkan oleh :

pada
Kenaikan biaya EPC 1% pada pembangkit
listrik tenaga uap mengakibatkan kenaikan
biaya sebesar USD 3,050,492.99 atau sekitar
Rp
40,571,556,752
dengan
asumsi
1USD=Rp13,300,-.
pelaksanaan
Tingginya
frekuensi
perubahan
pelaksanaan
Penunjukan subkontraktor dan supplier
yang tidak tepat
Adanya kenaikan harga material
Dan lain lain
8
[7] Milano, Federico, Pricing System Security
in Electricity Market Models with Inclusion
of Voltage Stability constrains; a thesis
presented to the university Genova in
fulfillment of the thesis requirement for the
degree of doctor of philosophy in electrical
engineering, Genova, Italy, April 2003
[8] N. Gr¨owe-Kuska, H. Heitsch and W.
R¨omisch, Scenario Reduction and
Scenario Tree Construction for Power
Management
Problems,
HumboldtUniversity Berlin Institute of Mathematics,
IEEE, Bologna POWER TECH 2003
[9] Pineau, Pierre-Olivier, An Oligopolistic
Investment Model of the Finnish Electricity
Market School of Public Administration,
University of Victoria, Canada
[10]
Yu, Wang, Valuation and investment
of generation assets, A dissertation
submitted to the graduate faculty in partial
fulfillment of the requirements for the
degree of doctor of philosophy, Iowa State
University Ames, Iowa 2005
Kesimpulan
Biaya pokok penyediaan pembangkit sangat
dipengaruhi oleh biaya konstruksi (Engineering
Procurement Construction), suku bunga bank,
dan karakteristik pembangkit tersebut.
Kenaikan biaya EPC 1% pada pembangkit
listrik tenaga uap mengakibatkan kenaikan
biaya sebesar USD 3,050,492.99 atau sekitar
Rp
40,571,556,752
dengan
asumsi
1USD=Rp13,300,-.Kenaikan 1% biaya EPC
akan meningkatkan biaya pokok produksi
sebesar 0.6% pada PLTU.
Daftar Pustaka
[1] Gil, Esteban, Short-Term Hydrothermal
Generation Scheduling Model Using a
Genetic Algorithm, IEEE
[2] Ili´c, Marija, Research and Applications on
Real-time Control of Power Grids: Past
Successes and Future Opportunities,
Carnegie-Mellon University, Pittsburgh,
August, 2004
[3] Klaus-Ole, Vogstad, A System Dynamics
Analysis Of The Nordic Electricity Market:
The Transition From Fossil Fuelled
Toward A Renewable Supply Within A
Liberalized Electricity Market, Doctoral
thesis for the degree Doktoringeniør
Trondheim, December 2004
[4] Keputusan Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral Republik Indonesia
No.1415K/20/MEM/2017
tentang
Pengesahan Rencana Usaha Penyediaan
Listrik PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero) Tahun 2017 sd 2026
[5] Li, Kam W. and Priddy, A. Paul, Power
Plant System Design, John Wiley & Sons,
1985
[6] Lingfeng Wang and Chanan Singh,
Reserve-Constrained
Multiarea
Environmental /Economic Dispatch Using
Enhanced Particle Swarm Optimization
A&M University Texas
9
Download