1 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Tabel 2.1

advertisement
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.1 Tabel The State of Art (Penelitian Sebelumnya)
NO.
1
Judul Skripsi
Penulis dan
Persamaan
Tahun
Perbedaan
Pengaruh
Sudarto,
Membahas
Komunikasi
Komunikasi
Sudarto
komunikasi
interpersonal
Interpersonal
Lubis,
interpersonal/
motivasi
Dan Motivasi
Suwardi
antarpribadi dan variabel bebas (X).
Terhadap
Hidayat,
motivasi
Kinerja
Paidi
variabel terikat (Y)
Karyawan
www.portalg
yaitu
membahas
kinerja
karyawan.
Pt
&
dijadikan
Dan perbedaan pada
Westfalia aruda.org
Sedangkan
Indonesia (2009)
pada
penelitian
ini
komunikasi
antarpribadi menjadi
variabel bebas dan
motivasi
menjadi
variabel terikatnya.
2
Pengaruh
Gatot
Membahas
Terdapat
Komunikasi
Nashari
komunikasi
variabel bebas dalam
interpersonal
penelitian ini yaitu
Interpersonal
Guru
Disiplin
www.portalg
Dan
sebagai variabel X1:
aruda.org
bebas
Kerja
Komunikasi
dan Interpersonal X2 :
membahas
Terhadap
dua
disiplin
Motivasi
Serta
motivasi sebagai motivasi
Dampak
Pada
variabel terikat.
Kinerja
Guru
sebagai
terikatnya
5
kerja
dan
kerja
variabel
dan
6
NO.
Judul Skripsi
Penulis dan
Tahun
Persamaan
Perbedaan
Pada Guru Smk
memneliti
Theresiana
dampakna.
Semarang (2013)
Sedangkan
pada
penilitian ini hanya
menggunakan
satu
variabel bebas dan
satu variabel terikat
yaitu,
X:
Komunikasi
Interpersonal,
Motivasi
Y:
kerja
karyawan
3
Maria,
Hubungan
Penghargaan
Evi
Intrinsik
www.portalg
Terhadap
Motivasi
Membahas
motivasi
Perbedaan
pada
kerja variabel bebas, pada
sebagai variabel penlitian ini variabel
terikat
Kerja aruda.org
bebas
yang
dgunakan
adalah
hubungan
(2010)
penghargaan
intrinsik. Sedangkan
pada penelitian yang
saya
lakukan
variabel bebas yang
digunakan
adalah
komunikasi
interpersonal.
4
Analisis FaktorFaktor yang
Mempengaruhi
Semangat Kerja
Susanto,
Edi,
Membahas
Metode
penelitian
faktor-faktor
metode
yang
yang
digunakan
i.G.A, Dewi mempengaruhi
dalam
penelitian ini adalah
7
NO.
Judul Skripsi
Karyawan Pada
Hotel The Royal
Pita Maha Ubud
Penulis dan
Tahun
Adnyani
Persamaan
atau
www.portalg
aruda.org
(2012)
Perbedaan
semangat kualitatif. Sedangkan
kerja
sama metode
penelitian
dengan motivasi yang digunakan pada
kerja
penelitian ini adalah
kuantitatif.
5
Hubungan
Abriyoso,
membahas
Efektivitas
Octo
Komunikasi
Karimah,
Antarpribadi
Kismiyati El personal
besar
dalam Keluarga
Benyamin,
terhadap
komunikasi
dengan Motivasi
Pramono
motivasi
interpersonal.
Belajar Anak di
www.portalg
pada penelitian ini
Sekolah (2012)
aruda.org
membahas
Jaya komunkasi
antarprbadi/inter
Perbedaan
pada
penelitian ini adalah
mengukur seberapa
efektivitas
Dan
apakah
terdapat
pengaruh
komunikasi
interpersonal
terhadap motivasi.
6
The effects of
communication
and interpersonal
skills training on
the job
satisfaction of
certified nursing
assistants in
Covert,
Membahas
Perbedaan
Brenda K
pentingya
pada
komunikasi
interpersonal/antarpr
ProQuest
komunikasi
interpersonal/ant ibadi
arpribadi dalam sebagai
suatu organisasi
terdapat
digunakan
tingkat
pengukuran terhadap
kepuasan
asisten
perawat. Sedangkan
nursing home
penelitian
facilities (2007)
dilakukan membahas
pengaruh
motivasi.
yang
terhadap
8
NO.
7
Judul Skripsi
The Role of
Penulis dan
Tahun
Persamaan
Naile, Idah; Membahas
Perbedaan
Perbedaan
yang
Leadership in
Selesho,
motivasi
Employee
Jacob M
sebagai variabel membahas
Motivation
ProQuest
(2014)
kerja didapati
yaitu
gaya
terikat, meneliti kepemimpinan
variabel
yang otokratis
dan
dapat
transformasional
mempengaruhi
sebagai
motivasi
karyawan
kerja bebas.
variabel
Sedangkan
penelitian
yang
dilakukan membahas
komunikasi
antarprbadi
sebagai
variabel bebas.
2.2
Landasan Teori
2.2.1
Teori Komunikasi
Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang
mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi
dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada
kesempatan untuk melakukan umpan balik.
Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabla ada kesamaan
antara penyampai pesan dan orang yang menerima pesan. Senada dengan hal
ini bahwa komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin
“communis”. Communis
atau dalam bahasa Inggrisna “commun” yang
arinya sama. Apabila kita berkomunikasi (to communicate), ini berarti bahwa
kita berada dalam keadaan berusaha untuk menimbukan kesamaan menurut
Suwardi dalam (Rohim, 2009:8)
Definisi lain tentang komunikasi seperti yang dikemukakan Moor
dalam (Rohim, 2009:8)
adalah penyampaan pengertian antarindividu.
Dikatakannya semua manusia dilandasi kapasitas untuk menyampaikan
maksud, hasrat, perasaam, pengetahuan dan pengalaman dari orang yang satu
9
kepada orang yang lain. Pada pokoknya komunkasi adalah pusat minat dan
situasi prilaku d mana suatu sumber menyampaikan pesan kepada seorang
penerima dengan berupaya mempengaruhi perilaku penerima tersebut.
Komunikasi sebagai tindakan satu arah (linier), yaitu proses dimana
pesan diibaratkan mengalir dari sumber dengan melalui beberapa komponen
menuju kepada komunikan menurut Senjaja dalam (Rohim, 2009:9)
Menurut Everett M. Rogers dalam (Syaiful, 2009:9) mengatakan
“Komuikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada
satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku
mereka”. Sedangkan menurut Gerald R. Miller
dalam (Rohim, 2009:9)
berpendapat “Komunikasi pada dasarnya penyampaian pesan yang disengaja
dari sumber terhadap penerima denga tujuan memmpengaruhi tingkah laku
penerima.
Berdasarkan pendapat pakar komunikasi dapat disimpulkan bahwa
komunikasi adalah suatu proses pemyamaan persepsi dari sumber kepada
peenerima pesan, dimana dalam proses penyampaian pesan tersebut terdapat
medium dan adanya gangguan atau noise dalam proses penyampaian suatu
informasi.
2.2.2
Komunikasi Antarpribadi
Menurut Trenholm dan Jensen (Suranto, 2011 : 3) mendefinisikan
komunikasi antarpribadi sebagai komunikasi antara da orang yang
berangsung secara tatap muka (komunikasi diadik) Sifat komunikasi ini
adalah: (a) spontan dan informal; (b) saling menerima feedback secara
maksimal; (c) partisipan berperan fleksibel.
Masih dari sumber yang sama terdapat berbagai Komunikasi
antarpribadi sangat penting bagi kebahagiaan hidup kita. Johnson(1981)
menunjukan beberapa peranan yang di sumbangkan oleh komunikasi
antarpribadi dalam rangka menciptakan kebahagiaan hidup manusia.
Komponen-komponen komunikasi antarpribadi :
Dikemukakan bahwa komunikasi antarpribadi akan terjadi apabila ada
pengirim menyampaikan indormasi berupa lambing verbal maupun nonverbal
kepada penerima dengan mengunakan medium suara manusia (human voice),
10
maupun dengan medium tulisan. Berdasarkan asumsi diatas maka dapat
dikatakan komunikasi antarpribadi terdapat komponen-komponen komunkasi
yang secara intergratif saling berperan sesuai dengan karakteristik komponen
itu
sendiri.
(Suranto,
2011:7)
mengambarkan
komponen-komponen
komunikasi antarpribadi adalah sebagai berikut :
1. Sumber/kkomunikator
2. Encoding
3. Pesan
4. Saluran
5. Penerima/komunikan
6. Decoding
7. Respon
8. Gangguan (noise)
9. Konteks Komunikasi
ENCODING
KOMUNIKATO
R
PESAN
RESPON
KOMUNIKA
N
DECODING
Gambar 2.1 Model Komunkasi Antarpribadi
Berdasarkan gambar diatas nampak bahwa proses komunikasi
antarpribadi berawal dar aktivitas komunikator melakukan encoding.
Encoding adalah suatu aktivitas internal pada diri komunikator untuk
menciptakan pesan melalui pemilihan symbol-simbol verbal dan non-verbal,
yang disusun berdasarkan aturan-aturan tata bahasa, yang disesuaikan dengan
karakteristik komunikan.
11
Faktor pengaruh kadar hubungan antarpribadi
1. Toleransi
Toleransi menghendaki adanya kemauan dari masing-masing pihak
untuk menghargai dan menghrmati perasaan pihak lain. Toleransi
menjadi faktor pengaruh hubungan interpersonal, hal ini disebabkan
dengan dikembangkannya sikap toleran atau tenggang rasa, maka
seandainya timbul perbedaan kepentinan kedua belah pihak dapat
saling menghargai. Dapat dikatakan terdapat korelasi positif antara
toleransi dan hubungan interpersonal.
2. Kesempatan-kesempatan yang seimbang
Rasa memperoleh keadilan dari interaksi akan menentukan kadar
hubungan interpersonal. Ketika seseorang merasa memperoleh
kesempatan yang seimbang, peluang yang adil, maka akan mendorong
orang tersebut mempertahankan kebersamaan.
3. Sikap menghargai orang lain
Salah satu sikap yang
mendukung kadar hubungan interpersonal
adalah sikap menghargai martabat orang lain atau sikap saling
mengharai dan tidak boleh melecehkan satu sama lain, karena setiap
orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
4. Sikap mendukung, bukan sikap bertahan
Sikap mendukung (sportif) berari memberikan persetujuan terhadap
orang lain. Sikap saling memotivasi dapat meningkat kadar hubungan
interpersonal. Sedangkan sikab bertahan, berawal dari adanya
perbedaan pendapat dan salah satu pihak menyerang pihak yang
lainnya, maka akan ada kemungkinan karakteristik hubungan menjadi
reggang.
5. Sikap terbuka
Selain itu terdapat faktor sikap saling terbuka
yaitu sikap untuk
membuka diri, mengatakan tentang keadaan dirinya secara terbuka
dan apa adanya. Dengan adanya sikap keterbukaan dalam komunikasi
12
akan menghilangkan kesalahpahaman dan kecurangan. Keakraban
hubungan interpersonal ditandai dengan adanya sikap terbuka, saling
percaya,
sehingga
adanya
komunikasi
secara
bebas
dalam
mengemukakan pendapat.
6. Pemilikan bersama atas informasi
Kualitas hubungan interpersonal juga diperngaruhi oleh kepemilikan
bersama atas informasi. Pemilikan bersama atas informasi dapat
dilihat dari aspek “keluasan” dan “ke dalaman” keluasan menunjukan
adanya variasi topik yang dikomunikasikan. Kedalaman menunjukan
keintiman komunikasi, bahkan biasanya menyangkut persoalan
pribadi.
7. Kepercayaan
Kepercayaan adalah suatu hal yang harus dimiliki seseorang dalam
melakukan suatu hubungan komunikasi. Kepercayaan adalah perasaan
bahwa tidak adanya bahaya dari orang lain dalam suatu hubungan.
Kepercayaan berkaitan dengan ketika kita dapat meramakan bahwa
seseorang tidak akan menghianati dan dapat bekerjasama denga baik.
8. Keakraban
Keakraban merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih saying,
kedekatan dan kehangatan. Hubungan interpersonal akan terpelihara
apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingka keakraban yang
diperlukan.
9. Kesejajaran
Kesejajaran adalah posisi yang sama bagi kedua pihak, dimana tidak
ada satu pihak yang lebih mendominasi terhadap
10. Kontrol, atau pengawasan
Dalam menjaga hubungan antarpribadi dengan baik, maka perlu
pengawasan berupa kepedulian.
13
11. Respon
Respon yaitu ketepatan dalam memberikan suatu tanggapan ketika
proses komunikasi berlangsung.
12. Suasana emosional
Suasana emosional adalah keserasian suasana emosional ketika
komunikasi sedang berlangsung ditunjukan dengan ekspresi yang
relevan.
Lima sikap positif yang mendukung Komunikasi Antarpribadi
Menurut Devito dalam (Suranto, 2011:82) mengemukanakn lima
sikap positif yang perlu dipertimbangkan ketika seseorang merencanakan
komunikasi interpersonal, lima sikap positif tersebut, meliputi:
1. Keterbukaan (openness)
Keterbukaan adalah sikap dapat menerima masukan dari orang lain
serta berkenaan menyampaikan informasi penting kepada orang lain. Namun,
bukan berarti seseorang harus membuka seluruh riwayat hidupnya kepada
orang lain, melainkan dengan rela memberikan informasi yang dibutuhkan
orang lain. Dengan kata lain, keterbukaan adalah kesedian untuk membuka
diri
mengungkapkan
informasi
yang biasa
disembunyikan,
asalkan
pengungkapan diri informasi diri ini tidak bertentangan dengan asas
kepatutan. Sikap keterbukaan ditandai dengan adanya kejujuran dalam
merespo, tidak berkata bohong dan tidak menyembunyikan informasi yang
sebenarnya. Dengan adanya keterbukaan proses komunikasi antarpribadi
menjadi suatu sikap yang positif, dengan begitu komunikasi antarpribadi akan
berlangsung secara adil, transparant, dua arah, dan dapat diterima oleh semua
pihak yang berkomunikasi.
2. Empati (empathy)
Empati adalah kemampuan seseorang untuk merasakan kalau
seandainya menjad orang lain, dapat memahami sesuatu yang sedang dialami
oleh orang lain, dapat merasakan apa yang sedang dirasakan orang lain, dan
dapat memahami sesuatu persoalan dari sudut pandang orang lain, melalui
kacamata orang lain. Hakikat empati adalah : (a) usaha masing-masing pihak
14
untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain; (b) Dapat memahami
pendapat, sikap dan perilaku orang lain.
3. Sikap mendukung (supportiveness)
Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan di mana
terdapat sikap mendukung (suppotiveness). Artinya masing-masing pihak
yang berkomunikasi memiliki komitmen untuk mendukung terselenggaranya
interaksi secara terbuka. Pemaparan gagasan bersifat deskriptif naratif bukan
evaluativ. Sedangkan pola pengambilan keputusan bersifat akomodatif, bukan
intervensi yang disebabkan rasa percaya diri yang berlebihan.
Sikap mendukung dapat meningkatkan motivasi seseorang, karena
merasakan adanya semangat yang didapatkan dari oranglain/orang sekitar
untuk terpacu melakukan sesuatu.
4. Sikap positif (positiveness)
Sikap positif (positiveness) ditunjukan dalam bentuk sikap dan
perilaku. Dalam bentuk sikap maksudnya adalah bahwa pihak-pihak yang
terlibat dalam komunikasi interpersonal harus memiliki perasaan dan pikiran
positif, bukan prasangkan dan curiga. Dalam bentuk perilaku, artinya bahwa
tindakan yang dipilih adalah yang relevan dengan tujuan komunikasi
interpersonal, yaitu secara nyata melakukan aktivitas untuk terjalinnya
kerjasama.
Sikap positif dapat ditunjukan dengan berbagai macam perilaku dan
sikap, antara lain:
1) Menghargai orang lain
2) Berpikiran positif terhadap orang lain
3) Tidak menaruh curiga secara berlebihan
4) Meyakini pentingnya orang lain
5) Memberikan pujian dan penghargaan
6) Komitmen menjalin kerjasama
5. Kesetaraan (equality)
Kesetaraan (equality) adalah pengakuan bahwa kedua belah pihak
memiliki kepentingan, kedua belah pihak sama-sama bernilai dan berharga,
15
dan saling memerlukan. Dalam suatu proses komunikasi secara alamiah tidak
akan tercapai situasi yang menunjukan kesetaraan, dimana terdapat yang
lebih
kaya,
lebih
pintar,
lebih
muda/lebih
berpengalaman
dan
sebagainya.Namun kesetaraan yang dimaksud adalah kerelaan untuk
menempatkan diri setara (tidak ada yang superior atau inferior) dengan
partner komunikasi. Dengan demikian dapat dikemukakan indicator
kesetaraan, meliputi:
1) Menempatkan diri setara dengan orang lain
2) Menyadari akan adanya kepentingan yang berbeda
3) Mengakui pentingnya kehadiran orang lain
4) Tidak memaksakan kehendak
5) Komunikasi dua arah
6) Saling memerlukan
7) Susasana komunkasi: akrab dan nyaman
2.2.3
Pengertian Motivasi
Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mendorong gairah kerja
bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua
kemampuan dan keterampilan untuk mewujudkan tujuan perusahaan menurut
hasibuan dalam (Sutrisno 2013:110). Motif sering kali disamakan dengan
dorongan.
Menurut Siagian dalam (Sutrisno 2013:110) mengatakan bahwa motif
adalah keadaan kejiwaan yang mendorong, mengaktifkan, atau menggerakan
dan motif itulah yang mengarahkan dan menyalurkan perilaku, sikap, dan
tindak seseorang yang selalu dikaitkan dengan pencapaian tujuan, baik tujuan
organisasi maupun tujuan pribadi masing-masing anggota organisasi.
Menurut Wexley & Yukl dalam (Sutrisno 2013:110) motivasi adalah
sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Motivasi adalah
pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang,
agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala
daya upayanya untuk mencapai kepuasan.
Berdasarkan berbagai pendapat dapat disimpulkan bahwa motivasi
adalah suatu dorongan baik dalam dalam diri maupun dari luar yang dapat
mempengaruhi tingkah laku seseorang yang berkaitan dengan pencapaian
16
tujuan tertentu. Dan dapat disimpulkan apabila terdapat motivasi yang tinggi
dari para karyawan dalam suaru perusahaan maka tujuan yang teah ditetapkan
akan tercapai, sehingga motivasi merupakan aspek utama atas keberhasilan
suatu perusahaan dalam meraih tujuannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi :
1. Faktor Intern
Faktor intern yang dapat mempengaruhi pemberian motivasi pada
seseorang antara lain :
1. Keinginan untuk dapat hidup
Keinginan untuk dapat hidup merupakan kebutuhan setiap
menuasia. Untuk mempertahankan hidup setiap orang mau
mengerjakan apa saja.
2. Keinginan untuk dapat memiliki
Keinginan utnuk dapat memiliki benda dapat mendorong
seseorang untuk mau melakukan pekerjaan, contohnya,
keinginan untuk dapat memiliki mobil mendorong
seseorang untuk bekerja lebih.
3. Keinginan untuk memperoleh penghargaan
Seseorang bekerja disebabkan adanya keinginan untuk
diakui, dihormati oleh orang lain.
4. Keinginan untuk memperoleh pengakuan
Adanya penghargaan prestasi, adanya hubungan kerja yang
harmonis dan kompak, pimpinan yang adil dan bijaksana,
perusahaan tempat bekerja dihargai oleh masyarakat.
5. Keinginan untuk berkuasa
Keinginan untuk berkuasa akan mendorong seseorang
untuk bekerja lebih giat lagi.
2. Faktor Ekstern
Faktor eksternal juga memiliki peran penting dalam meningkatkan
motivasi kerja seserorang. Faktor-faktor ekstern tersebut :
1. Kondisi lingkungan kerja
2. Kompensasi yang memadai
3. Supervisi yang baik
17
4. Adanya jaminan pekerjaan
5. Status dan tanggung jawab
6. Peraturan yang fleksibel
Teori-Teori Motivasi
1. Teori Motivasi Konvensional
Teori motivasi konvensional ini termasuk content theor, karena
F.W. Taylor memfokuskan teorinya pada anggapan bahwa keinginian
untuk pemenuhan kebutuhannya yang menyebabkan seseorang mau
bekerja keras. Dapat dikatakan seseorang akan mau melakukan sesuatu
didorong adanya sebuah imbalan atau tidak.
2. Abraham H. Maslow (Teori Hierarki)
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Maslow dalam (Sutrisno,
2009),
mengemukakan
bahwa
kebutuhan
manusia
itu
dapat
diklasifikasikan ke dalam lima hierarki kebutuhan, sebagai berikut :
a. Kebutuhan Fisiologis (physiological)
Kebutuhan dasar untuk mempertahankan hidup, yaitu kebutuhan
untuk mempertahankan hidup dari kematian, yaitu seperti makan,
minum, perumahan, pakaian yang harus dipenuhi seseoranguntuk
mempertahandkan diri dari kelaparan.
b. Kebutuhan Rasa Aman (safety)
Setelah kebutuhan dasar terpenuhi, maka seseorang berusaha
memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi, yaitu kebutuhan akan rasa
aman dan keselamatan.
c. Kebutuhan Hubungan Sosial (affiliation)
Kebutuhan social sering pula disebut dengan social needs, atau
affiliation needs, merupakan kebutuhan tingkat ketiga dari
Maslow. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk hidup
bersama dengan orang lain, pada kebutuhan ini hanya dapat
terpenuhi bersama masyarakat. Kebutuhan social itu meliputi:
a. Kebutuhan untuk disayangi, dicintai dan diterima oleh orang
lain.
b. Kebutuhan untuk dihormati orang lain.
18
c. Kebutuhan untuk diikutsertakan dalam pergaulan
d. Kebutuhan untuk berprestasi
d. Kebutuhan Pengakuan (esteem)
Setiap manusia membutuhkan adanya penghargaan diri dan
pernghargaan prestise diri dari lingkungannya. Semakin tinggi
status dan kedudukan seseorang dalam perusahaan, maka semakin
tinggi pula kebutuhan akan prestise diri yang bersangkutan.
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri (self actualization)
Kebutuhan aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan yang
paling tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan puncak ini biasanya
seseorang bertindak bukan atas dorongan orang lian, tetapi karena
kesadaran dan keiinginan diri sendiri. Dalam kondisi ini seseorang
ingin memperlihatkan kemampuan dirinya secara optimal di
tempat masing-masing.
Kekuatan terori Maslow adalah kemampuan untuk mendalami jenisjenis kebutuhan motif yang mendorongnya.
3.
David McClelland dengan teori Motivasi Prestasi
Teori kebutuhan yang dikemukakan oleh David McClelland
dalam (Sutrisno, 2009 : 128) terdapat tiga komponen dasar yang dapat
digunakan untuk memotivasi orang bekerja yaitu kebutuhan akan:
a. Need for achievement
Merupakan kebutuhan untuk mencapai sukses, yang diukur
berdasarkan standard kemampuan dalam diri seseorang.
b. Need for affiliation
Kebutuhan akan kehangatan dalam hubungan dengan
orang lain. Kebutuhan ini mengarahkan tingkah laku untuk
mengadakan hubungan secara akrab dengan orang lain.
c. Need for power
Kebutuhan untuk menguasai dan memengaruhi terhadap
orang lain. Kebutuhan ini, menyebabkan orang yang
bersangkutan tidak atau kurang memedulikan perasaan
orang lain.
19
Hal-hal yang perlu dipertahankan dalam pemberian motivasi :
Pemberian motivasi kepada karyawan dapat dilakukan oleh para
pimpinan agar para karyawan tersebut dapat lebih meningkatkan volume dan
mutu pekerjaan yang menjadi tanggung jawab, yaitu:
1.
Memahami perilaku bawahan
2.
Harus berbuat dan berperilaku realistis
3.
Pemberian motivasi harus mengacu pada orang
4.
Harus dapat memberi keteladanan
Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan
suatu aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai
faktor pendorong perilaku seseorang. Berdasarkan teori-teori motivasi yang ada
penelitian ini menggunakan teori Abraham H. Malsow dengan Teori Hierarki
Kebutuh, karena pada teori Maslow dijabarkan secara lengkap dan jelas tingkatantingkatan motivasiyang dibuthkan dari kebuthan paling dasar sampai kebutuhan
puncak.
20
2.3
Kerangka Pemikiran
Komunikasi
Antarpribadi
Motivasi Kerja
a. Kebutuhan Fisiologis
(physiological)
b. Kebutuhan Rasa
Aman (safety)
c. Kebutuhan hubungan
social (affiliation)
d. Kebutuhan Pengakuan
(esteem)
e. Kebutuhan
Aktualisasi Diri (self
Actualization)
f. Supervisi yang baik
a. Keterbukaan
(openness)
b. Empati (emphaty)
c. Sikap mendukung
(supportiveness)
d.
 SIkap positif
(positiveness)
e. Kesetaraan (equality)
Suranto Aw
Edy Sutrisno
Ho : r = 0
Ha : r = ≠
Hasil penelitian
Kesimpulan dan saran
yang didapat dari
hasil penelitian
Gambar 2.2 Gambar Kerangka Pemikiran
Download