SISTEM PENUNJANG IDENTIFIKASI SPESIES BAKTERI BATANG

advertisement
SISTEM PENUNJANG IDENTIFIKASI SPESIES BAKTERI BATANG
GRAM NEGATIF BERDASARKAN UJI BIOKIMIA MIKROBA
BERBASIS MULTIMEDIA
Naskah Publikasi
Diajukan Oleh:
Muhammad Adib Inayatullah
06.12.1796
Kepada
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM
YOGYAKARTA
2010
NASKAH PUBLIKASI
SISTEM PENUNJANG IDENTIFIKASI SPESIES BAKTERI BATANG
GRAM NEGATIF BERDASARKAN UJI BIOKIMIA MIKROBA
BERBASIS MULTIMEDIA
disusun oleh
Muhammad Adib Inayatullah
06.12.1796
Dosen Pembimbing
Hanif Al Fatta, M.Kom
NIK. 190302096
Tanggal 11 November 2010
Ketua Jurusan
Sistem Informasi
Drs. Bambang Sudaryatno, M.M,
NIK. 190302029
THE SUPPORT IDENTIFICATION SYSTEM OF GRAM NEGATIVE ROD BACTERIA
SPECIES BASED ON BIOCHEMICAL MICROBIAL TEST USING MULTIMEDIA
SISTEM PENUNJANG IDENTIFIKASI SPESIES BAKTERI BATANG
GRAM NEGATIF BERDASARKAN UJI BIOKIMIA MIKROBA
BERBASIS MULTIMEDIA
Muhammad Adib Inayatullah
Jurusan Sistem Informasi
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
Gram-negative rod bacteria is one of the species studied in mikrobilogi
medicine.While medical microbiology is the study of microbes - microbes (tiny living
things) that has to do with the disease - the disease in humans. In penarapannya, to
identify the bacterial species included in the classification of gram-negative bacterial rod
that is by testing microbial biochemistry.
A health analyst, particularly laboratory system in identifying a type of bacteria
that cause disease in humans should record test results and then matching the variable the variable results of the test on the table type - the type of bacteria gram-negative rods
to diagnose the type of bacteria. This of course requires a long time to diagnose the type
of bacteria.
Support system identification of gram negative rod bacteria species will facilitate
a laboratory system in diagnosing the type of bacteria, increasing the efficiency of time
and produce correct output in accordance with the data.
Keywords: decision support systems, Microbiology, Multimedia.
1. PENDAHULUAN
Instalasi Patologi Klinik pada Laboratorium Mikro memiliki kegiatan klasifikasi dan
identifikasi patogen. Sistem klasifikasi yang baik dari organisme patogen harus
mencerminkan
cara
pemberantasannya.
Klasifikasi
sebaiknya
bisa
memberikan
pengertian luas tentang hubungan organisme-organisme yang berbeda dan informasi
tersebut mungkin memiliki nilai praktis yang sangat besar.
Dalam penerapannya, seorang analis kesehatan, khususnya analis laborat dalam
mengidentifikasi suatu jenis patogen harus menghafal atau mencatat hasil pengujiannya
kemudian mencocokkan variabel – variabel hasil pengujian tersebut pada table reaksi
media gula. Hal ini tentunya membutuhkan waktu yang lama untuk mengidentifikasi
patogen tersebut. Sesuai dengan permasalahan yang ada maka penulis menyusun
skripsi dengan judul “Sistem Penunjang Identifikasi Spesies Bakteri Batang Gram Negatif
Berdasarkan Uji Biokimia Mikroba Berbasis Multimedia”.
2. LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Sistem
Menurut George H.Bodnar ”suatu sistem adalah kumpulan dari elemen –
elemen yang menimbulkan hubungan suatu dengan yang lain”. (Jogiyanto 1997:3)
Menurut Robert G. Murdick, Thomas C. Fuller dan Joel E. Ross ”suatu sistem
dapat digambarkan secara sederhana sebagai suatu kumpulan elemen – elemen
yang bergabung bersama – sama untuk suatu sasaran yang umum”. (Jogiyanto
1997:3)
Dari beberapa definisi dan pengertian sistem pendukung keputusan diatas
maka dapat dibangun suatu definisi praktis, bahwa sistem adalah ”kumpulan
elemen-elemen yang saling terkait dan bekerja sama untuk memproses masukan
(input) yang ditujukan kepada sistem tersebut dan mengolah masukan tersebut
sampai menghasilkan keluaran (output) yang diinginkan”.
2.2. Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan adalah ”sistem interaktif berbasis komputer yang
dibangun untuk mendukung sistem pengambilan keputusan untuk masalah –
masalah manajemen semi terstruktur dengan memanfaatkan data dan model –
model sehingga kualitas keputusan tersebut menjadi lebih cepat, tepat, dan baik”.
Sistem pendukung keputusan tidak dimaksudkan untuk mengotomatisasikan
pengambilan
keputusan,
tetapi
memberikan
perangkat
interaktif
yang
memungkinkan pengambilan keputusan untuk melakukan berbagai analisis
menggunakan model-model yang tersedia.
2.2.1. Komponen – Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Secara umum, sebuah sistem pendukung keputusan terdiri atas
beberapa komponen berikut:
a)
Data Management Subsytem
Sistem yang akan mengelola semua data dan informasi yang
ditampung dan dikelola oleh sistem. Data management subsystem
dibagi menjadi data management system, data directory, dan
query facility.
b)
Model Management Subsytem
Sistem yang mengelola berbagai jenis model yang dibutuhkan
dalam melakukan analisis terhadap informasi yang disediakan oleh
sistem. Komponen yang terdapat pada model management
subsystem adalah:
• Model Management System: mengelola berbagai model
yang dapat disediakan oleh sistem. Berbagai model yang
lazim terdapat pada sistem dapat dikelompokkan menjadi
strategic models, tactical models, operational models, model
analitic.
• Bahasa pemodelan
• Model directory
• Model execution.
c)
Knowledge-based (management) subsystem
Sistem yang mampu menampung pengetahuan dan menformal-kan pengetahuan tersebut sehingga dapat diakses dan
dimanfaatkan oleh semua pengguna sistem. Tersedianya subsitem
ini dapat mendukung terbentuknya sebuah sistem pendukung
keputusan yang bersifat intelligent (dapat melakukan analisis
sendiri) dan mampu menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur
dan rumit, dan program yang semi terstruktur.
d)
User interface Subsystem
Sistem yang mengatur antarmuka dengan user/pengguna.
Biasanya berbentuk tampilan grafis yang mudah dioperasikan dan
mudah dikostumisasi sesuai dengan kebutuhan user.
2.3. Sistem Penunjang Identifikasi Spesies Bakteri
Sistem
Penunjang
Identifikasi
Spesies
Bakteri
dapat
diartikan
yaitu
mempersiapkan data – data variabel reaksi bakteri terhadap media gula supaya
dapat digunakan sebagai pendukung dan bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan oleh analis kesehatan khususnya pada laboratorium patologi klinik.
2.4. Konsep Dasar Multimedia
Multimedia adalah suatu sistem yang memanfaatkan komputer untuk membuat
dan mendukung proses informasi yang digambarkan dalam bentuk teks grafik,
audio, gambar gerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool
yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, dan berkomunikasi.
Komputer multimedia merupakan komputer yang mampu menyajikan data dalam
bentuk suara, tampilan, gambar, animasi dan video. Untuk keperluan ini, komputer
multimedia harus dilengkapi dengan perangkat keras yang dapat mendukung
aplikasinya. Misalnya VGA Card, Sound Card, Speaker, dan CD Rom.
2.4.1. Elemen – Elemen Multimedia
a) Teks: Bentuk data multimedia yang paling mudah disimpan dan
dikendalikan adalah teks. Secara umum ada empat macam teks: teks
cetak, teks hasil scan, teks elektronis, dan hypertext.
b) Grafik: Grafik atau gambar biasanya sering digunakan dalam
presentasi atau aplikasi multimedia karena lebih menarik perhatian
dan dapat mengurangi kebosanan dibandingkan dengan teks.
Gambar dapat meringkas dan menyajikan data kompleks dengan cara
yang baru dan lebih berguna. Sering dikatakan bahwa sebuah
gambar mampu menyajikan seribu kata.
c)
Audio: Audio dalam produksi multimedia dapat berupa narasi yang
menjelaskan isi materi; musik; atau efek-efek suara.
d) Video: Video digunakan untuk meyakinkan kejadian sesungguhnya
yang terjadi. Video juga menyediakan sumberdaya yang kaya dan
hidup bagi aplikasi multimedia.
e) Animasi: Dalam multimedia, animasi merupakan penggunaan
komputer untuk menciptakan gerak pada layar.
2.5. Software Yang Digunakan
2.5.1. Macromedia Director MX 2004
Macromedia director MX 2004 adalah sebuah program untuk membantu
dalam pembuatan animasi atau multimedia interaktif. Macromedia Director MX
memiliki fasilitas pengaturan untuk membuat animasi per-frame dan animasi
tiga dimensi. Macromedia Director MX merupakan program yang paling
fleksibel dalam pembuatan animasi, seperti Animasi Interaktif, Game, Company
Profile, Presentasi, Movie, Sistem Pakar, dan tampilan animasi lainnya.
2.5.2. Macromedia Flash Professional 8
Macromedia flash professional 8 adalah salah satu program pembuatan
animasi yang dapat memanipulasi vektor dan raster grafik dan mendukung
streaming audio dan video secara bi-directional.
2.5.3. Adobe Photoshop CS3
Adobe Photoshop CS3 merupakan salah satu software desain grafis dan
manipulasi image yang telah banyak dipergunakan oleh para desainer grafis
untuk membuat berbagai karya grafis.
2.5.4. Adobe Audition 1.0
Adobe Audition adalah perangkat lunak komputer yang dapat digunakan
untuk
merekam,
menciptakan,
mengarang,
mengedit,
mencampur,
menambahkan efek spesial, menyimpan kembali, mengubah, menyamakan,
memadatkan, menjadi induk, dan memproduksi file audio digital.
3. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1. Tinjauan Umum
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup - makhluk hidup yang
kecil, yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Makhluk hidup yang kecil ini
disebut mikroba atau mikroorganisme.
Dalam penerapannya, mikrobiologi dibagi berdasarkan jenis mikroba yang
dipelajarinya, antara lain:
a)
Bacteriologi – mempelajari bakteri
b)
Virology – mempelajari virus
c)
Riketsiologi – mempelajari riketsis
d)
Micoologi – mempelajari jamur
Sedangkan berkaitan dengan cakupan bahasannya, mikrobiologi dibagi dalam:
a)
Mikrobiologi Umum
Mempelajari sifat-sifat mikroba pada umumnya.
b)
Mikrobiologi Kedokteran
Mempelajari mikroba-mikroba yang ada hubungannya dengan penyakitpenyakit pada manusia.
c)
Mikrobiologi Pertanian
Mempelajari mikroba-mikroba yang ada hubungannya dengan penyakit
pada tanaman, hewan dan kesuburan tanah.
d)
Mikrobiologi Industri
Mempelajari mikroba-mikroba yang ada hubungannya dengan kegiatan
industry.
e)
Mikrobiologi Makanan dan Susu
Mempelajari mikroba-mikroba yang ada hubungannya dengan pembuatan,
pengawetan bahan makanan dan susu.
3.2. Identifikasi Masalah
Tahap pertama yang dilakukan dalam proses analisis sistem adalah
mengidentifikasi setiap kendala/ masalah pada sistem informasi yang sedang
berjalan. Sesuai dengan judul skripsi ini, maka analisis difokuskan pada proses
penunjang identifikasi spesies bakteri batang gram negative. Masalah – masalah
yang menjadi penyebab lambatnya proses identifikasi harus ditemukan terlebih
dahulu dengan menganalisis langsung ke lapangan. Proses identifikasi spesies
bakteri batang gram negative selama ini masih manual, yakni dengan mencocokkan
variabel – variabel hasil uji terhadap tabel reaksi media gula.
3.3. Analisis Kebutuhan Sistem
3.3.1 Analisis Kebutuhan Sistem Fungsional
Analisis kebutuhan fungsional yaitu analisis kebutuhan yang berisi
kemampuan dan proses-proses apa saja yang nantinya dilakukan oleh sistem.
Analisis kebutuhan sistem fungsional untuk pengembangan sistem penunjang
identifikasi spesies bakteri batang gram negative, adalah:
a) Sistem dapat melakukan pengolahan data spesies bakteri batang gram
negative berdasarkan uji biokimia mikroba. Yakni, operator dapat
melakukan input, edit, dan delete data bakteri beserta variabel
pengujiannya.
b) Sistem dapat melakukan pencarian data spesies bakteri batang gram
negative berdasarkan variable – variable hasil pengujian biokimia mikroba
(pengecatan gram).
c) Sistem dapat menampilkan informasi tentang data ringkas mengenai
masing – masing spesies bakteri batang gram negative.
3.3.2 Analisis Kebutuhan Non-Fungsional
Analisis kebutuhan sistem non-fungsional yaitu analisis kebutuhan
sistem yang berisi properti (hardware dan software) yang digunakan dalam
pembuatan sistem untuk mencapai pada hasil yang diharapkan.
a) Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras menggunakan notebook dengan spesifikasi sebagai
berikut:
• Processor Intel Core 2 Duo T7500 2.20 GHz.
• Memory SODIM DDR II 2GB/5300.
• VGA Intel GMA X3100 (on board).
• HDD seagate 320 GB SATA.
• LCD 14,1” HD dengan resolusi 1280 x 800 pixel.
• Optical Drive DVD/RW.
b) Kebutuhan Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak yang dibutuhkan dalam pembuatan sistem penunjang
identifikasi berbasis multimedia antara lain:
• Microsoft Windows XP Professional SP 2.
• Macromedia Director MX 2004.
• Macromedia Flash Professional 8
• Adobe Photoshop CS3
• Adobe Audition 1.0
3.4. Analisis Kelayakan Sistem
Sesuai dengan latar belakang masalah yang terpapar pada bab 1, maka perlu
dibuatkan aplikasi penunjang identifikasi, untuk mengetahui aplikasi ini sudah layak
atau belum, ada beberapa factor kelayakan yang mendukung dalam menentukan
kemungkinan layak atau tidaknya sistem yang akan dirancang nantinya, sehingga
dapat diketahui apakah sistem tersebut nantinya dapat diteruskan atau tidak.
3.5. Perancangan Sistem
Rancangan sistem secara umum merupakan tahap persiapan dan perancangan
secara rinci tentang sistem baru yang akan diterapkan. Rancangan sistem ini mengidentifikasi-kan komponen-komponen sistem informasi yang akan dirancang secara
rinci dan tujuan utamanya adalah untuk memberikan gambaran secara rinci tentang
langkah-langkah perancangan sistem yang akan dibuat.
3.5.1. Merancang Konsep
Pembuatan sebuah aplikasi multimedia yang baik memerlukan suatu
pemikiran yang terarah suapaya hasilnya sesuai dengan apa yang diharapkan.
Oleh karena itu, diperlukan rancangan konsep yang tepat agar apa yang
diharapkan dari pembuatan aplikasi tersebut menjadi jelas dan mudah
dipahami.
3.5.2. Merancang Isi
Tahapan perancangan isi bertujuan agar isi dari sistem penunjang
identifikasi tidak keluar dari permasalahan dan konsep utama sistem.
Rancangan isi sistem penunjang identifikasi akan ditampilkan dalam menú dan
sub-sub menú.
3.5.3. Merancang Naskah
Perancangan naskah bertujuan untuk menjabarkan aliran – aliran
(urutan) dari tampilan aplikasi multimedia ini. Penjabaran aliran – aliran tersebut
digambarkan dalam bentuk diagram struktur. Pembuatan struktur aplikasi
multimedia berfungsi untuk mempermudah dalam proses pengerjaan dan
sebagai peta level – level yang telah direncanakan. Struktur yang digunakan
dalam pembuatan aplikasi ini adalah struktur kombinasi, karena terdiri dari
beberapa desain struktur aliran aplikasi multimedia yang lain.
Gambar 3.1. Flow Diagram
3.5.4. Merancang Grafik
Tahapan perancangan grafik bertujuan untuk mendukung dialog latar
belakang atau penerapan layout interface yang diperlukan dalam aplikasi
multimedia. Dalam tahap ini, rancangan grafik atau layout interface digambar
dalam bentuk sketsa.
4. IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN
4.1. Memproduksi Sistem
4.1.1. Pembuatan Desain Grafik
Proses pembuatan desain grafik sebagian besar menggunakan
software Adobe Photoshop CS3. Dalam pembuatan grafik pendukung sistem ini
penyusun menggunakan spesifikasi sebagai berikut:
a)
Ukuran 800 x 600 pixel
b)
Resolusi 72 pixel/inch.
c)
Mode color menggunakan RGB.
d)
Content menggunakan background color.
Adapun grafik yang dibuat menggunakan software ini beberapa
diantaranya adalah latar belakang dan tombol navigasi.
4.1.2. Memproduksi suara
Proses editing audio untuk backsound sistem ini menggunakan
software Adobe Audition 1.0. editing audio diperlukan untuk memberikan efek
fade out yaitu efek yang apabila musik tersebut ketika akan selesai, suaranya
akan melemah secara halus di bagian belakang sehingga terasa enak ketika
didengar.
4.1.3. Pembuatan Animasi
Animasi dalam sistem ini terletak pada splash screen dan banner
header sistem. Pembuatan sistem ini menggunakan macromedia flash
professional 8.
4.1.4. Pembuatan Sistem
Langkah pertama yang dilakukan untuk membuat sebuah movie pada
Macromedia Director MX adalah membuat file baru. Caranya pilih menu file Æ
pilih New Movie Æ pilih tab movie pada panel property inspector dan atur stage
size 800x600.
Langkah selanjutnya adalah membuat objek, caranya adalah dengan
memanfaatkan fasilitas tool pallete dan fasilitas lain yang ada. Selain itu dapat
pula dengan memanfaatkan file yang sengaja dibuat khusus misalnya file
gambar seperti *.jpg, *.png, dan lain-lain. Dapat juga meng-import file animasi
yang sudah jadi seperti *.swf, serta file suara dengan tipe *.wav atau yang lain.
4.1.5. Membuat Tombol Navigasi
Tombol navigasi yang dimaksud adalah tombol yang berfungsi untuk
mengendalikan jalannya seluruh halaman aplikasi ini, misalnya untuk
menghubungkan halaman menu utama kepada halaman sub menu atau tombol
untuk keluar dari program. Pada dasarnya, tombol-tombol ini dibuat dengan
bantuan bahasa script Lingo. Tapi dengan Macromedia Director MX, tidak
harus selalu dengan cara menuliskan sendiri kode-kode perintah bahasa script
Lingo. Cukup dengan mendrag perintah-perintah instant yang sudah ada dari
Library Palette dan menentukan beberapa pilihan maka tombol navigasi tadi
sudah dapat dibuat dan kode-kode Lingo akan otomatis dibuat.
4.1.6. Tahap Programming
Tahapan ini bertujuan untuk membuat sistem dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Tahap programming merupakan tahap inti dalam
pembuatan sistem. Programming dalam macromedia director menggunakan
bahasa Lingo (Lingo Script).
4.1.7. Membuat File .EXE
Untuk dapat menjalankan sistem pada computer lain yang tidak terinstall macromedia Director, maka yang harus dilakukan adalah membuat atau
meng-compile file menjadi Executable (*.Exe), pada Macromedia Director istilah
file Executable adalah projector.
4.2. Testing Sistem
Pengujian pada sistem ini bertujuan untuk mengetahui apakah aplikasi dapat
berjalan sesuai dengan rancangan sistem. Pengetesan sistem membutuhkan waktu.
Test data harus disiapkan secara hati-hati dan teliti. Ada dua mode pengujian yang
dilakukan antara lain pengujian script dan konfigurasi.
4.3. Manual Program
Sebelum menggunakan sistem ini, copy terlebih dahulu folder MicroLAB v1.10
ke dalam hardisk PC. Setelah selesai meng-copy, buka folder tersebut dan klik dua
kali file MicroLab v1.10.exe. Maka operator akan diarahkan pada jendela sistem
MicroLAB v1.10 untuk halaman user.
4.4. Perawatan Sistem
Pembuatan apapun pasti memerlukan perawatan atau pemeliharaan. Hal ini
dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kerusan pada sistem. Setelah sistem
digunakan, maka sistem akan dievaluasi oleh pemakai dan spesialis multimedia
untuk menentukan apakah sistem yang baru tersebut sesuai tujuan semula dan
diputuskan apakah ada revisi atau dimodifikasi.
Setelah terjadinya perubahan dalam perangkat keras, perangkat lunak,
dokumentasi atau prosedur untuk mengoreksi kesalahan dengan kebutuhan baru
atau perbaikan efisiensi proses, maka pengembangan sistem multimedia akan
masuk pada tahap perawatan atau pemeliharaan sistem dimaksudkan agar sistem
tersebut tidak mengalami gangguan seperti error atau sistem tidak bisa berjalan
sebagai mana mestinya.
5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat dihimpun selama penelitian dan perancangan sistem
penunjang identifikasi ini antara lain:
a)
Kompleksitas dari masalah identifikasi bakteri secara manual akan lambat dan
boros, sehingga harus dibangun sebuah sistem baru secara komputerisasi
yang lebih hemat dan efisien.
b)
Dengan sistem penunjang identifikasi spesies bakteri batang gram negatif,
maka proses diagnose spesies bakteri batang gram negative dapat dilakukan
dengan cepat, tepat, akurat dan relevan. Serta dapat mengurangi pekerjaan
yang berulang-ulang dan dapat mengubah data dengan mudah.
c)
Sistem penunjang identifikasi spesies bakteri gram negative menghasilkan
informasi yang lebih berkualitas sehingga memudahkan dokter dalam
melakukan diagnose.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2002. Lingo Dictionary.pdf. Macromedia, Inc.
Anonim. 2002. Using Director MX.pdf. Macromedia, Inc.
Hendratman, H. 2008. The Magic of Macromedia Director (Edisi Revisi).
Bandung: Penerbit Informatika.
Ismail, Tohir. 2005. Perancangan Multimedia (Multimedia Lanjut). Yogyakarta:
Sistem Informasi STMIK AMIKOM.
Jawetz, Melnick, dkk. 2005. Mikrobiologi Kedokteran - jilid 1. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika.
Jawetz, Melnick, dkk. 2005. Mikrobiologi Kedokteran - jilid 2. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika.
Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori dan Aplikas. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Suyanto, M. 2005. Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Suyanto, M. 2004. Analisis & Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Turban, Efraim. 2002. Decision Support System and Intelligent System. Jakarta:
Prenhallindo.
Turban, Efraim. 2005. Decision Support System and Intelligent System.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Download