naskah mimbar agama hindu - E

advertisement
NASKAH MIMBAR AGAMA HINDU
PENGISI ACARA
: PEMBIMBING MASYARAKAT HINDU
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI SULAWESI UTARA
HARI TANGGAL
: SELASA, 01 MARET 2011
JUDUL
: MAKNA PERAYAAN HARI RAYA NYEPI TAHUN
BARU CAKA 1933
WAKTU
: 19.30 – 22.00 Wita
DIBAWAKAN OLEH
: 1. NI WAYAN ASRYANINGSIH (PEWARA)
2. I MADE WIDA, A.Md (NARASUMBER)
3. NENGAH KOKOG, S.Ag, M.Si (NARASUMBER)
Om Swastyastu
1. Acara dibuka oleh pembawa acara, menyampaikan apersepsi judul mimbar serta
memperkenalkan narasumbernya.
2. Pembawa acara mengawali dengan pertanyaan, kapan umat Hindu merayakan hari
Raya Nyepi?
Narasumber
menjawab : Hari Raya Nyepi adalah hari raya umat Hindu yang
dirayakan setiap tahun Baru Saka. Hari ini jatuh pada hitungan Tilem Kesanga (IX)
yang dipercayai merupakan hari penyucian dewa-dewa yang berada di pusat
samudera yang membawa intisari amerta air kehidupan. Pada tahun 2011 tepatnya
jatuh pada hari Sabtu tanggal 5 Maret 2011, Nyepi berasal dari kata sepi (sunyi,
senyap). Hari Raya Nyepi sebenarnya merupakan perayaan Tahun Baru Hindu
berdasarkan penanggalan / kalender Saka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi. Tidak
seperti perayaan tahun baru Masehi, Tahun Baru Saka diawali dengan menyepi.
Tidak ada aktifitas seperti biasa. Semua kegiatan ditiadakan.
3. Bagimana sejarah singkat Tahun Baru Caka (Nyepi) ?
Narasumber menjawab : Kita semua tahu bahwa agama Hindu berasal dari India
dengan kitab sucinya Weda. Di awal abad masehi bahkan sebelumnya, Negeri India
dan wilayah sekitarnya digambarkan selalu mengalami krisis dan konflik sosial
berkepanjangan. Pertikaian yang panjang pada akhirnya suku Saka menjadi
pemenang dibawah pimpinan Raja Kaniskha I yang dinobatkan menjadi Raja pada
bulan Maret tahun 78 masehi. Dari sini dapat diketahui bahwa peringatan pergantian
tarikh saka adalah hari keberhasilan kepemimpinan Raja Kaniskha I menyatukan
bangsa yang tadinya bertikai dengan paham keagamaan yang saling berbeda. Sejak
tahun 78 Masehi itulah ditetapkan adanya tarikh atau perhitungan tahun Saka, yang
satu tahunnya juga sama-sama memiliki 12 bulan dan bulan pertamanya disebut
Caitramasa, bersamaan dengan bulan Maret tarikh Masehi dan Sasih Kesanga dalam
tarikh Jawa dan Bali di Indonesia. Sejak itu pula kehidupan bernegara, bermasyarakat
dan beragama di India ditata kembali. Oleh karena itu peringatan Tahun Baru Saka
bermakna sebagai hari kebangkitan, hari pembaharuan, hari kebersamaan (persatuan
dan kesatuan), hari toleransi, hari kedamaian sekaligus hari kerukunan nasional.
Keberhasilan ini disebar-luaskan keseluruh daratan India dan Asia lainnya bahkan
sampal ke Indonesia. Kehadiran Sang Pendeta Saka bergelar Aji Saka tiba di Jawa di
Desa Waru Rembang Jawa Tengah tahun 456 Masehi, dimana pengaruh Hindu di
Nusantara saat itu telah berumur 4,5 abad. Dinyatakan Sang Aji Saka disamping telah
berhasil mensosialisasikan peringatan pergantian tahun saka ini.
4. Apa saja rangkaian pelaksanaan Nyepi?
Narasumber menjawab : Peringatan tahun baru Caka dilakukan dengan cara Nyepi
(sipeng) selama 24 jam dan ada rangkaian acaranya antara lain:
a. Upacara melasti
b. Tawur Agung Kesanga
c. Nyepi
d. Ngembak Geni
e. Dharma Santi
5. Kapan dan apa tujuan dari Upacara Melasti di lakukan?
Narasumber menjawab : Melasti dilaksanakan Tiga atau dua hari sebelum Nyepi,
umat Hindu melakukan Penyucian dengan melakukan upacara Melasti atau disebut
juga Melis/Mekiyis. Pada hari tersebut, segala sarana persembahyangan yang ada di
Pura (tempat suci) di arak ke pantai atau danau, karena laut atau danau adalah sumber
air suci (tirta amerta) dan bisa menyucikan segala leteh (kotor) di dalam diri manusia
dan alam. Intinya pelaksanaan upacara melasti penyucian bhuana alit (diri kita
masing-masing) dan bhuana Agung atau alam semesta ini. Dilakukan di sumber air
suci kelebutan, campuan, patirtan dan segara. Tapi yang paling banyak dilakukan
adalah di segara karena.sekalian untuk nunas tirtha amerta (tirtha yang memberi
kehidupan) ngamet sarining amerta ring telenging segara.
6. Mohon di jelaskan tentang tawur agung kesanga?
Narasumber menjawab : Sehari sebelum Nyepi, yaitu pada "tilem sasih kesanga"
(bulan mati yang ke-9), umat Hindu melaksanakan upacara Buta Yadnya di segala
tingkatan masyarakat, mulai dari masing-masing keluarga, banjar, desa, kecamatan
dan seterusnya, dengan mengambil salah satu dari jenis-jenis caru menurut
kemampuannya. Buta Yadnya itu masing-masing bernama Pañca Sata (kecil), Pañca
Sanak (sedang), dan Tawur Agung (besar). Tawur atau pecaruan sendiri merupakan
penyucian/pemarisuda Buta Kala, dan segala leteh (kekotoran) diharapkan sirna
semuanya. Caru yang dilaksanakan di rumah masing-masing terdiri dari nasi manca
(lima) warna berjumlah 9 tanding/paket beserta lauk pauknya, seperti ayam brumbun
(berwarna-warni) disertai tetabuhan arak/tuak. Buta Yadnya ini ditujukan kepada
Sang Buta Raja, Buta Kala dan Batara Kala, dengan memohon supaya mereka tidak
mengganggu umat.
Mecaru diikuti dengan upacara pengerupukan, yaitu menyebar-nyebar nasi tawur,
mengobori-obori rumah dan seluruh pekarangan, menyemburi rumah dan pekarangan
dengan mesui, serta memukul benda-benda apa saja (biasanya kentongan) hingga
bersuara ramai/gaduh. Tahapan ini dilakukan untuk mengusir Buta Kala dari
lingkungan rumah, pekarangan, dan lingkungan sekitar. Khusus di Bali, pengrupukan
biasanya dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh yang merupakan perwujudan Buta
Kala yang diarak keliling lingkungan, dan kemudian dibakar. Tujuannya sama yaitu
mengusir Buta Kala dari lingkungan sekitar.
7. Bagaimana dengan pelaksanaan hari raya Nyepi dan kenapa harus menyepi?
Narasumber menjawab : Keesokan harinya, yaitu pada Purnama Kedasa (bulan
purnama ke-10), tibalah Hari Raya Nyepi sesungguhnya. Pada hari ini suasana seperti
mati. Tidak ada kesibukan aktifitas seperti biasa. Pada hari ini umat Hindu
melaksanakan "Catur Brata" Penyepian yang terdiri dari amati geni (tiada berapiapi/tidak menggunakan dan atau menghidupkan api), amati karya (tidak bekerja),
amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan).
Serta bagi yang mampu juga melaksanakan tapa,brata,yoga dan semadhi.
Demikianlah untuk masa baru, benar-benar dimulai dengan suatu halaman baru yang
putih bersih. Untuk memulai hidup dalam tahun baru Caka pun, dasar ini
dipergunakan, sehingga semua yang kita lakukan berawal dari tidak ada,suci dan
bersih. Tiap orang berilmu (sang wruhing tattwa jñana) melaksanakan brata
(pengekangan hawa nafsu), yoga ( menghubungkan jiwa dengan paramatma (Tuhan),
tapa (latihan ketahanan menderita), dan samadi (manunggal kepada Tuhan, yang
tujuan akhirnya adalah kesucian lahir batin).
Semua itu menjadi keharusan bagi umat Hindu agar memiliki kesiapan batin untuk
menghadapi setiap tantangan kehidupan di tahun yang baru. Kebiasaan merayakan
hari raya dengan berfoya-foya, mabuk-mabukan adalah sesuatu yang keliru dan mesti
diubah.
8. Apa yang dilakukan pada saat ngembak geni?
Narasumber menjawab : Ngembak Geni. Mulai dengan aktivitas baru yang didahului
dengan mesima krama di lingkungan keluarga, warga terdekat (tetangga) dan dalam
ruang yang lebih luas diadakan acara Dharma Santi.
Yadnya dilaksanakan karena kita ingin mencapai kebenaran. Dalam Yajur Weda
XIX. 30 dinyatakan : Pratena diksam apnoti, diksaya apnoti daksina. Daksina
sradham apnoti, sraddhaya satyam apyate.
Artinya : Melalui pengabdian/yadnya kita memperoleh kesucian, dengan kesucian
kita mendapat kemuliaan. Dengan kemuliaan kita mendapat kehormatan, dan dengan
kehormatan kita memperoleh kebenaran.
Sesungguhnya seluruh rangkaian Nyepi dalam rangka memperingati pergantian tahun
baru saka itu adalah sebuah dialog spiritual yang dilakukan oleh umat Hindu agar
kehidupan ini selalu seimbang dan harmonis serta sejahtera dan damai. Mekiyis dan
nyejer/ngaturang bakti di Pura adalah dialog spiritual manusia dengan alam dan
Tuhan Yang Maha Esa, dengan segala manifetasi-Nya serta para leluhur yang telah
disucikan. Tawur Agung dengan segala rangkaiannya adalah dialog spiritual manusia
dengan alam sekitar para bhuta demi keseimbangan bhuana agung bhuana alit.
Pelaksanaan catur brata penyepian merupakan dialog spiritual antara diri sejati (Sang
Atma) seseorang umat dengan sang pencipta (Paramatma) Ida Sang Hyang Widhi
Wasa. Dalam diri manusia ada sang diri /atman yang bersumber dan sang Pencipta
Paramatma (Beliau Tuhan Yang Maha Esa).
9. Kenapa harus melakukan Dharma Santi setelah ada ngembak geni ?
Narasumber menjawab : Adapun Dharma Santi sebagai rangkaian akhir Nyepi
merupakan hal yang wajib dilaksanakan, baik di lingkungan keluarga, warga dekat
maupun warga bangsa. Dengan Dharma Santi kita dapat saling memaafkan jika ada
kesalahan atau kekeliruan yang pernah terjadi setidak-tidaknya dalam jangka waktu
satu tahun sebelumnya. Di samping itu juga untuk berbincang-bincang perihal
kehidupan bersama kita ke depan karena kondisi yang dihadapi akan semakin sulit
dan semakin komplek, serba multi; multi etnis, multi dimensi, multi kepentingan,
multi karakter dan multi kultural. Oleh karena itu dharma Santi dapat dilaksanakan
dimana saja dan kapan saja setelah Nyepi asal tidak lewat dari waktu kurang lebih
sebulan sesudah Nyepi. Sangat baik kalau setiap habis hari raya keagamaan (bukan
hanya pada Nyepi saja) diikuti dengan dharma Santi atau sima krama, atau secara
spiritual sering juga dilakukan jika ada upacara piodalan di Pura dengan “meprani”.
Mesima krama, meprani atau dharma Santi merupakan ajang berdialog antar sesama
tentang berbagai aspek kehidupan. Karena Weda menyatakan “Wasudewa
kutumbakan” (seluruh dunia adalah bersaudana). Atau sarwa asa mama mitram
bhawantu (Jadikanlah seluruh penjuru dunia sebagai sahabat kami).
Jadi pergantian Tahun Saka adalah peringatan dari kebangkitan dan pembaharuan.
Nyepi adalah renungan kesadaran untuk pengendalian diri. Dharma santi adalah
dialog sesama demi keseimbangan hidup lahir bathin. Demikian yang dapat
disampaikan, semoga ada manfaatnya. Mohon maaf atas kekuragannya. “Selamat
Hari Raya Nyepi tahun Baru saka 1933, “Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa
Asung kerta Wara nugraha kepada kita sekalian agar kita Santi, dapat meningkatkan
bhakti sadana menuju Jagadhita yaitu dunia sejahtera. Om Ano bhadrah kratawo
yantu wiswatah (semoga semua pikiran yang baik datang dari segala arah penjuru).
10. Kesimpulan : Hari Raya Nyepi adalah hari raya umat Hindu yang dirayakan setiap
tahun Baru Saka. Hari ini jatuh pada hitungan Tilem Kesanga (IX) yang dipercayai
merupakan hari penyucian dewa-dewa yang berada di pusat samudera yang
membawa intisari amerta air kehidupan. Pada tahun 2011 tepatnya jatuh pada hari
Sabtu tanggal 5 Maret 2011 dengan rangkain acaranya yaitu upacara melasti, Tawur
Agung Kesanga, Nyepi, Ngembak Geni, Dharma Santi
11. Pembawa Acara menutup acara dengan Puja Parama Santih.
Om Santih Santih Santih Om
Download