Tes EQ Anda - WordPress.com

advertisement
Personality
Ruang Lingkup Psikologi Lintas Budaya
RDS
Tema utama
• Apakah aneka perbedaan yang teramati
di antara individu melalui perilaku
seharusnya dipahami sebagai disposisi
psikologis yang lebih permanen atau
hanya tergantung pada situasi-situasi
khusus?
Pokok Bahasan
• Teori sifat dan pembelajaran sosial
• Perbedaan antara individu atau dalam
tradisi lintas budaya di antara anggota yg
berbeda
• Posisi teoretis mengenai universalisme
• “Budaya subjektif”
• Bagaimana individu menghayati diri sendiri
dan konteks sosiobudaya di tempat
mereka
Pokok Bahasan
• Ungkapan emosi dan bahasa tubuh
• Kesamaan lintas budaya dalam ungkapan nirkata
(nonverbal)  wawasan penting tentang mengapa
kita sering dapat memahami perilaku orang dalam
budaya lain,
• Perbedaan dalam perbendaharaan keyakinan,
pendapat, sikap dan pengetahuan
• Kepribadian menurut arti ‘setempat’
• Diri (self)
• Wujud kembar dari kesadaran (altered stats of
consciousness)
Kelintasbudayaan sifat manusia
• Penelitian kepribadian  istilah motif, sifat
dan temperamen
• Konsep  keajekan lintas waktu dan lintas
situasi dalam pola perilaku individu
•  mencerminkan disposisi psikologis
perseorangan  mengejawantah  tindakan
yg luas
• Sifat kepribadian diukur melalui:
• Self report
• Personality inventory
• Analisis faktor
Kelintasbudayaan sifat manusia
• Locus of control (Rotter, 1966)  teori pembelajaran
sosial
• LoC : internal atau eksternal
• Ada temuan-temuan yang mengacu ke perbedaan
budaya dalam struktur faktor letak kendali/LoC (Dyal,
1984)
• Adanya bias budaya dalam butir pertanyaan
• Hasil:
• Individu negara Barat lebih internal daripada
individu negara Timur jauh
• LoC rakyat negara berkembang kurang internal
ketimbang rakyat di negara industri
Kelintasbudayaan sifat manusia
• LoC:
• Lelaki lebih internal daripada perempuan dalam
hal achievement oriented
• Orang kulit hitam lebih eksternal dibandingkan
orang kulit putih
• Korelasi + LoC dgn prestasi akademik
• AS  pribadi eksternal lebih banyak mengeluh
dan mudah kompromi
• Berbeda dengan di Selandia Baru (tdk
berhubungan), dan di Australia (berlawanan)
• Kesimpulan  LoC terkait dengan kondisi khusus
yang ada pada lingkungan
Kelintasbudayaan sifat manusia
• Kajian lain yg mengulas sifat manusia
• MMPI (Minnesota Multiphasic
Personality Inventory)
• Eysenck’s Personality Questionaire
• CPI (Californis Personality Inventory)
• STAI (State-Trait Anxiety Inventory)
dari Spielberger
Kelintasbudayaan sifat manusia
• Sifat individu  tradisis interaksionisme
•  interaksi antara pribadi dan situasi
(keajekan perilaku dalam beberapa situasi)
• Dukungan terhadap gagasan 
• Sifat tdk mencerminkan disposisi yang
menetap, tetapi hanya label yg diyakinkan
terus menerus untuk mengurangi informasi
keberadaan orang lain agar proporsinya
dapat dijadikan pegangan
Kelintasbudayaan sifat manusia
• Hasil penelitian menunjukkan:
• Kita biasa mencari alasan atau
mengatribusikan sifat yang menetap
terutama kepada orang lain
• Namun, untuk perilaku sendiri, kita
cenderung mencari alasannya dari
penentu-penentu situasional atau niat kita
• Nisbett dan Ross, 1980
Kelintasbudayaan sifat manusia
• Jadi, ada pengaruh perbedaan budaya
berdasarkan sejauh mana para subjek
mengacu pada disposisi kepribadian
umum ketika dihadapkan faktor
situasional
Pemaknaan Afektif
• Proses bagaimana anggota-anggota
beragam kelompok budaya menghayati
diri sendiri dan lingkungan sosial
mereka
• Herkovitz (1948) membuat segi
pembedaan:
• Segi objektif budaya
• Segi subjektif budaya
Pemaknaan Afektif
• Segi objektif:
• Pencerminan dari indikator mengenai
kondisi iklim, jumlah tahun sekolah; produk
nasional dan sebagainya.
• Segi subjektif:
• Mencerminkan bagaimana anggota suatu
budaya memandang diri sendiri dan
bagaimana mereka menilai pandangan
hidup mereka, ‘budaya subjektif’ mereka.
Pemaknaan Afektif
• Contoh:
• Triandis dan Vassilou (1972):
• Orang Yunani cenderung menggambarkan diri
mereka sebagai philotimous.
• Konsep philotimous:
• Seorang pribadi yg mempunyai sifat sopan,
utama, andal, bangga, memiliki ‘jiwa yg baik’,
bertindak serba sempurna, memenuhi tanggung
jawab, melakukan kewajiban, cinta pada
kebenaran, murah hati, rela berkorban, tanggap,
menghargai, dan tahu berterimakasih.
Pemaknaan Afektif
• Kata:
• Makna konotatif/subjektif
• Makna denotatif/objektif
• Konotatif  makna emosional dan
metaforik
• Denotatif  menunjuk ke suatu acuan
tertentu
Pemaknaan Afektif
• Teknik Semantik Diferensial
• Metode menggambarkan makna konotatif kata
• Skala dengan dua kutub dengan analisis tiga faktor:
• Evaluasi (baik - buruk)
• Potensi (kuat - lemah)
• Aktivitas (aktif - pasif)
• Contoh: kata ramah
• Evaluasi (positif tinggi)
• Potensi (positif rendah)
• Aktivitas (agak negatif)
Pemaknaan Afektif
• Penelitian Atlas Makna Afektif di 30 negara.
• Osgood, May & Miron, 1972
• Tujuan penelitian  menelusuri:
• Hal-hal universal (kecenderungan lintas
keseluruhan masyarakat)
• Hal-hal sub universal (rumpun masyarakat yg
menyepakati pola-pola penyimpangan tertentu)
• Keunikan-keunikan (penyimpangan individu dari
kecenderungan universal)
Pemaknaan Afektif
• Hasil penelitian:
• Universal:
• Evaluatif : terang (+) vs gelap (-)
• Aktivitas: merah (+) vs biru (-)
• Sub universal
• Evaluatif : menjadi agresif (+) di AS,
maknanya kompetitif, bukan melukai
orang
• Aktivitas : hitam (+) di India, terkait
Dewa Khrisna dan rambut
Perilaku Yang Menyatakan Perasaan
(Expressive Behaviors)
• Pengenalan atas ungkapan emosi
• Darwin mengungkapkan:
• Kejadian universal tentang pengungkapan
yang sama, emosi bersifat bawaan
• Perbedaan budaya penting dalam
pengungkapan emosi
• Pengungkapan emosi pada manusia
diperoleh dalam proses sosialisasi
• Klineberg (1940);
Perilaku Yang Menyatakan Perasaan
(Expressive Behaviors)
• Ilustrasi:
• Perempuan samurai di Jepang akan tersenyum
ketika kehilangan suami.
• Penelitian ungkapan wajah pada suku Fore di Papua
Nugini:
• Mengenali foto berbagai ekpresi wajah
• Enam emosi: marah, muak, takut, bahagia, susah
dan heran
• Hasilnya dibandingkan dgn hasil dari 5 negara
(AS, Brazil, Chili, Argentina dan Jepang)
Hasil: tidak ditemukan perbedaan yang signifikan
Perilaku Yang Menyatakan Perasaan
(Expressive Behaviors)
• Anteseden emosi
• Setiap emosi dipicu oleh jenis-jenis
kejadian tertentu
• Adakah perbedaan lintas budaya dalam
penghargaan atau penilaian terhadap
kejadian?
• Apakah yang sama disebabkan situasi
tertentu atau apakah kelompok-kelompok
budaya berbeda dilihat dari ancangan ini
dan sejauh mana?
Perilaku Yang Menyatakan Perasaan
(Expressive Behaviors)
• Kajian lintas budaya:
• Peneliti; Boucher, 1985
• Subjek diminta mengidentifikasi emosi apa
yang dialami tokoh dalam suatu cerita
pendek
• Sampel: Korea, AS dan Samoa
• Hasil  universal, subjek dapat mengenali
emosi terhadap cerita antar budaya dan
dalam budaya
Perilaku Yang Menyatakan Perasaan
(Expressive Behaviors)
• Kajian lintas budaya oleh Scherer (1986)
• Open-ended questionnaire
• Anteseden empat emosi : lucu, susah;
marah dan takut
• Sampel: Amerika, Eropa dan Jepang
• Hasil:
• Subjek AS melaporkan reaktvitas
emosional yg lebih tinggi dan Jepang
lebih rendah ketimbang subjek Eropa
Perilaku Yang Menyatakan Perasaan
(Expressive Behaviors)
• Komunikasi nirkata
• Komunikasi dalam bentuk gerak-gerik tubuh yang
mengandung suatu pesan
• Gerak tubuh:
• Adaptor  gerakan berkaitan kebutuhan badani .
Ct: mengusap hidung
• Ilustrator  gerakan terkait isi dan arus
pembicaraan, berfungsi menegaskan
• Emblem  makna kognitif yg familiar untuk para
anggota suatu budaya
HASIL SOSIALISASI
&
ENKULTURASI
Perilaku Yang Menyatakan Perasaan
(Expressive Behaviors)
• Kajian budaya:
• Orang Italia terkesan lebih bergairah karena pola
gerak lebih hidup dibandingkan orang Inggris
Raya
• Personal Space (Lingkup pribadi)
• Orang Arab, Eropa selatan dan Amerika Latin
berdiri berdekatan ketika berbicara
• Orang Eropa utara mempertahankan jarak fisik
yang lebih jauh
• Orang Indonesia??
Diri dan Kesadaran
• Hakikat diri dan kesadaran
• Dalam psikologi lintas budaya dibahas
kemungkinan variasi lintas budaya
dalam masalah diri.
Diri dan Kesadaran
• Konsepsi tentang diri
• Paparan dan pemahaman tentang
individu unik
• Pribadi dan kedirian merupakan hasil
konstruksi budaya dan karena itu
bervariasi menurut budaya
Diri dan Kesadaran
• Pertanyaan sentral (Shweder dan Bourne, 1984):
• Apakah konsep pribadi bervariasi secara lintas
budaya?
• Jawabannya:
• Berdasarkan penelitian pada orang-orang India
• Pribadi diyakini sebagai hal yang terjelma karena
relasi sosial, ke dalam mana seseorang
dimasukkan dan dilukiskan bukan menurut sifatsifat tetapi menurut relasi sosial
• Konsep: matra individualisme vs kolektivisme
Diri dan Kesadaran
• Berakar pada eksplorasi antropologis
mengenai pribadi dan pembahasan
interdisipliner tentang diri, maka
penelitian psikologi lintas budaya
mencoba menjembatani psikologi
sosial dan psikologi kepribadian
Diri dan Kesadaran
• Konsepsi diri budaya Barat:
• individu  terpisah, otonom dan atomis (terbentuk
dari seperangkat sifat, kemampuan, nilai dan
motif) dengan mencari keterpisahan dan
ketaktergantungan dari orang lain
• Konsepsi diri budaya Timur:
• Kebertalian (relatedness), kesalingsinambungan
(connectedness) dan kesalingtergantungan, saling
terkait dengan orang lain.
• Markus & Kitayama, 1991
Diri dan Kesadaran
• Triandis (1989):
• Penelitian yang mengkaji 3 aspek diri:
• Privat
• Publik
• Kolektif
Matra variasi budaya:
- Individu – kolektivisme
- keketatan – kelonggaran
- Kompleksitas budaya
• Kesimpulan:
• Individualistik ↑, mengacu pada diri privat
• Keketatan sosial ↑, mengacu pada diri kolektif
• Kompleks ↑, mengacu pada diri privat dan publik
Diri dan Kesadaran
• Wujud kembar dari kesadaran (Altered
States of Conscousness/ASCI):
• Fenomena yang mencakup
pengalaman-pengalaman mistik,
meditasi, hipnosis, kerasukan
(trance), dan kemasukan (possesion)
• Ward, 1989.
Diri dan Kesadaran
•
Empat kriterium untuk membedakan ASC dari
keberadaan kesadaran lain: (tidur, mimpi dan
ngelindur)
1. Introspeksi diri  berbeda
 Proses kognitif dan emosi berubah
2. Pola perilaku motorik
 Perbedaan yg langsung bisa teramati
3. Induksi
 Penggunaan halusinogen, pengurangan
stimulasi lingkungan; tegangan fisik
4. Psikofisiologis
 Gelombang alfa dalam EEG tinggi
KESIMPULAN
• Banyak tradisi dalam psikologi lintas budaya
menekankan perbedaan kepribadian yang
diharapkan konsisten dari situasi ke situasi.
• Dalam bab ini, kita terutama menyajikan
pandangan yang mengajukan berbagai
pertanyaan sebagai orientasi.
• Dari pandangan ini perbedaan-perbedaan
lintas budaya menemukan kesejatian dalam
keyakinan, norma dan konvensi.
KESIMPULAN
• Kesamaan-kesamaan makna afektif,
pengungkapan emosi dan cara-cara
menghayati, menyodorkan landasan
psikologis umum, menggarisbawahi
perbedaan pola perilaku khas budaya
yang tampak.
Download