3746

advertisement
Hubungan Motivasi Ibu dengan Keikutsertaan Ibu dalam Kelas Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Selopampang Kecamatan Selopampang
Kabupaten Temanggung.
The Correlation between Mother’s Motivation and Mother’s Participation in
Pregnancy Class at Selopampang Health Center Selopampang Sub-district
Temanggung Regency.
Nana Ernawati, Heni Hirawati Pranoto, S.Sit., M.Kes, Sundari, S.Sit
[email protected]
Program studi diploma III kebidanan, STIKES Ngudi Waluyo
ABSTRAK
Salah satu program pemerintah dalam menurunkan tingkat kematian ibu
adalah kelas ibu hamil. Menurut survei yang diperoleh dari wilayah kerja
puskesmas selopampang bahwa kelas ibu hamil berjalan lancar akan tetapi
jumlah kehadiran ibu hamil masih sedikit. Tujuan penelitian ini mengetahui
hubungan motivasi ibu dengan keikutsertaan ibu dalam kelas ibu hamil di wilayah
kerja puskesmas selopampang kecamatan selopampang kabupaten temanggung.
Dalam penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan
pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah ibu hamil dengan umur
kehamilan > 32 minggu dengan jumlah sampel 30 orang diambil dengan total
populasi. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisa data
yang digunakan adalah analisa univariat dengan distribusi frekuensi dan analisa
bivariat dengan menggunakan uji statistik Kendal tau.
Hasil analisa uji univariat didapatkan responden sebagian besar
mempunyai motivasi rendah sebesar 56,7 % dan keikutsertaan ibu dalam kelas ibu
hamil berkategori kurang sebesar 66,7 %. Analisa uji bivariat dengan Kendal Tau
diperoleh nilal  = 0,543 dengan p-value 0,001 < α = 0,05. Sehingga terdapat
hubungan antara motivasi ibu dengan keikutsertaan ibu dalam kelas ibu hamil.
Diharapkan dengan adanya pengantian jadwal kelas ibu hamil, ibu dapat
meluangkan waktunya untuk mengikuti kelas ibu hamil sesuai dengan ajuran
tenaga kesehatan.
Kata kunci : motivasi, kelas ibu hamil
Kepustakaan : 15 (2003 – 2012)
ABSTRACT
One of the health programs expected to have a role in reducing maternal
mortality rate in facing delivery is the pregnancy class. According to the survey
were obtained at the region selopampang health center that pregnancy class went
well but the presence of pregnancy class is still a little class. The purpose of this
study is to find the correlation between mother’s motivation and mother’s
1
participation in pregnancy class at the region of Selopampang Health Center,
Selopampang Sub-district, Temanggung Regency.
This was a descriptive-correlative study with cross sectional approach. The
population in this study was the pregnant women with gestational age more than
32 weeks, while the samples were 30 respondents taken by using total population
method. The data were collected by using questionnaires. The data analysis used
univariate analysis in the form of frequency distributions and the bivariate
analysis used the Kendal tau statistical test.
The results of the univariate analysis obtained that most of the respondents
(56.7%) had low motivation and participation in the pregnancy class in the
category of poor by 66.7%. And the result of the bivariate analysis by using the
Kendal Tau test obtained that the value of r = 0.543 with p-value = 0.001 < α =
0.05. So that, there was a correlation between mother’s motivation and the
participation in pregnancy class.
Hopefully, by the replacement class schedule pregnancy class , mothers
can take the time to attend classes in accordance as the advice by pregnancy class
health workers
Keywords
: motivation, pregnancy class
Bibliographies : 15 (2003 – 2012)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dari data tahun 2011, AKI
mencapai 228 kasus per 100.000
kelahiran hidup. Diperkirakan 10.500
ibu di Indonesia mati saat melahirkan
tiap tahunnya. Pada 2015, AKI
ditargetkan turun menjadi 102 kasus
per 100.000 kelahiran hidup untuk
mencapai Tujuan Pembangunan
Millenium (Millenium develompment
Goals / MDGs . Di Indonesia salah
satu
indikator
penting
untuk
mengukur
derajat
kesehatan
masyarakat pada suatu daerah adalah
AKI (Pudiastuti, 2011).
Data yang diperoleh dari
pemerintah provinsi jawa tengah
menunjukkan bahwa ditahun 2012,
AKI mencapai 116 kasus per
100.000 kelahiran hidup. Sementara
dari Kabupaten Temanggung pada
tahun 2012, AKI mencapai 11 kasus
per 100.000 kelahiran hidup. pada
kasus kematian ini terdapat di 9
kecamatan
diKabupaten
Temanggung, yakni Temanggung,
Tembarak,
Bansari,
Bejen,
Candiroto, Bulu, Selopampang, Pare
(Kranggan) dan Pringsurat ( DKK,
2012)
Terdapat tiga faktor utama
penyebab kematian ibu melahirkan
diwilayah jawa tengah
yakni,
pendarahan, hipertensi saat hamil
atau pre eklamasi dan infeksi.
Pendarahan menempati persentase
tertinggi penyebab kematian ibu
(28%), anemia dan kekurangan
energi kronis (KEK) pada ibu hamil
menjadi penyebab utama terjadinya
pendarahan dan infeksi yang
merupakan
faktor
kematian
utamaibu, Persentase tertinggi kedua
penyebab kematian ibu yang adalah
eklamsia (24% ), kejang bisa terjadi
pada pasien dengan tekanan darah
tinggi (hipertensi) yang tidak
terkontrol
saat
persalinan,
sedangkanpersentase tertinggi ketiga
penyebab kematian ibu melahirkan
2
adalah infeksi (11%), ( Depkes,
2011).
Penyebab kematian yang ada
di Kabupaten Temanggung antara
lain adalah ketika masa nifas atau
setelah persalinan, yakni sejumlah
86%. Kemudian, ketika hamil dan
persalinan masing-masing sebanyak
7%. Sedangkan diihat dari kondisi
penyebabnya, sebanyak 17% karena
pendarahan, 33% karena eklamasi
(kejang) dan 50% karena lain-lain
misalnya, karena terdapat penyakit
ikutan, seperti jantung, hipertensi,
neurosa dan sebagainya, juga karena
kurang gizi, vitamin dan zat-zat
lainnya yang diperlukan selama masa
kehamilan (DKK, 2012)
Pada Tahun 2009 menteri
kesehatan mencanangkan program
kelas ibu
yang merupakan
penyulihan kesehatan bagi
ibu
hamil, dalam bentuk tatap muka
dalam
kelas
yang
bertujuan
meningkatkan pemgetahuan dan
keterampilan ibu – ibu mengenai
kehamilan, persalinan dan perawatan
bayi. Pendidikan kesehatan ibu dan
anak diberikan kepada ibu yang
lazim melalui konsultasi perorangan
atau perkasus yang diberikan pada
waktu ibu datang memeriksakan
kehamilanya atau memeriksakan
bayi atau balita. Penyuluhan ini baik
untuk menangani kasus per kasus
dan masih memiliki beberapa
kelemahan.
Olek
karena
itu
pemerintah mempunyai program
baru untuk ibu hamil yaitu kelas ibu
hamil (Depkes,2009).
Kelas ibu hamil adalah salah
satu upaya program penurunan AKI
dengan suatu pendekatan untuk
meningkatkan kualitas kesehatan ibu.
Kelas ibu hamil merupakan sarana
untuk belajar kelompok tentang
kesehatan bagi ibu hamil dalam
bentuk tatap muka yang bertujuan
meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan ibu -ibu mengenai
kehamilan, persalinan, perawtan
nifas dan perawatan bayi baru lahir
melalui praktek dengan buku KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak). Dalam
implementasinya dengan pendekatan
pertemuan
ibu
hamil
dan
pendampingnya suami, keluarga dan
kader dengan cara membuat kajian
pembelajaran
bersama
untuk
memahami masalah kesehatan ibu
hamil dan memberi pembekalan agar
ibu hamil dapat pendampingan
mampu memecahkan masalahnya
(Pudiastuti, 2011).
Untuk
meningkatkan
pengetahuan masyarakat khususnya
pada ibu hamil di puskesmas
selopampang
di
kembangkan
kegiatan kelas ibu hamil. kelas ibu
hamil ini diwilayah puskesmas
selopampang yang di dirikan pada
tahun 2009 sampai saat ini, kelas ibu
hamil masih berjalan di beberapa
desa
diwilayah
puskesmas
selopampang, untuk jadwal kelas ibu
hamil dilaksanakan setiap bulan
disetiap desanya. Upaya – upaya
untuk mendukung terwujudnya kelas
ibu hamil di setiap desa yaitu, adanya
ruangan yang digunakan untuk kelas
ibu hamil yang biasanya di tempat
salah satu kader desa tersebut, tiker /
karpet, fasilitator untuk kelas ibu
hamil yang biasanya dari petugas
puskesmas. Sebelum dilakukan kelas
ibu hamil ini sudah ada upaya
Sosialisasi kelas ibu hamil sendiri
dari puskesmas selopampang sudah
diberikan melalui,
perkumpulan
PKK,
kader
kesehatan,
dan
posyandu.
3
Berdasarkan
survei dari
dinas
kesehatan
kabupaten
temanggung pada tanggal 27 januari
2014, target yang direncanakan
untuk kehadiran kelas ibu hamil
sebesar 100%. Kelas ibu hamil ini
dari dinas kesehatan sudah diberikan
sosialisasi atau pun pelatihan bagi
fasilitatornya. Menanggapi dari
target dinas kesehatan untuk
kehadiran kelas ibu hamil puskesmas
selopampang menargetkan kelas ibu
hamil sebesar 100%, akan tetapi pada
realitanya dari keseluruhan ibu hamil
yang ada di wilayah puskesmas
selopampang dengan jumlah 162
orang, dengan ibu yang hadir dikelas
ibu hamil 88 (54,32%) dan yang
tidak hadir 74 (45,67%).
Berdasarkan fenomena di atas
penulis tertarik untuk mengambil
judul “ Hubungan Motivasi Ibu
dengan Keikutsertaan Ibu dalam
Mengikuti Kelas Ibu Hamil
di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Selopampang,
Kecamatan
Selopampang,
Kabupaten
Temanggung “.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
tersebut, perumusan masalah peneliti
yaitu:
“Bagaimana
Hubungan
Motivasi Ibu dengan Keikutsertaan
Ibu dalam Mengikuti Kelas Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Selopampang,
Kecamatan
Selopampang,
Kabupaten
Temanggung ?“.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk
mengetahui
Hubungan
Motivasi
Ibu
dengan Keikutsertaan Ibu
dalam Mengikuti Kelas Ibu
Hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas
Selopampang,Kecamatan
Selopampang,Kabupaten
Temanggung.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk
mengetahui
gambaran motivasi ibu
tentang kelas ibu hamil di
wilayah
Puskesmas
Selopampang.
b. Untuk
mengetahui
keikutsertaan ibu dalam
kelas ibu hamil di
wilayah
Puskesmas
Selopampang.
c. Untuk
mengetahui
hubungan motivasi ibu
dengan Keikutsertaan ibu
dalam mengikuti kelas
ibu hamil di wilayah
Kerja
Puskesmas
Selopampang,
Kecamatan
Selopampang, Kabupaten
Temanggung.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Bidan
Memberikan
masukan
atau informasi kepada bidan
mengenai hubungan motivasi
ibu dengan keikutsertaan ibu
dalam mengikuti kelas ibu
hamil, sehingga program
kelas senam hamil dapat lebih
ditingkatkan.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat
memberikan pengalaman dan
mengembangkan
daya
berfikir kritis, pengetahuan
peneliti
dalam
mempraktikkan
teori–teori
yang
diperoleh
peneliti
selama kuliah terutama yang
berhubungan
dengan
penelitian,
serta
sebagai
4
acuan untuk penelitian yang
akan dilakukan selanjutnya.
3. Bagi responden
Menambah pengetahuan
tentang pentingnya mengikuti
kelas ibu hamil selama
kehamilannya.
4. Bagi instansi pendidikan
kebidanan
Manfaat bagi instansi
pendidikan kebidanan sebagai
acuan untuk pelaksanaan
praktik kebidanan klinik dan
sebagai
dasar
untuk
melakukan
penelitian
selanjutnya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
metode penelitian studi kolerasi
dengan pendekatan cross sectional,
dilakukan diwilayah kerja puskesmas
selopampang pada 12 -15 agustus
2014.populasi dalam penelitian ini
adalah ibu hamil yang umur
kehamilan > 32 minggu sebanyak 30
responden. Teknik pengambilan
sempel megunakan total populasi.
Data yang dikumpulkan adalah data
primer dan data sekunde. Data
primer diperoleh dari penggumpulan
data yang dilakukan peneliti dengan
membagikan kuesioner pada ibu
hamil. Sedangkan data sekunder
diperoleh dari data yang telah
dikumpulkan oleh pihak lain dan
data sudah ada yaitu data jumlah ibu
hamil
di
wilayah
puskesmas
selopampang
sebanyak
30
responden.penelitian
ini
menggunakan alat pengumpulan
kuesioner. Analisa yang digunakan
adalah analisa univariat dengan
distribusi frekuensi dan analisa
bivariat dengan menggunakan uji
statistik kendal tau.
HASIL PENELITIAN
A. Analisa Univariat
1. Motivasi Ibu tentang Kelas
Ibu Hamil
Tabel 1
Distribusi
Frekuensi
Motivasi Ibu
Mengikuti
Kelas
Ibu
Hamil
di
wilayah
Puskesmas
Selopampang,
Kab.
Temanggung,
2014
Motiva Frekuen Persenta
si
si
se (%)
Renda 17
56,7
h
5
16,7
Sedang 8
26,6
Tinggi
Jumlah 30
100
2.
Pada tabel 1 dapat
dilihat bahwa dari 30
responden
didapatkan
sejumlah 17 responden
(56,7%) memiliki motivasi
rendah tentang kelas ibu
hamil,
5
responden
(16,7%) memiliki motivasi
sedang tentang kelas ibu
hamil, dan 8 responden
(26,6%) memiliki motivasi
tinggi.
Keikutsertaan Ibu dalam
Mengikuti
Kelas
Ibu
Hamil
Tabel 2 Distribusi
Frekuensi
Keikutsertaan
Ibu Mengikuti
Kelas Ibu Hamil
di
wilayah
Puskesmas
Selopampang,
5
responden terdapat 20
responden
(66,7%)
memiliki
keikutsertaan
dalam kelas ibu hamil
dengan ketegori kurang,
dan 10 responden (33,3 %)
memiliki
keikutsertaan
dalam kelas ibu hamil
dalam
kategori
baik
Kab.
Temanggung,
2014
B.
Keikutser Frekue Persent
taan
nsi
ase (%)
Kurang
20
66,7
Baik
10
33,3
Jumlah
30
100
Pada tabel 2 dapat
dilihat badwa dari 30
.
ANALISIS BIVARIAT
1. Tabel 3. Hubungan antara Motivasi Ibu dengan Keikutsertaan
Ibu dalam Kelas Ibu Hamil
di wilayah Kerja
Puskesmas Selopampang, Kec. Selopampang, Kab.
Temanggung, 2014
Motivasi
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
Keikutsertaan
Kurang
Baik
f %
f
15 88,2
2
3 60,0
2
2 25.0
6
20 66,7
10
Pada tabel 3 dapt
dilihat bahwa dari 30
responden, diketahui bahwa
ibu dengan motivasi rendah
sebagian besar keikutsertaan
dalam kelas ibu hamil dalam
kategori kurang sejumlah 15
orang (88,2%), sedangkan ibu
dengan motivasi sedang
sebagian besar keikutsertaan
dalam kelas ibu hamil kurang
sejumlah 3 orang (60,0%),
dan ibu dengan motivasi
tinggi
sebagian besar
keikutsertaan dalam kelas ibu
hamil dalam ketegori baik
sejumlah 6 orang (75,0%).
%
11,8
40,0
75,0
33,3
Total
f
17
5
8
30
%
100
100
100
100

p-value
0,543
0,001
Berdasarkan
uji
Kendall Tau, diperoleh nilai
korelasi sebesar  = 0,543
dengan
p-value
sebesar
0,001. Oleh karena p-value
(0,001) <  (0,05) maka Ho
ditolak, ini berarti bahwa ada
hubungan yang signifikan
antara motivasi ibu dengan
keikutsertaan ibu
dalam
mengikuti kelas ibu hamil di
wilayah Kerja Puskesmas
Selopampang,
Kecamatan
Selopampang,
Kabupaten
Temanggung. Hubungan ini
memiliki arah positif karena
nilai korelasi  = 0,543 yang
berarti
semakin
tinggi
motivasi
ibu
maka
6
keikutsertaan ibu dalam kelas
ibu hamil semakin baik.
PEMBAHASAN
A. ANALISA UNIVARIAT
1.
Motivasi ibu tentang kelas
ibu hamil
Rendahnya motivasi untuk
mengikuti kelas ibu hamil diwilayah
kerja
puskesmas
selopampang,
didominasi oleh ibu yang bekerja,
dari hasil penelitian didapatkan ibu
yang bekerja sejumlah 60,0 %, dapat
dimungkinkan karena faktor jadwal
kelas ibu hamil yang pagi sehingga
responden memilih untuk bekerja
dari pada menikuti kelas ibu hamil.
Hal
ini
menunjukkan bahwa
kebanyaan ibu tidak mengikuti kelas
ibu hamil karena pekerjaannya yang
dapat menghasilkan pendapatan.
Sehingga responden tidak sempat
untuk menggali informasi tentang
kesehatan tentang adanya kelas ibu
hamil hal ini karena responden yang
sebagian besar bekerja di ladang
pertanian
sehingga responden
berangkat pagi.
Dilihat dari faktor lain yang
menyebabkan motivasi ibu dalam
ketegori
sedang,
kemungkinan
dikarenakan pendidikan ibu yang
menengah yaitu 16,7 %. Pendidikan
yang menengah dapat mempengaruhi
penerimaan informasi serta perilaku
responden. Dengan pendidikan yang
menengah
maka
rangsangan
penerimaan informasi lebih lambat /
cukup.
Tingginya motivasi ibu
terhadap keikutsertaan di kelas ibu
hamil wilayah kerja puskesmas
selopampang
karena
dapat
disebabkan oleh faktor pendidikan
pada responden penelitian, terbukti
dari hasil penelitian bahwa terdapat
beberapa responden pendidikan
SMA dan bermotivasi tinggi
sejumlah 7 responden ( 63,6 %). Hal
ini semakin tingginya pendidikan
seseorang
maka
informasi
–
informasi yang didapatkan akan lebih
mudah untuk diterima.
Menurut
Notoatmodjo
(2004), bahwa semakin tinggi
pendidikan seseorang semakin tinggi
seseorang mempunyai semangat dan
motivasi serta lebih mudah seseorang
memperoleh informasi. Dengan
pendidikan tinggi maka seseorang
akan cenderung untuk mendapatkan
informasi, baik dari orang lain
maupun dari media masa. Semakin
banyak informasi yang masuk
semakin banyak pula pengetahuan
yang didapat. Dalam kenyataan
dilingkungan pendidikan tinggi tidak
mempunyai
motivasi
tinggi
dikarenakan
karena
kesibukan
masing – masing. Pendidikan rendah
yang lebih mempunyai motivasi
tinggi dan sukarela terhadap kegiatan
lingkungan karena dengan alesan
mereka ingin lebih tahu tentang
kesehatan dan mengisi waktu luang
sebagai
ibu
rumah
tangga.
Disamping itu bahwa jenjang
pendidikan
seseorang
akan
cenderung mendapatkan latihan –
latihan dan tugas dan aktifitas yang
terkait dengan latihan kognitifnya
(FKUI, 2000).
2.
Keikutsertaan ibu dalam
kelas ibu hamil
Dari
hasil
penilitian
responden yang dalam kategori
kurang sebesar 20 responden (66,7
%), hal ini kemungkinan faktor yang
dapat mempengaruhi kurangnya
keikutsertaan ibu dalam kelas ibu
hamil yaitu sebagian responden
7
bekerja sebesar 60,0 %. Sehingga Ibu
yang bekerja, memiliki waktu yang
terbatas yang dapat digunakan untuk
mengikuti kelas ibu hamil.
Menurut Notoatmodjo (2010)
bahwa pekerjaan memiliki peranan
penting dalam menentukan kualitas
manusia,
pekerjaan
membatasi
kesenjangan
antara
informasi
kesehatan
dan
praktek
yang
memotivasi
seseorang
untuk
memperoleh informasi dan berbuat
sesuatu untuk menghindari masalah
kesehatan.
Pekerjaan
bukanlah
sumber kesenangan, tetapi lebih
banyak merupakan cara mencari
nafkah, berulang dan banyak
tantangan. Sedangkan bekerja bagi
ibu-ibu akan mempunyai pengaruh
perilaku
terhadap
kehidupan
keluarga. (Thomas) yang dikutip
oleh Nursalam (2003).
Kemudian dari pada itu dari
hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebesar 10 responden ( 33,3 %)
dalam kategori baik, dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden
memiliki tingkat perpendidikan SMA
sebanyak 11 responden (36,7 %),
maka dari itu pendidikan yang baik
akan semakin mudah pula untuk
menerina
informasi
khususnya
berkaitan dengan kelas ibu hamil
untuk meningkatkan pengetahuan
yang dimiliki.pendidikan ibu yang
baik mendorong mereka untuk
menggali informasi yang berkaitan
dengan kehamilannya sebagai upaya
untuk mendukung proses persalinan.
Pendidikan berarti bimbingan
yang diberikan seseorang pada orang
lain terhadap sesuata hal agar mereka
dapat memahami. Tidak dapat
dipungkiri bahwa semakin tinggi
pendidikan seorang semakin mudah
pula mereka menerima informasi,
dan pada akhirnya makin banyak
makin bnyak pula pengetahuan yang
dapat dimiliki. Sebaikanya jika
seseorang pendidikannya rendah,
akan menghambat perkembangan
sikap seseorang terhadap penerimaan
informasi dan nilai – nilai yang baru
diperkenalkan (suliha, 2004).
B.
ANALISA BIVARIAT
Responden yang mempunyai
motivasi rendah tentang kelas ibu
hamil dan sebagian besar mempunyai
keikutsertaan dalam kategori kurang
dapat
dimungkinkan
karena
banyaknya ibu yang bekerja sehingga
ibu kesulitan dalam membagi
waktunya.
Maka
dari
itu
pengetahuan tentang kehamilannya
akan semakin berkurang. Pekerjaan
bukanlah sumber kesenangan, tetapi
lebih banyak merupakan cara
mencari nafkah, berulang dan banyak
tantangan. Sedangkan bekerja bagi
ibu-ibu akan mempunyai pengaruh
perilaku
terhadap
kehidupan
keluarga. (Thomas) yang dikutip
oleh Nursalam (2003).
Kemudian responden yang
mempunyai motivasi sedang tentang
kelas ibu hamil akan tetapi sebagian
besar keikutsertaan dalam kelas ibu
hamil dalam kategori baik itu dapat
dimungkinkan karena sebagian besar
responden yang tingkat pendidikan
menengah, sehingga informasi –
informasi yang di terimanya cukup
baik
Sedangakan responden yang
mempunyai motivasi tinggi dan
keikutsertaan dalam keregori baik
kemungkinan
dipengaruhi
oleh
faktor tingkat pendidikan ibu yang
SMA dan responden mempunyai
motivasi tinggi mengikuti kelas ibu
hamil Pendidikan ibu yang baik
mendorong mereka untuk menggali
8
informasi yang berkaitan dengan
kehamilannya sebagai upaya untuk
mendukung proses persalinannya.
Salah satu sumber informasi yang
dituju ibu hamil adalah kelas ibu
hamil. Hal ini seperti yang dikatakan
Nursalam (2003), bahwa makin
tinggi pendidikan seorang, maka
makin mudah menerima informasi
maka
makin
banyak
pula
pengetahuan yang dimiliki.
2.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Motivasi ibu hamil dalam
kelas ibu hamil diwilayah
Kerja
Puskesmas
Selopampang
Kecamatan
Selopampang
Kabupaten
Temanggung sebagian besar
bermotivasi rendah sejumlah
17 ibu hamil (56,7).
2. Keikutsertaan ibu
hamil
dalam kelas ibu hamil
diwilayah Kerja Puskesmas
Selopampang
Kecamatan
Selopampang
Kabupaten
Temanggung sebagian besar
memiliki kategori kurang
sejumlah 20 ibu hamil ( 66,7
).
3. Ada
hubungan
antara
motivasi
ibu
dengan
keikutsertaan ibu dalam kelas
ibu hamil diwilayah Kerja
Puskesmas
Selopampang
Kecamatan
Selopampang
Kabupaten
Temanggung
dengan nilai p-value sebesar
0,001 (p< α = 0,05), dengan
tingkat hubungan sedang (r =
0,543).
B. SARAN
1. Bagi responden
Diharapkan ibu hamil dapat
meluangkan waktunya untuk
3.
4.
mengikuti kelas ibu hamil
dengan
anjuran
tenaga
kesehatan
untuk
meningkatkan
pengetahuannya
tentang
kehamilanya.
Bagi puskesmas
Agar
meningkatkan
pelayanan bagi ibu hamil
dengan melakukan promosi
dan sosialisasi program kelas
ibu hamil serta mengatur
jadwal kelas ibu hamil agar
seluruh ibu hamil dapat hadir
di kelas ibu hamil, sehingga
motivasi ibu hamil dalam
kelas ibu
hamil
lebih
meningkat.
Bagi institusi
Agar dapat digunakan untuk
referensi
penelitian
selanjutnya,
dan
dapat
digunakan
untuk
bahan
materi kebidanan komunitas.
Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan dimasa yang akan
datang
dapat
digunakan
sebagai salah satu sumber
data untuk penelitian yang
lebih
detail
yang
berhubungan denagn motivasi
dalam keikutsertaan kelas ibu
hamil.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes, 2011. Pedoman Pelaksanaan
Kelas Ibu Hamil. Jakarta :
Kementrian Kesehatan RI
Dinkes. 2012. “ Angka kematian ibu
di
temanggung
“.http://www.dinkestemanggungkab.org/
2012/angka-kematian- ibu-ditemanggung.09 januari 2014
9
Kholid,
ahmad.
2012.Promosi
Kesehatan
Dengan
Pendekatan Teori Perilaku,
Media, dan Aplikasinya.
Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu
Perilaku Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta
Nursalam. 2008. Konsep dan
Penerapan
Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Pudiastuti, RD. 2011. Buku ajar
kebidanan
komunitas.
Yogyakarta : nuha medika.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif.
Bandung : Alfabeta
Suliha. (2002). Pendidikan kesehatan
dalam keperawatan. Jakarta :
selemba medika
Sulistiyawati, Ari. 2009. Asuhan
kebidanan
pada
masa
kehamilan. Jakarta : Salemba
Medika
10
Download