artikel - Repository Unand

advertisement
ARTIKEL PENELITIAN FUNDAMENTAL 2009
Bahasa Iklan dan Pengaruh Terhadap Masyarakat
Oleh : Efri Yades dan Leni Syafyahya
FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
ABSTRAK
Iklan merupakan media promosi bagi kalangan yang ingin
menginformasikan sesuatu. Iklan menggunakan bahasa sebagai alat untuk
menyampaikan informasi. Dengan demikian, pada artikel ini dibahas bahasa iklab
dari tataran frase, klausa, dan kalimat. Kemudian dilanjutkan penjelasan tentang
informasi dan maksud yang disampaikan serta pengaruhnya terhadap masyarakat.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data yang dikumpulkan
ditemukan struktur frase, klausa, dan kalimat. Frase yang ditemukan dua tipe frase
yaitu endosentris dan eksosentris. Lalu, berdasarkan konstituen inti, ditemukan
frase verbal, nominal, adjektif, dan frase numeral. Selanjutnya, klausa ditemukan
klausa verbal dan nonverbal, sedangkan kalimat ditemukan kalimat tunggal dan
kalimat majemuk dari segi bentuk. Dari segi fungsi yang ditemukan kalimat
deklaratif, interogatif, imperatif, dan seruan. Informasi yang ditemukan adalah
kesehatan, kecantikan, dan perawatan tubuh, makanan dan minuman, otomotif,
dan elektronik, sedangkan maksud yang disampaikan adalah aspek maksud
deklaratif, persuasif, dan imperatif. Sebagian masyarakat merespon dengan baik
keberadaan iklan karena iklan dapat memebrikan informasi kepada mereka.
Masyarakat cendrung membeli barang yang diiklankan daripada barang tidak
diiklankan.
Kata kunci : Frase, klausa kalimat, pengaruh iklan
PENDAHULUAN
Baru-baru ini dunia periklanan di Indonesia terus berkembang dengan pesat.
Hal ini dapat diamati dari banyaknya penggunaan iklan. Penggunaan iklan adalah
untuk meyampaikan informasi dari berbagai bidang kehidupan, misalnya :
informasi tentang produk atau barang, jasa, dan ide dari seseorang atau
sekelompok orang. Berdasarkan penjelasan di atas, pembahasan penelitian ini
difokuskan pada bahasa iklan yang ditinjau dari strukturnya. Selanjutnya,
pembahasan dilanjutkan pada informasi dan maksud yang disampaikan oleh iklan.
Untuk lebih jelasnya, masalah yang dibahas akan dirumuskan. Rumusan tersebut
adalah sebagai berikut; a) Bagaimana struktur bahasa iklan (frasa, klausa, kalimat)
dan mengapa demikian bentuknya ?; b) Informasi dan maksud apa saja yang
disampaikan dan mengapa demikian?. Tujuan penelitian ini secara khusus adalah
sebagai berikut ; a) Menjelaskan struktur bahasa iklan (frasa, klausa, kalimat).
Kemudian, menjelaskan mengapa struktur bahasa yang digunakan alam seperti
itu. b)Menjelaskan informasi dan maksud yang disampaikan iklan. Selanjutnya,
menjelaskan mengapa informasi dan maksud itu yang disampaikan.
Penelitian merupakan salah satu upaya untuk menjelaskan fenomena yang
terjadi. Fenomena-fenomena tersebut diwujudkan dalam bentuk pertanyaan.
Selanjutnya, pertanyaan-pertanyaan ini merupakan masalah yang akan dijelaskan
dalam penelitian. Dalam upaya pemecahan masalah diperlukan langkah-langkah
kerja yang terarah dan sistematis. Menurut Sudaryanto (1993:5) ada tiga tahap
upaya strategis yang dilakukan dalam pemecahan masalah penelitian yakni ; tahap
penyediaan data, tahap penganalisisan data, dan tahap penyajian hasil analisis
data. Ketiga tahap kerja tersebut diuraikan sesuai dengan urutannya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Bahasa dalam Teks Iklan
Berdasarkan satuan sintaksis, bahasa dapat dianalisis dari segi frase,
klausa, dan kalimat. Tiap – tiap satuan sintaksis yaitu frase, klausa, dan kalimat
1
dibahas dari segi jenis atau tipe. Selanjutnya, dibahas pula konstituen – konstituen
pembentuk satuan tersebut.
1. Frase
Gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonprediktif dalam satuan
sintaksis disebut frase. Artinya gabungan kata ini hanya dapat menduduki atau
mengisi satu fungsi sintaksis (S, P, O, Ket), seperti contoh data berikut.
(1) Pertahanan maksimal untuk kulit wajah.
S
P
(2) Kedelai hitam pilihan ciptakan kecap berkualitas.
S
P
O
(3) Redoseon Fortimun membantu sistem daya tahan tubuh.
S
P
O
Pada contoh data (1) gabungan kata pertahanan maksimal mengisi fungsi
sintaksis subjek (S) dan gabungan kata untuk kulit wajah mengisi fungsi sintaksis
predikat (P). Lalu, gabungan kata kedelai hitam pilihan pada contoh data (2)
mengisi fungsi sintaksis subjek (S) dan gabungan kata kecap berkualitas mengisi
fungsi sintaksis objek (O). Kemudian, pada contoh data (3) gabungan kata
Redoseon Fortimun menduduki fungsi sintaksis subjek (S) dan gabungan kata
sistem daya tahan tubuh menduduki fungsi sintaksis objek (O). Berdasarkan tiap –
tiap contoh dan uraian gabungan kata pada contoh data tersebut hanya tampak
mengisi satu fungsi sintaksis sehingga gabungan kata tersebut disebut frase.
2
Frase dapat digolongkan berdasarkan dua hal, yaitu berdasarkan hubungan
antar konstituen dan berdasarkan persamaan distribusi dengan kategori kata.
Berdasarkan hubungan antar konstituen, frase dapat dikelompokkan menjadi dua
yakni frase endosentris dan eksosentris. Sebaliknya, berdasarkan persamaan
distribus dapat digolongkan menjadi empat golongan yaitu: frase nominal, verbal,
adjektival, dan numeral.
a) Frase Berdasarkan Hubungan Antarkonstituen
Frase ini ada dua jenis yaitu frase endosentris dan frase eksosentris. Berikut
ini pembahasan frase masing-masing.
1) Frase Endosentris
Frase endosentris merupakan frase yang salah satu konstituennya
mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhan. Lihat contoh data
berikut.
(4) paket nasi KFC dengan ayam goreng khas KFC.
(5) sarapan pagi jadi enak dengan Fiesta.
(6) penanganan baik dan tepat dapat menyelamatkan banyak jiwa.
Frase dengan yam goreng khas KFC pada contoh data (4) konstituen dengan ayam
goreng dapat menggantikan kedudukan frase tersebut. Frase sarapan pagi pada
contoh data (5) konstituen sarapan dapat menggantikan kedudukan frase tersebut.
Selanjutnya,
frase
menyelamatkan
pada
contoh
data
(6)
konstituen
menyelamatkan dapat menggantikan kedudukan frase tersebut. Oleh sebab itu
data (4), (5), dan (6) berubah menjadi kalimat berikut :
(4a) paket nasi KFC dengan ayam goreng
3
(5a) sarapan jadi enak dengan Fiesta
(6a) penanganan baik dan tepat menyelamatkan banyak jiwa
Frase endosentris ini juga disebut frase yang memiliki konstituen sebagai
inti (induk) dan konstituen sebagai atribut. Perhatikan contoh data berikut :
(7) kulit kering
(8) wanita muda
(9) paling murah
Kata-kata yang dicetak miring pada contoh data di atas yaitu kulit, wanita, dan
murah adalah konstituen inti, sedangkan kata kering, muda, dan paling
merupakan atribut. Konstituen inti adalah konstituen yang diterang dalam frase
itu, sedangkan konstituen atribut adalah konstituen yang menerangkan.
Frase endosentris dapat dibedakan menjadi dua golongan atau jenis. Golongan
atau jenis tersebut yaitu frase endosentris yang koordinatif dan frase endosentris
yang atributif.
(1) Frase Endosentris yang Koordinatif
Frase endosentris yang koordinatif adalah frase yang terdiri atas
konstituen-konstituen yang setara atau sederajat dalam fungsi, sedangkan
kategori tidak selalu sama. Oleh sebab itu, frase ini disebut juga frasr berinti
banyak. Kesetaraannya dapat dibutuhkan oleh kemungkinan kosntituenkonstituen itu dihubungkan oleh konjungsi koordinatif, seperti contoh data
berikut :
(10) yang kuat dan aman
(11) vitamin dan mineral
4
(12) lengkap dan seimbang
Pada contoh data (10), (11), dan (12) antara konstituen dihubungkan oleh
konjungsi koordinatif dan. Konstituen yang kuat, aman, vitamin, mineral,
lengkap dan seimbang merupakan konstituen inti (induk). Frasa endosentris
yang koordinatif mempunyai makna aditif (penjumlahan) seperti contoh data
(10), (11), dan (12). Selanjutnya, frase endosentris yang koordinatif juga
mempunyai makna alternatif (pilihan), speerti contoh data berikut :
(13) permen atau nelpon
(14) kamu atau baterai
(15) Rp. 0,5/ detik atau dapat p. 50/ menit
Frase pada contoh data (13), konstituen-konstituen yang dihubungkan
tidak sama kategorinya, kata permen berkategori nominal dan kata nelpon
berkategori verbal. Pada contoh data (14) konstintuen pertama kata kami
berkategori nominal yang termasu makhluk hidup, sedangkan konstituen kedua
kata baterai berkategori nominal yang termasuk benda mati. Selanjutnya, pada
contoh data (15) kedua konstituen berkategori mineral, namun nilai mineralnya
sangat jauh berbeda yaitu Rp. 05, dan Rp. 50.
Frase endosentris yang koordinatif bermakna aditif dapat muncul tanpa
menggunakan konjungsi. Frase ini disebut frase parataksis. Perhatikan contoh
data berikut :
(16) halus mulus
(17) sehat bercahaya
(18) cantik alami
5
Contoh data (16), (17), dan (18) diatas dapat diubah menjadi konstruksi
yang mengandung konjungsi yang bermakna aditif, seperti contoh berikut :
(16a) halus dan mulus
(17a) sehat dan bercahaya
(18a) cantik dan alami
(2) Frase Endosentris yang Atributif
Frase golongan ini terdiri atas konstituen-konstituen yang tidak setara.
Hubungan antar konstituen dijelaskan melalui hubungan diterangkan (D) dan
menerangkan (M). Konstituen D adalah konstituen yang menjadi inti dalam
frase, sedangkan konstituen M merupakan konstituen yang menjadi atribut
dalam frase tersebut. Konstituen M atau atribut dalam struktur frase dapat
lekat kiri atau lekat kanan. Perhatikan contoh data yang atribut lekat kiri
berikut ini :
(19) lebih cerah
(20) akan dipotong
(21) dapat dinikmati
Kata-kata yang dicetak miring yaitu lebih, akan, dan dapat merupakan
atribut atau konstituen lekat kiri. Kata-kata tersebut terletak disebelah kiri atau
sebelum konstituen inti. Sebaliknya, kata cerah, dipotong, dan dinikmati
adalah konstituen inti atau konstituen D. berikut ini adalah contoh data yang
atribut atau konstituen M lekat kanan.
(22) kulit sehat
(23) formula ganda
(24) desain baru
6
Kata sehat pada data (22), ganda pada data (23), dan kata baru pada data
(24) merupakan konstituen M atau atribut. Lain halnya dengan kata kulit,
formula, dan desain adalah konstituen D atau inti. Pada data (22), (23), dan
(24) atribut atau konstituen M terletak disebelah kanan inti atau setelah inti.
2) Frase Eksosentris
Frase eksosentris adalah frase yang konstituennya tidak mempunyai prilaku
sintaksis yang sama denga semua konstituennya. Lihat contoh data berikut :
(25) episode kecantikan baru untuk segala usia
(26) menyiapkan hidangan sehat bagi sikecil
(27) del Monte Spaghetti Sauce terbuat dari bumbu pilih
Pada contoh data (25) frase untuk segala usia terdiri atau konstituen untuk
dan konstituen segala usia. Frase bagi sikecil pada data (26) terdiri atas konstituen
bagi dan konstituen sikecil. Selanjutnya, frase pada contoh data (27) yaitu dari
bumbu pilihan terdiri atas konstituen dari dan konstituen bumbu pilihan.
Konstituen pertama pada contoh data (25), (26), dan (27) yaitu untuk, bagi, dan
dari tidak dapat menggantikan kedudukan frase tersebut, seperti terlihat pada
contoh data berikut :
(25a) episode kecantikan baru untuk
(26a) menyiapkan hidnagan sehat bagi
(27a) del Monte Spaghetti terbuat dari
Sebaliknya konstituen segala usia, si kecil, dan bumbu pilihan juga tidak
dapat menggantikan kedudukan frase tersebut, seperti tampak pada contoh data
berikut :
7
(25b) episode kecantikan baru segala usia
(26b) menyiapkan hidnagan sehat si kecil
(27b) del Monte Spaghetti terbuat bumbu pilihan
Berdasarkan contoh dan penjelasan di atas, dpaat dilihat frase contoh data
(25), (26), dan (27) mempunyai keuddukan atau fungsi sintaksis keterangan (Ket).
Sebaliknya, pada contoh data (25a), (26a), dan (27a) kedudukan atau fungsi
sintaksis tersebut tidak ada dan kalimat tidak gramatika karena hanya diisi oleh
preposisi saja. Selanjutnya, pada contoh data (25b), (26b), dan (27b) kedudukan
dan fungsi sintaksis tersebut berubah.
Frase eksosentris ini dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu fraser
eksosentris yang direktif dan frase eksosentris yang nondirektif. Berikut ini
pembahasan jenis frase masing-masing :
(1) Frase Eksosentris yang Direktif
Frase jenis ini terdiri atas konstituen pertamanya adalah preposisi dan
konstituen keduanya berapa kata atau kelompok data yang berkategori
nominal. Frase eksosntris yang direktif disebut juga frase preposisional dan
berfungsi sebagai keterangan (Ket) dalam kalimat. Berikut contoh data :
(28) untuk daerah tropis
(29) dari Loreal Paris
(30) dengan sabun
Pada contoh data (28), (29), dan (30) kata yang dicetak miring yaitu untuk,
dan dengan adalah konstituen pertama yang diisi oleh preposisi. Kemudian,
kata sabun sebagai konstituen kedua yang diisi oleh kata berkategori nominal.
8
Selanjutnya, kelompok kata daerah tropis dan loreal Paris merupakan
konstituen kedua yang berbentuk frase nominal karena inti dari kedua frase
tersebut adalah kata berkategori nominal, lihat uraian berikut berdasarkan data
diatas.
(28a) untuk daerah tropis
(29a) ke Loreal Paris
Kata daerah pada contoh data (28a) dan kata contoh (29a) merupakan
konstituen Loreal diterangkan (inti). Akan tetapi, kata tropis dan Paris pada
contoh data tersebut adalah konstituen menerangkan (M) atau atributif.
(2) Frase Eksosentris yang Nondirektif
Frase jenis ini merupakan frase yang terdiri atas artikulus sebagai
konstituen pertamanya. Sebaliknya, sebagai konstituen kedua adalah kata atau
kelompok kata. Lihat contoh data berikut ini :
(31) si kecil
(32) yang paling bergizi
(33) yang efektif
Pada contoh data (31), (32), dan (33) di atas yang menjadi konstituen
pertamanya adalah artikulus Si dan yang. Lalu, kata kecil dan efektif adalah
konstituen kedua. Kemudian, kelompok kata paling bergizi juga sebagai
konstituen kedua.
2) Frase Berdasarkan Persamaan Distribusi dengan Kategori Kata
9
Berdasarkan persamaan distribusi dengan kategori kata, frase dapa
dibedakan menjadi empat jenis. Keempat adjektival, dan numeral.
a. Frase Nominal
Frase nominal adalah frase yang konstituen inti atau konstituen diterangkan
(D) ditempati oleh data yang berkategori nominal, lihat contoh data berikut ini :
(34) rambut Anda
(35) vitamin rambut
(36) pemutih muka
Kata-kata yang dicetak miring di atas yaknik kata rambut, vitamin, dan
pemutih merupakan konstituen inti atau konstituen yang diterangkan (D).
sebaliknya, kata Anda, rambut, dan muka adalah konstituen atribut atau konstituen
yang menerangkan. Kata-kata yang menempati konstituen inti yakni rambut,
vitamin, dan pemutih adalah kata berkategori nominal.
b. Frase Verbal
Frase verbal merupakan frase yang menjadi konstituen intinya berupa kata
berkategori verbal.
Perhatikan contoh data berikut :
(37) akan dipotong
(38) tidak menjawab
(39) sebelum melakukan
Kata dipotong, menjawab, dan melakukan pada contoh data di atas
merupakan kata berkategori verbal. Selnjutnya, kata-kata tersebut adalah kata
10
yang mengisi konstituen inti dalam frase. Sebaliknya, kata akan, tidak, dan
sebelum sebagai konstituen atribut.
c. Frase Adjektival
Frase adjektival adalah frase yang konstituen intinya berupa adjektival.
Lihat contoh data berikut ini :
(40) cantik alami
(41) lebih kuat
(42) paling hemat
Kata-kata yang dicetak miring pada contoh data (40), (41) dan (42) yaitu
cantik, kuat, dan hemat adalah konstotuen inti atau yang diterangkan (D). katakata tersebut merupakan kata berkategori adjektival. Sebaliknya, kata alami,
lebih, dan paling adalah kata yang menempati posisi konstituen atribut atau
konstituen menerangkan (M).
d. Frase Numeral
Frase numeral merupakan frase yang terdiri atas konstituen inti atau
diterangkan (D) dan konstituen atribut atau menerangkan (M). Konstituen inti
ditempati oleh kata berkategori numeral. Lihat contoh data berikut :
(43) tiga pilihan
(44) satu langkah
(45) tujuh hari
Kata tiga, satu, dan tujuh pada contoh data (43), (44), dan (45) merupakan
konstituen inti pada frasa numeral karena kata-kata tersebut termasuk kata-kata
11
berkategori numeral. Sebaliknya, kata pilihan, langkah, dan hari adalah
konstituen atributnya.
2. Klausa
Klausa merupakan gabungan beberapa kata yang bersifat predikatif.
Artinya, dalam klausa harus menyampai unsur atau konstituen yang menduduki
fungsi sintaksis subjek (S), Predikat (P), Objek (O), Pelengkap (Pel). Lihat contoh
data berikut :
(1) lembutnya menyegarkan kulit cantikmu
S
P
O
(2) Redoseon Fartimun membantu sistem daya tahan tubuh
S
P
O
(3) kulitku halus sih
S
P
Berdasarkan kategori kata atau frase yang menduduki fungsi sintaksis (P)
klausa dapat dibedakan atas dua golongan yaitu klausa verbal dan nonverbal.
1) Klausa Verbal
Klausa verbal adalah klausa Predikat (P) adalah kata atau frase yang
berkategori verbal, seperti contoh data berikut :
(4) ekstra usu lactacid menjakau ceku
(5) si kecil memiliki 100 milyal sel otak
(6) pria berketombe lebih banyak dari wanita
12
Kata-kata pada data di atas menduduki fungsi sintaksis P yaitu kata
menjakau, memiliki, dan berketombe adalah kata yang berkategori verbal. Jadi,
klausa di atas adalah klausa verbal.
Selanjutnya, klausa verbal dapat digolongkan atau dibedakan atas tiga
bentuk yaitu : verbal transitif, verbal intransitif, dan verbal ekuatif. Penggolongan
ini berdasarkan hubungan antara partisipasi-partisipasi dengan predikat dalam
klausa.
a) Klausa Verbal Transitif
Klausa verbal transitif adalah klausa yang predikatnya (P) diisi oleh kata atau
frase berkategori verbal transitif. Kata atau frase verbal transitif adalah verba
(perbuatan) yang mengharuskan adanya tujuan atau adanya kata atau frase yang
menduduki fungsi sintaksis objek (O). Lihat contoh data berikut :
(7) rambutnya menyegarkan kulit cantikmu
(8) kandungan Almond Milknya membelai kulit bayi Anda
(9) kedelai hitam pilihan ciptakan kecap berkualitas
Kata-kata yang di cetak miring pada contoh data di atas yaitu kata
menyegarkan, membelai, dan ciptakan adalah kata berkategori verbal transitif.
Hal ini dapat dilihat dari adanya tujuan atau adanya frase atau kata yang
menduduki fungsi objek (O). Kata atau frase tersebut adalah kulit cantikmu, kulit
bayi Anda, dan kecap berkualitas.
b) Klausa Verbal Intransitif
Klausa verbal intransitif merupakan klausa yang predikatnya (P) adalah kata
atau frase verbal intransitif. Verbal intransitif merupakan verbal (perbuatan) yang
13
tidak mengharuskan atau tidak membutuhkan kehadiran tujuan dalam klausa,
seperti contoh data berikut ini :
(10) termolyte plus bekerja secara alami
(11) rezeki harus dicari
(12) dove therapy tak terkalahkan
Kata bekerja, dicari, dan terkalahkan pada contoh data di atas merupakan
cerbal intransitif. Kata-kata ini tidak memerlukan tujuan atau kata yang mengisi
kedudukan objek (O). Pada contoh data (10) terdapat frase secara alami setelah
verbal intransitif, tetapi frase ini bukan tujuan atau frase yang menduduki fungsi
sintaksis objek (O).
c)
Klausa Verbal Ekuatif
Klausa verbal ekuatif adalah klausa yang berpredikat (P) kata yang
berkategori verbal ekuatif. Verbal ini menghubungkan antara partisipan dengan
cirinya. Lihat contoh data berikut ini :
(13) wajahku jadi nggak mulus
(14) parasetamol adalah obat pilihan utama
(15) sarapan pagi jadi lebih enak dengan fiesta
Kata jadi dan adalah pada contoh data di atas adalah data berkategori verbal
ekuatif. Verbal ini berfungsi menghubungkan antara partisi dan cirinya. Pada
contoh data (13) verbal jadi menghubungkan partisipan wajahku dan cirinya
nggak mulus. Lalu, verbal adalah pada contoh data (14) menghubungkan
partisipan parasetamol dengan cirinya obat pilihan utama. Kemudian, verbal jadi
14
menghubungkan partisipan sarapan pagi denga cirinya lebih enak dengan fiesta.
Lihat pada contoh (15).
2) Klausa Nonverbal
Klausa nonverbal merupakan klausa yang mempunyai predikat (P) adalah
yang berkategori nonverbal (bukan perbuatan). Klausa nonverbal ini terdiri atas
klausa adjektif, nominal, mineral, dan depan.
a) Klausa Adjektif
Klausa adjektif merupakan klausa yang predikatnya (P) adalah kata atau
frase yang termasuk golongan atau kategori adjektif. Perhatikan contoh
berikut :
(16) dancow susu serial terlalu enak untuk disisakan
(17) supermi kenyal mienya
(18) putih itu lebih cantik
Kata kenyal frase terlalu enak dan lebih, cantik merupakan kata dan frase
yang berkategori adjektif kata dan frase tersebut merupakan unsur pergisi
predikat pada klausa.
b) Klausa Nominal
Klausa nominal adalah klausa yang mempunyai predikat (P) kata atau
frase yang termasuk kategori nominal, seperti contoh data berikut :
(19) kulkas lemon baru aromanya segar
(20) yang lezat pasti indofood
(21) gue obsesi sutradara yang baru
15
Frase pada data (19), (20), dan (21) di atas yaitu aromanya segar, pasti
indofood, dan obsesi sutradara yang baru adalah frase nominal yang
berfungsi sebagai predikat (P).
c) Klausa Numeral
Klausa numeral merupakan klausa yang berpredikat (P) kata atau frase
yang berkategori numeral. Lihat contoh data berikut :
(22) listriknya Cuma Rp. 20,00 semalam
(23) bonus nelpon 300 menit ke semua pengguna Esia
(24) bonus SMS 240.000 karakter
Kata yang dicetak miring pada contoh di atas yaknik Cuma Rp. 20,00,
300 menit, dan 240.000 karakter adalah frase numeral. Frase ini menduduki
fungsi sintaksis predikat (P) pada klausa di atas.
d) Klausa Depan
Klausa depan terdiri atas predikat (P) berkategori depan yaitu frase yang
diawali kata depan, seperti contoh data berikut :
(25) sarden ABC dari ikan sarden segar
(26) pertahanan maksimal untuk kulit wajah
(27) wajah halus mulus dalam polesan tata rias sempurna
Frase dari ikan sarden segar, untuk kulit wajah, dan dalam polesan tata
rias sempurna adalah frase yang menduduki fungsi sintaksis predikat (P) pada
contoh data (25), (26), dan (27). Frase-frase ini termasuk frase depan karena
16
ditandai dengan kata depan dari, untuk, dan dalam sebagai konstituen yang
mengawali frase tersebut.
3. Kalimat
Dalam teks iklan juga digunakan kalimat-kalimat untuk menyampaikan
pesan-pesan yang ingin disampaikan. Penggunaan kalimat dalam teks iklan dilihat
dari sudut bentuk dan berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi.
1) Kalimat Berdasarkan Bentuk
Berdasarkan bentuk atau berdasarkan jumlah klausa, kalimat terdiri atas
kalimat tunggal dan majemuk.
a) Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa, seperti contoh
berikut ini :
(1) biji kopi pilihan ciptakan kopi enak.
(2) masih pakai anti nyamuk bukan ?
(3) pertahanan maksimal untuk kulit wajah.
Kalimat (1) terdiri atas klausa biji-biji pilihan ciptakan kopi enak, yang
terdiri atas subjek (S), ialah biji kopi pilihan, predikat (P), ialah ciptakan, objek
(O) ialah kopi enak. Kalimat (2) terdiri atas klausa masih pakai anti nyamuk
bakar, yang terdiri atas predikat (P) ialah masih pakai, dan objek (O), ialah anti
nyamuk bakar. Kalimat (3) terdiri atas klausa pertahanan maksimal untuk kulit
17
wajah, yang terdiri atas subjek (S), ialah pertahanan maksimal, dan predikat
(P), ialah untuk kulit wajah.
b) Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri atas dua klausa atau
lebih. Selanjutnya, kalimat majemuk dapat pula dibedakan atas tiga jenis yaitu
kalimat majemuk setara, bertingkat, dan campuran.
(1) Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang terdiri atas dua
klausa lebih yang dikembangkan oleh konjungsi koordinatif. Lihat contoh data
berikut :
(4) segera temukan di toko dan supermarket terdekat !
(5) wajahya akan terasa segar, cantik, dan sehat.
(6) jangan berasumsi atau mengira-ngira penyebab demam.
Kalimat (4) terdiri atas dua klausa yaitu klausa pertama ialah segera
temukan ditoko, dan klausa kedua ialah segera temukan di supermarket
terdekat. Kedua klausa tersebut dihubungkan oleh konjungsi dan, yang
bermakna penjumlahan. Dalam kalimat (4) dinyatakan bahwa segera temukan
sesuatu di dua tempat yaitu ditoko dan supermarket terdekat. Selanjutnya,
kaimat (5) terdiri atas tiga klausa yaitu klausa pertama ialah wajahmu akan
terasa segar, klausa kedua ialah wajahmu akan terasa segar, klausa kedua
18
ialah wajahmu akan terasa cantik, dan klausa ketiga ialah wajahmu akan
terasa sehat. Ketiga klausa tersebut dihubungkan oleh konjungsi dan, yang
bermakna penjumlahan. Dengan kalimat (5) dinyatakan bahwa wajahmu akan
merasakan tiga rasa yaitu segar, cantik, dan sehat. Kemudian, kalimat (6)
terdiri atas dua klausa yaitu klausa pertama jangan berasumsi penyebab demam
dan klausa kedua
jangan mengira-ngira penyebab demam. Kedua klausa
tersebut dihubungkan oleh kalimat (6) dinyatakan bahwa dilarang melakukan
salah satu hal tentang demam yaitu berasumsi dan mengira-ngira.
(2) Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat merupakan kalimat majemuk yang terdiri atas
dua atau lebih klausa yang dihubungkan oleh konjungsi suburdinatif.
Perhatikan contoh data berikut :
(7) 3 dari 5 wanita kekurangan folat sehingga berisiko tinggi melahirkan bayi
dengan cacat otak.
(8) ketombe membandel timbul karena proses keratinisasi berlebihan akibat
kulit kepala tak sehat.
(9) sabun biasa sudah lama kutinggalkan karena kutahu PH-nya tidak cocok.
Kalimat (7) terdiri atas dua klausa yaitu klausa pertama, ialah 3 dari 3
wanita kekurangan folat dan klausa kedua, ialah berisiko tinggi melahirkan
bayi dengan cacat otak. Kedua klausa tersebut dihubungkan oleh konjungsi
subordinatif sehingga, yang bermakna akibat. Demgan kalimat (7) dinyatakan
bahwa pernyataan klausa kedua adalah akibat dari apa yang dinyatakan pada
19
klausa pertama. Selanjutnya, kalimat (8) terdiri atas tiga klausa yaitu ketombe
membandel timbul, proses keratinisasi berlebihan, dan kulit kepala tak sehat.
Ketiga klausa tersebut dihubungkan oleh konjungsi subordinatif karena dan
akibat. Hubungan makna antar klausa adalah hubungan makna sebab. Hal ini
dapat diamati pernyataan pada klausa kedua dan ketiga yaitu proses
keratinisasi berlebihan, kulit kepala tak sehat merupakan penyebab terjadinya
keadaan yang dinyatakan pada klausa pertama. Kemudian, kalimat (9) terdiri
atas dua klausa yaitu klausa pertama, ialah sabun biasa sudah ditinggalkan,
dan klausa kedua, ialah kutahu PH-nya tidak cocok. Kedua klausa tersebut
dihubungkan oleh konjungsi subordinatif karena. Hubungan makna antar
klausa pada kalimat tersebut adalah hubungan klausa kedua yaitu kutahu PHnya tidak cocok merupakan sebab terjadinya perbuatan yang dinyatakan pada
klausa pertama yaitu sabun biasa sudah lama kutinggalkan.
(3) Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk yang terdiri atas tiga
klausa atau lebih yang dihubungkan oleh konjungsi subordinatif dan
koordinatif. Lihat pada contoh berikut ini :
(10) beri si kecil stimulasi dan nutrisi yang tepat agar koneksi sel-sel otaknya
optimal.
(11) aku akan membantumu jadi kosentrasi kembali setelah stamina dan
kosentrasimu balik.
20
(12) lancar ASI dibuat dari estrak dau katuk (sampropi folium) yang
mengandung protein dan mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
bayi dan kesehatan ibu.
Kalimat (10) terdiri atas tiga klausa yang dihubungkan oleh konjungsi
koordinatif dan, serta konjungsi subordinatif agar. Klausa pertama
dihubungkan oleh konjungsi koodinatif dan dengan klausa kedua. Setelah itu
klausa kedua dihubungkan oleh konjungsi subordinatif agar. Hubungan makna
antarklausa
pertama
dengan
klausa
kedua
adalah
hubungan
makna
penjumlahan, sedangkan hubungan makna antarklausa kedua dengan klausa
ketiga adalah hubungan makna harapan. Sebaliknya, kalimat (11) terdiri atas
tiga klausa yang dihubungkan oleh konjungsi dan. Hubungan makna
antarklausa pertama dengan klausa kedua adalah hubungan makna waktu,
namun hubungan makna antarklausa kedua dengan klausa ketiga adalah
hubungan makna penyumluhan. Koordinatif dan serta konjungsi subordinatif
yang. Hubungan makna antarklausa pertama dengan klausa kedua adalah
hubungan makna penerang ; hubungan makna antarklausa kedua dengan
klausa ketiga makna antarklausa ketiga dengan klausa keempat adalah
hubungan makna penerang ; dan hubungan makna antarklausa keempat dengan
klausa kelima adalah hubungan penjumlah.
2) Kalimat Berdasarkan Fungsi
Berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi, kalimat dapat dibedakan
atas empat jenis. Keempat jenis kalimat tersebut adalah : kalimat deklaratif,
interogatif, imperatif, dan seruan.
21
a) Kalimat Deklaratif
Kalimat deklaratif atau kalimat pernyataan adalah kalimat yang berfungsi
untuk menyatakan sesuatu atau menginformasikan sesuatu. Lihat contoh
berikut :
(13) Annum Essential mengandung AA, DHA dan juga Gangliosida (GA)
yang berasal dari lipida kompleks.
(14) New from cussons baby disenangi oleh bayi Indonesia di mana saja.
(15) ekstrak susu lactacid manjakan aku dengan kunyaman sepanjang hari.
Kalimat (13), (14), dan (15) adalah kalimat deklaratif karena ketiganya
mempunyai pola intonasi berita yaitu diakhiri tanda titik (.).
b) Kalimat Interogatif
Kalimat
interogatif
berfungsi
untuk
menanyakan
sesuatu
yang
mempunyai intonasi tanya yang ditandai oleh tanda tanya atau kata tanya.
Perhatikan contoh berikut :
(16) Lebih untung mana ?
(17) Mau arisan yang lebih seru ?
(18) Mana revo loe ?
Kalimat (16), (17), dan (18) adalah kalimat interogatif karena ketiganya
mempunyai pola intonasi tanya yang ditandai oleh tanda tanya (?). selanjutnya,
kalimat (16) dan (18) selain ada tanya juga menggunakan kata tanya mana
yang bermakna menanyakan sesuatu dari suatu kelompok.
c) Kalimat Imperatif
22
Kalimat imperatif adalah kalimat yang berfungsi untuk mengharapkan
tanggapan yang berupa tindakan dari lawan bicara. Kalimat ini berpola
intonasi perintah yang ditandai dengan tanda seri (!). kalimat imperatif ini ada
yang berbentuk perintah sebenarnya, misalnya data berikut ini :
(19) Hilangkan bau tidak sedap !
(20) Taklukkan ketombe membandel !
(21) Segera redakan !
Selanjutnya, kalimat imperatif ada yang berbentuk larangan, seperti contoh
berikut :
(22) Jangan biarkan bau tidak sedap menganggu Anda !
(23) Jangan gunakan sabun biasa untuk bersihkan daerah kewanitaan !
(24) Jangan Cuma jadi mimpi !
Kemudian, kalimat imperatif juga dapat berbentuk ajakan, seperti contoh
berikut :
(25) Buruan !
(26) Cobain perdana Esia baru !
(27) Coba ponds white beuaty !
d) Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang berfungsi untuk menyampaikan
perasaan pembicara. Kalimat ini mempunyai pola intonasi seru yang ditandai
oleh tanda seru (!). lihat contoh berikut :
(28) Wow ! kulkas lemon baru
(29) Wah ! oreo wafer baru
(30) Mmm ! kres banget
23
Kalimat (28), (29), dan (30) adalah kalimat seru karena ditandai oleh
tanda seru (!) dan interjeksi wow, wah, dan mmm. Ketiga interjeksi ini
bermakna kagum dan senang dengan sesuatu.
B. Informasi dan Maksud yang Disampaikan Iklan
Pada bagian ini akan dijelaskan informasi yang disampaikan iklan.
Selanjutnya, akan dijelaskan juga maksud yang disampaikan. Informasi dalam
iklan adalah isi pesan iklan tersebut sedangkan maksud adalah aspek, makna,
tujuan yang bergantung pada pembuatan iklan. Berdasarkan analisis data yang
telah dilakukan ditemukan informasi dan maksud yang disampaikan iklan dapat
dibedakan atas informasi kesehatan, kecantikan dan perawatan tubuh, makanan
dan minuman, otomotif dan elektronik. Sebaliknya, maksud yang disampaikan
oleh iklan dapat digolongkan atas tiga jenis yaitu deleratif, persuasif, dan
imperatif.
1. Informasi yang Disampaikan Iklan
Informasi yang disampaikan melalui teks iklan adalah isi pesan iklan
tersebut. Informasi tersebut yaitu kesehatan, kecantikan dan perawatan tubuh,
makanan dan minuman, otomotif, dan elektronik, dapat dilihat pada contoh data
berikut :
(1) Beri si kecil stimulasi dan nutrisi yang tepat agar koneksi sel-sel otaknya
optimal
(2) Pilih anti demam kandungan ibu profem karena aman, tidak merusak hati
terhindar dari penyakit liver
24
(3) Redoson Fortimum membantu sistem daya tahan tubuh
Iklan yang berisikan informasi kecantikan dan perawatan tubuh terdapat
pada contoh iklan dibawah ini :
(4) Kandungan Melawe C Bright dan Ekstrak Green Tea bekerja aktif
melindungi wajah dari efek buruk sinar matahari, menjaganya tetap lembab
dan tampak putih berseri.
(5) Bedak tabur yang mengandung tabir surya dan antiseptik untuk melindungi
kulit wajah dari kotoran dan debu.
(6) Pembersih yang mengandung Triclosan yang efektif membunuh bakteri
penyebab jerawat, serta mengandung vitamin E dan Glyeerin sebagai
pelembab kulit wajah.
Iklan yang berisikan informasi tentang makanan dan minuman dapat dilihat
pada contoh data berikut ini :
(7) Nikmati ngemil sehat ala Aloe Vera Wong Coco
(8) Pilih energi terbaik dari vitamin terlengkap
(9) Mie gelas hanya protein dan gandum protektif
Berikut ini contoh iklan yang menjelaskan otomotif :
(10) Semua aktivitas Anda menjadi lebih mudah dan menyenangkan dengan
mitsubisi mavem
(11) Honda Beat idola skuter matik terbaru
(12) Hingga kini Suzuki tak tertandingi
Selanjutnya, informasi bidang elektronik dalam teks iklan dapat diamati
pada contoh data berikut :
25
(13) Nokia 1650 dan Nokia 1208 + XL, hidup lebih berwarna, nelpon sampe
puass, gratis 1800 SMS
(14) Blender philips food grade merupakan satu-satunya blender yang
menjamin keamanan proses pengolahan makanan
(15) Skin Fot TV Zoombass memadukan kualitas gambar dengan dentuman
suara yang luar biasa.
2. Maksud yang disampaikan Iklan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, diperoleh maksud yang
disampaikan iklan ada tiga jenis, yaitu deklaratif, persuasif, dan impratif. Berikut
uraian maksud masing-masing.
Makna aspek maksud deklaratif dapat dilihat pada contoh data berikut ini :
(16) Anum Essential mengandung AA, DHA dan juga Gangliosida (GA) yang
berasal dari lupida kompleks.
(17) Vitalac 1+ susu pertumbuhan untuk usia 1 sampai 4 tahun
(18) Vitalac 3 kini hadir dengan kemasan dan nama baru
Dalam iklan dapat dilihat makna aspek maksud persuasif, seperti contoh
data berikut :
(19) Lancar ASI membantu memperbanyak ASI, sehatkan bayi
(20) Autan selalu melindungi keluarga Anda dari nyamuk demam berdarah
(21) Absolute wanita mutlak perlu.
Selanjutnya, makna aspek maksud inperatif dapat dilihat pada contoh data
berikut :
26
(22) Hindarkan hal yang tidak diinginkan, seperti timbulnya kejang demam
(step) !
(23) Jangan gunakna sabun biasa untuk bersihkan daerah kewanitaan !
(24) Taklukan ketombe membandel !
C. Respon Masyarakat Terhadap Iklan
Berbicara tentang respon masyarakat terhadap iklan, sebagian besar
responden menyukai iklan. Alasan mereka menyukai iklan adalah iklan disajikan
dalam tampilan yang menarik untuk dinikmati misalnya ; iklan rokok, minuman,
dan alat kecantikan. Selanjutnya, iklan dapat memberikan infomasi dan inspirasi
bagi mereka.
Namun bagi responden yang tidak menyukai iklan menganggap iklan banyak
bohongnya dan penyampainya terlalu berlebihan contoh iklan Kuku Bima Roso.
Menurutnya, tidak mungkin stamina bertambah dengan cepat seperti apa yang
diiklankan.
D. Pengaruh Iklan Terdapat Masyarakat
Melalui tayangan iklan, materialisme ditanamkan pada masyarakat. Iklan
mengajarkan suatu filsafat umum kehidupan, bahwa suatu filsafat umum
kehidupan, bahwa ukuran utama seorang manusia adalah konsumsi barangnya
(Martodirdjo, 1998 : 87).
Secara berkesinambungan lewat pesan-pesan yang sugestif dan subliminal,
iklan mengaktifkan dorongan-dorongan bawah sadar yang mendominasi
27
kehidupan manusia, misalnya iklan obat dan alat kecantikan yang menanamkan
sugesti bahwa terdapat solusi-solusi instan bagi problem-problem pribadi.
Dengan seringnya menonton iklan, masyarakat cenderung membeli barang
yang diiklan daripada barang yang tidak diiklankan. Ini terbukti dari jawaban
responden. Alasan mereka adalah atau produk yang diiklankan adalah produk
bermutu dan berkualitas tinggi.
Walaupun begitu ada juga masyarakat yang tidak membeli barang karena
sudah diiklan, tetapi membeli barang karena kebutuhan. Jadi, iklan tidak saja
berpengaruh buruk terhadap masyarakat, tetapi juga berpengaru baik.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, diperoleh hasilnya seperti bahasa
iklan dilihat dari tataran frase, klausa, dan kalimat. Tataran frase ditentukan dua
tipe frase yaitu endosentris dan eksosentris. Berdasarkan pengisi konstituen inti,
frase yang ditemukan adalah frase verbal, nominal, adjektif, dan numeral. Tataran
kalimat ditemukan kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Berdasarkan fungsinya
dalam hubungan situasi ditemukan kalimat deklaratif, interogatif, imperatif, dan
seru.
Selanjutnya, informasi yang disampaikan oleh iklan adalah informasi
tentang kesehatan, kecantikan oleh perawatan, makanan dan minuman, otomotif,
dan eletronik. Sebaliknya, maksud yang disampaikan adalah aspek maksud
deklaratif, persuasif, dan imperatif.
28
Respon masyarakat terhadap iklan ada yang baik dan ada pula yang tidak
baik. Masyarakat yang merespon baik terhadap keberadaan iklan adalah sebagian
besar karena mereka mendapat informasi dari iklan, sedangkan yang merespon
tidak baik berpendapat bahwa iklan itu menyesatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Alieva, N.F dkk. 1991. Bahasa Indonesia Deskripsi dan Teori. Yogyakarta : Kanisius.
Alwi, Hasan dkk. 2000. Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi III. Jakarta : Balai Pustaka.
Anwar, Khaidir. 1990. Fungsi dan Peranan Bahasa : Sebuah Pengantar. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
Arifin, E. Zaenal dan Jumaiyah. 2008. Sintaksis. Jakarta : PT. Grasindo
Bungin, Burhan. 2007. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada
Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.
Djajasudarma, T. Fatimah. 1993. Semantik 2. Bandung : PT. Eresco
-------------------------------. 1993. Metode Linguistik. Bandung : PT. Eresco
Efri Yades. 2003. Analisis Wacana Pragmatik pada Wacana Iklan di Media Cetak.
Dalam Jurnal Penelitian Andalas No. 42/ September/ tahun XV/ 2003.
Hanafi, Abdul Halim. 2007. Metode Penelitian bahasa. Batusangkar : STAIN
Batusangkar Press.
Hoed (Editor). 1992. Transformasi Budaya seperti Tercermin dalam Perkembangan
Bahasa – Bahasa di Indonesia. Jakarta : UI
Koentjaraningrat. 1979. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia.
Leech, Geoffrey. 1983. Semantics. Penguninn Books
Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta : PT. Gajah Grafindo Persada.
Marjo, Y. S. 1994. Surat-Surat Lengkap. Jakarta : CV. Setia Kawan.
Olwiwutun, paul. 2002. Sosiolinguistik : Memahami Bahasa dalam Konteks Masyarajak
dan Kebudayaan. Jakarta : Visipro.
Parera, Jos Naniel. 1994. Sintaksis. Jakarta : PTG/ Gramedia Pustaka Utama
Ramlan. 1996. Sintaksis Edisi VII. Yogyakarta : CV. Karyono
29
Rivers, William dkk. 2003. Media Massa dan Masyarakat Modern Diterjemahkan oleh
Haris Munandar dan Dudy Priatna. Jakarta : Prenada Media.
Sobur, Alex. 2006. Analisis Teks Media. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Subroto, Edi. 2007. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta : LPP
dan UNS Pres.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa Seri ILDEP. Yogyakarta :
Duta Wacana University Press.
Widyatama, Lendra. 2007. Pengantar Periklanan. Yogyakarta : Pustaka Book Publisher.
Wijana, I Dewa Putu dan M. Rohmadi. 2008. Semantik Teori dan Analisis.
30
Download