partisipasi politik - Data Dosen UTA45 JAKARTA

advertisement
PARTISIPASI POLITIK
PARTISIPASI POLITIK
Anwar Arifin menjelaskan
bahwa partisipasi politik adalah
keterlibatan warga negara
secara individu dalam kegiatan
politik sampai pada bermacammacam level di dalam sistem
politik.
• Menurut Miriam Budiardjo:
Partisipasi Politik merupakan
kegiatan
seseorang
atau
sekelompok orang untuk ikut
serta secara aktif dalam
kehidupan politik.
Misal : Memilih pimpinan
negara.
Herbert McClosky
(Miriam Budiardjo) :
“ The term political participation
will refer to those voluntary
activities by which members of
a society share in the selection
of rulers and directly or
indirectly, in the formation of
public policy ”
Herbert McClosky, “Political Participation,” International Encyclopedia
Of the Social Sciences, ed. Ke-2 (New York: The Macmilla Company, 1972, XII, 252
Samuel P. Huntington & Joan M. Nelson
( Miriam Budiardjo)
“ By political participation we mean
activity by private citizens designed to
influence government decision making.
Participation may be individual or
collective, organized or spontaneous,
sustained or sporadic, peaceful or
violent, legal or illegal, effective or
ineffective ”
Dalam Sumber : No Easy Choice : Political Participation in Developing Countries
PARTISIPASI POLITIK DI BERBAGAI NEGARA
1. PARTISIPASI POLITIK DI NEGARA DEMOKRASI
2. PARTISIPASI POLITIK DI NEGARA OTORITER
3. PARTISIPASI POLITIK DI NEGARA BERKEMBANG
Sumber : Miriam Budiardjo “Dasar-Dasar Ilmu Politik”
1. Partisipasi Politik di Negara Demokrasi
Contoh : Amerika
Keterangan :
PEMAIN
Pemain : 5-7% orang yang aktif dalam
Dunia Politik
Penonton : 60% populasi aktif dalam
Memakai hak pilihnya
Apatis : 33% orang yang tidak aktif
dalam politik
PENONTON
APATIS
Piramida Partisipasi Politik I
Menurut Pandangan Milbrath dan Goel
Piramida Partisipasi Politik II
David Roth dan Frank Wilson
Aktivis
Partisipan
Aktivis : Karakter penyimpangan perilaku ;
pembunuhan politik, pembajakan, terorisme.
Partisipan : Seseorang / Kelompok yang aktif di Partai,
Melakukan Kampanye.
Penonton : Orang yang terlibat dalam kepentingan
politik
Hal ini adalah Pe-Lobby, Pemilih aktif.
Penonton
Apolitis
Apolitis : Orang yang tidak ingin mengenal dunia politik
TABEL VOTER TURNOUT DI BERBAGAI NEGARA
No
Negara
Voter
Turnout (%)
Tahun
Pemilu
1.
Australia
94,69
2004
2.
Singapura
94
2006
3.
Indonesia Orba
95
1992
4.
Jerman
90
1992
5.
Indonesia Reformasi 84
2004
6.
Norwegia
76,6
2005
7.
Prancis
64,4
2002
8.
Thailand
70
2001
9.
Malaysia
69,5
1999
10.
Inggris
61,3
2005
11.
Federasi Rusia
60,5
1999
12.
Korea Selatan
60
2004
13.
India
<60
2004
14.
Amerika Serikat
55,3
2004
15.
Polandia
53,4
1990
Sumber : diolah dari data-data
IPU – Miriam Budiardjo
2. Partisipasi Politik di Negara Otoriter
• Negara otoriter seperti komunis tujuan utama partisipasi
massa adl merombak masyarakat yg terbelakang menjadi
masyarakat modern, produktif, kuat, dan berideologi
kuat.
• Partisipasi yg tinggi dlm pemilu dianggap memperkuat
keabsahan sebuah rezim di mata dunia. Contohnya adl
Uni Soviet adl salah slh satu negara yg berhasil mencapai
presentase voter turnout yg sangat tinggi.
• Dalam pemilu angka partisipasi hampir selalu mencapai
lebih dari 99%.
Sumber : Miriam Budiardjo (Dasar-Dasar Ilmu Politik)
3. Partisipasi Politik di Negara Berkembang
• Partisipasi di negara berkembang akan
membantu penanganan masalah-masalah yg
ditimbulkan oleh perbedaan-perbedaan etnis,
budaya, status sosial, dan ekonomi, agama, dan
sebagainya.
• Samuel
Hutington
berpendapat
bahwa
pembangunan yg cepat, dan ikut sertanya
banyka kelompok baru dalam politik dalam
waktu yg singkat, dapat mengganggu stabilitas.
Sumber : Miriam Budiardjo
• Michael Roskin menyatakan bahwa Afrika
Selatan adl contoh negara yg cepat menyadari
pentingnya partisipasi politik. Negara yg semula
diperintah oleh minoritas kulit putih ini cepatcepat membuka peluang bagi peran-peran rakyat
kulit hitam untuk menghindarkan ledakan yg
lebih berbahaya. (Budiardjo)
• Akan tetapi setiap usaha pembangunan,
terutama di negara yg menghadapi masalah
kemiskinan dan sumber daya langka, akan selalu
di barengi dengan gejolak-gejolak sosial.
(Budiardjo)
Download