Diversifikasi Energi - LPPM Universitas Narotama

advertisement
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN, DAN KONSERVASI ENERGI
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN
SUMBER ENERGI TERBARUKAN
Oleh :
Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan
Disampaikan pada acara:
Lokakarya Nasional VI
Manajemen Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat di Perguruan Tinggi Tahun 2013
Yogyakarta, 7 – 9 November 2013
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
TUJUAN LOKAKARYA :
1. Terbentuknya konsorsium nasional perguruan
tinggi penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat di perguruan tinggi.
2. Terlaksananya kolaborasi kegiatan bersama
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
antar perguruan tinggi di Indonesia.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
I. ENERGI
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
 Energi merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan manusia,
dimana Setiap aktivitas manusia tidak dapat dilepaskan dari energi.
 Dalam kehidupan manusia terdapat kesimbangan energi, mulai dari
sekedar mempertahankan hidup sampai dengan untuk menunjukkan
prestise.
 Kwalitas hidup seorang manusia dapat diukur dari jumlah, bentuk,
dan sumber energi yang digunakan.
 Manusia Zaman batu menggunakan energi sangat sedikit, hanya
sekedar untuk mempertahankan hidup, sedangkan dalam era modern
sekarang ini manusia menggunakan energi tidak sekedar untuk
bertahan hidup, tetapi sudah untuk kesenangan, kenyamanan dan
prestise.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Manusia memanfaatkan energi dari luar dirinya
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Memanfaatkan Energi Secara langsung
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Menggunakan Energi
hasil Olahan Energi Fosil
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Menggunakan Energi
Hasil Olahan Energi Fosil Lebih Banyak
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
II. PENGEMBANGAN ENERGI BARU DAN
ENERGI TERBARUKAN
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
REGULASI ENERGI
DALAM PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
RAKYAT MENIKMATI
LISTRIK
Bauran Energi (Perpres 5/2006)
Program
Pembangu
nan
Pembang
kit
Program
Pembangun
an
Penyaluran
RUKN, RUPTL & RUKD, RUEN
PP No. 14/2012 tentang Kegiatan UPTL
UU No. 30/2009 tentang Ketenagalistrikan
UU No. 30/2007 tentang Energi
UUD 1945
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
 Pasal 3
Tujuan pengelolaan energi adalah tercapainya peningkatan akses masyarakat yang tidak
mampu dan/atau tinggal di daerah terpencil terhadap energi untuk mewujudkan kesejahteraan
dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata dengan cara :
1. Menyediakan bantuan untuk meningkatkan ketersediaan energi kepada masyarakat tidak
mampu
2. Membangun infrastruktur energi untuk daerah belum berkembang sehingga dapat
mengurangi disparitas antar daerah
 Pasal 4 (2)
Sumber daya energi baru dan sumber daya energi terbarukan diatur oleh negara dan
dimanfaatkan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
 Pasal 20 (2)
Penyediaan energi oleh Pemerintah dan/atau pemeritah daerah diutamakan di daerah yang
belum berkembang, daerah terpencil, dan daerah perdesaan dengan menggunakan sumber
energi setempat, khususnya sumber energi terbarukan
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
1. Pasal 3 (1)
Penyediaan tenaga listrik dikuasai oleh negara yang penyelenggaraannya dilakukan oleh
Pemerintah dan pemerintah daerah berlandaskan prinsip otonomi daerah
2. Pasal 4 (3)
Untuk penyediaan listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), Pemerintah dan
pemerintah daerah menyediakan dana untuk:
a. pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik di daerah yang belum berkembang;
b. pembangunan tenaga listrik di daerah terpencil dan perbatasan; dan
c. pembangunan listrik perdesaan
3. Pasal 6 (2)
Pemanfaatan sumber energi primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilaksanakan
dengan mengutamakan sumber energi baru dan terbarukan
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Cadangan Energi fosil (BBM, Gas, Batu Bara) terbatas dan akan habis
Kebutuhan Energi terus meningkat
Indonesia yang sedang dalam pertumbuhan Ekonomi, dan kebutuhan Energi
untuk Penyediaan Tenaga Listrik terus meningkat
Energi Fosil tidak bisa lagi diandalkan sebagai sumber energi Utama dalam
mendorong Pertumbuhan Ekonomi dimasa depan
Komoitmen Pemerintah Untuk menurunkan Emisi CO2
Energi Fosil menghasilkan Emisi yang merusak Lingkungan
Indonesia memiliki Sumber Energi Terbarukan yang sangat Besar
Sumber Energi Terbarukan menjadi Andalan Sumber Energi Indonesia dimasa
depan
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
ENERGY FOSIL DALAM PEMBANGKITAN LISTRIK
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Sumber energi baru:
Nuklir, hidrogen, gas metana batubara (coal bed methane), batubara tercairkan (liquefied coal), dan batubara
tergaskan (gasified coal)
Sumber energi terbarukan:
Panas bumi, angin, bioenergi, sinar matahari, aliran dan terjunan
air, serta gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
POTENSI EBT & CADANGAN ENERGI FOSIL
NO
ENERGI TERBARUKAN
SUMBER DAYA
(SD)
KAPASITAS
TERPASANG (KT)
RASIO KT/SD
(%)
1
2
3
4
5 = 4/3
1
Tenaga Air
75.670 MW
6.654,29 MW
8,8%
2
Panas Bumi
29.038 MW
1.226 MW
4,2%
3
Mini/Mikro Hydro
769,69 MW
228,983 MW
29,75%
4
Biomass
49.810 MW
1.618,40 MW
3,25 %
5
Tenaga Surya
4,80 kWh/m2/day
22,45 MW
-
6
Tenaga Angin
3 – 6 m/s
1,87 MW
-
7
Uranium
3.000 MW
(e.q. 24,112 ton) for 11 years*)
30 MW
1.00
*) Hanya di Kalan – Kalimantan Barat
No
ENERGI TAK TERBARUKAN
SUMBER
DAYA
(SD)
1
2
3
4
5 = 4/3
6
7 = 4/6
CADANGAN
(CAD)
RASIO
SD/CAD
(%)
PRODUKSI
(PROD)
RASIO
CAD/PROD
(TAHUN)*)
1
Minyak Bumi (miliar barel)
56.6
7.99 **)
14
0.346
23
2
Gas Bumi (TSCF)
334.5
159.64
51
2.9
55
3
Batubara (miliar ton)
104.8
20.98
18
0.254
83
*) Dengan asumsi tidak ada penemuan cadangan baru
**)
Termasuk
BlokKesejahteraan
Cepu
ESDM
untuk
Rakyat
V. KONDISI INDONESIA
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
1. KONDISI SAAT INI
Bauran Energi Primer
Nasional 2012
1176 Juta SBM
1.
Ketergantungan terhadap energi fosil masih tinggi,
sehingga ketahanan energi nasional masih rendah;
2.
Akses masyarakat terhadap energi (modern) masih
terbatas:
EBT
5,03%
Batubara
Gas
Bumi
24,29%
23,91%
Minyak
Bumi
46,77%
Elastisitas Energi = 1,65
Pangsa Energi Non Fosil  5%
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
a.
Rasio elektrifikasi tahun 2012 sebesar 76,47%
(23,53% rumah tangga belum berlistrik);
b.
Pengembangan infrastruktur energi (daerah
perdesaan/terpencil dan pulau-pulau terluar pada
umumnya belum mendapatkan akses energi);
3.
Pertumbuhan konsumsi energi rata-rata 7% pertahun,
belum diimbangi dengan suplai energi yang cukup;
4.
Pemanfaatan energi terbarukan dan implementasi
konservasi energi belum optimal;
5.
Keterkaitan dengan isu lingkungan:
a. Mitigasi perubahan iklim;
b. Inisiatif energi bersih: komitmen nasional penurunan
emisi 26% pada tahun 2020;
26
 Tahun 2011, produksi energi (fosil)
mencapai 6,5 juta SBM per hari,
sedangkan kebutuhan energi
(fosil) 3,3 juta SBM per hari
 Tahun 2019 diperkirakan Indonesia
berpotensi menjadi net-energy
importir, bila energi dikelola secara
business as usual, yang tidak
dikelola dengan mengedepankan
prinsip-prinsip konservasi energi.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
SAAT INI:
ENERGY SUPPLY SIDE MANAGEMENT
ENERGY DEMAND SIDE MANAGEMENT
SUPPLY
DEMAND
Energi Fosil dengan
biaya berapapun
(Malah Disubsidi)
Energi Terbarukan
Sebagai Alternatif




KE DEPAN:
DEMAND
Kebutuhan Energi
Sektoral
yang belum efisien:
- RumahTangga
- Transportasi
- Industri
- Komersial
Kebutuhan energi belum efisien
Kebutuhan energi tersebut dipenuhi dengan energi fosil
dengan biaya berapapun dan malah disubsidi
Energi terbarukan hanya sebagai alternatif
Sumber energi terbarukan yang tidak termanfaatkan
adalah menyia-nyiakan karunia Tuhan
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Kebutuhan Energi
Sektoral yang Efisien:
- RumahTangga
- Transportasi
- Industri
- Komersial
(KONSERVASI)




SUPPLY
Maksimalkan Penyediaan
dan Pemanfaatan Energi
Terbarukan dengan harga
Avoided Fossil Energy
Costs
(DIVERSIFIKASI)
Energi Fosil sebagai
Faktor Penyeimbang
Efisienkan kebutuhan energi
Maksimalkan penyediaan dan pemanfaatan energi
terbarukan, paling tidak dengan harga pada avoided
fossil energy cost, bila perlu disubsidi
Energi fosil dipakai sebagai penyeimbang
Sumber energi fosil yang tidak termanfaatkan adalah
sebagai warisan untuk anak-cucu
Bussiness
as Usual
Target tahun 2025:
- Konservasi energi 15,6% energi primer dari BaU
- Elastisitas energi < 1
- Penurunan intensitas energi 1% per tahun
Peraturan Presiden
No. 5/2006
3298
Million BOE
3200
Million BOE
2785
Million BOE
3,1%
2419 MBOE
Visi 25/25
34.6%
1649 MBOE
17%
KONSERVASI
ENERGI
(15.6%)
25 %
EBT
20,6%
32%
Coal
4%
27 %
30%
41.7%
21%
48%
2011
20%
2015
2020
20%
Gas
DIVERSIFIKASI
ENERGI
33%
1237
MillionBOE
23%
Oil
2025
PENYEDIAAN ENERGI JANGKA PANJANG adalah dengan melakukan konservasi energi primer sebesar 15,6%, dimana
penyediaan energi primer dapat ditekan menjadi sebesar 2.785 juta SBM sementara itu apabila dikelola secara business-as
usual, penyediaan energi primer pada tahun 2025 sebesar 3.200 juta SBM. Dalam jangka pendek dan menengah, telah
disusun Roadmap dari pengembangan energi terbarukan sampai dengan tahun 2015, sebagai acuan dan tahapan guna
mencapai target pangsa energi baru dan energi terbarukan pada tahun 2025 sebesar 25% dari bauran energi nasional
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Bussiness As Usual
2162
Juta SBM
140.5
194.6
1393
Juta SBM
1796
Juta SBM
Konservasi Energi
Sisi Pemanfaatan (17%)
7% Komersial
9% Rumah Tangga
951.4
1026
Juta SBM
Komersial
Rumah Tangga
42% Transportasi
739
Juta SBM
Transportasi
875.7
43% Industri
Industri
2020
PEMANFAATAN ENERGI JANGKA PANJANG secara garis besar adalah bahwa pemanfaatan energi pada tahun
2025 sebesar 2.162 juta SBM bila dikelola secara business as-usual, namun bila dikelola dengan menerapkan
prinsip-prinsip konservasi energi sisi pemanfaatan sebesar 17%, maka pemanfaatan energi dapat ditekan menjadi
sebesar 1.796 juta SBM pada tahun 2025. Target penghematan energi total sebesar 17%, meliputi sektor industri
sebesar 6,9%, komersial 0,7%, transportasi 7,4% dan rumah tangga 2%
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
1. KONSERVASI ENERGI untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi di
sisi suplai dan pemanfaatan (Demand Side), antara lain sektor industri,
transportasi, rumah tangga, dan komersial.
2. DIVERSIFIKASI ENERGI untuk meningkatkan pangsa energi baru terbarukan
dalam bauran energi nasional (Supply Side), antara lain
ENERGI BARU
ENERGI TERBARUKAN
a. Batubara Tercairkan (Liqiufied Coal)
a. Panas Bumi,
b. Gas Metana Batubara (Coal Bed Methane) b. Aliran dan Terjunan Air (Hidro),
c. Batubara Tergaskan (Gasified Coal)
c. Bioenergi,
d. Nuklir
d. Sinar Matahari,
e. Hidrogen
e. Angin,
f. Metana yang lain
f. Gerakan dan Perbedaan Suhu
Lapisan Laut.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Bauran Energi Primer Tahun
2011
Oil
48%
Sasaran Tahun 2025
Coal
27%
Coal
33%
Natural Gas 30%
Natural Gas 21%
Oil
20%
NRE; 17%
NRE
< 5%
ELASTISITAS ENERGI = 1.65
RASIO ELEKTRIFIKASI = 76.56 %
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Biofuel
5%
Nuclear, Liquified
Hydro, Coal 2%
Solar,
Wind,
and Other NRE 5%
Geothermal
5%
ELASTISITAS ENERGI < 1
OPTIMALISASI EBT
III. KEBIJAKAN UNTUK MENDORONG PEMANFAATAN EBT
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Marketable
Bisa dipindahkan
Unlocked location
Emisi CO2, Sox, Nox
Tidak Ramah Lingkungan
Energi Fosil
Energi
UU 30/2007
Sumber Energi
Pembangkit
Listrik
UU 30/2009
Energi Terbarukan
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
DEA-DITJEN EBTKE
Non Marketable
Tidak bisa dipindahkan
Locked location
Low Carbon
Ramah Lingkungan
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
1. DITJEN. EBTKE
(Berdasarkan Perpres No. 24/2010)
Membuat, merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang EBTKE
DIREKTORAT
JENDERAL ENERGI
BARU, TERBARUKAN
DAN KONSERVASI
ENERGI
SEKRETARIAT
DIREKTORAT JENDERAL
ENERGI BARU, TERBARUKAN,
DAN KONSERVASI ENERGI
DIREKTORAT
PANAS BUMI
DIREKTORAT
BIOENERGI
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
DIREKTORAT
ANEKA ENERGI BARU
DAN ENERGI
TERBARUKAN
DIREKTORAT
KONSERVASI ENERGI
2. PUSLITBANG EBTKE
Melakukan R&D di bidang EBTKE
1). INDOOR LABORATORY
A. Testing Laboratory :
•
Plug & socket safety standard
•
Self-ballasted lamp performance standard
•
Switch safety standard
B. Calibration Laboratory :
•
Power meter;
•
Electrical multi-meter;
•
Mega ohm meter.
C. R&D Laboratory :
•
Chemical laboratory;
•
•
•
•
Fuel cell laboratory;
Environmental laboratory;
Bio-process laboratory;
Geothermal laboratory;
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
37
2) OUTDOOR LABORATORY
 Agricultural product drying equipment based on geothermal direct use in








Boolang Mongondow – North Sulawesi;
Biogas laboratory based on tapioca industry waste in Pesawaran – Lampung;
Biomass gasification equipments in Purwakarta – West Java;
Biogas laboratory based on farming waste in Penggalengan – West Java;
On grid microhydro 100 kW on grid in Melong – West Java;
On- and off- grid microhydro 165 kW in Kombongan – West Java;
Off grid microhydro 100 kW in Sengkaling – East Java;
Wind turbine 100 kW in Sukabumi – West Java;
Anemometers in Tahuna Island & Lembeh Island – North Sulawesi and
Probolinggo – East Java.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
3. PUSDIKLAT EBTKE
Melakukan pendidikan dan pelatihan di bidang EBTKE,
diantaranya pelatihan di bidang pembangkit listrik tenaga air,
pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga bayu,
dan juga pelatihan untuk meningkatkan kompetensi pegawai
pemda, pegawai ESDM di bidang EBTKE.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
V. PENGEMBANGAN EBTKE
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
1. REGULASI DAN KEBIJAKAN
 Mengeluarkan kebijakan dan regulasi untuk mempercepat pencapaian
tingkat pemanfaatan energi baru dan energi terbarukan dalam bauran energi
primer nasional.
2. MENCIPTAKAN PASAR
 Memberi penugasan kepada PT. PLN (Persero) untuk membeli energi listrik
dari pembangkit yang memanfaatkan sumber daya EBT
3. PENYUSUNAN SNI
 Menyusun rancangan SNI terkait dengan peralatan EBT
4. FEED-IN TARIFF (FIT)
 Penerbitan Permen ESDM yang mengatur FiT untuk energi listrik dari
pembangkit listrik yang memanfaatkan sumber daya EBT.
5. PEMBERIAN KEMUDAHAN DAN INSENTIF EBT
 Seperti pengurangan pajak, pembebasan bea masuk, prosedur perijinan
yang lebih mudah.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
5. PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ENERGI
 Melalui APBN, APBD dan DAK untuk membangun infrastruktur energi
untuk wilayah terpencil, tertinggal, perbatasan, kepulauan kecil dan terluar,
pasca bencana , dan/atau pasca konflik
6. MENINGKATKAN KUALITAS SDM
 Edukasi dan pelatihan di bidang EBT
 Meningkatkan jaringan EBT melalui koordinasi dengan asosiasi atau
organisasi terkait EBT
7. MENINGKATKAN PENELITIAN EBT
 Meningkatkan penelitian di bidang EBT melalui kerjasama dengan badan
litbang dan instansi terkait
8. MENINGKATKAN KERJASAMA INTERNASIONAL
 Meningkatkan kerjasama untuk peningkatan kapasitas dan transfer
teknologi
 Pertukaran informasi terkait regulasi dan kebijakan energi baru terbarukan
di negara lain
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Pasal 2
Kegiatan fisik pemanfaatan energi baru dan energi terbarukan dilaksanakan dalam
rangka mendukung pembangunan nasional secara berkelanjtan untuk
meningkatkan ketahanan energi nasional

Pasal 3 (1)
Kegiatan fisik sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 berupa pembangunan,
pengadaan dan/atau pemasangan atas instalasi penyediaan tenaga listrik

Pasal 3 (2)
Kegiatan fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk:
Mendorong penyediaan energi yang berasal dari sumber energi baru dan energi
terbarukan;
b. Mendorong pertumbuhan dan pemerataan pembangunan infrastruktur
keenergian di wilayah terpencil, tertinggal, perbatasan, kepulauan kecil dan
terluar, pasca bencana , dan/atau pasca konflik
a.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
3. PETA SEBARAN KEGIATAN FISIK PEMANFAATAN EBT DI
DAERAH TERTINGGAL T.A 2013
ACEH: (PLTS)
 Simeulue 3 X 15 kWp
 Singkil 2 X 15 kWp
KEPRI: (PLTS)
 Natuna 1 X 15 kWp
BABEL: (PLTS)
 Bangka Selatan 1 X 15 kWp
KALBAR: (PLTS)
 Landak 1 X 15 kWp
 Ketapang 1 X 15 kWp
 Kapuas Hulu 1 X 15 kWp
KALBAR: (PLTMH)
 Kapuas Hulu 1 X 400 kW
KALTIM: (PLTS)
 Malinau 1 X 15 kWp
 Nunukan 1 X 15 kWp
 Kutai Barat 2 X 15 kWp
 Kutai Barat 1 X 100 kWp
SULUT : (PLTS)
 Kep. Siau Tagulandong
Biaro 2 X 15 kWp
 Kep. Sangihe 2 X 15 kWp
SULSEL: (PLTS)
 Pangkep 2 X 15 kWp
 Kep. Selayar 1 X 15 kWp
 Pangkep 1 X 1 MWp (On-Grid)
GORONTALO: (PLTS)
 Pohuwato 1 X 15 kWp
 Gorontalo Utara 1 X 15 kWp
 Gorontalo Utara 1 x 25 kWp
GORONTALO: (PLTMH)
 Gorontalo Utara 1 x 20 kW
MALUT: (PLTS)
 Halmahera Selatan 1 X 15 kWp
PAPUA BARAT: (PLTS)
 Raja Ampat 1 X 15 kWp
 Tambraw 3 X 15 kWp
 Tambraw 2 X 25 kWp
 Kaimana 1 x 75 kWp
PAPUA BARAT: (PLTMH)
 Sorong Selatan 1 x 285 kW
 Maybrat 1 x 266 kW
SUMUT: (PLTS)
 Tapanuli Tengah 1 X 15 kWp
 Nias Selatan 1 X 15 kWp
 Nias Utara 1 X 20 kWp
 Nias 1 x 50 kWp
SUMBAR: (PLTS)
 Sijunjung 1 X 15 kWp
SUMSEL: (PLTS)
 Banyuasin 3 X 15 kWp
 Banyuasin 1 X 150 kWp
SUMSEL: (PLTMH)
 OKU Selatan 1 X 23 kW
SULTRA: (PLTS)
 Buton Utara 1 X 15 kWp
 Konawe Utara 1 X 20 kWp
 Wakatobi 1 X 20 kWp
LAMPUNG: (PLTS)
 Pesawaran 1 X 25 kWp
 Lampung Utara 1 X 20 kWp
 Lampung Barat 1 X 75 kWp
LAMPUNG: (PLTMH)
 Lampung Barat 1 X 80 kW
JATIM: (PLTS)
 Bangkalan 1 X 15 kWp
SULBAR: (PLTS)
 Polman 1 X 15 kWp
 Mamuju 2 X 15 kWp
 Mamuju Utara 1 X 20 kWp
SULBAR: (PLTMH)
 Mamasa 1 X 155 kW
 Mamasa 1 X 120 kW
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
NTB: (PLTS)
 Lombok Utara 1 X 20 kWp
 Lombok Tengah 1 X 15 kWp
 Lombok Barat 1 X 15 kWp
 Bima 1 X 15 kWp
 Sumbawa 1 X 30 kWp
NTT: (PLTS)
 Kupang 1 X 15 kWp
 Rote Ndao 1 x 15 kWp
 Sabu Raijua 1 X 15 kWp
 TTS 1 X 30 kWp
 Sumba Tengah 1 x 50 kWp
NTT: (PLTMH)
TTS 1 X 35 kW
PAPUA : (PLTS)
 Kep. Yapen 1 X 150 kWp
 Mappi 1 X 50 kWp
 Tolikara 4 X 50 kWp
 Memberamo Raya 2 x 150 kWp
 Memberamo Raya 1 x 100 kWp
 Memberamo Raya 1 x 75 kWp
 Memberamo Raya 1 x 50 kWp
PAPUA : (PLTMH)
 Yalimo 1 X 50 kW
4. PETA SEBARAN KEGIATAN FISIK PEMANFAATAN EBT DI
DAERAH TERTINGGAL T.A 2014
(TENTATIVE : LOKASI MAUPUN UNIT FISIKNYA)
SUMUT: (PLTS)
 Tapanuli Tengah 1 X 15 kWp
KEPRI: (PLTS)
 Natuna 1 X 50 kWp
 Natuna 2 X 15 kWp
BABEL: (PLTS)
 Bangka Selatan 1 X 15 kWp
KALBAR: (PLTS)
 Landak 1 X 15 kWp
 Sambas 1 X 50 kWp
 Bengkayang 2 X 50 kWp
 Sanggau 2 X 50 kWp
 Sintang 1 X 50 kWp
 Kapuas Hulu 2 X 50 kWp
KALBAR: (PLTMH)
 Landak 1 X 50 kW
KALTIM: (PLTS)
 Nunukan 1 X 15 kWp
 Kutai Barat 1 X 15 kWp
 Malinau 2 X 50 kWp
 Nunukan 5 X 50 kWp
 Kutai Barat 2 X 50 kWp
SULUT : (PLTS)
 Kep. Talaud 2 X 50 kWp
 Kep. Sangihe 2 X 50 kWp
GORONTALO: (PLTS)
 Boalemao 1 X 15 kWp
 Gorontalo Utara 1 X 15 kWp
MALUT: (PLTS)
 Halmahera Utara 2 X 15 kWp
 Halmahera Timur 2 X 15 kWp
SULSEL: (PLTS)
 Pangkep 1 X 15 kWp
PAPUA BARAT: (PLTS)
 Raja Ampat 1 X 15 kWp
 Sorong 1 X 15 kWp
SUMBAR: (PLTS)
 Pesisir Selatan 1 X 15 kWp
 Solok Selatan 1 X 15 kWp
SUMBAR: (PLTMH
 Kep . Mentawai 1 X 60 kW
 Solok 1 X 17 kW
SUMSEL: (PLTS)
 Ogan Ilir 2 X 15 kWp
LAMPUNG: (PLTS)
 Pesawaran 1 X 15 kWp
 Lampung Utara 1 X 15 kWp
JATIM: (PLTS)
 Pamekasan12X 15 kWp
SULBAR: (PLTS)
 Polman 1 X 15 kWp
 Mamuju Utara 1 X 15 kWp
NTB: (PLTS)
 Lombok Timur 1 X 15 kWp
 Lombok Utara 1 X 15 kWp
 Sumbawa 1 X 15 kWp
 Bima 2 X 15 kWp
NTB: (PLTMH)
 Lombok Tengah 1 X 35 kW
 Sumbawa 1 X 40 kW
SULTENG: (PLTMH)
 Banggai Kepulauan 1 X 50 kW
 Sigi 1 X 260 kW
NTT: (PLTS)
 Belu 1 X 15 kWp
 Ngada 1 x 15 kWp
 Sabu Raijua 1 X 15 kWp
 Belu 3 X 50 kWp
 Rote Ndao 1 x 50 kWp
 Alor 1 X 50 kWp
 TTU 1 X 50 kWp
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
MALUKU: (PLTS)
 MBD 1 X 50 kWp
 MTB 1 X 50 kWp
MALUKU: (PLTMH)
 Seram Bagian Barat 1 X 30 kW
SULTRA: (PLTS)
 Muna 1 X 15 kWp
 Konawe Selatan 1 X 15 kWp
SULTRA: (PLTMH)
 Konawe Utara 1 X 16 kW
PAPUA : (PLTS)
 Merauke 1 X 15 kWp, 3 X 50 kWp
 Mappi 1 X 15 kWp
 Peg. Bintang 1 X 15 kWp, 3 X 50 kWp
 Keerom 1 x 15 kWp, 4 X 50 kWp
 Bovendigul 2 x 50 kWp
PAPUA : (PLTMH)
 Bovendigul 1 X 15 kW
 Peg. Bintang 1 X 60 kW
 Lanny Jaya 1 X 74 kW
 Kep. Yapen 1 X 29 kW
Jenis EBT
Ketersediaan Sumber Daya
Teknologi
Potensi Pemanfaatan
Biaya Produksi
Tenaga Air
Melimpah, bergantung alam
Komersial
Penyediaan tenaga listrik base load
Paling rendah
Tenaga Air Skala Kecil
Melimpah
Komersial, relatif sederhana
Penyediaan tenaga listrik untuk
daerah terpencil base load
Relatif
Panas Bumi
Sangat besar, pada daerah
tertentu
Komersial
Penyediaan tenaga listrik
Relatif tinggi
Biogas Skala Besar
Sangat besar
Komersial
Penyediaan tenaga listrik
Sedang
Biogas Skala Kecil
Sangat besar
Komersial, relatif sederhana
Pemenuhan kebutuhan energi nonlistrik
Sedang
Bahan Bakar Nabati
Sangat besar
Komersial
Bahan campuran untuk BBM
Relatif tinggi
Biomassa
Sangat besar
Komersial
Penyediaan tenaga listrik dan nonlistrik
Sedang
Tenaga Angin
Hanya tersedia pada daerah
tertentu
Komersial
Penyediaan tenaga listrik
Relatif tinggi
Tenaga Surya
Cukup besar dan merata di
seluruh Indonesia
Komersial
Penyediaan tenaga listrik di daerah
terpencil, substitusi PLTD
Relatif tinggi
Tenaga Samudera
Potensinya cukup besar
Penelitian
Penyediaan tenaga listrik di pulaupulau kecil
Relatif tinggi
Nuklir
Hanya terdapat di Kalimantan
Komersial di negara lain
Belum ada kebijakan untuk
pemanfaatan
Relatif tinggi
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
6. HARGA JUAL LISTRIK MENGGUNAKAN EBT
No.
Energi
Kapasitas
Acuan
Harga Pembelian Listrik
Keterangan
Tegangan Menengah
1.
Biomassa
s.d 10 MW
Permen 04/2012
Rp. 975,- / kWh X F
2.
Biogas
s.d 10 MW
Permen 04/2012
Rp. 975,- / kWh X F
Non sampah kota
3.
Sampah Kota (MSW)
s.d 10 MW
Permen 04/2012
Rp. 1050,- / kWh
Zero waste *)
4.
Sampah Kota (MSW)
s.d 10 MW
Permen 04/2012
Rp. 850,- / kWh
Landfill *)
5.
Surya
s.d 10 MW
Permen 17/2013
25 & 30 sen US$ / kWh
6.
Hydro
1-10 Mw
Permen 04/2012
Rp. 656,- / kWh
Tegangan Rendah
1.
Biomassa
s.d 10 MW
Permen 04/2012
Rp. 1.325,- / kWh X F
2.
Biogas
s.d 10 MW
Permen 04/2012
Rp. 1.325,- / kWh X F
Non sampah kota
3.
Sampah Kota (MSW)
s.d 10 MW
Permen 04/2012
Rp. 1.398,- / kWh
Zero waste *)
4.
Sampah Kota (MSW)
s.d 10 MW
Permen 04/2012
Rp. 1.198,- / kWh
Landfill *)
5.
Surya
s.d 10 MW
Permen 17/2013
25 & 30 sen US$ / kWh
6.
Hydro
Dibwh 1 MW
Permen 04/2012
Rp. 656,- / kWh
 Untuk harga pembelian tenaga listrik berlaku faktor lokasi F yang merupakan faktor insentif sesuai dengan lokasi pembelian
tenaga listrik dan ditetapkan sebagai berikut:
Wilayah Jawa, Bali, Sumatera
:F=1
Wilayah Kalimantan, Sulawesi , NTB dan NTT
: F = 1,2
ESDM
untuk
Wilayah
Maluku
danKesejahteraan
Papua
: F = 1,5
Rakyat
Investasi masih tinggi dan harga energi belum mencapai harga keekonomiannya,
akibatnya pangsa usahanya sulit bersaing dengan energi konvensional yang
masih mendapatkan subsidi;
Sebaran Potensi energi terbarukan tidak dapat dipindahkan serta memiliki
fluktuasi cukup signifikan.
Masih rendahnya pemahaman masyarakat terhadap pemanfaatan energi
terbarukan
 Belum tersedia peta potensi energi angin dan data angin yang komprehensif
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Kementerian ESDM
(otoritas energi)
Kementerian Ristek
(otoritas ristek)
Imported
Tech.
Tech. content
Pengembangan Kebijakan Ristek
Kementerian Perindustrian
(otoritas industri)
Riset Dasar
(Perguruan Tinggi)
Riset Terapan
(LIPI)
Pabrikasi Peralatan EBT
(Industri Penunjang EBT)
Pengkajian
Teknologi
(BPPT)
Pengembangan
Imported Tech.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Program-program Ditjen EBTKE diharapkan dapat:
•
•
•
•
•
Mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan di daerah terpencil, tertinggal, pulaupulau terluar dan kawasan perbatasan
Mendorong percepatan pencapaian tingkat pemanfatan energi baru dan energi terbarukan
(EBT) dalam bauran energi untuk penyediaan tenaga listrik
Mendorong energi terbarukan sebagai komoditas yang menarik bagi investor.
Mendorong kegiatan R&D dalam rangka pemanfaatan EBT guna meningkatkan kemampuan
pabrikan peralatan pemanfaatan energi baru dan terbarukan.
Mendorong penerapan standardisasi dalam rangka pemanfaatan EBT, energi primer lainnya
serta energi sekunder.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN, DAN KONSERVASI ENERGI
Jalan Pegangsaan Timur No. 1A Cikini, Jakarta Pusat 10320; Telp/Faks : 021-31924540
www.ebtke.esdm.go.id
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Download