nilai tukar petani (ntp)

advertisement
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI SULAWESI TENGAH
NILAI TUKAR PETANI (NTP)
Sulawesi Tengah
Oleh:
Faizal Anwar
Kepala BPS Provinsi Sulawesi Tengah
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI SULAWESI TENGAH
Latar Belakang (1)
 Teori Malthus: Produksi tanaman pangan bergerak mengikuti
pola deret hitung, sementara penduduk bergerak mengikuti
pola deret ukur
 Beberapa kebijakan terkait peningkatan produksi pertanian:
o Intensifikasi (peptisida dan bibit unggul)
o Teknologi pertanian tepat guna, menghasilkan produk nyata,
mudah dioperasikan, bebas risiko, diterima budaya setempat
(penggilingan padi).
o Penyuluhan-penyuluhan.
 Mayoritas penduduk Indonesia khususnya di Sulawesi
Tengah tinggal di daerah agraris yang bergantung pada
sektor pertanian.
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI SULAWESI TENGAH
Latar Belakang (2)
 Kesejahteraan petani terabaikan dalam konteks pembangunan
pertanian.
 Perkembangan industri menyebabkan pengalihan lahan dan
memunculkan banyaknya petani gurem.
 Revitalisasi pertanian (Musrenbang 2005):
o Peningkatan ketahanan pangan
o Pengembangan agri-bisnis
o Peningkatan kesejahteraan petani
 Strategi Program Revitalisasi Pertanian, Perikanan, Kehutanan
o Pengurangan kemiskinan dan pengangguran
o Peningkatan daya saing, produktivitas, nilai tambah, kemandirian, dan
distribusi
o Pelestarian lingkungan hidup dan sumber daya
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI SULAWESI TENGAH
Nilai Tukar Petani (NTP)
 Sebagai salah satu indikator relatif tingkat kesejahteraan
petani. Makin tinggi NTP, relatif makin sejahtera tingkat
kehidupan petani.
 Sebagai alat ukur melihat kemampuan tukar antara barangbarang produk pertanian yang dihasilkan petani dan barangbarang/jasa yang dikonsumsi oleh rumahtangga petani plus
keperluan memproduksi produk pertanian
 Dihitung berdasarkan Indeks Harga Yang Diterima Petani (IT)
dan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (IB). Ekspektasinya, IT
lebih besar dari IB
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI SULAWESI TENGAH
Data Dasar (1)
 Didahului dengan pelaksanaan Survei Diagram Timbang, untuk
mendapatkan data:
o
o
o
o
o
Nilai produksi usaha pertanian, perkalian harga produsen
dengan volume hasil –hasil pertanian kondisi pada tahun dasar;
Nilai biaya produksi usaha pertanian, perkalian harga pasaran
dengan volume barang dan jasa yang digunakan oleh petani
untuk menghasilkan produk pertaniannya;
Nilai konsumsi rumah tangga pertanian, perkalian harga eceran
dengan volume barang dan jasa yang dikonsumsi oleh petani;
Persentase marketed surplus, perbandingan antara jumlah
barang yang dijual dengan jumlah barang yang diproduksi
Survei Diagram Timbang Terakhir: Tahun 2007
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI SULAWESI TENGAH
Data Dasar (2)
 Dilanjutkan dengan Survei Harga Produsen dan Konsumen
Pedesaan untuk mendapatkan data:
o Pergerakan harga-harga komoditi hasil pertanian yang dijual di
tingkat petani (produsen)
o Barang-barang kebutuhan produksi pertanian (bibit, obat2an/
pupuk, sewa lahan/pajak/lainnya, transportasi, PBM, upah buruh
tani)
o Barang/jasa kebutuhan sehari-hari rumah tangga pertanian
(bahan makanan, makanan jadi, perumahan, sandang, kesehatan,
pendidikan/ rekreasi/OR, transport/komunikasi.
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI SULAWESI TENGAH
Penghitungan NTP (1)
m
In 
Pni
P( n 1) i Q0i

i 1 P( n 1) i
m
P
i 1
0i
x 100
Q0i
IT
NTP 
x 100
IB
Indeks Harga
(Diterima/Dibayar)e
NILAI TUKAR PETANI
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI SULAWESI TENGAH
Penghitungan NTP (2)
PENJELASAN NOTASI
In
= Indeks harga bulan ke-n baik It maupun Ib
Pni
= Harga bulan ke n untuk jenis barang ke-i
P(n-1)i = Harga bulan ke (n-1) untuk jenis barang ke-i
Pni
──── = Relatif harga bulan ke-n dibanding ke (n-1) untuk jenis barang ke-i
P(n-1)i
Poi
= Harga pada tahun dasar untuk jenis barang ke-i
Qoi = Kuantitas pada tahun dasar untuk jenis barang ke-i
m
= Banyak jenis barang yang tercakup dalam paket komoditas
It
Ib
= Indeks yang Diterima oleh Petani
= Indeks yang Dibayar oleh Petani
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI SULAWESI TENGAH
Penghitungan NTP (3)
ASUMSI-ASUMSI
•
•
•
•
•
Trend harga tidak dipengaruhi oleh perbedaan
kualitas atau spesifikasi komoditi
Perbedaan harga komoditi pertanian antar wilayah
sampel tidak berpengaruh
Tidak ada perubahan jumlah dan pola usaha produksi
komoditi pertanian dari tahun dasar
Tidak ada perubahan pola konsumsi rumah tangga
pertanian dari tahun dasar
Tidak ada perubahan persentase marketed surplus.
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI SULAWESI TENGAH
115.00
NTP Bulanan Sulawesi Tengah (2015-2016)
110.00
105.00
100.00
95.00
90.00
85.00
80.00
TP
Horti
TPR
Ternak
Ikan
Gabungan
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI SULAWESI TENGAH
NTP Subsektor Sulawesi Tengah (2014-2016)
NO.
PROVINSI
2014
94,13
2015
2016*)
92,18
97,90
1.
NTP Sub Sektor Tanaman Pangan
2.
NTP Sub Sektor Hortikultura
107,91 108,84
108,30
3.
NTP Sub Sektor Tan.Perkebunan Rakyat
101,69
91,63
91,89
4.
NTP Sub Sektor Peternakan
108,12 106,58
105,51
5.
NTP Sub Sektor Perikanan
101,22 104,88
106,27
6.
NTP Umum
102,18 101,93
99,28
7.
NTUP Umum
106,19 104,63
108,19
*) 2016 Kondisi s.d Bulan Maret 2016
Perkembangan NTP Sulawesi Tengah
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI SULAWESI TENGAH
NILAI TUKAR PETANI
Maret 2016
0,60 %
99,67
99,08
Februari
Maret
NTP Subsektor
Feb
Maret
Tanaman Pangan
(NTPP)
98,47
98,46
-0,01
Hortikultura (NTPH)
108,39
108,59
0,18
Tanaman Perkebunan
Rakyat (NTPR)
90,96
92,53
1,73
Peternakan (NTPT)
105,61
105,50
-0,10
Perikanan (NTNP)
106,00
106,01
0,01
- Nelayan (NTN)
112,15
112,30
0,13
- Pembudidaya Ikan
(NTPi)
89,74
89,33
-0,46
107,81
108,82
0,94
Nilai Tukar Usaha
Pertanian (NTUP)
Perubahan
12
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI SULAWESI TENGAH
NTP Regional Sulawesi (2015)
115.00
112.26
111.48
111.10
110.00
104.66
104.66
105.00
105.68
104.64
104.43
102.35
99.59
100.00
98.13
96.41
95.00
90.00
85.00
NTP
NTUP
SULUT
NTP
NTUP
SULTENG
NTP
NTUP
SULSEL
NTP
NTUP
SULTRA
NTP
NTUP
GORONTALO
NTP
NTUP
SULBAR
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI SULAWESI TENGAH
FAKTOR-FAKTOR PENENTU
BIAYA
PRODUKSI
Barang kebutuhan
Sarana produksi
Jasa
Harga pasar
INDEKS
DIBAYAR
KONSUMSI
RT
NILAI
JUAL
Pola konsumsi
Besaran konsumsi
Harga pasar
Produksi
Kualitas produksi
Informasi pasar
Sistem pemasaran
Posisi tawar petani
Harga jual
NTP
INDEKS
DITERIMA
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI SULAWESI TENGAH
FENOMENA
 Kenaikan harga
o Dalam tiga tahun (2013 – 2015), kenaikan harga jual produk
tanaman pangan hanya 6,72%, sementara kenaikan ongkos
pertanian dan barang kebutuhan sehari-hari rumah tangga
mencapai 14,23%.
 Produksi tidak punya nilai tambah
o Produk sampingan tidak dimanfaatkan dan belum masuk dalam
paket penghitungan NTP
 Sistem pemasaran lemah
o Peran pengumpul, tengkulak, rentenir
 Proteksi terhadap gejolak harga terbatas
o Lemahnya peran kelembagaan
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI SULAWESI TENGAH
SO WHAT ???
 Pengembangan keahlian SDM pertanian dalam hal:
o Manajemen / teknik usaha pertanian
o Mencermati situasi pasar
o Tatacara akses ke perbankan
POSISI TAWAR
o Profesionalisme penyuluh
 Diversifikasi (vertikal) komoditas produksi
o Untuk memberikan nilai tambah
 Perbaikan dan pembangunan infra struktur
o Untuk kemudahan distribusi dan pemasaran produksi
 Upaya-upaya pengendalian harga
o Peran Dolog, KUD, TIM
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI SULAWESI TENGAH
PERAN BPS ???
 Penyusunan Diagram Timbang
o Perubahan tahun dasar 2007 menjadi 2012  Penetapan jenis
barang/jasa yang relevan dengan situasi terkini
o Ketepatan pencatatan data dalam Survei Diagram Timbang (2012)
 Akurasi dan objektivitas data
o Penentuan sampel yang representatif  Penimbang yang tepat
o Perluasan sampel (dukungan Pemda)  Komparasi antar wilayah
 Penghitungan NTP dan Hasilnya
data pendukung untuk analisis  Kejelasan
karakteristik petani
o Berita Resmi Statistik  Sosialisasi dan pemasaran hasil
o Perluasan
Download