1 PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS INKUIRI

advertisement
PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS INKUIRI
TERBIMBING PADA MATERI HAKIKAT BIOLOGI UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X
DI SMA NEGERI 8 MALANG
Hidayatus Sholikhah, Hadi Suwono, Betty Lukiati
Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No.5 Malang
Email: [email protected]
[email protected]
Abstrak: Siswa membutuhkan bahan ajar yang sistematis dalam proses
pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan modul
berbasis inkuiri terbimbing yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Prosedur penelitian terdiri dari: tahap analisis situasi awal (define), tahap
perencanaan (design), tahap pengembangan (develop), tahap validasi
modul, uji coba produk, tahap revisi dan produk akhir. Produk hasil
pengembangan berupa modul untuk siswa dan guru. Analisis data yang
diperoleh dari hasil validasi tim ahli dan uji coba skala kecil menunjukkan
bahwa produk layak digunakan dan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
Kata Kunci: pengembangan, modul, inkuiri terbimbing, hasil belajar
Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk meningkatkan sumber daya
manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan. Kurikulum telah mengalami
perubahan beberapa tahun terakhir ini. Perubahan kurikulum merupakan salah
satu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan termasuk perkembangan
beberapa metode, model, pendekatan, dan strategi pembelajaran (Mudyohardjo,
2009). Usaha yang dilakukan oleh pemerintah ini pada kenyataannya belum
menunjukkan hasil yang signifikan dalam memperbaiki kualitas pendidikan di
Indonesia. Degeng dan Miarso (1993 dalam Sutadji 2000) menyatakan bahwa
dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran, perekayasaan metode
pembelajaran yang meliputi strategi pengorganisasian, strategi penyampaian, dan
strategi pengelolaan pembelajaran harus selalu dilakukan sehingga pembelajaran
dapat berlangsung secara efektif, efisien, dan memiliki daya tarikyang tinggi.
Hasil wawancara tanggal 9 Januari 2013 di SMA Negeri 8 Malang
khususnya siswa kelas X menunjukkan bahwa proses pembelajaran telah
menggunakan banyak model pembelajaran, diantaranya Problem Based Learning,
Contextual Teaching and Learning, inkuiri, Cooperative Learning, ceramah serta
tanya jawab. Pembelajaran tersebut ternyata kurang mampu memahamkan siswa
tentang makna dari pembelajaran IPA. Belajar IPA dipahami sebagai pelajaran
yang menuntut hafalan teori dan mengoperasikan hitung-hitungan matematis.
IPA akhirnya berubah menjadi ilmu hafalan dan hitungan, bukan lagi belajar
tentang fenomena alam. Susanto, dkk (1996) menyatakan bahwa belajar biologi
bukan sekedar usaha mencari dan menyimpulkan pengetahuan tentang makhluk
hidup, melainkan juga usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan
kemampuan berpikir serta meningkatkan kemampuan menjalankan metode ilmiah
untuk mampu melakukan penyelidikan ilmiah. Salah satu model pembelajaran
yang sesuai dengan pembelajaran biologi adalah pembelajaran inkuiri. Pendekatan
inkuiri mampu mendorong siswa untuk membuat pertanyaan, menganalisis dan
1
2
mendiskusikan penemuan dan membangun pemahaman mereka sendiri (Bilgin,
2009). Dengan kata lain, pendekatan inkuiri mampu mengembangkan
keterampilan berpikir siswa. Kondisi siswa di SMA Negeri 8 Malang adalah
antusias dalam belajar dan cenderung berpikir kritis walaupun ada beberapa siswa
yang belum mampu mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga dapat
dikatakan bahwa siswa mulai berpartisipasi aktif dalam mengikuti pembelajaran
(Hasil wawancara tanggal 9 Januari 2013). Keadaan yang demikian merupakan
awal yang baik untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa melalui
pembelajaran inkuiri. Kemampuan berpikir yang meningkat mampu mendorong
siswa untuk membangun pemahaman sendiri tentang materi yang sedang
dipelajari. Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.
Pembelajaran Biologi di SMA Negeri 8 Malang juga ditunjang dengan
bahan ajar. Bahan ajar yang digunakan beragam tetapi bahan ajar tersebut kurang
menarik untuk dipelajari dan masih berbasis isi. Kegiatan belajar siswa untuk
melatih membangun pemahaman secara mandiri pun kurang karena guru tidak
menggunakan LKS. Guru juga menjelaskan bahwa diperlukan adanya bahan ajar
yang disusun secara sistematis, komunikatif, dan menarik bagi siswa. Penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Oktaviasari (2012) menyatakan bahwa modul
dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman terhadap materi yang dipelajari.
Hal yang sama dikemukakan oleh Abidah (2011) bahwa modul dapat
meningkatkan pemahaman siswa sehingga berdampak pada hasil belajar siswa.
Berdasarkan paparan tersebut, maka peneliti ingin mengembangkan bahan ajar
berupa modul. Dalam hal ini, SMA Negeri 8 Malang memang tengah
mengembangkan bahan ajar berupa modul.
Materi yang dikembangkan dalam penyusunan modul adalah hakikat
Biologi karena pada materi tersebut belum dikembangkan modul. Materi tersebut
merupakan materi dasar yang harus dikuasai oleh siswadan dapat melatih siswa
untuk berpikir kritis, menggunakan metode ilmiah dalam membangun sebuah
konsep. Selama ini materi tersebut seringkali disajikan dalam bentuk teori saja
tanpa ada kegiatan yang melatih siswa untuk kemampuan berpikir,
mengembangkan pemahaman sendiri terhadap suatu materi. Penelitian ini
bertujuan menghasilkan modul berbasis inkuiri terbimbing pada materi hakikat
Biologi untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X.
METODE
Model pengembangan bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model 4-D (four D model) dari Thiagarajan, et al. (1974 dalam Trianto
2008). Pengembangan bahan ajar 4-D dipilih berdasarkan pertimbangan sebagai
berikut.
1. Model ini disusun secara terprogram dengan urutan kegiatan yang sistematis
dalam upaya pemecahan masalah belajar yang berkaitan dengan sumber
belajar sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pebelajar.
2. Model pengembangan bahan ajar 4-D membahas khusus bagaimana
mengembangkan bahan ajar dan bukan pada rancangan pengejarannnya.
Model pengembangan 4-D yang digunakan terdiri atas 4 tahap, yaitu
define, design, develop, dan disseminate (Thiagarajan, et al. (1974 dalam Trianto
2008).Prosedur pengembangan pada penelitian ini terdiri dari: tahap analisis
3
situasi awal, tahap perencanaan, tahap pengembangan, tahap validasi modul, uji
coba hasil pengembangan, tahap revisi dan produk akhir.
Data yang diperoleh dari hasil uji coba produk pengembangan modul ini
berupa data kualitatif dan kuantitatif yang dapat digunakan untuk perbaikan atau
penyempurnaan hasil pengembangan produk penelitian. Data kualitatif berupa
tanggapan dan saran perbaikan yang diperoleh dari subjek uji coba, sedangkan
data kuantitatif diperoleh dari hasil angket yang diberikan kepada subjek uji
coba.Data kuantitatif berupa angka 4, 3, 2, 1 yang menggambarkan skala likert
yang meliputi empat pilihan dengan alternatif sebagai berikut (Arikunto, 2006).
1. Angka 4 berarti baik/menarik/layak/mudah
2. Angka 3 berarti cukup baik/cukup menarik/cukup layak/cukup mudah
3. Angka 2 berati kurang baik/kurang menarik/kurang layak/kurang mudah
4. Angka 1 berarti tidak baik/tidak menarik/tidak layak/tidak mudah
Data yang diperoleh dari angket uji ahli materi, pendidikan dan uji coba
lapangan terbatas diolah dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dalam
bentuk persentase (%). Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase
adalah sebagai berikut.
Σ (Jawaban pilihan x bobot tiap pilihan)
Persentase (%) =
n x bobot tertinggi
Keterangan:
Σ = jumlah (jawaban pilihan x bobot tiap pilihan)
n = jumlah item angket
Untuk menarik kesimpulan guna merevisi produk maka hasil presentase dirujuk
sesuai dengan tabel kriteria tingkat validitas sebagai berikut.
Tabel 1 Kriteria Tingkat Kevalidan Produk Pengembangan
Persentase
Kriteria
85,00 – 100,00
Sangat layak
70,00 – 84,00
Layak
55,00 – 69,00
Cukup layak
40,00 – 54,00
Kurang layak
25,00 – 39,00
Sangat tidak layak
Tabel diadaptasi dari Sugiono (1999)
HASIL
Hasil penelitian ini adalah bahan ajar berupa modul. Modul Hakikat
Biologi yang dihasilkan merupakan suatu bahan ajar untuk pembelajaran
indvidual dan mandiri dengan alokasi waktu 4 x 45 menit. Modul Hakikat Biologi
terdiri dari modul siswa dan modul guru. Hasil validasi oleh ahli pendidikan (Prof.
Dra. Herawati Susilo, M.Sc., Ph.D dan Naning Wahyuni, S.Si) menunjukkan nilai
80,46% untuk modul guru dan 84,07% untuk modul siswa, yang termasuk kriteria
layak. Ringkasan hasil validasi modul oleh ahli pendidikan dapat dilihat pada
Tabel 2 dan 3.
Tabel 2 Ringkasan Data Hasil Validasi Modul Guru oleh Ahli Pendidikan
No.
Aspek yang dinilai
Persentase
1.
Cover
81,5%
2.
Kata Pengantar
70,83%
3.
Daftar Isi/Daftar Gambar
93,75%
4.
Panduan Penggunaan Modul
75%
Keterangan
valid
valid
sangat valid
valid
4
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Silabus
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lembar Penilaian
Kunci Jawaban
Daftar Rujukan
Lain-lain
Rerata Total
78,13%
75%
83,33%
82,5%
81,25%
83,33%
80,46%
Tabel 3 Ringkasan Data Hasil Validasi Modul Siswa oleh Ahli Pendidikan
No.
Aspek yang dinilai
Persentase
1.
Cover
87,5%
2.
Kata Pengantar
70,83%
3.
Daftar Isi/Daftar Gambar
93,75%
4.
Panduan Penggunaan Modul
87,5%
5.
Materi
87,5%
6.
Kegiatan Belajar Siswa
87,5%
7.
Soal
87,5%
8.
Gambar
87,5%
9.
Uji Kompetensi
75%
10. Daftar Rujukan
87,5%
11. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik
87,5%
12. Komunikatif
87,5%
13. Dialogis
75%
14. Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia
75%
Rerata Total
84,07%
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
Keterangan
sangat valid
valid
sangat valid
sangat valid
sangat valid
sangat valid
sangat valid
sangat valid
valid
sangat valid
sangat valid
sangat valid
valid
valid
valid
Validasi materi dilakukan oleh Bapak Hendra Susanto, S.Pd., M.Kes. Hasil
validasi menunjukkan persentase 72,92% yang termasuk kriteria layak. Ringkasan
hasil validasi modul oleh ahli materi disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Ringkasan Data Hasil Validasi Modul oleh Ahli Materi
No.
Aspek yang dinilai
Persentase
1.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran KD 1.1
75%
2.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran KD 1.2
75%
3.
Materi Aplikasi Metode Ilmiah dan Cabang Biologi
73,33%
4.
Materi Objek Biologi
71,87%
5.
Lembar Uji Kompetensi
70,83%
6.
Kegiatan Belajar 1
72,22%
7.
Kegiatan Belajar 2
72,22%
Rerata Total
72,92%
Keterangan
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
Data kuantitatif juga diperoleh dari hasil uji coba skala kecil yang
dilakukan pada 17 siswa kelas X-8 SMA Negeri 8 Malang. Uji coba lapangan
menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan layak digunakan dengan
persentase 85,61%. Ringkasan data hasil uji coba skala kecil oleh siswa dapat
dilihat pada Tabel 5.
Tabel
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
5 Ringkasan Data Hasil Uji Coba Lapangan
Aspek yang dinilai
Cover
Daftar Isi/Daftar Gambar
Pendahuluan
Kompetensi
Petunjuk Penggunaan Modul
Jenis Kegiatan Belajar dalam Modul
Persentase
90,2%
100%
97,1%
64,71%
88,24%
83,52%
Keterangan
sangat valid
sangat valid
sangat valid
cukup valid
sangat valid
valid
5
7.
8.
9.
10.
Daftar Rujukan
Soal Uji Kompetensi
Lain-lain
Gambar
Rerata Total
94,11%%
82,34%
76,47%
79,41%
85,61%
sangat valid
valid
valid
valid
sangat valid
Data kualitatif berupa komentar dan saran perbaikan yang diperoleh dari
validator maupun subjek uji coba. Data kualitatif digunakan untuk revisi produk.
Revisi modul dilakukan pada bagian pendahuluan, isi, dan penutup. Bagian
sampul direvisi dengan latar yang sesuai sehingga sampul terlihat lebih menarik.
Kata-kata yang kurang penting di dalam kata pengantar dihapus sehingga tidak
terlalu panjang. Petunjuk penggunaan modul telah disajikan dalam bentuk bagan
sehingga siswa dapat memahami langkah-langkah mengerjakan modul. Petunjuk
penggunaan modul juga telah ditambah dengan alokasi waktu sehingga siswa
dapat menyelesaikan tidak melebihi batas waktu tersebut. Indikator mengamati
tabel disatukan dengan menganalisis data dalam bentuk tabel karena indikator
mengamati tabel sulit diukur. Bagan metode ilmiah telah diberi nomor dan
keterangan sehingga memudahkan untuk memahami. Kunci jawaban dan
keterangan gambar pada kegiatan belajar telah diperjelas sehingga dapat
dipahami. Kesalahan kunci jawaban dan penulisan pada uji kompetensi dan
rangkuman telah diperbaiki untuk memperjelas keterangan. Modul yang
dikembangkan secara keseluruhan telah memenuhi komponen modul. Modul
berisi rumusan tujuan pengajaran yang eksplisit dan spesifik, petunjuk
penggunaan modul, lembar kegiatan siswa, lembar kerja, kunci lembar kerja,
lembar evaluasi, kunci lembar evaluasi. Produk akhir yang dihasilkan berupa
modul yang telah direvisi. Rincian hasil revisi produk diuraikan pada Tabel 6.
Tabel 6 Rincian Revisi Produk
No. Bagian
Sebelum Revisi
Modul
1.
Cover
- Ganti warna
2.
Kata
Pengantar
3.
Petunjuk
Penggunaan
Modul
- Perlu ditambah background supaya
tidak ada bagian yang kosong
- Modul siswa perlu ditambah kotak
nama siswa
- Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam menulis kata
pengantar agar terlihat menarik dan
tidak bertele-tele
- Isi modul tidak perlu dijelaskan pada
kata pengantar
- Akan lebih terlihat menarik bagi siswa
bila disajikan dalam bentuk bagan
- Terkesan seperti penjelasan tentang
bagian-bagian modul
- Tulisan kurang jelas jika warna putih
- Tambah keterangan alokasi waktu
untuk setiap tahap belajar
4.
Silabus
- Indikator mengamati dan menganalisis
tabel sebaiknya dijadikan 1 menjadi
Sesudah Revisi
- Warna cover diganti dengan
background
- Cover telah diperbaiki dengan
pemberian background
- Kotak nama siswa telah ditambah
- Kata yang kurang penting
dihapus pada kata pengantar
- Petunjuk penggunaan modul
disajikan dalam bentuk bagan
- Tulisan diganti warna hitam agar
lebih jelas
- Petunjuk telah ditambah
keterangan alokasi waktu untuk
setiap kegiatan belajar
- Indikator mengamati dan
menganalisis disatukan menjadi
6
5.
RPP
6.
Materi
7.
Kegiatan
Belajar
Siswa
8.
Rangkuman
9.
Uji
Kompetensi
10.
11.
Daftar
Rujukan
Gambar
menganalisis tabel hasil percobaan
- Sumber belajar diberi halaman yang
dirujuk
- Perbaikan penulisan
- Membuat kesimpulan dari hasil
pembelajaran masuk ke dalam
kegiatan inti
- Bagan sebaiknya diberi nomor dan
judul
- Materi perlu ditambah karena jawaban
soal tidak ada di materi
- Gambar bioma sebaiknya diletakkan
dekat dengan materi sehingga dapat
langsung dipahami
- Sumber rujukan gambar perlu diberi
halaman
- Tulisan keterangan gambar 12 perlu
diperjelas dan warna tulisan hitam
- Pada kasus 3 nomer 2 kunci jawaban
terkesan belum selesai
- Sebaiknya ada rubrik penilaian pada
setiap kegiatan belajar
- Penulisan huruf pertama nama
kingdom sebaiknya menggunakan
huruf kapital
- Kunci jawaban salah seharusnya
variabel bebas
- Pupuk TSP kurang super
- Jawaban soal uraian nomor 3
diperbaiki
- Bahasa yang digunakan lebih
dipermudah dengan perintah soal yang
jelas
- Perbaiki penulisan tanda baca titik dua
dan penulisan huruf kapital
- Gambar lebih diperjelas
menganalisis hasil percobaan
- Sumber belajar sudah ditambah
halaman yang dirujuk
- Penulisan sudah diperbaiki
- Kesimpulan hasil pembelajaran
masuk ke dalam kegiatan inti
- Bagan diberi nomor dan judul
- Contoh objek biologi dan cabang
biologi ditambahkan
- Gambar bioma tetap pada tempat
semula karena keterangan gambar
cukup jelas
- Sumber rujukan telah ditambah
halaman
- Tulisan keterangan gambar 12
diperjelas dengan warna hitam
- Kunci jawaban kasus 3 nomer 2
diperbaiki
- Pada RPP ditambahkan rubrik
penilaian modul
- Penulisan nama kingdon telah
diperbaiki
- Kunci jawaban telah diperbaiki
- Penulisan pupuk telah diperbaiki
- Kunci jawaban soal uraian telah
diperbaiki
- Perintah soal diperjelas
- Penulisan tanda baca dan huruf
kapital telah diperbaiki
- Gambar telah diperjelas
Hasil validasi oleh ahli pendidikan, ahli materi, dan subjek uji coba
menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan layak untuk digunakan. Modul
juga dikembangkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil pretes dan
postes pada saat uji coba menunjukkan terjadinya peningkatan nilai postes sebesar
64%.
PEMBAHASAN
Materi hakikat Biologi merupakan materi dasar yang diberikan kepada
siswa SMA. Materi tersebut menjelaskan prinsip kerja ilmiah untuk memperoleh
suatu konsep Biologi sehingga materi tersebut seharusnya tidak hanya diajarkan
pada SK dan KD yang terkait, tetapi juga pada seluruh materi Biologi. Metode
ilmiah dapat diajarkan melalui pembelajaran inkuiri. Pembelajaran inkuiri dapat
mengasah keterampilan berpikir dan keterampilan proses sains siswa sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Susanto, dkk (1996) menyatakan bahwa
belajar biologi bukan sekedar usaha mencari dan menyimpulkan pengetahuan
tentang makhluk hidup, melainkan juga usaha untuk menumbuhkan dan
7
mengembangkan sikap dan kemampuan berpikir serta meningkatkan kemampuan
menjalankan metode ilmiah untuk mampu melakukan penyelidikan ilmiah.
Berdasarkan hasil uji coba lapangan, siswa merasa kebingungan ketika
mengerjakan modul. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain: siswa tidak terbiasa mengikuti pembelajaran menggunakan modul, siswa
tidak tebiasa mengaplikasikan metode ilmiah dalam kegiatan belajar sehingga
peran guru sangat penting untuk membimbing dan memberikan arahan kepada
siswa pada awal pembelajaran. Modul dikembangkan dengan alokasi waktu
tertentu sehingga waktu pembelajaran dapat digunakan secara efektif dan efisien.
Hal tersebut dapat memotivasi siswa serta guru untuk menggunakan waktu
dengan baik sehingga keterlambatan dapat diminimalisir.
Kelebihan modul yang dihasilkan telah melalui tahap validasi dan
dilakukan uji coba lapangan skala kecil serta telah direvisi sehingga layak
digunakan dalam pembelajaran. Modul yang dihasilkan menggunakan metode
pembelajaran inkuiri sehingga dapat melatih siswa untuk membangun konsepnya
sendiri. Modul berbasis inkuiri juga melatih siswa untuk melakukan penyelidikan
ilmiah. Modul berisi lembar umpan balik yang dapat digunakan untuk mengukur
tingkat kemampuan siswa dalam mengerjakan modul. Kelemahan modul yang
dihasilkan dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan di SMA Negeri 8
Malang sehingga perlu penyesuaian dengan kondisi sekolah jika ingin digunakan
di luar SMA Negeri 8 Malang.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa modul yang
dikembangkan layak untuk digunakan dan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
Saran
Modul sebaiknya diujicobakan di seluruh kelas X sehingga hasil uji coba
lebih akurat dan jika memenuhi kriteria layak maka modul dapat digunakan dalam
pembelajaran pada materi hakikat Biologi. Modul dapat disebarluaskan tidak
hanya di SMA Negeri 8 Malang, tetapidengan penyesuaian terhadap kondisi dan
fasilitas sekolah tersebut karena modul yang dikembangkan berdasarkan analisis
kebutuhan di SMA Negeri 8 Malang. Peneliti dapat melakukan penelitian lebih
lanjut untuk menguji efektifitas modul dalam pembelajaran. Modul yang
dikembangkan dapat dijadikan acuan bagi guru untuk mengembangkan modul
pada materi yang lain. Guru dapat mengembangkan lebih lanjut dengan
menambah kegiatan belajar pada materi aplikasi metode ilmiah agar siswa
terbiasa berpikir kritis.
DAFTAR RUJUKAN
Abidah, I.S.L. 2011. Pengembangan Modul Biologi Invertebrata Model Siklus
Belajar (Learing Cycle) 4E untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Kelas X RSMABI Negeri 1 Batu. Skripsi tidak diterbitkan. Malang:
Program S1 Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang.
8
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta:
Rineka Cipta.
Bilgin, I. 2009. The Efffect of Giude Inquiry Instruction Incorporating A
Cooperative Learning Approach on University Students’Achievement of
Acid and Bases Concepts and Attitude Toward Guided Inquiry Instruction.
Scientific Research and Essay. Vol. 4 (10): 1038-1046.Mudyahardjo, R.
2009. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar
Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.Oktaviasari, D. 2012. Pengembangan Modul Biologi
Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Sistem Reproduksi Manusia.
Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Program S1 Pendidikan Biologi FMIPA
Universitas Negeri Malang.
Sugiono.1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Susanto, P dan Margono, H. 1996. Telaah Kurikulum SLTP. Malang: IKIP
Malang.
Sutadji, E. 2000. Pengembangan Modul Pembelajaran Individual untuk
Meningkatkan Kualitas dan Hasil Pembelajaran dalam
MatakuliahPengetahuan Bahan. Jurnal Ilmu Pendidikan, 21(2): 149-158.
Trianto, 2008. Mendesain Model Pengembangan Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Surabaya: Kencana Prenada Group.
Download