Pengertian Plankton : Karya Tulis Ilmiah : http://karyatulisilmiah.com

advertisement
This page was exported from Karya Tulis Ilmiah [ http://karyatulisilmiah.com ]
Export date: Wed Jul 19 8:22:43 2017 / +0000 GMT
Pengertian Plankton
LINK DOWNLOAD [34.11 KB]
Plankton berasal dari bahasa yunani yaitu planktos berarti “pengembara” atau “penghanyut. Istilah plankton
pertama kali diterapkan untukorganisme di laut oleh Victor Hensen direktur Ekspedisi Jerman pada tahun1887 yang
dikenal dengan “Plankton Expedition” yang khusus dibiayai untuk menentukan dan membuat sitematika organisme
laut, dan kemudian disempurnakan oleh Haeckel pada tahun 1990 (Charton dan Tietjin,1989).
Plankton adalah organisme baik tumbuhan maupun hewan yang umumnya berukuran relatifkecil (mikro), hidup
melayang-layang di air, tidak mempunyai daya gerak walaupun ada, daya gerak relatif lemah sehingga distribusinya
sangat dipengaruhi oleh daya gerak air, seperti arus dan lainnya (Nyabakken,1992).
Berdasarkan daur hidupnya plankton di bagi menjadi tigakelompok yaitu holoplankton, meroplankton dan
tikoplankton. Holoplankton yaitu organisme akuatik yang seluruh daur hidupnya bersifat planktonik. Meroplankton
ialah organisme akuatik yang seluruh daur hidupnya bersifat planktonik.Sedangkan tikoplankton adalah bukan
merupakan plankton sejati (Sachlan, 1972).
Raynold (1990) dalam Kholik (1997) menyatakan bahwa plankton dapat dijumpai baikdiperairan tawar, payau dan
laut. Berdasarkan ukurannya, plankton dapat dibedakan megaplankton (20-200 cm), makroplankton (antara 220cm), mesoplankton (0,2m-20 cm), mikroplankton (20 – 200 µm), nanoplankton (2-200), pikoplanton (0,2 – 2 µm
), femkoplankton (< 0,2 µm ).
Fitoplankton
Fitoplankton disebut juga plankton nabati, adalah tumbuhan yang hidupnyamengapung atau melayang di periran
yang menempati bagian atas peraian (zona fotik)laut terbuka dan lingkungan pantai . Ukurannya sangat kecil
sehingga tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Umumnya fitoplankton berukuran 2 – 200 µm (1 µm = 0,001mm)
(Sunarto, 2008).
Fitoplankton terdiri dari divisi chrysophyta (diatom), chlorophyta dan cyanophyta.Biasanya chlorophyta dan
cyanophyta mudah ditemukan pada komunitas plankton perairan tawar sedangkan chrysophyta dapat ditemukan
diperairan tawar dan asin (James, 1990).
Fitoplankton yang hidup di air tawar terdiri dari tujuh kelompok besar filum, yaitu: Cyanophyta (alga biru),
Cryptophyta, Chlorophyta (alga hijau), Chrysophyta, Pyrrhophyta (dinoflagellates), Raphydophyta, dan
Euglenophyta. Setiap jenis fitoplankton yang berbeda dalam kelompok filum tersebutmempunyai respon yang
berbeda-beda terhadap kondisi perairan, sehingga komposisi jenis fitoplankton bervariasi dari satu tempat ke tempat
lain (Welch, 1952).
Plankton air tawar dibedakan menjadilimnoplankton dan rheoplankton.Limnoplankton adalah plankton yang hidup
di perairan tergenang, sedangkan rheoplankton adalah plankton yang hidup di perairan mengalir.Keberadaan
plankton di perairan mengalir dipengaruhi oleh lingkungan hidup plankton yang seringkali komposisinya berubah
yang berkaitan dengan pergerakan air, kekeruhan, suhu, dan nutrien (Hynes, 1972).
Tabel 2.1 menunjukkan fitoplankton yang umumnya hidup di laut (Parson et al, 1984).
Taksonomi (kelas)
Cyanophyceae
Rhodophyceae
Bacillariophyceae
Cryptophyceae
Dinophyceae
Chrysophyceae
Haptophyceae
Raphidiophyceae
Xanthophyceae
Eustigmatophyceae
Euglenophyceae
Prasinophyceae
Chlorophyceae
Nama umum
Alga biru hijau
Alga merah
Area yang dominan
Tropik, cosmopolitan
Jarang, Pantai
Seluruhperairan
Diatom
laut,khususnya pantai
Cosmopolitan,
Cryptomonad
khususnya pantai
Seluruh perairan laut,
Dinoflagellata
khususnya daerah tropis
Jarang, pantaiKadangCrysomonadSilicoflgellata
kadang melimpah
Lautan (coccolit)Pantai
CoccolithoporPrymnesiomonad
(prymnesio)
Jarang, tetapi kadangChloromonad
kadang melimpah, payau
Alga kuning hijau
Jarang
Jarang
Euglenoid
Pantai
Prasionomonad
Seluruh perairan laut
Alga hijauVolvocales
Jarang , pantai
Zooplankton
Zooplanktonadalah golongan plankton yang tidak mempunyai klorofil di dalam tubuhnyadan pada umumnya
menjauhi sinar matahari.Zooplankton terdiri dariholozooplankton, yang selama siklus hidupnya sebagai plankton
danmerozooplankton, yang sebagian siklusnya sebagai plankton, setelah dewasatidak bersifat sebagai plankton
(Mulyanto, 1992).
Zooplankton disebut juga plankton hewani, adalah hewan yang hidupnya mengapung, atau melayang dalam
laut.Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya sangat ditentukan ke mana arus membawanya.
Zooplankton bersifat heterotrofik, yang maksudnya tak dapat memproduksi sendiri bahan organik dari bahan
anorganik. Oleh karena itu, untuk kelangsungan hidupnyasangat bergantung pada bahan organik dari fitoplankton
yang menjadi makanannya. Jadi zooplankton lebih berfungsi sebagai konsumenbahan organik (Nontji, 2006).
Kelompok yang paling umum ditemui antara lain kopepod (copepod), eufausid(euphausid), misid (mysid), amfipod
(amphipod). Zooplankton dapat dijumpai mulai dari perairan pantai, perairan estuaria, di depan muara sampai ke
perairan di tengah samudera, dari perairan tropis hingga ke perairan kutub (Handayani, 2005).
Peranan Fitoplankton
Plankton, terutama fitoplankton memiliki peranan yang penting sebagai produsen primer karena mampu mengikat
energi matahari melalui proses fotosintesis dan dipindahkan ke komunitas-komunitas lain (Nyabakken, 1992).Dalam
rantai makanan, fitoplankton akan dimakan oleh hewan herbivora yang merupakan produsen sekunder. Herbivora,
dalam hal ini zooplankton, akan dimakan oleh karnivora tingkat 1. Karnivora tingkat I di makan oleh karnivora
tingkat II, yaitu ikan-ikan lebih besar, akan dimangsa oleh karnivora tingkat III (Noeratilova, 2006).
Fitoplankton merupakan kelompok yang memegang peranan sangat penting dalam ekosistem air, karena kelompok
ini dengan adanya kandungan klorofil mampu melakukan fotosintesis. Proses fotosintesis pada ekosistem air yang
dilakukan oleh fitoplankton (produsen), merupakan sumber nutrisi utama bagi kelompok organisme air lainnya yang
berperan sebagai konsumen, dimulai dengan zooplankton dan diikuti oleh kelompok organisme air lainnya yang
membentuk rantai makanan (Barus, 2001).
Fitoplankton memegang peranan yang sangat penting dalam suatu perairan, Fungsi ekologinya sebagai produsen
primer dan awal mata rantai dalam jaring makanan menyebabkan fitoplankton sering dijadikan skala ukuran
kesuburan suatu perairan (Handayani, 2005).
Fitoplankton memiliki zat hijau daun (klorofil) yang berperan dalam fotosintesis untuk menghasilkan bahan organik
dan oksigen dalam air. Sebagai dasar mata rantai pada siklus makanan di laut, fitoplankton menjadi makanan alami
bagi zooplankton baik masih kecil maupun yang dewasa. Selain itu juga dapat digunakan sebagai indikator
kesuburan suatu perairan. Namun fitoplankton tertentu mempunyai peran menurunkan kualitas perairan laut apabila
jumlahnya berlebihan. Contoh kelas Dinoflgellata tubuhnya memiliki kromatopora yang menghasilkan toksik
(racun), dalam keadaan blooming dapat mematikan ikan(Davis, 1951).
Fitoplankton Sebagai Indikator Biologis
Plankton khususnya fitoplankton sudah lama digunakan sebagai indikator kualitas air, hal ini disebabkan karena
fitoplankton mempunyai respon yang cepat terhadap perubahan lingkungan, sehingga standing crop dan komposisi
spesies memberikan indikator kualitas air dimana fitoplankton berada (Apha, 1985).
Kelimpahan fitoplankton di suatu perairan dipengaruhi oleh beberapa parameterlingkungan dan karakteristik
fisiologisnya. Komposisi dan kelimpahan fitoplankton akan berubah pada berbagai tingkatan sebagai respon
terhadap perubahan-perubahan kondisi lingkungan baik fisik, kimia, maupun biologi (Reynolds et al., 1984).
Faktor penunjang pertumbuhan fitoplankton sangat kompleks dan saling berinteraksi antara faktor fisika-kimia
perairan seperti intensitas cahaya, oksigen terlarut, stratifikasi suhu, dan ketersediaan unsur hara nitrogen dan fosfor,
sedangkan aspek biologi adalah adanya aktivitas pemangsaan oleh hewan, mortalitas alami, dan dekomposisi
(Goldman dan Horne, 1983).
Menurut Lacerda et al. (2004)salah satu biota alga yaitu fitoplankton merupakan organisme yang mempunyai
peranan besar dalamekosistem perairan dan menjadi produsen primer.Keberadaan fitoplankton dapat
dijadikansebagai bioindikator adanya perubahan lingkungan perairanyang disebabkanketidakseimbangan suatu
ekosistemakibat pencemaran (Oxborough dan Baker, 1997; Ekwudan Sikoki, 2006).
Beberapa faktor lingkungan fisik yang mempengaruhi kehidupan fitoplankton antara lain curah hujan, suhu,
intensitas cahaya dan unsur hara perairan (Sastrawijaya, 1991). Mason (1981) menyatakan bahwa akibat
penambahan nutrient yang berlebihan dapat menyebabkan eutrofikasi di perairan, sehingga kualitas air mengalami
penurunan, jenis yang toleran seperti Oscillatoria Formosa, Nitzchia polea, dan Clostridium olerosum dapat hadir
pada perairan yang tercemar.
Referensi
Charton, B dan J. Tietjen. 1989. Seas and Oceans. Collin. Glassglow and London.
Nybakken, J.W. 1992. Biologi laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.
Kholik, A. 1997. Struktur Komunitas Fitoplankton Pada Daerah Yang Terbuka Dan Tertutup oleh Gulma Air di
Danau Taiwang Kabupaten Sumbawa, NTB. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Sachlan. 1972. Planktonology. Correspondence Course Center. Dirjen Perikanan Departemen Pertanian. Jakarta.
Welch, P. S. 1952. Limnology.Second edition. McGraw Hill International BookCompany. New York.
Hynes, H. B. N. 1972. The Ecology of Runing Water.University of Toronto Press.Toronto.
Mulyanto, S. 1992. Lingkungan Hidup Untuk Ikan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Nontji, Anugerah.2006. Plankton Laut. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,Pusat Penelitian Oseanografi: Jakarta.
Handayani, M., H. Haeruman dan L.C. Sitepu.2005. Komunitas Fitoplankton Sebagai Bio-Indikator Kualitas
Perairan Teluk Jakarta. Seminar nasional MIPA, Universitas Indonesia, Jakarta.
Noeratilova. 2006. Sebaran Horizontal Plankton Permukaan di Perairan Sumber Air Panas Teluk Lho Pria Laot,
sabang. Skripsi ( tidak dipublikasikan). IPB, Bogor.
Davis, C.C. 1951. The Marine and Freshwater Plankton. Michigan StateUniversity Press. USA.
APHA. 1985.Standard Methods for the examination of Water And Waste water. Apha, WWWA, WPCF,
Washington.
Reynolds, C.S., J.G. Tundisi and K. Hino. 1984. Observation on a Metalimnetic
Phytoplankton Population in a Stably Stratified Tropical Lake. Arch. Hydrobyol. Argentina 97 : 7 – 17.
Goldman, C. R. dan A.J. Horne. 1983. Limnology. Mc Graw-Hill International
Book Company. New York.
Lacerda, S.R., M.L. Koening, S. Neumann-Leitao and M.J. Flores-Montes.2002.Phytoplankton Nyctemeral
variation at a tropical river estuary. Brazilian Journal of Biology 64 (1) : 81-94.
Ekwu, A.O. dan F.D. Sikoki. 2006. Phytoplankton diversity in the cross river estuary of Nigeria, Journal of applied
Science & Enviromental Management 10 (1) : 89-95.
Mason, C.F. 1981. Biology of Freshwater Pollution. Longman, London.
Sastrawijaya, A.T. 2000.PencemaranLingkungan. Edisi kedua. Rineka Cipta, Jakarta.
Post date: 2014-07-05 18:34:55
Post date GMT: 2014-07-05 18:34:55
Post modified date: 2016-05-16 11:51:07
Post modified date GMT: 2016-05-16 11:51:07
Powered by [ Universal Post Manager ] plugin. MS Word saving format developed by gVectors Team www.gVectors.com
Download