BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN

advertisement
BANK DAN LEMBAGA
KEUANGAN LAIN
RUANG LINGKUP SISTEM KEUANGAN DI
INDONESIA
BAB V
TINGKAT KESEHATAN BANK
• Karena Bank adalah Lembaga Keuangan yang berfungsi
sebagai Lembaga intermediasi , membantu kelancaran
system pembayaran dan sebagai lembaga yang menjadi
sarana dalam palaksanaan kebijakan moneter maka
keberadaan Bank yang sehat baik secara individu
maupun secara keseluruhan sebagai suatu system
merupakan prasyarat bagi suatu perekonomian yang
sehat.
• Kegagalan suatu Bank akan dapat mengakibatkan
terjadinya krisis yang dapat mengganggu kegiatan
perekonomian di suatu Negara .
ciri-ciri bank yang sehat
1. Dapat menjaga dan memelihara
kepercayaan masyarakat.
2. Dapat menjalankan fungsi intermediasi.
3. Dapat membantu kelancaran lalu lintas
pembayaran.
4. Dapat dipergunakan oleh pemerintah dalam
melaksanakan berbagai
kebijakannya,terutama kebijakan moneter.
Apabila suatu system. Perbankan dalam
kondisi yang tidak sehat , maka fungsi-fungsi
Bank tersebut di atas tidak dapat berfungsi
secara maksimal
Bobot penilaian factor CAMEL untuk
Bank umum dan BPR
No
Faktor CAMEL
Bobot
Bank Umum
BPR
1
Permodalan
25%
30%
2
Kualitas Aktiva Produktif
30%
20%
3
Kualitas Manajemen
25%
20%
4
Rentabilitas
10%
10%
5
Likuiditas
10%
10%
1. kecukupan modal
Kekurangan modal dapat bersumber dari
dua hal :
1. Karena Modal yang jumlahnya kecil atau
2. Karena kualitas modalnya yang buruk
Pada saat ini persyaratan untuk mendirikan
bank baru memerlukan modal disetor
minimal sebesar Rp 3 trilyun .
Kecukupan Modal tidak hanya dihitung dari
‘’jumlah nominalnya’’ , tetapi ‘’rasio
kecukupan modal’’ yang disebut sebagai
Capital Adequacy Ratio (CAR).
2 .Kualitas Aktiva Produktif
• Dalam kondisi normal sebagian besar aktiva
suatu Bank terdiri dari kredit dan aktiva lain
yang dapat menghasilkan atau menjadi
sumber pendapatan bagi Bank , sehingga
jenis aktiva tersebut sering disebut sebagai
aktiva produktif .
• Kualitas aktiva produktif terkait dengan
berbagai permasalahan seperti
pembentukan cadangan ,penilaian aset
,pemberian pinjaman kepada pihak terkait
dan sebagainya .
• Pemberian pinjaman kepada pihak terkait ini
di atur dalam ketentuan Batas Minimum
Pemberian Kredit (BMPK) .
3 . Manajemen
• Manajemen suatu Bank akan menentukan
sehat atau tidaknya suatu Bank . Penilaian
faktor manajemen dalam penilaian tingkat
kesehatan Bank Umum dilakukan dengan
Evaluasi terhadap Pengelolaan terhadap
Bank yang bersangkutan.
• Penilaian tersebut dilakukan dengan
mempergunakan sekitar 100 kuisioner yang
dikelompokan dalam dua kelompok besar
yaitu Kelompok Manajemen Umum dan
Kelompok Manajemen Resiko.
Lanjutan....
Kuisioner Kelompok Manajemen Umum
selanjutnya dibagi kedalam subkelompok
pertanyaan yang berkaitan dengan :
1. Strategi
2. Struktur
3. Sistem
4. Sumber Daya Manusia
5. Kepemimpinan
6. Budaya Kerja
Lanjutan....
Kuisioner Manajemen Resiko dibagi
dalam subkelompok yang berkaitan
dengan :
1. Resiko Likuiditas
2. Resiko Pasar
3. Resiko Kredit
4. Resiko Operasional
5. Resiko Hukum
6. Resiko Pemilik dan Pengurus
4 . Keuntungan (Rentabilitas)
Salah satu parameter untuk mengukur
tingkat kesehatan suatu Bank adalah
kemampuan Bank untuk memperoleh
keuntungan .
Penilaian terhadap faktor Rentabilitas
didasarkan pada dua buah rasio yaitu :
1. Rasio Laba sebelum pajak dalam dua belas
bulan terakhir dengan rata-rata volume
usaha dalam periode yang sama .
2. Rasio biaya operasional dalam dua belas
bulan terkhir tergadap Pendapatan
operasional dalam periode yang sama .
5 . Likuiditas
Penilaian terhadap factor Likuiditas dilakukan dengan menilai
dua buah rasio yaitu :
1. Rasio Kewajiban Bersih antar Bank terhadap modal inti .
2. Rasio Kredit terhadap dana yang diterima oleh Bank
Yang dimaksud kewajiban bersih antar Bank adalah selisih
antara kewajiban Bank dengan tagihan kepada Bank lain .
Yang termasuk dana yang diterima adalah kredit Likuiditas Bank
Indonesia , Giro , Deposito dan tabungan masyarakat
,pinjaman bukan dari Bank yang berjangka waktu lebih dari
tiga bulan ,dan surat berharga yang diterbitkan oleh Bank
yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan
BAB VI
RAHASIA BANK
• Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank
Indonesia Nomor 31/182/KEP/DIR tanggal 31
Desember 1999 yang dimaksud dengan
Rahasia Bank adalah adalah Segala sesuatu
yang berhubungan dengan keterangan
mengenai Nasabah Penyimpan dan
Simpanannya.
• Ketentuan tersebut mewajibkan kepada
semua bank untuk merahasiakan keterangan
mengenai Nasabah Penyimpan dan
Simpanannya .
Ketentuan tersebut tidak berlaku untuk hal-hal
sebagai berikut:
1. Kepentingan perpajakan
2. Penyelesaian piutang Bank yg sudah diserahkan
kpd Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara
(BUPLN)/ Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN
)
3. Kepentingan peradilan dalam perkara pidana .
4. Kepentingan peradilan dalam perkara perdata
antara Bank dengan nasabahnya
5. Tukar menukar informasi antar Bank
6. Permintaan, persetujuan atau kuasa nasabah
penyimpan yang dibuat secara tertulis
7. Permintaan ahli waris yang sah dari nasabah
penyimpan yang telah meninggal dunia .
• lanjutan....
• Nasabah Penyimpan adalah nasabah
yang menempatkan dananya di bank
dalam bentuk simpanan berdasarkan
perjanjian bank dengan nasabah yang
bersangkutan .
• Simpanan adalah dana yang
dipercayakan oleh masyarakat kepada
bank berdasarkan perjanjian penyimpan
dana dalam bentuk giro,deposito
,sertifikat deposito , tabungan dan/atau
bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu .
Download