Upgrading jalan 408 km

advertisement
H
DAERAH TINGKAT I
LAMPUNG
H. DAERAH TINGKAT I LAMPUNG
1.
GAMBARAN UMUM
a.
Penyebaran peduduk
Luas Daerah Tingkat I Lampung adalah 35.376,5 km2.
Jumlah penduduk pada tahun 1971 ialah 2.777.085 jiwa.
Kepadatan penduduk ± 82 jiwa/km2. Daerah Lampung
merupakan penampungan penduduk Pulau Jawa, sehingga
mengalami pertambahan penduduk rata-rata dalam 10 tahun
ini (1961-1971) sebesar 5,23%, yaitu 2,35% adalah pertambahan alamiah dan 2,88% adalah karena transmigrasi.
Penyebaran penduduk, terutama berpusat di daerah subur
Lampung Selatan dan Lampung Tengah. Pusat-pusat di mana
penduduk bertempat tinggal, berorientasi kepada sumber
pertanian, sebagaimana sifatnya para pendatang dari P. Jawa.
Berdasarkan sensus 1971, 90% penduduk berada di daerah
pedesaan dan hanya ± 10% berada di kota-kota.
Lebih dari 50% penduduk adalah bukan angkatan kerja (di
bawah umur dan lanjut usia), sedangkan dari jumlah penduduk
angkatan kerja 80% terutama terdapat dalam sektor pertanian
dengan pertanian bahan pangan, 16% di bidang jasa dan
sisanya 4% bekerja di bidang perindustrian.
b. Penyebaran kegiatan perekonomian
Kegiatan perekonomian yang ada
Daerah yang merupakan penghasil utama dari pertanian
bahan pangan adalah daerah yang subur, mudah dibuka, mudah
diairi sebagai tanah sawah, yaitu di Lampung Selatan dan
Lampung Tengah, mulai dari Tanjong Karang — Gedong
Tataan  Metro — Sukadana terus ke utara, daerah ini dikenal
sebagai daerah transmigrasi utama.
131
Kegiatan pertanian-perkebunan, terutama beriokasi di lereng
gunung Lampung Utara ; sebahagian menghasilkan lada,
karet, kopi, kopra, dan cengkeh. Daerah perkebunan tanaman
perdagangan terutama di Lampung Selatan, kopra di pantai
barat Kota Agung (Teluk Semangka) .
Sekitar 78% dari nilai ekspor Lampung berasal dari hasil
kopi, lada dan karet. Kegiatan pertanian lainnya adalah
perikanan, yaitu perikanan laut di pantai sebelah timur dengan
pusatnya Labuan Maringgai, terdapat tendensi kenaikan
produksi setiap tahunnya. Sedangkan sektor industri belum
dapat dikatakan berperanan di dalam perekonomian masyarakat.
Potensi daerah
Sungai Tulang Bawang, Way Seputih, Way Sekampung,
yang mengalir ke laut Jawa dari Bukit Barisan adalah potensi
yang besar bagi pengembangan pertanian di Lampung, terutama pertanian bahan pangan. Daerah yang akan dapat
memanfaatkan potensi ini dengan baik adalah Lampung sebelah
timur. Pemanfaatan potensi persawahan ini baru meliputi
± 30% saja. Dari jumlah itu sendiri baru beberapa bagian saja
yang secara baik dapat di-BIMAS-kan.
Pemanfaatan aliran sungai, areal alang-alang, serta areal
lebak (pasang surut) akan membuat daerah timur Lampung
merupakan daerah produksi bahan pangan yang penting.
Potensi pengembangan untuk areal perkebunan di lereng
gunung sebelah barat dapat dikatakan masih cukup besar
sehingga produksinya masih bisa dikembangkan terus; dan
kemungkinan peningkatan mutu dari produksi yang ada (kopi,
lada, tembakau, cengkeh) masih akan dapat ditingkatkan.
Dalam hubungan itu maka industri kecil berupa sortasi kopi,
lada, cengkeh dan pengolahan gaplek dari bentuk yang
sederhana (chips) menjadi butiran gaplek (pellets) dapat
dikembangkan. Tersedianya tanah, serta arus transmigrasi
spontan merupakan potensi untuk pengembangan wilayah.
132
2. MASALAH
Agar pengembangan daerah dapat dilakukan secara optimum,
maka penentuan tata guna tanah (land use) adalah usaha yang
perlu mendapat perhatian.
Dalam pada itu sekalipun jaringan jalan hubungan utaraselatan dapat dikatakan cukup baik (Tanjung Karang-Blambangan Umpu), akan tetapi jaringan timur-barat, di mana
pada wilayah-wilayah tersebut terdapat pusat produksi yang
kuat, belum memadai. Demikian pula jalan yang menghubungkan pusat dengan permukiman penduduk di pedesaan masih
perlu diperbaiki.
Sebagai akibat dekatnya jarak Lampung dengan Jawa, maka
Lampung akan mengalami perkembangan yang khusus, oleh
karena itu memerlukan perencanaan yang tepat dan kebijaksanaan yang jelas, dan hal tersebut mengakibatkan pula
cepatnya urbanisasi, sehingga perkembangan kota terutama
Teluk Betung/Tanjung Karang perlu ditangani secara sungguhsungguh.
Dilihat dari potensi pengembangan Lampung untuk pertanian
bahan pangan yang sangat besar, maka pemanfaatan aliran
sungai, pemanfaatan areal alang-alang, lebak akan memerlukan
koordinasi perencanaan dengan penyediaan tenaga kerja,
pembebasan tanah, modal kerja untuk pembukaan sawah.
Dari sifat para transmigran yang berorientasi kepada
pertanian padi, maka pengumpulan para transmigran pada
daerah padi yang subur akan segera menyebabkan ketidak
seimbangan antara tanah dan penduduk yang terutama terjadi
di daerah Lampung Selatan dan Tengah.
Masalah lain yang perlu mendapat perhatian ialah masalah
penyelamatan tanah dan air, sebagai akibat penggundulan
hutan, dan penyelesaian masalah agraria, antara lain hak tanah di
daerah transmigrasi.
Akibat mundurnya mutu tanah, atau kurang tersedianya
air bagi areal padi, maka penduduk melakukan penanaman
133
tanaman pangan lainnya, yaitu ketela pohon dan jagung.
Karena dirasakan kegiatan ini memberikan keuntungan yang
cukup baik, lambat laun penduduk mengkhususkan pada
tanaman bahan pangan tersebut. Keadaan ini menyebabkan
makin tidak seimbangnya kebutuhan akan padi karena pertambahan penduduk yang cepat dengan peningkatan hasil
padi sendiri, yang berarti Lampung yang digambarkan sebagai
lumbung beras bahkan mengalami kekurangan beras.
3. PENGARAHAN PEMBANGUNAN SELAMA REPELITA II
a. Sektoral
Sektor pertanian masih tetap memegang peranan penting
untuk daerah Lampung. Sebagai daerah yang merupakan
wilayah yang mendapat pengaruh langsung dari Jakarta,
adalah cocok apabila Lampung juga dipersiapkan sebagai
daerah produksi bahan pangan dan konsumsi lainnya bagi
daerah Jawa Barat sebelah barat dan Jakarta serta sekitarnya.
Meskipun demikian kegiatan pertanian nonpangan akan dikembangkan, seperti peningkatan mutu kopi, lada, kopra dan
cengkeh, disertai dengan usaha pengolahan dan sortasi.
Produksi dari tanaman perdagangan ini masih bisa ditingkatkan baik secara intensifikasi maupun ekstensifikasi.
Sebagai daerah penampungan penduduk P. Jawa dengan
perkembangan transmigrasi spontan yang cukup besar, membawa akibat beberapa bagian daerah Lampung menghadapi
ketidakseimbangan antara tanah dan manusia (Lampung
Selatan dan Tengah) . Kebijaksanaan tentang transmigrasi akan
sangat perlu agar problema tersebut tidak menjadi lebih
buruk. Sektor perhubungan merupakan sektor yang menunjang
pengembangan sektor tersebut di atas. Dengan demikian
pertimbangan penyediaan sistem transportasi yang ada dewasa
ini perlu dilengkapi dengan jaringan barat-timur, sehingga
penyebaran kegiatan akan lebih merata. Sistem ini hendaknya
mengikuti struktur dengan wilayah pengembangan yang ada.
134
b. Wilayah pembangunan
Dari potensi yang ada dan kemungkinan pengembangannya di
Propinsi Lampung terdapat beberapa wilayah pembangunan,
yaitu :
1) Wilayah pantai selatan bagian tengah dengan pusatnya
Tanjung Karang/Teluk Betung, meliputi daerah sekitar
Tanjung Karang dan Metro, yang merupakan pula pintu
gerbang utama saat ini.
2) Wilayah pembangunan bagian utara dengan pusatnya
Kotabumi.
3) Wilayah pembangunan pantai selatan bagian barat dengan
pusatnya Kota Agung.
4) Wilayah pantai timur bagian selatan dengan kemungkinan
Bakauhuni sebagai pusat pengembangannya.
4. LANGKAH KEBIJAKSANAAN
a.
Kebijaksanaan umum
Sesuai dengan pola pengembangan daerah Lampung, maka
bidang pertanian terutama bahan pangan dan tanaman perdagangan ditingkatkan baik secara intensip maupun ekstensip
termasuk peningkatan mutunya. Di samping itu, sektor yang
menunjang pemekaran sektor pertanian tersebut di atas terus
dibina.
b.
Program
Dalam rangka pembangunan daerah akan dilakukan kegiatan
sebagai berikut :
Program Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I dapat
dipergunakan untuk pemeliharaan jalan propinsi, pemeliharaan
dan perbaikan pengairan, dan kegiatan lainnya.
Program Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I I dapat
dipergunakan untuk perbaikan/pembangunan jalan dan jembatan kabupaten, perbaikan / pembangunan pengairan kabu-
135
paten, usaha penghijauan, pembangunan pasar, terminal bus,
riol, dan usaha lainnya.
Program Bantuan Pembangunan Desa dapat digunakan
untuk pembangunan prasarana desa seperti pengairan desa,
jalan dan jembatan desa, pasar desa, lumbung desa, prasarana
sosial seperti balai-balai pengobatan, sekolah dan madrasah,
dana usaha lainnya dalam rangka kegiatan gotong royong.
Program bantuan di bidang pendidikan dapat dimanfaatkan
untuk pembangunan gedung SD serta perlengkapannya.
Program bantuan di bidang kesehatan dapat digunakan
untuk kegiatan peningkatan pelayanan kesehatan antara lain
pembangunan PUSKESMAS di kecamatan, balai pengobatan,
BKIA, pemberantasan penyakit menular, peningkatan kesehatan air minum pedesaan, dan lain-lain.
Di bidang pertanian dan pengairan akan dilakukan usaha
peningkatan produksi pangan, perkebunan rakyat, dan tanaman ekspor lainnya. Untuk penunjang peningkatan produksi
pangan dilakukan perbaikan ,dan penyempurnaan jaringan
irigasi Way Seputih, dan pembangunan beberapa irigasi di
Lampung antara lain Way Rarem, Way Abung, Way Jepara,
Way Umpu, Way Pangubuan dan Punggur Utara.
Untuk menjaga kelestarian sumber alam, diadakan usaha
penyelamatan hutan, tanah dan air antara lain di bagian hulu
sungai Sekampung dan Way Seputih, serta penataan dan
pengukuhan hutan.
Di bidang industri akan dilakukan bimbingan dan penyuluhan guna meningkatkan kemampuan dalam produksi, pembiayaan dan pemasaran.
Di bidang tenaga listrik ditingkatkan tenaga listrik yaitu
PLTD Lampung dan PLTM serta jaringan distribusinya.
Di bidang perhubungan darat dilakukan kegiatan pembuatan
jalan baru antara Tanjung Karang/Teluk Betung — Bakauhuni,
sebagai sambungan lintas ferry Merak-Bakauhuni. Di bidang
prasarana perhubungan laut, akan dilakukan peningkatan
136
prasarana pelabuhan Panjang, yang meliputi perluasan dan
peningkatan fasilitas kesyahbandaran. Dalam bidang perhubungan udara akan ditingkatkan lapangan terbang Branti
untuk dapat didarati F 28. Selain itu diusahakan pula peningkatan jasa telekom dengan peningkatan telepon otomat di kota
Panjang, Teluk Betung/Tanjung Karang.
Di bidang transmigrasi dilakukan pembinaan desa transmigrasi dengan mengirim Tenaga Kerja Sukarela (TKS) dari
BUTSI, dan penyediaan tanah untuk transmigrasi.
Pembinaan tata ruang meliputi kegiatan penelitian tata
guna tanah, pembentukan unit perencanaan fisik daerah,
penelitian pengembangan regional dan tata agraria.
Pembinaan kehidupan beragama dan kepercayaan kepada
Tuhan Yang Mahaesa meliputi kegiatan pengembangan sarana
kehidupan beragama antara lain tempat peribadatan, dan
penyediaan kitab suci.
Di bidang pendidikan dan kebudayaan dilakukan usaha
pembinaan sekolah lanjutan tingkat pertama, sekolah lanjutan tingkat atas, sekolah teknik dan kejuruan yang meliputi
kegiatan penambahan ruangan, perlengkapan peralatan, penambahan dan penataran guru.
Di bidang kesehatan dilakukan usaha perbaikan rumah
sakit, peningkatan nilai gizi makanan rakyat, di daerah yang
padat penduduknya dilakukan usaha penyuluhan motivasi
keluarga berencana dan mendirikan klinik keluarga berencana.
Penyediaan air minum dan kesehatan lingkungan dilakukan
dengan peningkatan produksi dan perluasan jaringan distribusi
air minum di Tanjung Karang/Teluk Betung dan Kotabumi.
137
A
0
25
50 KM
5
LAMPUNG
PETA LOKASI PROYEK - PROYEK UTAMA
PROPINSI LAMPUNG
Upgrading jalan
Rehabilitasi jalan
Pemeliharaan jalan
Pembangunan jalan
 408 km
 400 km
 672 km
 150 km
LEGENDA
PE RHUBUNGAN LAUT
Peningkatan/perbaikan
pelabuhan
Fasilitas pelabuhan
PERHUBUNGAN UDARA
METED
PERHUBUNGAN DARAT
Sp Pembinsan angkutan
sungai din pengerukan
 Lintas Ferry
TENAGA LISTPJK
Pelabuhan Udara
Ld Listrik tenaga diesel
Kapasitas F - 28
TELEKOMVNIKASI
To
Tekpon otomat
0
R
B
REHAB. IRIGASI
PEM. BARU IRIGASI
T TRANSMIGRASI
A AIR MINUM
9
Download