bab ii kajian pustaka

advertisement
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Kajian Tentang Hasil Belajar
A. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi
dengan lingkungannya untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya.
Belajar dapat menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan dengan
jalan menghafal. “Belajar adalah aktifitas mental atau psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan
perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap”.1 Belajar dimaksudkan
untuk mengetahui aktifitas siswa dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan yang berbentuk sikap.
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil
atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari
itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil
latihan melainkan pengubahan kelakuan.2
Belajar adalah proses perubahan yang terjadi di dalam diri manusia, bukan
hanya sekedar pengetahuan, tetapi lebih menunjukkan kepada proses
1
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal.38-39
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) , hal.27
2
16
17
perubahan tingkah laku, apabila setelah belajar terjadi perubahan maka dapat
dikatakan bahwa dalam dirinya telah berlangsung proses belajar.
“Dalam pengertian luas belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psikofisik menuju ke perkembangan
pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti
sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu
pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya pribadi
seutuhnya. Secara umum belajar boleh dikatakan juga sebagai suatu proses
interaksi antar manusia dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud
pribadi, fakta, konsep, ataupun teori”.3 Dari beberapa pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi
di dalam diri seseorang menuju ke perkembangan seutuhnya. Melaui interaksi
antara manusia dengan lingkungannya. Dalam proses belajar siswa
menghasilkan perubahan perubahan yakni dalam pengetahuan, ketrampilan
dan sikap.
Untuk mengetahui pengertian mengenai makan belajar. Dalam hal ini
ada beberapa prinsip-prinsip yang penting untuk diketahui, antara lain:
a. Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakuannya.
b. Belajar memerlukan proses dan pemahaman serta kematangan diri para
siswa.
3
Sudirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2007), hal. 22
18
c. Belajar akan lebih mantab dan efektif bila didorong dengan motivasi,
terutama motivasi dari dalam.
d. Dalam banyak hal, belajar merupakan proses percobaan atau pembiasaan.
e. Kemampuan belajar seorang siswa harus diperhitungkan dalam rangka
menentukan isi materi.
f. Belajar dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu: diajar secara langsung;
control, kontak, pengalaman langsung; pengenalan dan peniruan.4
Dalam penelitian ini yang dimaksud belajar adalah suatu proses yang
dapat merubah seseorang dari yang belum mengerti menjadi mengerti, dan
dari yang belum bisa menjadi bisa. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila
dalam dirinya mengalami proses perubahan tingkah laku. Proses belajar
mengajar merupakan proses yang unik dan kompleks. Keunikan itu
disebabkan karena hasil belajar hanya terjadi pada individu yang belajar, tidak
pada orang lain, dan setiap individu menampilkan perilaku belajar yang
berbeda. Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui
seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan.
4
Ibid., hal. 25
19
B. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu “ hasil” dan “belajar”. “Pengertian hasil
(product)
menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktifitas atau
proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional”.5 Belajar
dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu
yang belajar. “Hasil Belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar.
Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas
sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar”.6 Hasil belajar
merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses
belajar mengajar. Tujuan pendidikan bersifat ideal, sedang hasil belajar
bersifat aktual. Hasil belajar merupakan realisasi tujuan pendidikan,sehungga
hasil belajar yang diukur tergantung kepada tujuan pendidikannya. “Hasil
belajar termasuk komponen pendidikan yang harus disesuaikan dengan tujuan
pendidikan karena hasil belajar diukur untuk mengetahui ketercapaian tujuan
pendidikan melaui proses belajar mengajar”.7
“Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang
mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotoris”.8 Hasil belajar adalah
5
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar , 2009), hal. 44
Ibid., hal. 46
7
Ibid., hal. 47
8
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005) , hal. 3
6
20
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Dalam
kegiatan terprogram dan terkontrol yang disebut kegiatan pembelajaran atau
kegiatan instruksional. Anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil
mencapai tujuan tujuan pembelajaran atau tujuan tujuan instruksional. Jadi
hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat keberhasilan
yang telah dicapai oleh siswa dalam situasi belajar yang menunjukkan tingkat
penguasaan kemampuan baik aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang
dicapai oleh individu atau kelompok dalam jangka waktu tertentu dengan
aktifitas belajar yang berupa nilai.
C. Taksonomi Hasil Belajar
a. Ranah Kognitif
Ranah koginitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).9
“Segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah
kognitif. Dalam ranah kognitif ini ada enam jenjang proses berfikir, mulai dari
jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi”. 10 Enam tingkat
itu adalah yakni pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension),
9
Anas Sudiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009),
hal. 49
10
Ibid., hal. 50
21
aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi
(evaluation).11
Ranah kognitif berkaitan dengan otak. Oleh karena itu belajar
melibatkan otak maka perubahan perilaku juga terjadi di dalam otak berupa
kemampuan untuk menyelesaaikan masalah.
b. Ranah Afektif
“Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai”.12
Krathwohl membagi hasil belajar efektif menjadi lima tingkat yaitu
penerimaan (receiving), partisipasi atau merespon (responding), penilaian
(valving), organisasi, dan internalisasi atau karakterisasi (characterization).
Hasil belajar disusun secara hirarkis dari tingkat yang paling rendah dan
sederhana hingga yang paling tinggi dan kompleks.13 Ranah afektif berkaitan
dengan sikap, tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti
perhatian dalam pelajaran, motivasi belajar, dan kebiasaan belajar.
c. Ranah Psikomotorik
“Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan ketrampilan
(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman
11
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005), hal. 23-29
12
Anas Sudiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009),
hal. 54
13
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar , 2009 ), hal. 51-52
22
belajar tertentu”.14 Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk
ketrampilan dan kemampuan bertindak individu.
Ada enam tingkatan ketrampilan yakni: gerakan reflex (ketrampilan
pada gerakan yang tidak sadar), ketrampilan pada gerakan-gerakan
dasar, kemampuan perceptual, kemampuan di bidang fisik, gerakangerakan skill, dan kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi.15
Ranah
psikomotorik
tampak
dalam
bentuk
ketrampilan
dan
kemampuan bertindak individu. Ketrampilan terdiri dari enam tingkatan yaitu
ketrampilan gerakan yang tidak sadar, ketrampilan pada gerak dasar,
kemampuan persepsi, kemampuan dalam bidang fisik, gerakan-gerakan skill,
dan kemampuan berkomunikasi.
D. Penilaian Keberhasilan Belajar
Keberhasilan Pembelajaran banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Ada tujuh prinsip pembelajaran, yaitu:
a) Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar dan motivasi
merupakan alat dan tujuan dalam pembelajaran. Sehingga guru harus dapat
mengarahkan perhatian dan membangkitkan motivasi agar tujuan dapat
dicapai secara optimal.
14
Anas Sudiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009),
hal. 57
15
Nana Sudjana, Dasar -Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2011), hal. 54
23
b) Keaktifan
Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya mulai dari kegiatan fisik yang mudah
diamati sampai yang susah diamati.
c) Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Keterlibatan di dalam belajar yaitu keterlibatan mental, emosional, dan
intelektual.
d) Pengulangan
Menurut teori psikolog, daya belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada
jiwa manusia, seperti daya mengamati, menanggapi, mengingat, menghayal,
merasakan dan berpikir. Melalui pengulangan maka daya tersebut akan
berkembang.
e) Tantangan
Dalam proses belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai,
tetapi selalu terdapat hambatan, yaitu mempelajari bahan ajar.
f) Balikan dan Penguatan
Hasil belajar yang baik merupakan balikan yang menyenangkan dan
berpengaruh baik terhadap kegiatan belajar selanjutnya.
24
g) Perbedaan Individual
Setiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat
dalam karakteristik psikis, kepribadian dan sifat-sifatnya. Perbedaan individual ini
dapat berpengaruh pada cara hasil belajar siswa.16
Faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar baik secara langsung
maupun tidak langsung, antara lain;
1) Faktor peserta didik yang meliputi kapasitas dasar, bakat khusus, motivasi,
minat, kematangan dan kesiapan, sikap dan kebiasaan. Peserta didik yang
memiliki motivasi dan minat serta kesiapan dalam belajar akan mencapai hasil
belajar yang memuaskan.
2) Faktor sarana dan prasarana, baik yang terkait dengan kualitas, kelengkapan
maupun penggunanya, seperti guru, metode dan teknik, media, bahan dan
sumber belajar dan program. Penggunaan media atau stategi dalam proses
belajar mengajar tergantung dari guru dan cara pengajarannya. Jika media dan
strateginya mendukung maka hasil belajarnya bisa meningkat.
3) Faktor lingkungan, baik fisik,social maupun kultur, dimana kegiatan
pembelajaran dilaksanakan. Lingkungan berpegaruh terhadap hasil belajar
siswa, jika kegiatan belajar mengajar dilakukan di tempat yang ramai maka
16
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip teknik prosedur. (Bandung: Remaja
Rosdakarya,2009), hal. 294-296
25
proses belajar mengajar akan terganggu. Siswa tidak bisa berkonsntrasi
akibatnya hasil belajarnya rendah.
4) Faktor hasil belajar akan merujuk pada rumusan normative harus menjadi
milik peserta didik setelah melaksanakan proses pembelajaran.
“Keberhasilan belajar dapat dilihat dari kemmpuan peserta didik setelah
mengikuti proses pembelajaran, baik dalam bidang kognitif, afektif dan
psikomotorik”.17 Dari uraian di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa keberhasilan
belajar dapat dilihat dari beberapa faktor yaitu motivasi peserta didik dalam
mengikuti KBM, faktor sarana dan prasarana yang meliputi guru, media dan
teknik atau strategi, faktor lingkungan dan faktor hasil belajar peserta didik
setelah mengikuti proses belajar mengajar.
2. Kajian Tentang IPA
A. Pengertian IPA
“IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh/disusun
dengan cara yang khas/khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi,
penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi”.18 Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk
menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses
17
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip teknik prosedur. (Bandung: Remaja
Rosdakarya,2009), hal. 299-300
18
Abdullah Ally, Eny Rahma, Ilmu Alamiah Dasar. (Jakarta:Bumi Aksara, 2003), hal. 18
26
penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. “Pendidikan IPA menekankan pada
pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan
kompetensi siswa dalam memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan
IPA diarahkan untuk “mencari tahu” dan berbuat agar siswa memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar”.19 “Sains atau IPA
diartiakan ilmu yang mempelajari sebab akibat kejadian yang terjadi di alam
ini. Sains adalah ilmu sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan
gejala-gejala kebenaran dan didasarkan atas pengamatan dan induksi”.20
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa IPA
merupakan ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan
gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan
induksi. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia
berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasikan tentang alam
sekitar, yang diperoleh melalui serangkaian proses ilmiah antara lain
penyelidikan, penyusuanan, dan pengujian gagasan.
B. Hakekat Pembelajaran IPA
Hakekat IPA meliputi empat unsur utama yaitu: Pertama, sikap: rasa
ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makluk hidup, serta hubungan
sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui
19
20
hal. 1
Dina Chamidah ed.
Sukarna ,et all, Dasar – Dasar Pendidikan Sains. (Jakarta:Bhatara Karya Aksara, 1981),
27
prosedur yang benar. Kedua, proses: prosedur pemecahan masalah melalui
metode ilmiah yang meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen
atau percobaan, evaluasi, pengukuran dan penarikan kesimpulan. Ketiga,
produk: berupa fakta, prinsip, teori dan hukum. Keempat, aplikasi: penerapan
metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Keempat unsur
itu merupakan ciri IPA yang utuh yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lain.21
Dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur itu diharapkan dapat
muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara
utuh, memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah,
metode ilmiah, dan meniru cara ilmuwan bekerja dalam memecahkan
menemukan fakta baru.22 Keempat hakekat tersebut
harus ada dalam
pembelajaran IPA untuk mencetuskan ide baru tentang fenomena alam, serta
bisa bereksperimen yang berupa fakta teori dalam kehidupan sehari-hari.
Ada 7 karakteristik dalam pembelajaran IPA yang sangat efektif,
antara lain sebagai berikut:
1. Mampu memfasilitasi keingintahuan siswa siswi
21
Puskur, 2007 hal 6
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2007), hal. 100-101
22
28
2. Memberi kesempatan untuk menyajikan dan mengkomunikasikan
pengalaman dan pemahaman tentang IPA
3. Menyediakan wahana untuk unjuk kemampuan
4. Menyediakan pilihan-pilihan aktifitas
5. Menyediakan aktifitas untuk bereksperimen
6. Menyediakan kesempatan untuk mengeksplorasi alam sekitar
7. Memberi kesempatan untuk berdiskusi tentang hasil pengamatan.23
Pembelajaran IPA yang efektif bisa memfasilitasi siswa dengan unjuk
kemampuan, menyediakan tempat untuk bereksperimen dan memberi
kesempatan siswa untuk berdiskusi tenntang penemuan tersebut.
C. Fungsi Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar
Di dalam kurikulum KTSP, mata pelajaran IPA di sekolah dasar
berfungsi untuk:
1) Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan
alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya bagi kehidupan sehari-hari
Lingkungan alam merupakan alamiah yang terjadi secara alami. Hal
terpenting adalah mengenal berbagai komponen yang membangun alam
23
Sunaryo Dipi, et all, Modul Pembelajaran Inklusif Gender. (Jakarta: LAPIS -Learning
Program for Islamic School,2010), hal. 5537-543
29
itu sehingga siswa memiliki prinsip prinsip bertindak terhadap alam agar
lingkungan dapat tetap memberikan dukungan hidup manusia yang
memadai.
2) Mengembangkan ketrampilan proses
Ketrampilan proses yang dimaksudkan adalah ketrampilan fisik maupun
mental yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan pengetahuan di
bidang IPA maupun untuk pengembangannya.
3) Mengembangkan wawasan, sikap, dan nilai yang berguna bagi siswa
untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.
Nilai-nilai yang dapat dikembangka melalui pengajaran IPA misalnya rasa
cinta lingkungan, rasa cinta terhadap sesama makluk hidup, menghormati
hak asasi manusia.
4) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang
saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan tegnologi dengan keadaan
lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
5) Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK), serta ketrampilan yang berguna dalam kehidupan
sehari hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat
pendidikan yang lebih tinggi.
30
D. Tujuan Pembelajaran IPA di sekolah dasar
1) Memahami konsep konsep tentang IPA dan kaitannya dengan kehidupan
sehari hari.
2) Memiliki ketrampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan,
gagasan, tentang alam sekitar.
3) Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta
kejadian di lingkungan sekitar.
4) Bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab,
bekerja sama, dan mandiri.
5) Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala gejala
alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari hari.
6) Mampu
menggunakan
teknologi
sederhana
yang berguna
untuk
memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari hari.
7) Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga
menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.24
24
Ibid., hal. 5537-543
31
E. Tujuan Belajar IPA
1) Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep IPA yang bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari
2) Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap IPA dan teknologi
3) Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan
4) Ikut serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam
5) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat
6) Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan
Tuhan.25
F. Ruang Lingkup mata Pelajaran IPA
Ruang lingkup IPA meliputi 2 aspek yaitu
1. Kerja ilmiah
a. Penyelidikan/Penelitian
25
Dina Chamidah ed.
32
Pengembangan kemampuan siswa untuk menggali pengetahuan yang
berkaitan dengan alam dan produk teknologi melalui refleks dan
analisis
untuk
merencanakan,
mengumpulkan,
mengolah,
dan
menafsirkan data, mengkomunikasikan kesimpulan, serta menilai
rencana prosedur dan hasilnya.
b. Berkomunikasi Ilmiah
Pengembangan
kemampuan
siswa
untuk
mengkomunikasikan
pengerahuan ilmiah hasil temuannya dan kajiannya kepada berbagai
kelompok sasaran.
c. Pengembangan Kreatifitas dan Pemecahan Masalah
Pengembangan berkreasi siswa dan kemampuan memcahkan masalah
serta membuat keputusan dengan menggunakan metode masalah.
d. Sikap dan Nilai Ilmiah
Pengembangan sikap ingin tahu siswa, tidak percaya tahalul, jujur
dalam menyajikan data faktual, terbuka pada gagasan baru, kreatif
dalam menghasilkan karya ilmiah, peduli terhadap makluk hidup dan
lingkungan, tekun dan teliti.
33
2. Pemahaman Konsep dan Penerapannya
a. Makluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan
dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
b. Benda atau Materi, sifat sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat,
dan gas
c. Energi dan Perubahannya meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya, dan pesawat sederhana
d. Bumi dan Alam Semesta meliputi, tanah, bumi, tata surta, dan benda
benda langit lainnya
e. Sains lingkungan, teknologi dan masyarakat merupakan penerapan
konsep IPA dan saling keterkaitan dengan lingkungan, teknologi, dan
masyarakat melalui pembuatan suatu karya teknologi sederhana
termaasuk merancang dan membuat.26
3. Kajian tentang Strategi Belajar Kelompok
A. Pengertian Strategi
“Strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan
anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai
Sunaryo Dipi, et all, Modul Pembelajaran Inklusif Gender. (Jakarta: LAPIS – Learning
Program for Islamic School,2010), hal. 5537-543
26
34
tujuan yang digariskan”.27 Strategi adalah tindakan guru melaksanakan
rencana mengajar. Artinya, usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel
pengajaran (tujuan, bahan, metode, dan alat, serta evaluasi) agar dapat
mempengaruhi para siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.28 “Dalam
dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi
tentang
rangkaian
kegiatan
yang
didesain
untuk
mencapai
tujuan
pendidikan”.29
Secara bahasa strategi diartikan sebagai siasat, ‘kiat’, ‘trik’, atau
‘cara’. Sedang secara umum strategi ialah suatu garis besar halauan dalam
bertindak untuk mencapai tujuan yang ditentukan. “Adapun strategi belajar
mengajar dapat diartikan sebagai pola umum kegiatan guru-murid dalam
perwujudan kegiatan belakar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan. Atau dengan kata lain strategi belajar mengajar merupakan
sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan
pengajaran tertentu”.30
Strategi belajar mengajar menurut konsep islami pada dasarnya adalah
proses belajar mengajar dilandasi dengan kewajiban yang dikaitkan dengan
27
Saiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta:Renika Cipta,
2010) , hal. 5
28
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2011) , hal. 147
29
Junaedi, et, all, Strategi Pembelajaran. (Surabaya: Lapis PGMI, 2008) , hal. 1-8
30
Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar: Strategi Mewujudkan Pembelajaran
Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umun & Konsep Islami. (Bandung: Refika Aditama, 2010),
hal. 3
35
niat karena Allah SWT.
Niat dalam memberi makna dan hukum bagi
pelaksanaan suatu amal perbuatan. Sebagaimana firman Allah SWT, dalam
al – Quran Surat al- Bayyinah ayat 5



  








  

“ Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan menurunkan ketaatan kepada- Nya dalam menjalankan agama dengan
lurus .” (QS. Al – Bayyinah : 5)
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru dan peserta didik agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien . Strategi dapat
diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu dapat memberikan
fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan
pembelajaran tertentu .
B. Pengertian Strategi Belajar Kelompok
“Belajar kelompok yaitu kegiatan sekelompok siswa yang biasanya
berjumlah kecil, yang diorganiser untuk kepentingan belajar. Keberhasilan
belajar kelompok menuntut kegiatan yang kooperatif dari beberapa individu
36
tersebut”31. Keberhasilan kelompok ditentukan oleh kerjasama antar individu.
Hal ini akan menuntut siswa belajar secara kooperatif. “Belajar Kelompok
pada dasarnya adalah memecahkan persoalan secara berkelompok. Dalam
belajar kelompok setiap individu turut memberikan sumbangan pikiran dalam
memecahkan masalah yang dibahas sehingga diperoleh hasil yang lebih
baik”.32 Belajar kelompok bertujuan untuk memecahkan masalah secara
berkelompok. Setiap individu dituntut untuk memberikan pendapatnya agar
hasil yang diperoleh bisa maksimal.
Strategi kerja kelompok adalah cara pembelajaran dimana siswa dalam
kelas dibagi dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompok
dipandang sebagai satu kesatuan tersendiri. Kelompok dapat dibentuk
berdasarkan perbedaan individual dalam kemampuan belajar,
perbedaan bakat dan minat belajar, jenis kegiatan, materi pelajaran,
dan tujuan yang ingin dicapai.33
Dapat disimpulkan bahwa strategi belajar kelompok adalah suatu cara
yang digunakan oleh guru untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran dengan
menggunakan teknik berkelompok dengan tujuan bisa memecahkan masalah
yang dibahas secara kelompok dengan hasil terbaik. Setiap kelompok
mempunyai tanggung jawab sendiri terhadap tugas yang diberikan oleh guru.
Dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuhkan rasa sosial
yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan
31
Rostiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Renika Cipta, 2008), hal. 15
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2011) , hal. 119
33
Http://sdn08ptkbrt.webs.com/apps/blog/show/5328801-metode-pembelajaran-yang-lebihberpusat-pada-siswa diakses Kamis,29 maret 2012 jam 15.25
32
37
rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina rasa
kesetia kawanan sosial di kelas.
Keakraban kelompok ditentukan beberapa faktor yaitu:
1. Perasaan diterima atau disukai teman-teman
2. Tarikan kelompok
3. Teknik pengelompokan oleh guru
4. Partisipasi/keterlibatan dalam kelompok
5. Penerimaan tujuan kelompok dan persetujuan dalam mencapainya
6. Struktur dan sifat-sifat kelompok.
Sedang sifat kelompok itu adalah: suatu multi personalia dengan
tingkatan keakraban tertentu, suatu system interaksi, suatu organisasi
terstruktur, merupakan suatu motif tertentu dan tujun bersama, merupakan
suatu kekuatan atau standar perilaku tertentu, pola perilaku yang dapat
diobservasi yang disebut kepribadian.34 Di dalam suatu kelompok akan terjadi
interaksi antara teman yang satu dengan yang lain. Keakraban itu bisa terjadi
apabila dalam kelompok itu bisa saling menerima anggotanya. Setiap anggota
dituntut berpartisipasi dalam kelompok demi tujuan memecahkan masalah
bersama.
34
Saiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta:Renika Cipta,
2010) , hal. 56-57
38
C. Tujuan Strategi Belajar kelompok
Metode kerja kelompok yang digunakan dalam suatu strategi pembelajaran
bertujuan untuk :
1) memecahkan masalah pembelajaran melalui proses kelompok
2) mengembangkan kemampuan bekerjasama di dalam kelompok
Alasan Penggunaaan Strategi Kerja Kelompok
1) Kerja kelompok dapat mengembangkan perilaku gotong royong dan
demokratis.
2) Kerja kelompok dapat memacu siswa aktif belajar.
3) Kerja kelompok tidak membosankan siswa melakukan kegiatan belajar
di luar kelas bahkan diluar sekolah yang bervariasi, seperti observasi,
wawancara, cari buku di perpustakaan umum, dan sebagainya.35
Dalam penelitian ini tujuan belajar kelompok adalah untuk memecahkan
masalah secara bersama-sama untuk mencapai hasil yang terbaik.
D. Langkah-langkah Belajar Kelompok
1) Kegiatan Persiapan
a) Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
b) Menyiapkan materi pembelajaran dan menjabarkan materi tersebut kedalam
tugas-tugas kelompok.
35
Http://sdn08ptkbrt.webs.com/apps/blog/show/5328801-metode-pembelajaran-yang-lebihberpusat-pada-siswa diakses Kamis, 29 maret 2012 jam 15.25
39
c) Mengidentifikasi sumber-sumber yang akan menjadi sasaran kegiatan kerja
kelompok.
d) Menyusun peraturan pembentukan kelompok, cara kerja, saat memulai dan
mengakhiri, dan tata tertib lainnya.
2) Kegiatan Pelaksanaan
a) Kegiatan Membuka Pelajaran
- Melaksanakan apersepsi, yaitu pertanyaan tentang materi pelajaran
sebelumnya.
- Memotivasi belajar dengan mengemukakan kasus yang ada kaitannya
dengan materi pelajaran yang akan diajarkan
- Mengemukakan tujuan pelajaran dan berbagai kegiatan yang akan
dikerjakan dalam mencapai tujuan pelajaran itu.
b) Kegiatan Inti Pelajaran
- Mengemukakan lingkup materi pelajaran yang akan dipelajari
- Membentuk kelompok
- Mengemukakan tugas setiap kelompok kepada ketua kelompok atau
langsung kepada semua siswa
- Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta saat memulai dan
mengakhiri kegiatan kerja kelompok.
- Mengawasi, memonitor, dan bertindak sebagai fasilitator selama siswa
melakukan kerja kelompok.
40
- Pertemuan klasikal untuk pelaporan hasil kerja kelompok, pemberian
balikan dari kelompok lain atau dari guru.
c) Kegiatan Mengakhiri Pelajaran
- Meminta siswa merangkum isi pelajaran yang telah dikaji melalui kerja
kelompok.
- Melakukan evaluasi hasil dan proses
- Melaksanakan tindak lanjut baik berupa mengajari ulang materi yang
belum dikuasai siswa maupun memberi tugas pengayaan bagi siswa
yang telah menguasai materi tersebut. 36
“Penggunaan teknik kerja kelompok untuk mengajar mempunyai
tujuan agar siswa mampu bekerja sama dengan teman yang lain dalam
mencapai tujuan bersama”. 37
E. Keuntungan dan Kelemahan Strategi Belajar Kelompok
1) Keuntungan Strategi Belajar Kelompok
a)
Membiasakan siswa bekerja sama, musyawarah dan bertanggung jawab
b)
Menimbulkan
kompetisi
yang
sehat
antar
kelompok,
sehingga
membangkitkan kemauan belajar yang sungguh-sungguh.
c) Guru dipermudah tugasnya karena tugas kerja kelompok cukup
disampaikan kepada para ketua kelompok.
36
Abimanyu, Soli dkk, Strategi Pembelajaran. (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional, 2008)
37
Rostiyah Nk, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2008) , hal. 15
41
d) Ketua kelompok dilatih menjadi pemimpin yang bertanggung jawab, dan
anggotanya dibiasakan patuh pada aturan yang ada.38
e) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan
ketrampilan bertanya dan membahas sesuatu masalah.
f) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif
mengadakan penyelidikan mengenai sesuatu kasus atau masalah.
g) Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan ketrampilan
berdiskusi.
h) Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai
individu serta kebutuhannya belajar.
i) Dapat memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan rasa
menghargai dan menghormati pribadi teman dan saling membantu
kelompok dalam usaha mencapai tujuan belajar.39
Dari penjelasan di atas dapat diambil keuntungan dari strategi belajar
kelompok yaitu dengan belajar kelompok siswa dapat bekerja sama dan
bermusyawarah untuk mencapai hasil terbaik, dapat memotivasi antar
kelompok
melalui
persaingan
yang
sehat,
dengan
berdiskusi
bisa
mengemukan pendapat dari masing-masing individu, serta bisa saling
menghargai sesama anggota kelompok.
2) Kelemahan Strategi Kerja Kelompok
38
http://sdn08ptkbrt.webs.com/apps/blog/show/5328801-metode-pembelajaran-yang-lebihberpusat-pada-siswa Diakses Kamis,29 maret 2012 jam 15.25
39
Rostiyah NK, Strategi Belajar Mengajar . (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 17
42
a) Sulit membentuk kelompok yang homogen baik segi minat, bakat, prestasi
maupun intelegensi.
b) Pemimpin kelompok sering sukar untuk memberikan pengertian kepada
anggota, menjelaskan, dan pembagian kerja
c) Anggota kadang-kadang tidak mematuhi tugas-tugas yang diberikan
pemimpin kelompok
d) Dalam menyelesaikan tugas, sering menyimpang dari rencana karena
kurang kontrol dari pemimpin kelompok atau guru.
e) Sulit membuat tugas yang sama sulit dan luasnya terutama bagi kerja
kelompok yang komplementer.
F. Cara Mengatasi Kelemahan Strategi Kerja Kelompok
Kelemahan strategi kerja kelompok dapat diatasi dengan:
1) Mengkaji lebih dulu materi pelajaran dengan cermat, lalu buat garis
besar rincian tugasnya untuk setiap kelompok agar bobot tugas tersebut
sama beratnya.
2) Adakan tes sosiometri dan hasilnya digunakan untuk pembentukan
kelompok yang mereka kehendaki.
3) Bimbingan dan pengawasan kepada setiap kelompok harus dilakukan
terus menerus.
4) Jumlah anggota dalam satu kelompok jangan terlalu banyak
43
5) Motivasi yang diberikan jangan sampai menimbulkan persaingan antar
kelompok yang kurang sehat.40
Kelemahan strategi belajar kelompok dapat diatasai dengan cara
mengontrol setiap kelompok untuk menyelesaikan tugasnya, memberikan
pengawasan dan bimbingan kepada setiap kelompok, memberikan tugas
masing-masing anggota agar tugas yang diberikan bisa terselesaikan dengan
cepat dan benar.
40
http://sdn08ptkbrt.webs.com/apps/blog/show/5328801-metode-pembelajaran-yang-lebihberpusat-pada-siswa Diakses Kamis,29 maret 2012 jam 15.25
Download