BB332/M/KPTS/2002 - Direktorat Jenderal Anggaran

advertisement
SIMULASI PENGANGGARAN
BAHAN AJAR WORKSHOP
DITJEN ANGGARAN
JAKARTA, 10 JULI 2012
Ir. ARIFFIN AZIZS, MT
AHLI MADYA JAFUNG TBP
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BGN:
SKEMATIK
Klasifikasi
PEMBANGUNAN
BANGUNAN
BARU
BIAYA PEKERJAAN
STANDAR
Standar Luas
Standar
Jumlah Lantai
HSBGN
Non-Standar
Bgn + Lingk
PERAWATAN
BANGUNAN
BIAYA PEKERJAAN
NON STANDAR
Non-Standar
Lainnya
Non-Standar
Fungsi Khusus
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
A. Klasifikasi Bangunan Gedung Negara
PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 5,
1. Klasifikasi bangunan gedung negara didasarkan pada
kompleksitas.
2. Klasifikasi bangunan gedung negara meliputi bangunan
sederhana, bangunan tidak sederhana, dan bangunan khusus.
a. Bangunan sederhana, merupakan bangunan gedung negara
dengan teknologi dan spesifikasi sederhana.
b. Bangunan tidak sederhana, merupakan bangunan gedung
negara dengan teknologi dan spesifikasi tidak sederhana.
c. Bangunan khusus, merupakan bangunan gedung negara
dengan fungsi, teknologi, dan spesifikasi khusus.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai klasifikasi bangunan gedung
negara diatur dengan Peraturan Menteri.
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
Klasifikasi bangunan khusus, ditetapkan
berdasarkan rincian anggaran biaya (RAB)
yang dihitung tersendiri sesuai dengan
kebutuhan dan kewajaran harga yang
berlaku.
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
B. Standar Luas Bangunan Gedung Negara
PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 6, 7, 8, 9.
1. Standar luas gedung kantor;
a. Standar luas ruang gedung kantor, adalah:
1). Rata-rata 10 (sepuluh) meter persegi per personel
(Catt: Untuk Klasifikasi Bangunan tidak sederhana)
2). Rata-rata 9,6 (sembilan koma enam) meter persegi per
personel (Catt: Untuk Klasifikasi Bangunan sederhana)
b. Bangunan gedung kantor yang memerlukan ruang pelayanan,
luasnya dihitung secara tersendiri berdasarkan analisis
kebutuhan
c. Rincian standar luas ruang gedung kantor dan ruang penunjang
tercantum dalam lampiran I.
(Penambahan 25% Luas Ruang Untuk Sirkulasi)
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai Standar Luas bangunan gedung
negara diatur dengan Peraturan Menteri.
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
C. Standar Jumlah Lantai Bangunan Gedung Negara
PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 10.
1. Jumlah lantai bangunan gedung negara ditetapkan paling
banyak 8 (delapan) lantai.
2. Jumlah lantai rumah negara yang tidak berupa rumah susun
ditetapkan paling banyak 2 (dua) lantai.
3. Bangunan gedung negara yang dibangun lebih dari 8 (delapan)
lantai harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Menteri.
4. Jumlah lantai bangunan gedung negara yang berpengaruh
pada Koefisien /faktor pengali jumlah lantai bangunan,
besarannya ditetapkan oleh Menteri.
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
Tabel Koefisien / Faktor Pengali Jumlah Lantai bangunan,
sbb:
Jumlah Lantai Bangunan
Bangunan 2 Lantai
Bangunan 3 Lantai
Bangunan 4 Lantai
Bangunan 5 Lantai
Bangunan 6 Lantai
Bangunan 7 Lantai
Bangunan 8 Lantai
Koefisien / Faktor Pengali
1,090
1,120
1,135
1,162
1,197
1,236
1,265
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
D. Standar Harga Satuan Tertinggi Bangunan Gedung
Negara (HSBGN)
PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 15.
Standar Harga Satuan Tertinggi Bangunan Gedung Negara
1. Standar harga satuan tertinggi bangunan gedung
negara ditetapkan secara berkala oleh Bupati/Walikota.
2. Standar harga satuan tertinggi bangunan gedung
negara untuk Provinsi DKI Jakarta ditetapkan oleh
Gubernur DKI Jakarta.
3. Standar harga satuan tertinggi bangunan gedung negara
dihitung berdasarkan formula perhitungan standar harga
satuan tertinggi yang ditetapkan oleh Menteri.
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
MODEL FORMULA HSBGN
∑ Vn X Hn
HSBGN =
Ltb
X
K
HSBGN : Standar Harga Satuan Tertinggi BGN
Vn
: Kuantitas (Volume) komponen bangunan Pek.
Ltb
Hn
K
Standar
: Luas total lantai bangunan
: Harga komponen bangunan Pek. Standar
: Koefisien jumlah lantai
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
No
KOMPONEN
BANGUNAN
1. Pondasi
2. Struktur
3. A t a p
4. Langit-Langit
5. Dinding
6
Lantai
7. Utilitas
8. Finishing
SUB KOMPONEN
BANGUNAN
BOBOT (%)
TERHADAP
SELURUH
BANGUNAN
BOBOT
MAKSIMUM
PONDASI
10.00%
100.00%
KOLOM, BALOK & RING BALK
27.00%
100.00%
PLESTERAN
2.00%
100.00%
RANGKA ATAP
8.00%
100.00%
PENUTUP ATAP
2.00%
100.00%
RANGKA LANGIT-LANGIT
3.50%
100.00%
PENUTUP LANGIT-LANGIT
4.50%
100.00%
BATU BATA/ PARTISI
4.50%
100.00%
PLESTERAN
1.75%
100.00%
KACA
1.25%
100.00%
PINTU
1.00%
100.00%
KOSEN
1.50%
100.00%
PENUTUP LANTAI
10.00%
100.00%
INSTALASI LISTRIK
5.00%
100.00%
INSTALASI AIR
1.50%
100.00%
DRAINASE LLIMBAH
1.50%
100.00%
FINISHING STRUKTUR (CAT)
1.00%
100.00%
FINISHING LANGIT-LANGIT (CAT)
4.00%
100.00%
FINISHING DINDING (CAT)
6.00%
100.00%
FINISHING PINTU/ KOSEN (CAT)
4.00%
100.00%
JUMLAH NILAI PEKERJAAN STANDAR
100.00%
TAHAPAN
BOBOT
YANG DI
BANGUN
NILAI
(%)
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
TABEL
A1
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAH/LEMBAGA TINGGI/TERTINGGI NEGARA
NO
URAIAN
SEDERHANA
KLASIFIKASI
TIDAK
SEDERHANA
KHUSUS
KETERANGAN
A PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
1. Jarak Antar Bangunan
2. Ketinggian Bangunan
3. Ketinggian Langit-langit
4. Koefisien Dasar Bangunan
5. Koefisien Lantai Bangunan
minimal 3 m, untuk bangunan bertingkat dihitung berdasarkan pertimbangan
keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan.
maksimum 2 lantai
maksimum 8 lantai (di atas 8 lantai harus men dapat
rekomendasi Menteri Pekerjaan Umum
min. 2,80 m
min. 2,80 m
sesuai fungsi
Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
6. Koefisien Dasar Hijau
7. Garis sempadan
8. Wujud Arsitektur
Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
sesuai fungsi & kaidah
sesuai fungsi & kaidah
sesuai fungsi & kaidah
arsitektur sederhana
arsitektur
arsitektur
9. Pagar Halaman **)
Menggunakan bahan dinding batu bata/bataco (1/2 batu) , besi, baja , kayu,
dan bahan lainnya yang disesuaikan dengan rancangan wujud arsitektur
bangunan.
10. Kelengkapan Sarana dan Prasarana Lingkungan *)
- parkir kendaraan
minimal 1 parkir kendaraan untuk 60 m2 luas bangunan gedung
- aksesibiltas
tersedia sarana aksesibilitas bagi penyandang cacat
- drainase
tersedia drainase sesuai SNI yang berlaku
- pembuangan sampah
tersedia tempat pembuangan sampah sementara
- pembuangan limbah
- penerangan halaman
tersedia sarana pengolahan limbah, khususnya untuk limbah berbahaya
tersedia penerangan halaman
Berdasarkan pertimbangan
keselamatan, kesehatan,
dan kenyamanan, serta
ketentuan dalam Peraturan
Daerah
setempat tentang
Bangunan atau Rencana
Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota, atau
Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan untuk
lokasi yang bersangkutan
Dihitung berdasarkan
kebutuhan sesuai fungsi
bangunan dan
SNI/ketentuan yang
berlaku.
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
NO
B
C
URAIAN
SEDERHANA
KLASIFIKASI
TIDAK SEDERHANA
KETERANGAN
KHUSUS
PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN
1. Bahan Penutup
Lantai
keramik, vinil, tegel
PC
marmer lokal, keramik,
vinil,kayu
marmer lokal, keramik,
vinil,kayu
2. Bahan Dinding
Luar
bata, batako diplester
dan dicat, kaca
bata, batako diplester dicat
/dilapis keramik, kaca,panil
beton ringan
bata, batako diplester
dicat/dilapis keramik,
kaca,panil beton ringan
3. Bahan Dinding
Dalam
bata, batako diples ter bata, batako diplester dicat/
dan dicat, kaca, partisi dilapis keramik, kaca, partisi
kayu lapis
gipsum
bata, batako diplester
dicat/ dilapis keramik,
kaca partisi gipsum
4. Penutup Plafond
5. Bahan Penutup
Atap
kayu-lapis dicat
gipsum, kayu-lapis dicat
genteng, asbes, seng, genteng keramik, alum
sirap
unium gelombang dicat
gipsum, kayu-lapis dicat
genteng keramik, alum
unium gelombang dicat
6. Bahan Kosen dan
Daun Pintu
kayu dicat/ aluminium
kayu dipelitur, anodized
aluminium
kayu dipelitur, anodized
aluminium
Diupayakan menggunakan
bahan bangunan setempat/
produksi dalam negeri, ter
masuk bahan bangunan seba
gai bagian dari sistem pabrik asi
komponen. Apabila bahan
tersebut sukar diperoleh atau
harganya tidak sesuai, dapat
diganti dengan bahan lain yang
sederajat tanpa meng -urangi
persyaratan fungsi dan mutu
dengan pengesahan Instansi
Teknis Setempat
PERSYARATAN STRUKTUR BANGUNAN
1. Pondasi
batu belah, kayu, beton
bertulang K-200
2. Struktur Lantai
(untuk bangunan
bertingkat)
batu belah, kayu, beton
bertulang K-225 atau lebih
batu belah, kayu, beton
bertulang K-225 atau lebih
beton bertulang K-225 atau
lebih,baja,kayu klas kuat II
beton bertulang K-225 atau
lebih,baja,kayu klas kuat II
3. Kolom
beton bertulang K-200
baja, kayu klas kuat II
beton bertulang K-225 atau
lebih,baja,kayu klas kuat II
beton bertulang K-225 atau
lebih,baja,kayu klas kuat II
4. Balok
beton bertulang K-200,
baja, kayu klas kuat II
beton bertulang K-225 atau
lebih,baja,kayu klas kuat II
beton bertulang K-225 atau
lebih, baja, kayu klas kuat II
5. Rangka Atap
kayu klas kuat II, baja
kayu klas kuat II, baja dilapis
anti karat
kayu klas kuat II, baja dilapis
anti karat
6. Kemiringan Atap
genteng min. 30 , sirap
min.22.5, seng min 15
genteng min. 30 , sirap
min.22.5, seng min 15
genteng min. 30 , sirap
min.22.5, seng min 15
Khusus untuk daerah
gempa, harus
direncanakan sebagai
struktur bangunan tahan
gempa.
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
URAIAN
NO
SEDERHANA
KLASIFIKASI
TIDAK SEDERHANA
KHUSUS
KETERANGAN
D PERSYARATAN UTILITAS dan PRASARANA DAN SARANA DALAM BANGUNAN
1. Air Bersih
PAM, sumur pantek
2. Saluran air hujan
talang, saluran lingkungan
3. Pembuangan Air Kotor
bak penampung
4. Pembuangan Kotoran
bak penampung
5. Bak SeptikTank & resapan
berdasarkan kebutuhan
6. Sarana Pengamanan thp.
Bahaya Kebakaran *)
Mengkuti ketentuan dalam PERMEN PU tentang penanggulangan, serta Standar
Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku
7. Sumber daya listrik *)
8. Penerangan penerangan
alam dan buatan
PLN, Generator (harus memperhatikan prinsip hemat energi)
100-215 lux/m2, dihitung berdasarkan kebutuhan dan fungsi Bangunan /fungsi
ruang serta SNI yang berlaku
9. Tata Udara
10. Sarana Transportasi
Vertikal *)
11. Aksesibilitas bagi
penyandang cacat*)
6-10% bukaan atau dengan tata udara buatan (AC*)
tidak diperlukan
untuk bangunan di atas 4 lantai dapat
menggunakan Lift , sesuai SNI yang berlaku
dihitung sesuai SNI yang
berlaku.
dihitung sesuai kebutuhan
dan fungsi bangunan
Sesuai ketentuan dalam Per.Men. PU No. 30/KPTS/2006, minimal ramp untuk
bangunan klasifikasi sederhana.
12. Telepon *)
13. Penangkal petir
sesuai kebutuhan
penangkal petir lokal
E PERSYARATAN SARANA PENYELAMATAN
1. Tangga Penyelamatan (khusus
untuk bangunan bertingkat)
lebar minimal = 1, 20 m, dan bukan tangga putar
2. Tanda Penunjuk Arah
jelas, dasar putih huruf hijau
3. Pintu
lebar min.=0,90 m, satu ruang minimal 2 pintu dan membuka keluar
4 Koridor/selasar
lebar min.=1,80 m
jarak antar tangga aksimum
45 m (jarak bisa 1,5 kali bila
menggunakan sprinkler)
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
TABEL
A2
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN RUMAH NEGARA
KLASIFIKASI
URAIAN
NO
Tipe B
Khusus & Tipe A
A PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
1. Jarak Antar Bangunan
2. Ketinggian Bangunan
3. Ketinggian Langit-langit
4. Koefisien Dasar
Bangunan
5. Koefisien Lantai
Bangunan
6. Koefisien Dasar Hijau
7. Garis sempadan
8. Wujud Arsitektur
9. Pagar Halaman **)
10. Tandon Air
Tipe C,D, dan E
minimal 3 m, untuk bangunan bertingkat dihitung berdasarkan
pertimbangan keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan.
min. 2,70 m
min. 2,70 m
min. 2,70 m
Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
sesuai fungsi rumah &
sesuai fungsi rumah
sesuai fungsi &
kaidah arsitektur
& kaidah arsitektur
kaidah arsitektur
sederhana
Menggunakan bahan dinding batu bata/bataco (1/2 batu) , besi, baja ,
kayu, dan bahan lainnya yang disesuaikan dengan rancangan wujud
arsitektur rumah negara
min. 3 m3
min. 2 m3
min. 1 m3
KETERANGAN
Terutama berdasarkan
ketentuan dalam
Peraturan Daerah
setempat tentang
Bangunan atau
Rencana Tata Ruang
Wilayah
Kabupaten/Kota untuk
lokasi yang
bersangkutan.
Biayanya mengikuti
standar harga satuan
per-m' pagar
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
TABEL
A2
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN RUMAH NEGARA
URAIAN
NO
Khusus & Tipe A
B PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN
1. Bahan Penutup Lantai
2. Bahan Dinding
3. Penutup Plafond
4. Bahan Penutup Atap
5. Bahan Kosen dan Daun
Pintu/ Jendela
KLASIFIKASI
Tipe B
Tipe C,D, dan E
marmer lokal, keramik,
keramik, vinil
keramik, vinil, Tegel
vinil,kayu
PC
bata, batako diplester dan dicat tembok
Gipsum, asbes semen/
asbes semen/kayu-lapis dicat
kayu-lapis dicat
genteng keramik berglagenteng, asbes, seng, genteng, asbes, seng,
zuur asbes, seng, sirap
sirap
sirap
kayu dipelitur/dicat
kayu dicat
kayu dicat
KETERANGAN
Diupayakan
menggunakan bahan
bangunan setempat/
produksi dalam negeri,
termasuk bahan
bangunan sebagai
bagian dari sistem
pabrikasi komponen.
C PERSYARATAN STRUKTUR BANGUNAN
batu belah, kayu klas kuat /
awet II, beton-bertulang
batu belah, kayu klas II, batu belah, kayu klas
beton-bertulang
kuat/ awet II, betonbertulang
beton bertulang K-200, baja,
kayu klas kuat/awet II
beton bertulang K-200,
baja, kayu klas II
3. Kolom
beton bertulang K-200, baja,
kayu klas kuat/awet II
beton bertulang K-200,
baja, kayu klas II
beton bertulang K-200,
baja, kayu klas II
4. Balok
beton bertulang K-200, baja,
kayu klas kuat/awet II
beton bertulang K-200,
baja, kayu klas II
beton bertulang K-200,
baja, kayu klas II
5. Rangka Atap
kayu klas kuat/awet II, baja
6. Kemiringan
Atap
genteng min. 30 , sirap
min.22.5, seng min 15
kayu klas kuat/awet II,
baja
genteng min. 30 , sirap
min.22.5, seng min 15
kayu klas kuat/awet II,
baja
genteng min. 30 , sirap
min.22.5, seng min 15
1. Pondasi
2. Struktur Lantai (untuk
bangunan bertingkat)
Khusus untuk daerah
gempa, harus
direncanakan sebagai
struktur bangunan tahan
gempa.
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
NO
URAIAN
Khusus & Tipe A
KLASIFIKASI
Tipe B
Tipe C,D, dan E
KETERANGAN
D PERSYARATAN UTILITAS dan PRASARANA DAN SARANA DALAM BANGUNAN
1. Air Bersih
PAM, sumur pantek
2. Saluran air hujan
talang, saluran lingkungan
3. Pembuangan Air Kotor
bak penampung
4. Pembuangan Kotoran
bak penampung
5. Bak SeptikTank &
resapan
6. Sarana pengamanan
thp.Bahaya kebakaran *)
7. Sumber daya listrik *)
8. Penerangan penerangan
alam dan buatan
9. Tata Udara
12. Telepon *)
13. Penangkal petir
6 m3
5 m3
Mengkuti ketentuan dalam PERMEN PU tentang penanggulangan, serta
Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku
PLN, 2200-4400 VA
PLN, 1350-2200 VA
PLN, 450-1350 VA
100-215 lux/m2
100-215 lux/m2
100-215 lux/m2
6-10% bukaan
6-10% bukaan
6-10% bukaan atau
dengan tata udara
buatan (AC)*)
sesuai kebutuhan
penangkal petir lokal
E PERSYARATAN SARANA PENYELAMATAN
1. Tangga Penyelamatan
(khusus untuk
bangunan bertingkat)
2. Tanda Penunjuk Arah
3. Pintu
4 Koridor/selasar
2 - 4 m3
lebar min.=1, 20m
Tidak dipersyaratkan
lebar min.=0,90 m
lebar min.=1,80 m
Untuk Rumah Negara
yangdibangun dalam 1
kompleks menggunakan
septiktank Komunal
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
*) pembiayaannya tidak termasuk dalam standar harga satuan tertinggi per-m2, dan harus
dianggarkan tersendiri sebagai biaya non-standar.
1. Untuk Rumah Negara klas C, D, dan E, pelaksanaan pembangunannya disamping seperti
ketentuan pada tabel tersebut diatas, dibangun berdasarkan "Dokumen Pelelangan Disain
Prototip Daerah Setempat" yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya atau meng
gunakan disain Perum Perumnas yang telah disetujui oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya.
2. Untuk bangunan rumah negara yang dibangun dalam bangunan gedung bertingkat banyak
(rumah susun), maka ketentuan-ketentuan teknisnya mengikuti ketentuan teknis untuk
bangunan gedung negara sesuai ketentuan yang berlaku.
3. Apabila bahan-bahan tersebut sukar diperoleh atau harganya tidak sesuai, dapat diganti
dengan bahan lain yang sederajat tanpa mengurangi persyaratan fungsi dan mutu dengan
pengesahan Instansi Teknis Setempat.
PEKERJAAN NON STANDAR
Biaya Pekerjaan Non Standar
PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 16
- dihitung berdasarkan kebutuhan nyata dan harga pasar yang wajar.
- Total biaya non-standar maksimum 150% dari total biaya standar BGN
- Ketentuan lebih lanjut diatur dengan Peraturan Menteri
Biaya Pek. Non Standar
PERMEN PU No. 45/PRT/M/2007
- dihitung berdasarkan rincian volume kebutuhan nyata dan harga pasar
yang wajar , setelah berkonsultasi kepada Instansi Teknis setempat;
- Besarnya biaya perencanaan, manajemen konstruksi, pengawasan
pekerjaan non-standar, dihitung (berdasarkan billing-rate)
PEKERJAAN NON STANDAR
(BGN + LINGKUNGAN)
Biaya non-standar digunakan untuk:
1. Perizinan selain IMB;
2. Penyiapan dan pematangan lahan;
3. Peningkatan arsitektur dan/atau struktur bangunan;
4. Pekerjaan khusus kelengkapan bangunan;
5. Pekerjaan khusus bangunan gedung ramah lingkungan
(greenbuilding); dan/atau
6. Penyambungan utilitas
Total biaya tertinggi pekerjaan non-standar maksimum sebesar
150% dari biaya pekerjaan standar, dan dapat berpedoman pada :
Jenis pekerjaan
Alat Pengkondisian Udara
Elevator/Escalator
Tata Suara (Sound System)
Telepon dan PABX
Instalasi IT (Informasi & Teknologi)
Elektrikal (termasuk genset)
Sistem Proteksi Kebakaran
Sistem Penangkal Petir Khusus
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Interior (termasuk furniture)
Gas Pembakaran
Gas Medis
Pencegahan Bahaya Rayap
Pondasi dalam
Fasilitas penyandang cacat & kebutuhan khusus
Sarana/Prasarana Lingkungan
Basement (per m2)
Peningkatan Mutu *)
Prosentase
10-20% dari X
8-12% dari X
3-6% dari X
3-6% dari X
6-11 % dari X
7-12% dari X
7-12% dari X
2-5% dari X
2-4% dari X
15-25% dari X
1-2% dari X
2-4% dari X
1-3% dari X
7-12% dari X
3-8% dari X
3-8% dari X
120% dari Y
15-30% dari Z
BIAYA NON STANDAR FUNGSI KHUSUS
KOEFISIEN/FAKTOR PENGALI
BANGUNAN/RUANG DENGAN FUNGSI KHUSUS
BAB IV.D.2 Permen PU No. 45/PRT/M/2007
Fungsl Bangunan/Ruang
Harga Satuan per-m2 Tertinggi
ICU/ICCU/UGD/CMU
1,50 standar harga bangunan
Ruang Operasi
2,00 standar harga bangunan
Ruang Radiology
2,00 standar harga bangunan
Rawat inap
1,10 standar harga bangunan
Laboratorium
1,10 standar harga bangunan
Ruang Kebidanan dan Kandungan
1,20 standar harga bangunan
Ruang Gawat Darurat
1,10 standar harga bangunan
Power House
1,25 standar harga bangunan
Ruang Rawat Jalan
1,10 standar harga bangunan
Dapur dan Laundri
1,10 standar harga bangunan
Bengkel
1,00 standar harga bangunan
Lab. SLTP/SMA/SMK
1,15 standar harga bangunan
Selasar Luar Beratap/Teras
0,50 standar harga bangunan
BIAYA NON STANDAR LAINNYA
Biaya non-standar lainnya, meliputi biaya untuk:
a. Penyiapan lahan;
b. Pematangan lahan;
c. Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
d. Penyusunan rencana induk (masterplan);
e. Penyusunan studi Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL);
f. Biaya Penyambungan Utilitas (Air, Listrik, Telpon,ddsb);
g. Penyelidikan tanah yang terperinci;
h. Biaya pengelolaan kegiatan, perencanaan, dan pengawasan
untuk perjalanan dinas ke wilayah/lokasi kegiatan yang sukar
pencapaiannya/dijangkau oleh sarana transportasi (remote area);
i.
Perizinan-perizinan khusus karena sifat bangunan, lokasi/letak
bangunan, ataupun karena luas lahan;
j.
……………….
BIAYA NON STANDAR LAINNYA
j.
Biaya Konsultan studi penyusunan program pembangunan
bangunan gedung negara, untuk bangunan gedung yang
penyusunannya memerlukan keahlian konsultan;
k. Biaya Konsultan VE, apabila Satuan Kerja menghendaki
pelaksanaan VE dilakukan oleh konsultan independen;
l.
Biaya Pekerjaan khusus bangunan gedung ramah lingkungan
(green building);
Biaya non-standar lainnya dihitung berdasarkan kebutuhan
nyata dan harga pasar yang wajar.
BIAYA PEMBANGUNAN BGN
BIAYA
PEMBANGUNAN
BGN
BIAYA
PEKERJAAN
STANDAR
BIAYA
PEKERJAAN
NON-STANDAR
PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 14
PEKERJAAN STANDAR BGN
Pekerjaan Standar BGN
meliputi pekerjaan : struktur, arsitektur , finishing, utilitas
Dihitung berdasarkan:
 standar harga satuan tertinggi berdasarkan klasifikasi bangunan
gedung negara;
 koefisien faktor pengali jumlah lantai bangunan; dan
 luas bangunan
Biaya Pek. Standar = (HSBGN) (K) (Ltb)
HSBGN : Standar Harga Satuan Tertinggi BGN
Ltb
: Luas total lantai bangunan
K
: Koefisien jumlah lantai
PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 14
BIAYA KESELURUHAN BANGUNAN
HSBGN
BIAYA
PEKERJAAN
STANDAR
BIAYA
KONSTRUKSI FISIK
BIAYA PEKERJAAN
NON STANDAR
max 150% dari HSBGN
Perpres 73 Pasal 16, (3)
BIAYA MK/
BIAYA PENGAWASAN
BIAYA
PERENCANAAN
BIAYA PENGELOLAAN
KEGIATAN
BIAYA KESELURUHAN BANGUNAN
SIMULASI PENGANGGARAN
Soal :
Program Ruang direncanakan untuk menampung kegiatan Pegawai
dan Pengunjung/Tamu yang bersifat Khusus Ke-Kedutaan (Embassy)
Besar Republik Indonesia (KBRI) Malaysia di Kuala Lumpur, dengan
Pegawai yang terdiri atas:
– 1 Orang Duta Besar (Pejabat Negara)
– 40 Orang Home Staff
– 84 Orang Local Staff
Mengingat sifatnya yang khusus (Prestisius), maka Bangunan
direncanakan berlantai 5 Lapis.
Berapakah BIAYA KESELURUHAN BANGUNAN yang harus
diusulkan untuk Pekerjaan Standar untuk pembangunan
baru Gedung KBRI ini ?
SIMULASI PENGANGGARAN
Analisa:
a. Menampung kegiatan Pegawai
GEDUNG KANTOR
b. KBRI Malaysia, di Kuala Lumpur
HSBGN Kuala Lumpur
c. Pegawai Terdirii dari:
1 Orang Duta Besar (Pejabat Negara)
40 Orang Home Staff
Jumlah Total Pegawai
84 Orang Local Staff
= 125 Orang
d. Bangunan direncanakan 5 Lantai
Bangunan Tidak Sederhana
Koefisien Jumlah Lantai
= 1,162
Jawab:
1. Menghitung kebutuhan Luas ruang:
STANDAR RUANG: 10 M2 per
PERSONIL
GEDUNG KANTOR,
TIDAK SEDERHANA,
PENGGUNA : 125 PERSONIL
KEBUTUHAN RUANG:
• RUANG KERJA : 125 x 10 M2 = 1.250 M2
• SIRKULASI 25% : 25% x 1.250 = 312 M2
TOTAL KEBUTUHAN LUAS RUANG = 1.562 M2
2. Menghitung Program Pembiayaan :
HSBGN KUALA LUMPUR
KOEFISIEN PENGALI (K) 5 Lantai
=
=
Rp. 9. 174. 000,- per M2 *)
1,162
BIAYA KONSTRUKSI FISIK PEK. STÁNDAR = (HSBGN)
x (K) x (Ltb)
= 9. 174. 000,- x 1,162 x 1. 562
USULAN BIAYA KONSTRUKSI FISIK = Rp. 16. 651. 000. 000,*) Data bersumber dari hasil analisa AM-WIN Sdn Bhd, dari Siaran Khas Special Release 2, edisi Januari
2009, tanggal 16 Feb 2009, yang dikeluarkan oleh Jabatan Perangkaan Malaysia (Department of
Statistics, Malaysia)
**) Kurs pasaran yang berlaku pertanggal 26 Feb 2009
3. Menghitung Program Pembiayaan Keseluruhan Bangunan:
BIAYA KONSTRUKSI FISIK
BIAYA KONSULTAN PERENCANA
BIAYA KONSULTAN MANAJEMEN
KONSTRUKSI
BIAYA PENGELOLAAN TEKNIS
= Rp. 16. 650. 000. 000,= Rp.
609. 735. 100,= Rp.
504. 631. 560,= Rp.
296. 564. 960,-
BIAYA KESELURUHAN BANGUNAN = Rp. 17. 960. 931. 620,-
Lihat Tabel: Tidak Sederhana
Halaman 130
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Jalan Pattimura No. 20 - Kebayoran Baru - Jakarta 12110 Telp (021) 724 4040 - Fac (021) 7251058
Download