konsep sarana dan prasarana pendidikan

advertisement
Sarana Pendidikan
Category: Tentang STPB
Jenis Sarana Pendidikan, terdiri dari :
Umum :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Ruang Kelas dengan Komputer & Projector
Perpustakaan + Komputer
Laboratorium dan Ruang Belajar Mandiri Bahasa
Laboratorium Komputer - 30 Komputer
Asrama (Putri)
Hotel Praktik
Sarana Olah Raga
Sarana Kesenian
Jurusan Hospitaliti :
1. Ruang Simulasi Kantor Depan
2. Laboratorium Komputer Registrasi Hotel (Fidelio) 24 Komputer
3. Laboratorium Tata Graha
4. Dobi
5. Hotel Praktik (eNHaii Hotel)
6. Laboratorium Tata Boga dan Patiseri
7. Laboratorium Restoran dan Bar
8. Restoran Praktik (Nusantara Restoran)
9. Ruang Dapur Indivisual
10. Labiratorium Makanan
Jurusan Kepariwisataan :
1. Ruang Studio
Jurusan Perjalanan :
1. Bus Praktik
2. Laboratorium Komputer Reservasi Penerbangan Online (Abacus & Galileo) - 24
Komputer
3. Ruang Simulasi Reservasi Penerbangan
4. Ruang Praktik Kargo
5. Gerai Check-in Bandara
6. Ruang Simulasi Pemanduan Wisata / Bus Wisata
7. Ruang Simulasi Travel dan Counter Perusahaan Penerbangan
MAKALAH SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH
Posted by fitri on September - 28 – undefined
Prasarana pendidikan adalah semua benda atau fasilitas yang mempermudah dan
memperlacar proses pendidikan dan pengajaran, tetapi sifatnya tidak langsung, misalnya ruang
kelas/gedung, meja kursi, jalan-jalan yang ada di lembaga pendidikan. Sarana pendidikan adalah
semua fasilitas yang mempermudah dan memperlancar proses pendidikan dan pengajaran dan
sifatnya langsung, misalnya papan tulis, buku, transparan, OHP, dan sebagainya.
Secara garis besar fasilitas atau sarana dapat dibedakan menjadi fasilitas fisik dan fasilitas
uang/non fisik. Fasilitas fisik adalah segala sesuatu yang berupa benda atau yang dapat
dibedakan, yang mempunyai peranan dalam memudahkan dan mempelancar suatu kegiatan.
Fasilitas fisik juga sering disebut fasilitas materiil. Misalnya alat tulis-menulis, buku, komputer,
OHP, kendaraan dan sebagainya. Fasilitas pendidikan yang termasuk fasilitas fisik antara lain
ruang kelas, perabot ruang kelas, perabot ruang laboratorium, perabot ruang perpustakaan.
Fasilitas non fisik adalah segala sesuatu yang bersifat mempermudah dan memperlancar
kegiatan sebagai akibat berkerjanya nilai-nilai non fisik misalnya uang, waktu, kepercayaan dan
sebagainya.
Ada beberapa pengertian yang berkaitan dengan sarana pendidikan, yaitu: a. alat
pelajaran; b. alat peraga; dan c. media pendidikan. Alat peraga adalah benda yang dipergunakan
secara langsung oleh guru atau murid dalam proses belajar mengajar, misalnya: buku, alat tulis,
penggaris, alat pratikum, bahan praktikum.
Alat peraga adalah semua semua alat bantu proses pendidikan dan pengajaran yang dapat
berupa benda atau perbuatan dari yang konkrit sampai dengan yang abstrak yang dapat
mempermudah dalam pemberian pengertian kepada siswa. Misalnya konsep kereta api, kapal
selam, hariamu, unta.
Media pendidikan adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara di dalam
pembelajaran. Media pendidikan d klasifikasikan menurut indera:
a. Media audio adalah media yang mengeluarkan suara yang dapat didengar.
b. Media visual adalah media yang menghasilkan sesuatu yang dapat dilihat.
c. Media audiovisual adalah media tersebut dapat menghasilkan suara dan sesuatu yang dapat
dilihat.
Berikut ini, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang berkaitan
dengan Standar Sarana dan Prasarana.
a. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 24 Tahun 2007 tentang Standar
Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
(SMA/MA).
b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 40 Tahun 2008 tentang Standar
Sarana Prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan
(MAK).
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2008 tentang
Standar Sarana Prasarana untuk Sekolah Luar Biasa.
A. Perencanaan Sarana Pendidikan
Salah satu usaha meningkatkan kualita pendidikan dan pengajaran adalah tersedianya
sarana yang memadai. Langkah pertama dalam penyediaan saran pendidikan adalah mengadakan
perencanaan kebutuhan sarana pendidikan. Hal-hal yang perlu diperhatiankan adalah sebagai
berikut:
a.
Perencanaan sarana pendidikan harus dipandang sebagai bagian integral dari usaha
peninghkatan kualitas proses pembelajaran.
b. Mengikuti pedoman jenis, sifat, kualitas dan kuantitas sarana.
c. Mengadakan sarana pendidikan yang sesuai dengan plafon anggaran dan memperhatikan skala
prioritas.
d. Merencanakan sarana pendidikan sesuai dengan kurikulum yang disusun.
e. Merencanakan kebutuhan sarana pendidikan dengan memperhatikan perkembangan teknologi.
Langkah-langkah dalama perencanaan sarana pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Menganalisis kebutuhan sarana pendidikan yang disesuaikan dengan kurikulum yang telah
disusun sebelumnya.
b. Apabila kebutuhan sarana pendidikan melebihi daya beli sekolah atau daya pembuatan, maka
harus diadakan seleksi menurut skala prioritas.
c. Mengadakan inventarisasi terhadap sarana pendidikan yang dimiliki.
d. Mencari data. Dalam tahap ini menentukan dana dari mana yang harus dipakai untuk pengadaan
sarana pendidikan.
e. Menunjuk orang yang akan bertanggung jawab dalam melaksanakan pengadaan sarana
pendidikan.
B. Pengadaan Sarana Pendidikan
Pengadaan sarana pendidikan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh
sarana pendidikan yang diperlukan guna kelancaran proses pendidikan dan pengajaran.
Pengadaan saran pendidikan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Pembeliaan artinya sarana pendidikan tersebut harus dibeli sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
b. Membuat sendiri artinya sarana pendidikan dapat dibuat sendiri oleh sekolah.
c. Menerima hibah atau bantuan atau sumbangan dari pihak lain.
d. Menyewa atau meminjam artinya sarana pendidikan yang diperlukan disewa atau dipinjam dari
pihak lain dalam jangka waktu tertentu.
e.
Gunasusun (kanibalisme) artinya suatu pengadaan barang dengan menggunakan barang-barang
yang sudah tidak bisa dipakai kemudian disusun kembali sehingga menjadi sarana pendidikan.
C. Penyimpangan dan Pemeliharaan Sarana Pendidikan
Kegiatan setelah proses pengadaan adalah pencatatan, penyimpanan, dan pemeliharaan
sarana pendidikan. Pencataan atau yang lebih dikenal dengan inventarisasi harus dilaksanakan
secara terperinci.Tujuan dari inventarisasi adalah sebagai berikut:
a. Tertib administrasidan tertib sarana pendidikan.
b. Pendaftaran, pengendalian dan pengawasan setiap sarana.
c. Usaha untuk memanfaatkan penggunaan setiap sarana.
d. Menunjang proses belajar mengajar.
Barang yang telah diinventarisir selanjutnya selanjutnya harus disimpan dan dipelihara.
Dalam penyimpanan barang perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Syarat-syarat penyimpanan barang yang baik, artinya barang tersebut disimpan ditempat yang
sesuai dengan barang yang disimpan.
b. Sifat barang yang disimpan, barang yang mudah pecah atau rusak dipisahkan dengan barang
yang tahan terhadap kerusakan.
c. Perencanaan penggunaan barang, barang yang sering digunakan dipisahkan dengan barang yang
jarang digunakan.
d. Persediaan dan bahan pemeliharaan, memisahkan barang yang memerlukan perawatan khusus
dengan barang yang tidak memerlukan perawatan khusus.
e. Biaya yang harus disediakan.
f. Tenaga yang diperlukan, masing-masing alat memerlukan tenaga yang berbeda beda dalam
pemeliharaan dan penyimpanan.
g. Prosedur kerja dan tata kerja organisasi, penanggung jawab harus disesuai dengan prosedur dan
tata kerja organisasi.
Contoh : Format Buku Induk Barang Inventaris
Identitas Sekolah
Nama dan alamat sekolah
Format VI. 8A
BUKU INDUK BARANG INVENTARIS
No Tgl Kode Nama Ket Jml
Pebl Brg
brg
Brg
1
2
3
4
5
6
Sat
7
Contoh: Format Buku Golongan Barang Inventaris
Identifikasi Sekolah
Nama dan Alamat Sekolah
Th.
Asal Dok
Pemb Brg Brg
8
9
10
Kds
Brg
11
Format VI. 8A
Hrg
Ket
12
13
BUKU GOLONGAN BARANG INVENTARIS
Golongan Barang:……………………..
Angka Sandi Jenis Barang:…………………..
No
NUBI Kode Nama Ket Jml Sat
Brg
Brg
Brg
1
2
3
4
5
6
7
Contoh: Format Buku Catatan Barang Non Inventaris
Identitas Sekolah
Nama dan Alamat Sekolah
Th.
Kds
Pemb Brg
8
9
Hrg
Lokasi Ket
10
11
12
Format VI. 8C
BUKU CATATAN BARANG NON INVENTARIS
No
Nama No.
Ket. Jml Sat Th.
Asal Tgl. Kds Harga Jml
Brg
Kartu Brg Brg.
Pemb. Brg. Penr Brg. Sat.
Hrg
Stok
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Ket.
13
D. Penggunaan Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan yang disediakan dimaksudkan untuk digunakan memperlancar proses
belajar mengajar. Sarana pendidikan ditinjau dari fungsinya dapat digolongkan menjadi:
a. Sarana pendidikan yang langsung digunakan dalam proses belajar mengajar, seperti alat
pelajaran, alat peraga, dan media pendidikan.
b. Sarana pendidikan yang tidak langsung terlihat dalam proses pendidikan dan pengajaran, seperti
gedung, perabot kantor, kamar mandi dan sebagainya.
Pengaturan penggunaan sarana pendidikan dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a. Banyaknya sarana pendidikan untuk tiap-tiap macam.
b. Banyaknya kelas masing-masing tingkat.
c. Banyaknya siswa dalam tiap-tiap kelas.
d. Banyaknya ruang atau kelas yang ada di sekolah.
e. Banyaknya guru atau karyawan yang terlihat dalam penggunaan sarana pendidikan.
Dengan memperhatikan faktor-faktor di atas penggunaan sarana pendidikan dapat diatur
sebagai berikut:
a. sarana pendidikan untukm kelas tertentu
b. sarana pendidikan untuk beberapa kelas
c. sarana pendidikan untuk semua kelas
d.sarana pendidikan yang dapat digunakan oleh umum.sarana pendidikan yang digunakan
untuk beberapa kelas dan semua murid, murid yang akan membutuhkannya akan
dibawa ke ruang atau kelas tersebut disebut kelas berjalan.
a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
c.
d.
Pengaturan penggunaan sarana pendidikan dengan kelas berjalan mempunyai keuntungan
dan kelemahan. Adapun keuntungan dengan kelas jalan adalah sebagai berikut (Suharsimi,
1979):
Sarana pendidikan lebih terawat dan tidak lekas rusak.
Jika siswa sedang mengadakan percobaan yang menunggu proses beberapahari tidak akan
terganggu.
Guru dan petugas dapat lebih matang dalam mengadakan persiapan
Tanggung jawab terhadap sarana pendidikan akan diberikan kepada petugas khusus
Dapat untuk mengatasi kekurangan sarana pendidikan.
Sedangkan kelemahan atau kesulitan kelas berjalan adalah sebagai berikut:
Waktu siswa banyak terbuang karena harus pindah kelas.
Percobaan yang dilakukan siswa kelas tertentu akan terganggu oleh siswa lain jika sarana yang
digunakan sama.
Pengaturan waktu akan lebih sulit.
Kerusakan sarana pendidikan akan sulit diketahui siapa penanggung jawab atas kerusakannya.
E. Penghapusan Sarana Pendidikan
Kerusakan kecil pada sarana pendidikan masih mungkin diperbaiki tetapi apabila
kerusakan besar diperbaiki sudah tidak ekonomis, efektif dan efisien, sarana tersebut sebaiknya
dihapuskan. Penghapusan sarana dari daftar inventaris berfungsi sebagai berikut:
a. Mencegah atau mengurangi kerugian yang lebih besar.
b. Mengurangi pemborosan biaya.
c. Meringankan beban kerja inventarisasi.
d. Membebaskan tanggung jawab satuan organisasi terhadap suatu barang atau sarana pendidikan.
Beberapa pertimbangan yang dapat dipakai sebagai alsan penghapusan sarana pendidikan
adalah sebagai berikut:
a. Dalam keadaan rusak berat sehingga tidak dapat dipergunakan atau diperbaiki lagi.
b. Perbaikan memerlukan biaya yang yang besar sehingga tidak ekonomis.
c. Kegunaan sarana pendidikan tidak sebanding dengan biaya pemeliharaan dan perbaikannya.
d. Penyusutan sarana di luar kekuasaan pengurus sarana.
e. Tidak sesuai dengan kebutuhan saat ini.
f. Barang kelebihan, jika disimpan lebih lama akan rusak dan tidak terpakai lagi.
g. Adanya penurunamn efektifitas kerja.
h. Barang atau sarana pendidikan sudah tidak ada, karena dicuri, terbakar atau hilang.
a.
b.
c.
d.
Penghapusan barang atau sarana pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai macam
antara lain:
Penjualan, barang atau sarana pendidikan dijual.
Tukar menukar barang, barang yang tidak dipakai ditukarkan dengan barang baru atau sarana
baru.
Dihibahkan, barang atau sarana pendidikan yang tidak dipakai dihibahkan kepada lembaga lain
yang membutuhkan.
Dibakar, barang yang tidak mungkin dijual atau dihibahkan bisa dibakar.
F. Kesimpulan
1. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses kerja sama
pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien.(
bafadal,2003).
2. Tujuan daripada pengelolaan sarana dan prasarana sekolah ini adalah untuk memberikan layanan
secara profesional berkaitan dengan sarana dan prasarana pendidikan agar proses pembelajaran
bisa berlangsung secara efektif dan efisien.
3. Prinsip-prinsip manajemen sarana dan prasarana pendidikan Islam meliputi: 1) prinsip
pencapaian tujuan, 2) prinsip efisiensi, 3) prinsip administratif, 4) prinsip kejelasan tanggung
jawab, 5) prinsip kekohesifan.
4. Proses manajemen sarana dan prasarana pendidikan islam yang akan dibahas disini berkaitan
erat dengan : 1. perencanaan sarana dan prasarana pendidikan islam. 2. pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan islam. 3. inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan islam. 4.
pengawasan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan islam. 5. pengahapusan sarana
dan prasarana sekolah.
Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pelaksanaan pendidikan nasional harus menjamin pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan
di tengah perubahan global agar warga Indonesia menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cerdas, produktif, dan berdaya saing tinggi dalam pergaulan
nasional maupun internasional. Untuk menjamin tercapainya tujuan pendidikan tersebut,
Pemerintah telah mengamanatkan penyusunan delapan standar nasional pendidikan sebagaimana
diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimum tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.Pelaksanaan
pembelajaran dalam pendidikan nasional berpusat pada peserta didik agar dapat:
(a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
(b) belajar untuk memahami dan menghayati,
(c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
(d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan
(e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan.
Untuk menjamin terwujudnya hal tersebut diperlukan adanya sarana dan prasarana yang
memadai. Sarana dan prasarana yang memadai tersebut harus memenuhi ketentuan minimum
yang ditetapkan dalam standar sarana dan prasarana.Standar sarana dan prasarana ini untuk
lingkup pendidikan formal, jenis pendidikan umum, jenjang pendidikan dasar dan menengah
yaitu: Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).
Standar sarana dan prasarana ini mencakup:
1. kriteria minimum sarana yang terdiri dari perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan,
buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, serta perlengkapan lain
yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah,
2. kriteria minimum prasarana yang terdiri dari lahan, bangunan, ruang-ruang, dan instalasi daya
dan jasa yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah.
PENGERTIAN
1. Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah.
2. Prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah/madrasah.
3. Perabot adalah sarana pengisi ruang.
4. Peralatan pendidikan adalah sarana yang secara langsung digunakan untuk pembelajaran.
5. Media pendidikan adalah peralatan pendidikan yang digunakan untuk membantu komunikasi
dalam pembelajaran.
6. Buku adalah karya tulis yang diterbitkan sebagai sumber belajar.
7. Buku teks pelajaran adalah buku pelajaran yang menjadi pegangan peserta didik dan guru
untuk setiap mata pelajaran.
8. Buku pengayaan adalah buku untuk memperkaya pengetahuan peserta didik dan guru.
9. Buku referensi adalah buku rujukan untuk mencari informasi atau data tertentu.
10. Sumber belajar lainnya adalah sumber informasi dalam bentuk selain buku meliputi jurnal,
majalah, surat kabar, poster, situs (website), dan compact disk.
11. Bahan habis pakai adalah barang yang digunakan dan habis dalam waktu relatif singkat.
12. Perlengkapan lain adalah alat mesin kantor dan peralatan tambahan yang digunakan untuk
mendukung fungsi sekolah/madrasah.
13. Teknologi informasi dan komunikasi adalah satuan perangkat keras dan lunak yang berkaitan
dengan akses dan pengelolaan informasi dan komunikasi.
14. Lahan adalah bidang permukaan tanah yang di atasnya terdapat prasarana sekolah/madrasah
meliputi bangunan, lahan praktik, lahan untuk prasarana penunjang, dan lahan pertamanan.
15. Bangunan adalah gedung yang digunakan untuk menjalankan fungsi sekolah/madrasah.
16. Ruang kelas adalah ruang untuk pembelajaran teori dan praktik yang tidak memerlukan
peralatan khusus.
17. Ruang perpustakaan adalah ruang untuk menyimpan dan memperoleh informasi dari
berbagai jenis bahan pustaka.
18. Ruang laboratorium adalah ruang untuk pembelajaran secara praktik yang memerlukan
peralatan khusus.
19. Ruang pimpinan adalah ruang untuk pimpinan melakukan kegiatan pengelolaan
sekolah/madrasah.
20. Ruang guru adalah ruang untuk guru bekerja di luar kelas, beristirahat, dan menerima tamu.
21. Ruang tata usaha adalah ruang untuk pengelolaan administrasi sekolah/madrasah.
22. Ruang konseling adalah ruang untuk peserta didik mendapatkan layanan konseling dari
konselor berkaitan dengan pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
23. Ruang UKS adalah ruang untuk menangani peserta didik yang mengalami gangguan
kesehatan dini dan ringan di sekolah/madrasah.
24. Tempat beribadah adalah tempat warga sekolah/madrasah melakukan ibadah yang
diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu sekolah.
25. Ruang organisasi kesiswaan adalah ruang untuk melakukan kegiatan kesekretariatan
pengelolaan organisasi peserta didik.
26. Jamban adalah ruang untuk buang air besar dan/atau kecil.
27. Gudang adalah ruang untuk menyimpan peralatan pembelajaran di luar kelas, peralatan
sekolah/madrasah yang tidak/belum berfungsi, dan arsip sekolah/madrasah.
28. Ruang sirkulasi adalah ruang penghubung antar bagian bangunan sekolah/madrasah.
29. Tempat berolahraga adalah ruang terbuka atau tertutup yang dilengkapi dengan sarana untuk
melakukan pendidikan jasmani dan olah raga.
30. Tempat bermain adalah ruang terbuka atau tertutup untuk peserta didik dapat melakukan
kegiatan bebas.
31. Rombongan belajar adalah kelompok peserta didik yang terdaftar pada satu satuan kelas.
PRASANA SEKOLAH
Sebuah SD/MI sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:
1. ruang kelas,
2. ruang perpustakaan,
3. laboratorium IPA,
4. ruang pimpinan,
5. ruang guru,
6. tempat beribadah,
7. ruang UKS,8. jamban,
9. gudang,
10. ruang sirkulasi,
11. tempat bermain/berolahraga.
Sebuah SMP/MTs sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:
1. ruang kelas,
2. ruang perpustakaan,
3. ruang laboratorium IPA,
4. ruang pimpinan,
5. ruang guru,
6. ruang tata usaha,
7. tempat beribadah,
8. ruang konseling,
9. ruang UKS,
10. ruang organisasi kesiswaan,
11. jamban,
12. gudang,
13. ruang sirkulasi,
14. tempat bermain/berolahraga.
Sebuah SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:
1. ruang kelas,
2. ruang perpustakaan,
3. ruang laboratorium biologi,
4. ruang laboratorium fisika,
5. ruang laboratorium kimia,
6. ruang laboratorium komputer,
7. ruang laboratorium bahasa,
8. ruang pimpinan,
9. ruang guru,
10. ruang tata usaha,
11. tempat beribadah,
12. ruang konseling,
13. ruang UKS,
14. ruang organisasi kesiswaan,
15. jamban,
16. gudang,
17. ruang sirkulasi,
18. tempat bermain/berolahraga
KONSEP SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN ISLAM
Oleh: M. Nasrudin Rosid
Abstrak: Berbagai macam cara telah dilakukan praktisi pendidikan untuk meningkatkan
mutu pendidikan, salah satunya adalah dengan pemenuhan sarana dan prasarana
pendidikan. Kemampuan guru dan lembaga dalam memenuhi kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan akan sangat mempengaruhi efektifitas pembelajaran. Artikel
singkat ini akan menjelaskan konsep sarana dan prasarana pendidikan yang dapat
menunjang dalam proses belajar mengajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
dengan hasil yang maksimal.
Kata kunci: Sarana, Prasarana, Pendidikan Islam
PENDAHULUAN
Pendidikan Islam merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen penting yang
saling berhubungan. Di antara komponen yang ada dalam sistem tersebut adalah sarana dan prasarana.
Pengkajian terhadap sarana dan prasarana memang menjadi bahan diskusi yang tetap aktual dan
menarik, sebab sarana prasarana turut menentukan berhasil tidaknya proses pendidikan yang
dilaksanakan dalam mencapai tujuan pendidikan. Untuk itu sarana dan prasarana mesti dikembangkan
secara dinamis sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan zaman.
PENGERTIAN
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau
tujuan; alat; media.[1] Menurut E. Mulyasa, Sarana Pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang
secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar, mengajar,
seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.[2]
Sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar-mengajar. Menurut Tim
Penyusun Pedoman Pembakuan Media Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang
dimaksud dengan:
Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar-mengajar, baik
yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan
dengan lancar, teratur, efektif dan efisien.[3]
Sedangkan pengertian prasarana secara etimologis (arti kata) prasarana berarti alat tidak
langsung untuk mencapai tujuan. Dalam pendidikan misalnya: lokasi/tempat, bangunan sekolah,
lapangan olah raga, uang dan sebagainya. Sedang sarana seperti alat langsung untuk mencapai tujuan
pendidikan, misalnya: ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya.[4]
Menurut Ibrahim Bafadal bahwa prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan
dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.[5]
Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang
secara langsung dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, baik yang
bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar,
teratur, efektif dan efesien. Sedangkan yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas
yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman,
kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi dimanfaatkan secaralangsung untuk proses belajar
mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan
olah raga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.
FUNGSI JENIS DAN SIFAT SARANA DAN PRASARANA
Fasilitas atau benda-benda pendidikan dapat ditinjau dari fungsi, jenis atau sifatnya, yaitu:
Pertama, Ditinjau dari fungsinya terhadap PBM. Sarana dan prasarana pendidikan ada yang berfungsi
tidak langsung (kehadirannya tidak sangat menentukan dan ada yang berfungsi langsung (kehadirannya
sangat menentukan) terhadap PBM. prasarana pendidikan berfungsi tidak langsung (kehadirannya tidak
sangat menentukan), termasuk dalam prasarana pendidikan ini adalah tanah, halaman, pagar, tanaman,
gedung/bangunan sekolah, jaringan jalan, air, listrik, telepon, serta perabot/mobiler. Sedangkan sarana
pendidikan berfungsi langsung (kehadirannya sangat menentukan) terhadap PBM, seperti alat pelajaran,
alat peraga, alat praktek dan media pendidikan.
Kedua, Ditinjau dari jenisnya. Fasilitas pendidikan dapat dibedakan menjadi fasilitas fisik dan
fasilitas nonfisik. Fasilitas fisik atau fasilitas material yaitu segala sesuatu yang berwujud benda mati
atau dibendakan yang mempunyai peran untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha, seperti
kendaraan, mesin tulis, komputer, perabot, alat peraga, model, media, dan sebagainya. Fasilitas nonfisik
yakni sesuatu yang bukan benda mati, atau kurang dapat disebut benda atau dibendakan, yang
mempunyai peranan untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha seperti manusia, jasa, uang.
Ketiga, Ditinjau dari sifat barangnya. Sarana dan prasarana pendidikan dapat dibedakan menjadi
barang bergerak dan barang tidak bergerak, yang kesemuanya dapat mendukung pelaksanaan tugas.
Barang bergerak atau barang berpindah/dipindahkan dikelompokkan menjadi barang habis-pakai dan
barang tak habis pakai.
1) Barang habis-pakai ialah barang yang susut volumenya pada waktu dipergunakan, dan dalam jangka
waktu tertentu barang tersebut dapat susut terus sampai habis atau tidak berfungsi lagi, seperti
kapur tukis, tinta, kertas, spidol, penghapus, sapu dan sebagainya. (Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 225/MK/V/1971 tanggal 13 April 1971).
2) Barang tak-habis-pakai ialah barang-barang yang dapat dipakai berulang kali serta tidak susut
volumenya semasa digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama, tetapi tetap memerlukan
perawatan agar selalu siap-pakai untuk pelaksanaan tugas, seperti mesin tulis, komputer, mesin
stensil, kendaraan, perabot, media pendidikan dan sebagainya.
Sedangkan barang tidak bergerak ialah barang yang tidak berpindah-pindah letaknya atau tidak
bisa dipidahkan, seperti tanah, bangunan/gedung, sumur, menara air, dan sebagainya. [6]
SARANA DAN PRASARANA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Menurut Nawawi (1987), dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua jenis
sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar
mengajar. Sebagai contonya adalah kapur tulis, atlas dan sarana pendidikan lainnya yang digunakan
guru dalam mengajar.
Kedua, sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar
mengajar, seperti lemari arsip di kantor sekolah merupakan sarana pendidikan yang secara tidak
langsung digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar.
Sedangkan bila tinjau dari fungsi dan peranannya dalam proses belajar mengajar, maka sarana
pendidikan dapat dibedakan menjadi: Pertama, Alat pelajaran. Alat pelajaran adalah alat yang
digunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar. Alat ini mungkin berwujud buku tulis,
gambar-gambar, alat-alat tulis-menulis lain seperti kapur, penghapusan dan papan tulis maupun alatalat praktek, semuanya termasuk ke dalam lingkup alat pelajaran.[7]
Kedua, Alat peraga. Alat peraga mempunyai arti yang luas. Alat peraga adalah semua alat
pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa benda ataupun perbuatan dari yang tingkatannya
paling konkrit sampai ke yang paling abstrak yang dapat mempermudah pemberian pengertian
(penyampaian konsep) kepada murid. Di samping itu, alat peraga sangatlah penting bagi pengajar untuk
mewujudkan atau mendemonstrasikan bahan pengajaran guna memberikan pengertian atau gambaran
yang jelas tentang pelajaran yang diberikan. Hal itu sangat membantu siswa untuk tidak menjadi siswa
verbalis.[8]
Dengan bertitik tolak pada penggunaannya, maka alat peraga dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a) Alat peraga langsung, yaitu jika guru menerangkan dengan menunjukkan benda sesungguhnya (benda
dibawa ke kelas, atau anak diajak ke benda); [9]
b) Alat peraga tidak langsung, yaitu jika guru mengadakan penggantian terhadap benda sesungguhnya.
Berturut-turut dari yang konkrit ke yang abstrak, maka alat peraga dapat berupa: Benda tiruan
(miniatur), Film, Slide, Foto, Gambar, Sketsa atau bagan. Disamping pembagian ini, ada lagi alat
peraga atau peragaan yang berupa perbuatan atau kegiatan yang dilakukan oleh guru. Sebagai
contoh jika guru akan menerangkan bagaimana orang: berkedip, mengengadah, melambaikan
tangan, membaca dan sebagainya, maka tidak perlu menggunakan alat peraga. Tetapi ia
memperagakan.[10]
Ketiga, Media pengajaran. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.[11]
Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai
tujuan pengajaran. Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang
pikiran, perasaan dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar
pada dirinya.
Oleh karena itu, Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa) untuk
belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
[12]
Menurut Ramayulis, Alat/Media pendidikan atau pengajaran mempunyai peranan yang sangat
penting. Sebab alat/media merupakan sarana yang membantu proses pembelajaran terutama yang
berkaitan dengan indera pendengaran dan penglihatan. Adanya alat/media bahkan dapat mempercepat
proses pembelajaran murid karena dapat membuat pemahaman murid lebih lebih cepat pula.[13]
Media pendidikan mempunyai peranan yang lain dari peraga. Media pendidikan adalah sarana
pendidikan yang digunakan sebagai perantara di dalam proses belajar mengajar, untuk lebih
mempertinggi efektifitas dan efesiensi, tetapi dapat pula sebagai pengganti peranan guru.
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap
siswa.Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu
keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Di samping
membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pengajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan
pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan
memadatkan informasi.[14]
SARANA DAN PRASARANA DALAM KONTEKS PENDIDIKAN ISLAM
Dalam al-Qur’an juga ditemukan ayat-ayat yang menunjukkan bahwa pentingnya sarana dan
prasarana atau alat dalam pendidikan. Makhluk Allah berupa hewan yang dijelaskan dalam al-Qur’an
juga bisa menjadi alat dalam pendidikan. Seperti nama salah satu surat dalam al-Qur’an adalah an-Nahl
yang artinya lebah. Dalam ayat ke 68-69 di surat itu Allah menerangkan yang artinya adalah sebagai
berikut :
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohonpohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”, kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam)
buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke
luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.[15]
Jelaslah bahwa ayat di atas menerangkan bahwa lebah bisa menjadi media atau alat bagi orangorang yang berpikir untuk mengenal kebesaran Allah yang pada gilirannya akan meningkatkan keimanan
dan kedekatan (taqarrub) seorang hamba kepada Allah SWT. Nabi Muhammad SAW dalam mendidik
para sahabatnya juga selalu menggunakan alat atau media, baik berupa benda maupun non-benda.
Salah satu alat yang digunakan Rasulullah dalam memberikan pemahaman kepada para sahabatnya
adalah dengan menggunakan gambar.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan al-Hakim dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, ”Rasulullah
membuatkan kami garis dan bersabda, ”Ini jalan Allah.” Kemudian membuat garis-garis di sebelah
kanan dan kirinya, dan bersabda, ”Ini adalah jalan-jalan (setan).” Yazid berkata, ”(Garis-garis) yang
berpencar-pencar.” Rasulullah SAW bersabda, ”Di setiap jalan ada setan yang mengajak kepadanya.
Kemudian beliau membaca ayat Al-Qur’an (Q.S. al-An’am/6: 153).yang artinya adalah sebagai berikut :
Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan
janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) , karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari
jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.[16]
Hadis di atas terlihat jelas bahwa Rasulullah SAW menggunakan garis-garis sebagai alat
pendidikan untuk menjelaskan apa yang ingin beliau sampaikan kepada para sahabatnya.
Perlu pula ditegaskan bahwa dalam konteks pendidikan Islam, M. Arifin menyebutkan alat-alat
pendidikan harus mengandung nilai-nilai operasional yang mampu mengantarkan kepada tujuan
pendidikan Islam yang sarat dengan nilai-nilai. Nilai-nilai tersebut tentunya berdasarkan kepada dasar
atau karakteristik pendidikan Islam itu sendiri.
Dewasa ini, pengembangan sarana dan prasaranan pendidikan semakin pesat seiring dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan Islam juga tetap melakukan berbagai
inovasi termasuk dalam pengembangan penggunaan alat pendidikan sehingga membantu kelancaran
proses pendidikan tersebut. Namun penggunaan alat tersebut mesti tetap berlandaskan kepada dasardasar pendidikan Islam dan mengacu kepada tujuan yang telah direncanakan.
PENUTUP
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana pendidikan Islam
adalah semua perangkat atau fasilitas atau perlengkapan dasar yang secara langsung dan tidak langsung
dipergunakan untuk menunjang proses pendidikan dan demi tercapainya tujuan pendidikan Islam,
khususnya proses belajar mengajar. Kemampuan lembaga dalam memenuhi sarana dan prasarana, dan
kemampuan guru dalam pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan merupakan faktor yang penting
yang dapat menentukan keberhasilan dari proses belajar mengajar.
Download