Putri Kinanti Bahar

advertisement
PENDEKATAN KOMUNIKASI ORANG TUA KEPADA ANAK DALAM
MEMBERIKAN PEMAHAMAN TERHADAP TAYANGAN TELEVISI
* Putri Kinanti Bahar ** Sumadi *** Saidin
Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Haluoleo
Kampus Hijau Bumi Tri Dharma Anduonohu, Kendari 93232
[email protected]
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk pendekatan
orang tua dalam memberi pemahaman tayangan televisi pada anak usia sekolah
dasar.
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kompleks Pasar Lama Kecamatan
Mandonga Kota Kendari. Penentuan lokasi tersebut atas dasar pertimbangan bahwa
rata-rata orang tua di Kompleks Pasar Lama memiliki anak-anak usia sekolah dasar
yang juga gemar menonton tayangan Televisi dan memerlukan penerapan bentuk
komunikasi yang tepat guna memberi pemahaman tayangan televisi pada anak.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan informan sebanyak sebelas
orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk pendekatan orang tua dalam
memberi pemahaman tayangan Televisi pada anak usia sekolah dasar di Kompleks
Pasar Lama Kecamatan Mandonga Kota Kendari terdiri dari tahapan komunikasi
antar persona yakni memberi pengertian dan mengungkapkan pandangan pada anak
dengan melakukan komunikasi langsung pada anak-anak guna mengungkapkan
pandangan yang dapat memberikan pengertian baik yang positif dan yang negatif
dari tayangan tersebut yang dapat mempererat hubungan kasih sayang antara orang
tua dengan anak.
Kata Kunci: pendekatan komunikasi orang tua pada anak tentang tayangan
televisi
ABSTRACT
The problem in this research is how to shape the approach of parents in
giving an understanding of television on children of primary school age.
The location of this research was conducted in the Old Market District of
Mandonga Complex Kendari. The determination of these locations based on the
consideration that the average parent in the Old Market Complexes have children
of primary school age who are also fond of watching television and requires the
application of appropriate forms of communication in order to provide an
understanding of television on children. This study uses a qualitative method with
an informant as much as eleven people.
The results showed that the kind of approach the parents in giving an
understanding of impressions Television at primary school age children in the
complex of the Old Market District of Mandonga Kendari consists of the stages of
communication between persona that gives understanding and expressing the views
of children with communication directly to children to express the views can
provide a good understanding of the positive and the negative of such impressions
that can deepen ties of affection between parents and children.
Keywords: communications approach parents to children on television
PENDAHULUAN
Keberadaan stasiun televisi di Indonesia menunjukan perkembangan yang
cukup spektakuler. Secara nasional, 11 stasiun televisi yang berpusat di Jakarta
mempunyai stasiun relay diberbagai wilayah. Dari jumlah tersebut, hanya satu yang
status kepemilikannya saat ini berbadan hukum Lembaga Penyiaran Publik yakni
TVRI, selebihnya berbadan hukum swasta. Menjamurnya stasiun televisi
menumbuhkan ketatnya persaingan antar industri penyiaran, sehingga "perang"
program siaran antar televisi menjadi menu wajib sehari-hari. Program yang
ditawarkan berorientasi pada pemenuhan selera pasar.
Saat ini, tayangan televisi dipenuhi dengan beragam acara Televisi. Sinetron
mudah dinikmati oleh siapa saja, termasuk anak-anak, walau terkadang acara
tersebut berisi tentang cerita kehidupan yang belum sesuai untuk anak. Tayangan
tersebut tidak jarang memasuk kan adegan selingan yang tidak layak dikonsumsi
anak-anak ke dalam cerita utamanya, misalnya tentang percintaan, persaingan yang
tidak sehat, perkelahian, atau saling hina dengan menggunakan kata-kata kasar.
Cerita untuk anak pada dasarnya haruslah mengangkat tema yang mendidik,
alurnya lurus dan tidak berbelit-belit, menggunakan setting yang ada di sekitar
mereka atau ada didunia mereka, tokoh dan penokohan mengandung peneladanan
yang baik, gaya bahasanya mudah dipahami tapi mampu mengembangkan bahasa
anak, sudut pandang orang yang tepat, dan imajinasi masih dalam jangkauan anakanak. Cerita yang banyak disuguhkan saat ini terkadang terlalu berlebihan dalam
menonjolkan khayal yang jauh dari realita kehidupan. Namun dapat ditebak jika
anak-anak akan tetap tertarik atau malah semakin tertarik untuk menontonnya,
karena anak-anak dikatakan sangat menyukai dongeng, cerita rakyat, dan bahkan
cerita khayalan. Kesan-kesan tersebut dilengkapi dengan fantasi anak. Namun, pada
realitas yang terjadi sehari- hari, anak-anak tidak hanya menunjukkan minatnya
terhadap tayangan yang berkisah tentang cerita-cerita fantasi yang sarat khayal.
Anak-anak sekarang sudah turut serta menyaksikan tayangan-tayangan yang bukan
ditargetkan untuk mereka.
Anak-anak menonton apa saja karena kebanyakan keluarga tidak memberi
batasan menonton yang jelas. Padahal, disadari atau tidak, tindakan konsumtif
terhadap televisi dapat mempengaruhi perkembangan psikologis anak. Anak-anak
usia sekolah dasar, yakni antara 5 sampai 12 tahun, baru memasuki masa dimana
mereka dapat mengenali dan selanjutnya bersimpati atau bahkan berantipati
terhadap apa saja yang menarik perhatiannya. Pada usia tertentu ketika berada pada
fase sekolah dasar, anak kurang dapat melihat perbedaan khayalan dan kenyataan.
Pada usia ini, anak cenderung lebih mudah percaya, terpengaruh dan selanjutnya
mengimitasi hal-hal yang dilihatnya, termasuk tayangan televisi. Terlebih jika
kegiatan menonton tesebu tdilakukan dalam intensitas dan frekuensi tinggi serta
tanpa didampingi orangtua. Kekhawatiran akan penetrasi dampak negativ tayangan
yang pada dasarnya tidak layak dikonsumsi oleh anak-anak dapat diminimalisir
dengan
kesediaan
orang
tua dalam menunjukkan
peranannya sebagai
“penerjemah” bagi anak. Kekhawatiran tersebut seringkali menjadi nyata, ketika
para pemirsa televisi lebih banyak mengeluhkan dampak negatif yang mungkin
terjadi ketimbang memainkan peranannya sebagai penyaring sekaligus pelindung
dari tayangan yang mendapat tuduhan dipenuhi oleh dampak negatif tersebut.
Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu,dan
merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk
sebuah keluarga. Orangtua memiliki tanggungjawab untuk mendidik, mengasuh dan
membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan
anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Dari penjabaran
Mengenai peranan orangtua tersebut, dapat disimpulkan betapa besarnya peranan
orangtua dalam memenuhi kebutuhan, mendidik, mengendalikan, serta menjadi
teladan bagi anaknya. Orang tua memiliki tanggung jawab penuh terhadap
perkembangan dan segala aktivitas anak, serta harus bisa membimbing,
mengawasi
dan
mengarahkan
untuk
melakukan.
Seperti hal yang terjadi di Kompleks Pasar Lama Kecamatan Mandonga
kota Kendari banyak anak-anak yang sering menonton Televisi tanpa di dampingi
Orangtua, sebagai anak sering menirukan apa yang mereka nonton bahkan sampai
pada adanya perubahan dalam gaya bahasa dan cara berteman. Sebab di Kompleks
Pasar Lama lebih banyak OrangTua yang berdagang di Pasar dan tidak
mendampingi anak mereka untuk menonton acara televisi
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Kompleks Pasar Lama Kecamatan Mandonga
Kota Kendari, dengan pertimbangan bahwa pada lokasi penelitian ini terdapat anak
menonton televisi tidak di dampingi oleh orang tua.
Dalam penelitian ini adalah keseluruhan warga di Kompleks Pasar Lama
Kecamatan Mandonga Kota Kendari yang berjumlah 74 Kepala Keluarga.
Berdasarkan subjek penelitian yang ada maka yang menjadi informan dalam
penelitian ini adalah Kepala Keluarga dari Kompleks Pasar Lama Kecamatan
Mandonga Kota Kendari.Ditetaapkan informan sebanyak 11 kepala keluarga.
Teknik penetapan informan dilakukan melalui teknik Purposive Sampling
yaitu penentuan informan dengan memilih secara sengaja berdasarkan
pertimbangan bahwa informan tersebut dapat menjelaskan aspek pendekatan
komunikasi orang tua tentang tayangan Televisi.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adala data kualitatif yaitu
data yang diperoleh berdasarkan pada bahan informasi/temuan dari objek yang
diteliti mengenai peran orangtua terhadap tayangan televisi.
Data yang diperoleh dikumpulkan kemudian dianalisis dengan teknik analisis
kualitatif hal yang dimaksud untuk memberikan gambaran tentang peran orangtua
terhadap tayangan televisi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pendekatan orang tua di Kompleks Pasar Lama Kelurahan Mandonga Kota
Kendari dalam memberi pemahaman tayangan televisi pada anak usia sekolah dasar
cukup beragam, orang tua yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil dan orang tua
yang memiliki pekerjaan dibidang swasta berbeda, apalagi untuk dengan orang tua
yang memiliki pekerjaan tidak tetap.
Hasil obsevasi penulis bahwa rata-rata orang tua di Kompleks Pasar Lama
Kelurahan Mandonga Kota Kendari memahami bahwa
anak-anak mereka
merupakan peniru paling ulung apalagi di usia balita, anak sangat cepat merespon
apapun yang didengar dan dilihatnya, termasuk tayangan televisi. kebiasaan
menonton televisi bisa membuat anak tumbuh jadi pribadi yang pasif, cuek dan
kurang peduli terhadap lingkungan sekitar. Jika berlebihan cenderung membuat
anak mengalami permasalahan dalam bersosialisasi. Kendati demikian, tak berarti
bila anak anak tidak boleh menonton televisi sama sekali untuk itu orang tua di
Kelurahan Mandonga Kota Kendari melakukan pendekatan dalam memberi
pemahaman tayangan televisi pada anak usia sekolah dasar.
Menonton televisi memang merupakan kegiatan yang mengasyikkan, tidak
hanya untuk anak-anak kita, tapi juga bagi kita orang dewasa. Televisi memang
sarat dengan hiburan yang menyenangkan untuk segala usia, dan juga merupakan
sarana pendidikan yang cukup efektif. Sebetulnya sudah banyak program
pendidikan yang dikemas menarik ditayangkan di televisi, seperti tentang program
mengenal huruf, mengenal angka, mempelajari benda-benda dan kegiatan-kegiatan
sehari-hari, memperkenalkan adat istiadat tiap suku, sampai dengan program yang
memandu anak membuat karya tertentu atau mengajak mereka mengenali dan
memahami proses pembuatan suatu hal yang menarik (proses pembuatan film
kartun, proses pembuatan coklat, dan lain-lain). Namun, jika kegiatan menonton tv
menjadi dominan dalam kehidupan anak, dengan sendirinya akan membatasi
peluang anak untuk melakukan kegiatan lain, yang mungkin tidak kalah pentingnya
bagi perkembangan sang anak.
Orang tua disini bukan berarti hanya orang tua yang melahirkan dan
membesarkan, namun orang yang lebih berpengalaman yang menghabiskan banyak
waktunya dengan seorang anak atau lebih adalah orang tua yang wajib
mendidiknya dan mengarahkannya. Untuk itu pendidikan moril dan materil adalah
hal penting untuk diberikan bagi anak termasuk mengarahkan anak dalam memilih
tayangan televisi.
Ikut mengawasi anak saat menonton, memberikan pengarahan dari setiap apa
yang mereka lihat dan memberikan nilai dari tanyangan yang dilihat akan
memberikan kedekatan secara emosional kepada orang tua dan anak. Akan lebih
banyak interaksi yang terjadi antara orang tua dan anak sehingga membentuk pola
komunikasi yang baik diantara keduanya.
Memilihkan program siaran khusus bagi anak sesuai umur dan minat mereka.
Anak cenderung akan menerima apasaja yang dilihat dari televisi. Perlu tayangantayangan di televisi seperti siaran pendidikan khusus yang dapat digunakan sebagai
sarana pendidikan bagi anak itu sendiri. orang tua akan berperan dalam pemilihan
atau menyeleksi tayangan-tayangan bagi anak.
Acara televisi bisa dikelompokkan dalam 3 kategori: Aman, Hati-hati, dan
Tidak Aman untuk anak. Acara yang ‘Aman’: tidak banyak mengandung adegan
kekerasan, seks, dan mistis. Acara ini aman karena kekuatan ceritanya yang
sederhana dan mudah dipahami. Anak-anak boleh menonton tanpa didampingi.
Acara yang ‘Hati-hati’: isi acara mengandung kekerasan, seks dan mistis namun
tidak berlebihan. Tema cerita dan jalan cerita mungkin agak kurang cocok untuk
anak usia SD sehingga harus didampingi ketika menonton. Acara yang “Tidak
Aman”: isi acara banyak mengandung adegan kekerasan, seks, dan mistis yang
berlebihan dan terbuka. Daya tarik yang utama ada pada adegan-adegan tersebut.
Anak juga perlu diajarkan bahwa ada waktu tersendiri untuk setiap kegiatankegiatannya. Atur waktu yang jelas, kapan menonton televisi, kapan belajar dan
kapan bermain. Walaupun anak sudah relaks dengan menonton televisi, anak tetap
butuh waktu untuk bermain. Televisi mengkondisikan anak menjadi pasif, hanya
menerima dan menyerap informasi dengan posisi tubuh yang juga pasif (cukup
dengan duduk), karena itu anak tetap perlu waktu untuk bermain (terutama bermain
dengan anak-anak lain) supaya mereka tetap aktif dan mampu bersosialisasi.
PEMBAHASAN
Pendekatan komunikasi orang tua kepada anak dalam memberikan
pemahaman terhadap tayangan televisi
Pentingnya situasi komunikasi antar pribadi ialah karena prosesnya
memungkinkan berlangsung secara dialogis. Dialog adalah bentuk komunikasi
antar pribadi yang menunjukkan terjadinya interaksi. Mereka yang terlibat dalam
komunikasi antar pribadi berfungsi ganda, masing-masing menjadi pembicara dan
pendengar secara bergantian. Dalam proses komunikasi dialogis nampak adanya
upaya dari para pelaku komunikasi untuk terjadinya pengertian bersama
(mutualinderstanding) dan empati.
Kaitannya dengan bentuk pendekatan orang tua dalam memberi pemahaman
tayangan televisi pada anak usia sekolah sekolah dasar di Kelurahan Mandonga
Kota Kendari bahwa dalam proses pemberian pemahaman tayangan tv tersebut
orang tua tidak terlepas dari komunikasi antar persona agar kegiatan pemahaman
tayang tv pada anak dapat berjalan dengan baik.
hubungan yang terjadi antara
orangtua dengan anaknya diperlukan komunikasi yang efektif. Hal ini diperlukan
karena komunikasi antar pribadi dilakukan secara dialogis, berupa percakapan.
Arus balik bersifat langsung. Orangtua sebagai komunikator dibutuhkan dalam
membantu persoalan-persoalan yang dihadapi seorang anak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk pendekatan orang tua dalam
memberi pemahaman tayangan televisi pada anak usia sekolah sekolah dasar di
Kelurahan Mandonga Kota Kendari terdiri dari tahapan komunikasi antar persona
yakni memberi pengertian pada anak, mengungkapkan pandangan, menghilangkan
asumsi negatif,dan mempererat kasih dan kepercayaan.
Bentuk pendekatan orang tua dalam memberi pemahaman tayangan televisi
pada anak usia sekolah dasar di Kelurahan Mandonga Kota Kendari salah satunya
adalah dengan mendampingi dan memberikan pengertian –pengertian mengenai isi
tayangan di televisi. Dengan begitu anak semakin bertambah pengetahuan.
Cara mengungkapkan pandangan orang tua
pada anak adalah dengan
melakukan komunikasi langsung dengan anak-anak guna mengunggkapkan
pandangan yang dapat memberikan pengertian baik yang positif dan yang negative
dari tayangan tersebut. Bentuk pendekatan orang tua dalam memberi pemahaman
tayangan televisi pada anak usia sekolah dasar salah satunya dengan cara
mengungkapkan pandangan
Bentuk pendekatan orang tua dalam memberi pemahaman tayangan televisi
pada anak usia sekolah sekolah dasar di Kelurahan Mandonga Kota Kendari salah
satunya dengan menghilangkan asumsi negatif tayangan televisi yang merupakan
tanggung jawab orang tua dalam pemilihan atau menyeleksi tayangan siaran bagi
anak me reka yang bisa dilakukan melalui pendekatan komunikasi antar persona.
Fungsi komunikasi antar persona ialah berusaha meningkatkan hubungan
insani
(human relation), menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi,
mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagai pengetahuan dan pengalaman
dengan orang lain.
Tayangan yang ditampilkan televisi harus mendidik dan bermanfaat untuk
kepentingan anak-anak dan pelajar. "Tontonan televisi jangan lebih banyak
menayangkan kekerasan, sadis dan perkelahian, itu dapat mempengaruhi mental
serta kepribadian anak-anak yang masih sekolah.
Bentuk tayangan yang disiarkan televisi itu, tentu saja sedikit banyaknya akan
ditiru anak-anak. Hal ini sangat membahayakan bagi pertumbuhan anak-anak. Ia
juga mengharapkan peranan orang tua untuk mengawasi ekstraketat setiap tontonan
yang disaksikan anak-anak.
Solusi yang terbaik untuk dapat menyelamatkan anak-anak, adalah dengan
membatasi menonton televisi. Siaran di televisi itu harus dipilih yang tepat untuk
pelajar. Orang tua juga harus membatasi waktu menonton televisi. Disiplin waktu
juga perlu diterapkan dengan tegas kepada anak-anak, sehingga mereka tidak larut
hanya dengan menonton televisi di rumah.
Kebanyakan orangtua tidak menyadari dampak kebebasan media yang
kurang
baik
terhadap
anak-anak.Indikasi
demikian
terlihat
dari
tidak
diawasinya anak-anak dengan baik saat menonton televisi meski di layar diterakan
kata-kata dengan bimbingan orangtua (BO), dewasa (DW) dan remaja (R).
Memang tidak semua program televisi berdampak buruk bagi anak-anak. Ada juga
tayangan yang punya sisi baik, misalnya acara pendidikan. Banyak informasi bisa
diserap dari televisi yang tidak didapat dari tempat lain. Namun, di sisi lain banyak
juga acara televisi yang bisa berdampak buruk terhadap anak-anak.
Televisi mampu membuat orang pada umumnya mengingat 50 persen dari
apa yang mereka lihat dan dengar di layar, walaupun hanya sekali ditayangkan.
Pada anak-anak yang umumnya selalu meniru apa yang mereka lihat, tidak tertutup
kemungkinan perilaku dan sikap mereka akan meniru kekerasan yang ditayangkan
di televisi yang mereka tonton. Anak-anak terutama di bawah usia 10 tahun, sangat
rentan terhadap rekaman yang mereka Televisi sekarang telah menjelma sebagai
sahabat yang aktif mengunjungi anak-anak. Bahkan di lingkungan keluarga yang
para orang tuanya sibuk bekerja di luar rumah, televis telah berfungsi ganda, yaitu
sebagai penyaji hiburan sekaligus sebagai pengganti peran orang tua dalam
mendampingi keseharian anak-anak. lihat dan cerita yang mereka dengar.
Masih minimnya komitmen televisi nasional dalam ikut mendidik anak-anak
tampaknya menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi para pemilik dan pengelola televisi.
Orentasi pendidikan perlu menjadi semangat kerja para pemilik dan pengelola
televisi dalam rangka membantu tugas orang tua, sekolah dan masyarakat dalam
mengajarkan dan mendidik agama, budi pekerti, etos kerja, kedisiplinan, nilai-nilai
kesopanan dan kreatifitas di kalangan anak-anak dan remaja.
Bila anak-anak sudah mulai kecanduan televisi, maka mereka akan
mengabaikan tugas-tugas sekolah dan tugas-tugas rumah. Akibatnya anak akan
menjadi korban dari kecanggihan zaman. Sehari saja tidak menonton televisi, maka
si anak akan merasa tidak nyaman.
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk pendekatan orang tua dalam
memberi pemahaman tayangan televisi pada anak usia sekolah sekolah dasar di
Kelurahan Mandonga Kota Kendari terdiri dari tahapan komunikasi antar persona
yakni memberi pengertian dalam mendampingi dan memberi penjelasan pada anak
pada saat menonton televisi dan mengungkapkan pandangan pada anak dengan
melakukan komunikasi langsung guna menambah wawasan pada anak dengan
menghilangkan asumsi baik yang positif dan yang negatif dari tayangan tersebut
yang dapat mempererat hubungan kasih sayang antara orang tua dengan anak.
DAFTAR PUSTAKA
Abin, Syamsuddin Makmun, 1997. Psikologi Kependidikan,. Remaja Rosdakarya
Bandung
Arifin, Anwar, 1984, Strategi Komunikasi, Sebuah Pegantar Ringkas, Armico,
bandung
____________, 1995, Ilmu Komunikasi, raja Grafindo Persada, Jakarta
Achmad As, 1990. Manusia dan Informasi, Hasanuddin University Pers Ujung
Pandang.
Bulaeng, Andi. 2002 . Teori Manajemen dan Riset Komunikasi. Narendra. Jakarta.
----------- 2004. Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer. PT Andi :
Yogyakarta.
Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Rajagrafindo
Pratama. Jakarta.
Cangara, Hafied, 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya
Bandung.
D. Lawrence Kincaid, dan Wilbur Schram, 1997 komunikasi antar Manusia LP3ES
Effendy Onong Uchana, 1990, Ilmu Komunikasi dan Praktek, PT Rajawali Press
Jakarta
____________________1992, Hubungan Masyarakat, penerbit PT. Remaja Rosda
Karya Bandung
____________________1993, Ilmu Teori dan filsafat Komunikasi, PT Citra Aditya
Bakti
____________________1998, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT Remaja
Rosda Karya, Bandung
Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi : Teori & Praktik. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Fisher.B.aubrey, 1986 teori komunikasi suatu pengantar,Remaja Rosda Karya
Bandung
Dradjat, Zakiah, 1993. Psikologi Perkembangan Anak. Bina Aksara Jakarta
Irwanto, 1978. Pola Asuhan Orang Tua. PT. BPK Gunung Mulia
Liliweri, Alo, 1997. Komunikasi Antar Pribadi . PT. Citra Aditya Bakti Bandung.
Siahaan, 1991. Administrasi dan Supervisis Pendidikan. Pustaka Pelajar
Yogyakarta
Sobur. A, 1985. Komunikasi Orang Tua dan Anak. Angkasa Bandung
Download