BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era global di abad ke

advertisement
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f48
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era global di abad ke-21 ini yang ditandai oleh terjadinya persaingan secara
global di semua bidang kehidupan, perubahan yang sangat cepat setiap waktu yang
seringkali tak terduga dan terbukanya peluang baru bagi masyarakat untuk
berkembang serta terjadinya konfliks sosial. Untuk itu, dibutuhkan sumber daya
manusia (SDM) yang memiliki daya saing tinggi, mampu beradaptasi dengan setiap
perubahan, memiliki kreativitas dan inovasi, serta mampu menyelesaikan masalah
secara arif dan tepat.
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, diperlukan proses pendidikan yang
berkualitas, yaitu proses pembelajaran yang berorientasi pada pencapaian
kompetensi
tinggi
(high
order
thinking),
kemampuan
bekerjasama
dan
menyelesaikan masalah. Proses pendidikan berkualitas sangat tergantung pada peran
para pendidik (guru) sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pembelajaran di
kelas. Demikian pentingnya peran guru, sehingga Gagnon and Collay dalam Asyhar
dkk (2015:1-4) menyatakan bahwa reformasi pendidikan tak akan terjadi tanpa
adanya perubahan yang mendasar para guru dalam praktik pembelajaran di kelas.
Dalam upaya meningkatkan kualitas proses pembelajaran, pemerintah
melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah
mengeluarkan berbagai kebijakan pendidikan. Salah satu diantaranya adalah
pemberlakuan Kurikulum 2013 (K-13) sebagai penyempurnaan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). K-13 mulai berlaku tahun 2013 dan sudah diterapkan
pada semua sekolah pada tahun 2016. Saat ini, pemerintah secara intensif
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f48
2
melaksanakan pembekalan dan pelatihan bagi guru, kepala sekolah dan pengawas di
seluruh nusantara serta penyediaan fasilitas pendukung pembelajaran.
Kalau ditelaah secara mendalam, penyempurnaan K-13 menurut (Ibrahim,
2014:1-7) terletak pada beberapa aspek, antara lain: standar kompetensi lulusan
(SKL), standar isi (SI), standar proses, dan standar penilaian. Untuk standar proses,
K-13 secara jelas menekankan pada penerapan pendekatan ilmiah (scientific
approach) dalam kegiatan pembelajaran. Pendekatan ilmiah adalah suatu strategi
yang ditekankan pada proses inkuiri melalui langkah-langkah ilmiah yang dalam K13 dinyatakan dalam bentuk aktivias 5M, yaitu meliputi: mengamati (observation),
menanya
(questioning),
experiment/investigation),
mengumpulkan
menalar
(association),
informasi/data
dan
(doing
mempresentasikan
(presentation) (Kemendikbud, 2013). Konsep tentang pendekatan ilmiah ini
sebenarnya juga diamanatkan dalam penerapan KTSP melalui rangkaian kegiatan
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi (Depdiknas, 2006). Namun, kegiatan tersebut
dianggap kurang rinci tahapannya.
Pendekatan ilmiah dipandang sangat tepat diterapkan di bidang IPA karena
disamping sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPA yang mengkaji fakta, teori,
prinsip dan proses, juga cocok dengan proses penemuannya. Menurut Leslie and
Briggs dalam (Ibrahim, 2014:1-7), IPA ditemukan melalui proses ilmiah, dan
selayaknya IPA diajarkan melalui pendekatan ilmiah pula. Dengan demikian, peserta
didik akan terlatih berpikir dan bersikap analisis, kritis dan ilmiah.
Dalam penerapan pendekatan ilmiah pada Pelajaran IPA SMP/MTs, ada
banyak pilihan model pembelajaran aktif yang bisa digunakan oleh guru. Beberapa
di
antara
model
pembelajaran
yang
dianjurkan
dalam
penerapan
K-13
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f48
3
(Kemendikbud, 2013) adalah: discovery learning (DL), group investigation (GI),
problem-based learning (PBL), project-based learning (PjBL).
Berbagai hasil penelitian membuktikan bahwa model-model tersebut cukup
efektif digunakan dalam pembelajaran IPA baik di SMP maupun SMA dibandingkan
model konvensional. (Balim, 2009:1-20) melaporkan bahwa penerapan model DL
mampu meningkatkan pencapaian kognitif dan waktu retensi peserta didik dalam
belajar. Menurut (Nasrudin dan Azizah, 2010:763) model DL juga dapat
meningkatkan keterampilan berpikir dan sikap ilmiah peserta didik. Sementara,
(Asyhar, 2014:45) membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe group investigation (GI) dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan minat
dan hasil belajar siswa SMP.
Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran IPA tidak hanya dapat digunakan
untuk pencapaian tujuan kognitif dan psikomotor saja, melainkan juga bisa
digunakan untuk perbaikan karakter peserta didik. Hal ini telah dibuktikan oleh
(Edelson
dan
Gordin,
1997:1-11),
yang
mana
pembelajaran
IPA
dapat
membangkitkan motivasi dan minat belajar peserta didik. Menurut (Aktamis dan
Ergin, 2008:1-11), pendekatan ilmiah terbukti lebih efektif dibandingkan model
pembelajaran tradisional dalam meningkatkan kreativitas dan sikap ilmiah. Hal lain
dilaporkan oleh (Őzgelen, 2012:283) bahwa pendekatan ilmiah sangat mendukung
pencapaian pembelajaran yang berkaitan dengan kemampuan menyelesaikan
masalah. Peneliti lain (Shaibu and Mari, 2003:51-54) menyatakan bahwa pendekatan
ilmiah sangat mendukung peningkatan kemampuan berpikir formal peserta didik.
Yang menarik disampaikan oleh (Asyhar, dkk, 2015:1-3) dimana pembelajaran IPA
dapat disajikan secara terpadu dengan pendidikan karakter melalui proses ilmiah.
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f48
4
Di atas telah dijelaskan bahwa proses pembelajaran dengan pendekatan
ilmiah memerlukan rancangan aktivitas percobaan/eksperimen atau pengumpulan
data dan informasi oleh peserta didik. Data dan informasi yang telah dikumpulkan,
kemudian dianalisis dan ditelaah baik secara individual maupun berkelompok, lalu
dibuat kesimpulan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan peserta
didik.Terakhir siswa mengkomunikasikan hasil percobaan dan eksplorasinya dalam
diskusi kelas. Keterlibatan peserta didik dalam setiap kegiatan pembelajaran
semacam ini akan dirasa lebih menarik dan mengesankan sehingga akan menarik
minat siswa dalam belajar IPA.
Khusus untuk materi IPA Biologi SMP/MTs, kegiatan pembelajaran berbasis
pendekatan ilmiah ditekankan pada proses penemuan (inquiry) oleh peserta didik
sendiri dan bukan diberikan oleh guru. Dengan demikian, siswa akan terlibat secara
aktif selama proses pembelajaran. Proses ini dapat dilakukan di kelas dengan
menggunakan aneka sumber, dan di luar kelas dengan memanfaatkan lingkungan
sebagai media belajar. Pembelajaran seperti ini diharapkan akan lebih bermakna dan
menyenangkan karena peserta didik diberi kesempatan untuk mengembangkan
kreasitivitas dan keterampilan berpikir. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan
motivator dalam membelajarkan siswa. Namun, fakta di lapangan menunjukkan
bahwa sebagian besar guru IPA SMP/MTs Kota Jambi masih menerapkan
pembelajaran konvensional (Asyhar, dkk, 2014:2).
Kegiatan pembelajaran IPA Biologi di SMP pada Materi Eksosistem kelas
VII dengan pendekatan ilmiah dapat dilaksanakan di luar kelas dengan
memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai media atau sumber belajar. Agar proses
penemuan (inquiry) dan kegiatan pengumpulan data/informasi dapat berjalan secara
terarah, terukur,dan efisien, maka diperlukan suatu panduan pelaksanaan kegiatan
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f48
5
bagi peserta didik yang lebih dikenal dengan istilah Lembar KegiatanPeserta Didik
(LKPD).
Berbagai bentuk LKPD telah dikembangkan dan dipublikasikan oleh para
peneliti sebelumnya. Karsli dan Sahin (2009:1-12) mengembangkan LKPD berbasis
keterampilan proses ilmiah pada topik materi faktor-faktor yang mempengaruhi
kelarutan zat. LKPD yang dikembangkan Sosilowati (2013) lebih berorientasi pada
pembelajaran IPA terpadu (integrated sciences). Adapun Toeman et al (2013:173)
mengembangkan student worksheet yang untuk pembelajaran yang berbasis
konstruktivistik. Meskipun, sudah banyak produk LKPD IPA dikembangkan, namun
belum ada informasi tentang LKPD IPA yang disajikan dalam bentuk digital.
Semuanya dalam bentuk cetak (printed). Penggunaan LKPD dalam bentuk tercetak
ditemukan di semua sekolah di Jambi.
Informasi yang diperoleh dari beberapa guru IPA SMP/MTs Kota Jambi
menunjukkan bahwa penggunaaan LKPD cetak seringkali kurang membangkitkan
minat membaca para siswa. Padahal mereka harus memahami terlebih dahulu
sebelum kegiatan investigasi/percobaan dilakukan. Dalam hal ini, maka LKPD IPA
dalam bentuk digital merupakan inovasi baru yang diharapkan dapat mengatasi
masalah di atas karena LKPD Digital dapat didesain lebih menarik dan praktis.
Selain itu, LPKD digital dapat mengintegrasikan berbagai jenis media audio, visual
dan audiovisual sekaligus, sehingga diharapkan penggunaannya dalam pembelajaran
akan lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa.
Lebih dari itu, produk LKPD yang dikembangkan perlu disesuaikan dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat berpengaruh
terhadap gaya hidup para siswa, seperti HP, facebook, what’s App, dll. Oleh karena
itu, beberapa peneliti pendidikan memanfaatkan hasil-hasil teknologi modern
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f48
6
tersebut untuk meningkatkan proses dan hasil belajar peserta didik. (Hayati dkk.
2015:13-16) menggunakan media flipbook untuk meningkatkan hasil belajar fisika.
Sementara
Wood
cock
et
(2012:1-15)
menggunakan
smartphone
untuk
Siswa Yang Membutuhkan (%)
meningkatkan pembelajaran.
94,3%
80%
100
80
60
46%
40
0%
20
0
Media
Printed
Media
Audio
Media
Video
Multimedia
Jenis Media Yg Disukai
Gambar 1.1 Hasil survei awal siswa SMPN 5 Kota Jambi
Dari hasil survei tahun 2015 terhadap 35 siswa kelas VII SMPN 5 Kota
Jambi sebagaimana terlihat pada Gambar 1.1 di atas, sekitar 94,3% siswa menyukai
bahan ajar berbasis multimedia yang mengkombinasikan suara, gambar, teks, video
dan animasi, lebih dari 80% siswa menyukai media video, sekitar 46% menyukai
media/sumber belajar dalam bentuk cetak. Hasil survey awal juga menunjukkan
lebih 90% siswa memiliki handphone Android dan computer pribadi.
Dari uraian yang disajikan pada Gambar 1.1, maka perlu dilakukan penelitian
yang diberi judul: “Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
Digital IPA Biologi Berbasis Scientific Approach pada Materi Ekosistem untuk
Siswa Kelas VII SMP/MTs“
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f48
7
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan beberapa masalah penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimana mengembangkan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Digital
IPA Biologi Berbasis Scientific Approach yang sesuai dengan standar Kurikulum
2013 ?
2. Bagaimana kelayakan LKPD Digital IPA biologi Berbasis Scientific approach
yang dikembangkan?
3. Bagaimana kesan siswa dan guru yang menjadi subjek penelitian terhadap
pembelajaran yang menggunakan produk LKPD Digital IPA Biologi yang
dikembangkan.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian pengembangan ini adalah
sebagai berikut:
1.
Mengembangkan dan mendeskripsikan proses pengembangan produk LKPD
Digital IPA Biologi Berbasis Scientific Approach pada materi Ekosistem yang
cocok digunakan pada kelas VII SMP dan sesuai dengan tuntutan kurikulum
2013.
2.
Untuk melihat kelayakan produk LKPD Digital IPA Biologi Berbasis Scientific
approach yang dikembangkan.
3.
Mendeskripsikan respon siswa kelas VII yang menjadi subjek penelitian
terhadap penggunaan produk LKPD Digital IPA Biologi Berbasis Scientific
Approach yang dikembangkan.
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f48
8
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi banyak pihak,
antara lain:
1.
Tersedianya LKPD Digital IPA Biologi Berbasis Scientific Approach yang dapat
digunakan sebagai LKPD alternatif oleh guru-guru IPA SMP/MTs yang
memiliki lingkungan dan peserta didik dengan karakteristik yang sama atau
hampir sama dalam mengajarkan materi Ekosistem kepada peserta didik kelas
VII.
2.
Produk LKPD Digital IPA Biologi yang dikembangkan ini diharapkan dapat
memberikan inspirasi bagi para guru IPA SMP/MTs dalam melakukan inovasi
dan pengembangan LKPD-LKPD dengan menerapkan pendekatan ilmiah pada
materi-materi IPA yang lain sesuai tuntutan kurikulum.
3.
Tersedianya media atau sumber balajar IPA Biologi yang praktis dan dapat
digunakan kapan dan dimana saja oleh pengguna yaitu berupa LKPD Digital.
4.
Data dan informasi yang didapatkan dari penelitian dan pengembangan ini dapat
dimanfaatkan oleh berbagai pihak (siswa, mahasiswa, periset, praktisi
pendidikan, dan lain-lain) yang membutuhkannya, baik untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan, maupun untuk penerapan.
1.5 Spesifikasi Produk
Salah satu aspek penting dalam penelitian pengembangan adalah kekhasan
atau spesifikasi produk hasil pengembangan. Ini menjadi penciri atau pembeda
produk tersebut dari produk lain yang sejenis. Adapun spesifikasi produk LKPD
yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f48
1.
9
Produk LKPD digital IPA Biologi yang dikembangkan memiliki skenario
pembelajaran Berbasis Scientific Approach, yaitu kegiatan pembelajaran
dilaksanakan dengan memanfaatkan berbagai objek yang ada di lingkungan
sekolah sebagai media dan sumber data dan informasi.
2.
Produk LKPD digital IPA Biologi yang dikembangkan ini bersifat stand alone
dalam arti dapat diimplementasikan di hampir semua sekolah (SMP/MTs) di
Kota Jambi tanpa tergantung pada media dan fasilitas pendukung lain seperti
listrik, komputer dan lain-lain.
3.
Produk LKPD digital IPA Biologi yang dikembangkan ini sesuai dengan
tuntutan kurikulum IPA SMP/MTs yang berlaku, baik KTSP maupun K-13,
sehingga dapat diterapkan oleh sekolah yang menerapkan kedua kurikulum
tersebut.
4.
Produk LKPD digital IPA Biologi ini dilengkapi dengan manual atau petunjuk
penggunaannya, RPP dan skrip skenario pembelajaran dalam penerapannya di
kelas.
5.
Produk LKPD digital IPA Biologi yang dikembangkan dapat diintegrasikan
dengan berbagai jenis media seperti video, gambar, animasi dan lain dan
ditampilkan secara digital baik menggunakan computer PC, laptop, tercetak
ataupun HP.
6.
Bahasa yang digunakan dalam LKPD digital IPA Biologi yang dikembangkan
ini bersifat komunikatif, analogis dan sederhana sehingga memudahkan para
guru IPA dalam mengimplementasinya.
7.
Produk LKPD digital IPA Biologi yang dikembangkan dilengkapi
contoh-
contoh instrumen asesmen otentik yang dapat digunakan guru dalam evaluasi
pembelajarannya.
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f48
8.
10
Produk LKPD digital IPA Biologi yang dikembangkan hanya membahas Topik
Ekosistem bagi peserta didik kelas VII sesuai dengan kurikulum yang berlaku
SMP/MTs.
1.6 Asumsi dan Batasan Penelitian
1.6.1
Asumsi Penelitian
Untuk menghindari terjadinya bias dalam penelitian ini, maka perlu diberikan
beberapa asumsi dasar sebagai berikut:
1.
Peserta didik yang dijadikan subjek dalam penelitian dan pengembangan ini
memiliki gaya belajar (learning style) yang hampir sama, yaitu lebih cenderung
gaya belajar kinestetik yang lebih menyukai kegiatan pembelajaran dengan
melakukan aktivitas langsung.
2.
Penilaian yang diberikan oleh validator selama proses pengembangan LKPD
Digital IPA Biologi Berbasis Scientific Approach ini adalah bersifat objektif
dalam arti tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal dan tim pengembang.
3.
Tanggapan yang diberikan oleh peserta didik yang menjadi subjek dalam
penelitian dan pengembangan ini bersifat objektif yang hanya didasarkan atas
pendapatnya sendiri sesuai pengalaman yang mereka rasakan selama ujicoba
produk.
1.6.2
Batasan Penelitian
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor, penelitian pengembangan ini
dibatasi sebagai berikut:
1.
Materi yang dipilih dalam LKPD Digital IPA Biologi yang dikembangkan ini
terbatas pada topik Bahasan Ekosistem untuk kelas VII SMP/MTs.
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f48
2.
11
Model pembelajaran yang diadopsi dalam ujicoba LKPD Digital IPA Biologi
yang dikembangkan dalam pembelajaran nyata adalah model Discovery
Learning (DL).
3.
Ujicoba produk penelitian dilaksanakan di kelas VII SMP N 5 Kota Jambi.
1.7 Definisi Operasional
Untuk menghidari terjadinya persepsi yang berbeda tentang istilah-istilah
yang digunakan dalam penelitian ini, perlu diberikan beberapa definisi operasional
sebagai berikut:
1.
Discovery learning adalah model pembelajaran aktif yang berpusat pada peserta
didik (student centered) dan menekankan pada proses penemuan konsep oleh
peserta didik sendiri melalui kegiatan atau proses ilmiah.
2.
LKPD IPA Biologi dalam penelitian adalah Lembar Kegiatan Peserta Didik,
yang digunakan sebagai panduan/pedoman bagi peserta didik
dalam
mengerjakan kegiatan mengumpulkan data/informasi yang diperlukan untuk
memahami konsep pada Materi Ekosistem yang ditugaskan oleh guru.
3.
LKPD Berbasis Scientific Approach artinya LKPD yang pelaksanaan kegiatan
pembelajarannya memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber
belajar. Lingkungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua objek,
benda dan fasilitas yang ada di sekitar sekolah yang dapat digunakan oleh
peserta didik sebagai media dan sumber belajar.
4.
Pendekatan ilmiah adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan
pada proses ilmiah yang ditandai dengan minimal 5 kegiatan ilmiah yang
dikenal
dengan
5M
(mengamati,
menanya,
melakukan
Dicetak pada tanggal 2017-07-19
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f48
eksperimen/mengumpulkan
mengkomunikasikan).
12
data/informasi,
menalar,
menyimpulkan
dan
Download