5 BAB II KAJIAN TEORI A. Ritme Ritme merupakan sesuatu yang

advertisement
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Ritme
Ritme merupakan sesuatu yang menyangkut ketukan detik yang teratur,
tapi juga dengan pola yang teratur, dengan nada yang panjang ataupun pendek 1.
Ritme akan membawa sesuatu yang ritmis atau terpola, yang dalam memberi
hitungan/ketukan ada suatu penekanan atau aksen (untuk tiap lagu bisa berpola
tipikal atau bisa bersifat dialektis, tergantung dari struktur lagu) yang berulang
dengan pola yang teratur, sehingga pola ritmis akan terjadi pada tiap penekanan
tersebut2. Sitorus (2002 : 146) mengatakan ritme merupakan variasi dari tempo
dan beat yang mampu memberikan penekanan. Penekanan yang dimaksudkan
yakni berupa arti dari apa yang di sampaikan.
Pada prinsipnya ritme memiliki kesamaan dengan irama, hal tersebut
berkaitan dengan kesamaan sifat yang dimiliki. Kesamaan sifat keduanya terletak
pada variasi gerak naik turun, panjang pendek serta aksen yang memuat arti
tersendiri pada apa yang dihasilkan. Selain itu, irama maupun ritme selalu
berkaitan dengan gerak, bunyi dan melodi.
Seperti yang dijelaskan Soeharto (1986:3) bahwa melodi selalu berkaitan
dengan ritme, sebab kehadiran melodi selalu disertai ritme. Bedanya kalau pada
melodi perhatian kita diarahkan pada naik-turunnya nada-nada; pada ritme
diarahkan pada panjang-pendeknya bunyi serta perbedaan aksen yang akan
dilakukan.
1
2
Rendra Yulia, Belajar Main Piano untuk Pemula, (Yogyakarta : MedPress, 2009) hlm 22.
Ibid, 23.
5
Irama adalah keinginan musik untuk bervariasi antara nada panjang dan
pendek bukan menurut suatu pola yang diulang-ulang dalam setiap ruang birama,
tetapi secara tak terduga, penuh kejutan. Irama juga merupakan suatu prinsip
gerakan melodis yang penuh kehidupan, penuh dinamika, penuh variasi. Edmund
Prier (2008:90)
Irama dalam musik berfungsi sebagai prinsip aktif dan formal dalam arti
prinsip yang memberikan 'forma' atau bentuk tertentu pada nada-nada melodi,
Edmund Prier (2008:97). Pada dasarnya, irama untuk musik vocal dan perkusi
jauh berbeda. Hal ini di sebabkan karena alat musik perkusi tidak memiliki nada
sehingga dalam kenyataannya bunyi dari alat tersebut lebih statis dibandingkan
dengan irama musik vocal yang kelihatannya lebih dinamis. Edmund Prier
(2008:91).
....dinamika alat perkusi pada umumnya seolah-olah statis, artinya
keras-lembutnya sama. Tidak demikian halnya dengan alat-alat bukan
perkusi: terdapat kemungkinan peralihan / perubahan terus menerus
dari lembut sampai keras dan dari keras sampai lembut, yaitu dengan
crescendo dan descrescendo. Suara manusia benar-benar tidak
termasuk golongan alat-alat perkusi, melainkan sederajat dengan
golongan alat-alat tiup, sehingga kadang-kadang dibandingkan dengan
alat yang disebut "erofon yang berlidah ganda" (seperti misalnya:
hobo). Maka irama nyanyian juga agak jauh berbeda dengan sifat
irama perkusi, dan agak mirip dengan sifat irama dinamis alat musik
lain yang terus menerus dapat berubah (accelerando-ritardando).
B.
Instrumen Tiup
Instrumen tiup adalah suatu alat musik yang mengandung suatu jenis
penalun (resonator), biasanya suatu tabung, yang kolom udara di dalamnya
digetarkan dengan cara meniup ke atau melalui suatu tempat di ujung penalun.
6
Titinada (pitch) getaran ditentukan oleh panjang tabung dan modifikasi manual
panjang efektif kolom getar udara, Fathur Rasyid (2010).
Bambu’a merupakan sebuah instrumen tiup yang berasal dari kulit kerang
dimana bagian tengah dari kerang tersebut di beri lubang dan jika di tiup akan
menghasilkan bunyi. Meski tidak bernada, besar dan kecilnya alat ini menentukan
warna suara yang akan dihasilkan. Bambu’a di gunakan oleh para penjual ikan di
provinsi Gorontalo untuk menjajakan jualan mereka. Bambu’a saat ini berfungsi
sebagai media penyampai pesan penjual ikan kepada para pelanggan yang
menjadi penerima pesan. Bunyi bambu’a, dari masing-masing penjual ikan ini
memiliki irama atau ritme yang berbeda-beda. Mulai dari irama yang panjangpendek, hingga irama yang terputus-putus (stacato).
Hingga saat ini belum ada teori yang menjelaskan tentang asal mula
ditemukannya bambu’a. Namun berdasarkan data yang diperoleh, bambu’a telah
digunakan sebagai alat penyampai pesan antara para penjual ikan dan pembeli
sejak tahun 1950-an (Bakri, 29 Oktober 2012). Bambu’a memberikan pengaruh
yang cukup besar bagi masyarakat di Gorontalo, hal ini dibuktikan dengan
penyampaian pesan lewat bunyi yang di mainkan. Dengan adanya bunyi bambu’a,
pembeli dapat mengetahui bahwa sedang ada penjual ikan yang akan lewat di
depan rumahnya. Dan hal ini memudahkan masyarakat untuk membeli ikan tanpa
harus pergi ke pasar.
C. Analisis
Analisis adalah proses menguji sifat-sifat dan konotasi-konotasi sebuah
konsep, ide, atau wujud. Analisis ini berbeda dengan disintegrasi yang
7
berlangsung secara terus menerus, yang disesuaikan dengan rencana yang
terbatas. Hasil akhir sebuah analisis adalah sebuah pemisahan atau sifat-sifat baik
dilihat secara keseluruhan dengan apa yang dianalisis dan dari masing-masing
bagian terpisah dari sifatnya tersebut3.
Websters's dalam Takari (1994:4) menjelaskan, analisis adalah pemisahan
atau pemecahan suatu kesatuan ke dalam unsur-unsur fundamental atau bagianbagian komponen. Berdasarkan kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
analisis musik merupakan suatu proses menelaah atau mengkaji suatu karya musik
yang utuh menjadi bagian-bagian atau komponen-komponen musik hingga
terkecil agar lebih mudah di pahami dengan tujuan memahami keadaan yang
sebenarnya daripada karya musik tersebut.
a. Bentuk musik
Bentuk musik atau ilmu bentuk musik merupakan bagian total dari teori
musik. Edmund prier (2011 : 2), menyatakan bahwa bentuk musik merupakan
suatu gagasan / ide yang nampak dalam pengolahan / susunan semua unsur
musik dalam sebuah komposisi (melodi, irama, harmoni dan dinamika). Ide ini
mempersatukan nada-nada musik serta terutama bagian-bagian komposisi yang
dibunyikan satu persatu sebagai kerangka. Bentuk musik dapat dilihat juga
secara praktis sebagai 'wadah' yang 'diisi' oleh seorang komponis dan diolah
sedemikian hingga menjadikan musik yang hidup.
3
Takari M & Tarigan, Analisis Struktur Musik Dalam Etnomusikologi. (Medan : Jurusan
Etnomusikologi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, 1994) hlm 4.
8
Bentuk analisis musik penulis perlukan untuk menjadikan data lebih teratur
dan tertata rapih terutama pada susunan bentuknya. Dalam menganalisa ritme
bambu'a penulis membagi ritme menjadi beberapa bagian untuk di olah. Yakni
sebagai berikut:
1. Motif
Motif merupakan potongan lagu atau sekelompok nada yang merupakan suatu
kesatuan dengan memuat arti dalam dirinya sendiri (Edmund Prier, 2011 : 26 ).
Untuk mempermudah pengaplikasian ritme bambu'a maka penulis membagi
motif menjadi 2 bagian. Yaitu; Motif umum dan motif variasi. Sebagaimana
dijelaskan berikut;
1.a
Motif umum
Motif umum merupakan motif yang penulis gunakan sebagai sumber untuk
meneliti motif-motif berikutnya. Motif tersebut penulis gunakan dengan
pertimbangan yakni motif umum merupakan motif
yang paling sering
digunakan oleh para peniup bambu'a di Gorontalo.
1.b
Motif variasi
Motif variasi merupakan motif yang telah mengalami perubahan bentuk dari
motif sumber. Dikatakan variasi karena bentuk motif ini berubah dengan
variasi yang berbeda-beda. Bentuk itu dapat berupa pengulangan, diminusi4,
augmentasi, sekuens, hingga pembalikan bebas.
4
Secara umum, diminusi didefinisikan dengan pengurangan atau pengecilan nilai dalam beberapa
hal..( Soeharto, 1986) hlm 50.
Diminusi juga sering diartikan sebagai pembalikan dari augmentasi, karena jika dalam augmentasi
nada-nada dalam melodi sering mengalami pembesaran nilai nada dan pembesaran nilai interval.
9
2. Frase
Frase merupakan anak dari kalimat musik. Biasanya untuk memperoleh
kalimat, dibutuhkan dua atau lebih anak kalimat/frase5. Seperti dalam kalimat
bahasa, dibutuhkan beberapa kata (dalam hal ini motif) untuk menjadi sebuah
anak kalimat. Frase ini pula yang akan kita satukan agar mendapatkan sebuah
kalimat.
3. Kalimat
Kalimat dalam musik adalah bagian dari lagu yang biasanya terdiri dari 4-8
birama. Kalimat musik terbentuk dari sepasang frase dan dua kalimat musik
dapat membentuk lagu. Biasanya sebuah kalimat musik terdiri dari dua; a.
kalimat pertanyaan / kalimat depan ; b. kalimat jawaban / kalimat belakang6.
5
6
Edmund Prier, Ilmu bentuk musik (Yogyakarta :2011) hal. 2-4.
Ibid.
10
Download