multikulturalisme kyai - Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

advertisement
MULTIKULTURALISME KYAI
Prof. Dr. H. Nur Syam, MSi
Guru Besar Sosiologi IAIN Sunan
Ampel
PENGERTIAN
• Multikulturalisme adalah seperangkat ide
atau gagasan yang menghasilkan aliran
yang berpandangan bahwa terdapat
variasi budaya di dalam kehidupan
masyarakat. Yang terjadi adalah adanya
kesetaraan budaya, sehingga antara satu
entitas budaya dengan budaya lainnya
tidaklah berada di dalam suasana
bertanding untuk memenangkan
pertarungan.
PENGERTIAN KEBUDAYAAN
• kebudayaan adalah seperangkat pengetahuan
yang dimiliki manusia yang dijadikan sebagai
pedoman untuk menginterpretasikan tindakan
dan dalam menghadapi lingkungannya. Setiap
entitas masyarakat pastilah memiliki
kebudayaan dan bisa jadi berbeda dengan
lainnya. Etnis Jawa, Cina, Arab dan sebagainya
pastilah memiliki pengetahuan kebudayaan
yang satu dengan lainnya sangat berbeda
MONOKULTURALISME
• Gagasan monokulturalitas di tengah
kehidupan sosial yang kompleks,
sesungguhnya terjebak ke dalam
kubangan berpikir yang a-historis.
Sungguh merupakan cara berpikir yang
sangat bertentangan dengan kaidah
masyarakat yang bersuku-suku,
berbangsa-bangsa dan dilahirkan dalam
kenyataan sosial yang multikultural dan
plural
BENTUK KEKERASAN SOSIAL
1. Kekerasan aktual
• Perusakan terhadap fasilitas umum dan pribadi
• Perusakan tempat ibadah
• Kekerasan terhadap umat agama lain
(hubungan antar umat beragama)
• Kekerasan terhadap umat seagama (hubungan
interen umat beragama)
2. Kekerasan simbolik
• Munculnya peraturan diskriminatif
• Munculnya tulisan-tulisan provokatif tentang
truth claimed yang berlebihan
KEKERASAN AGAMA
• Survey LSI: 16,9% setuju radikalisme FPI, 11% setuju
radikalisme MMI, 3,3% setuju agenda HTI dan 59,1%
setuju agenda MUI (Maret 2005)
• Survey PPIM: 67,2% setuju ajaran Islam yang
membolehkan pemukulan thd anak usia 10th yang tidak
salat, 61,4% setuju untuk memerangi orang non muslim,
53,1% setuju hukuman untuk tafsir al-Qur.an secara
liberal dipenjara, 49% setuju membela perang dengan
non muslim, 47% setuju pelarangan Ahmadiyah, 20%
setuju dengan bom Bali, 18% setuju perusakan gereja,
37,2% setuju larangan mengucapkan selamat hari natal.
(Juni 2006)
KYAI FUNDAMENTALIS
• Kyai yang memiliki pandangan bahwa
hubungan antara negara dan agama
bercorak integrated (menyatu)
sebagaimana pandangan Hasan Al
Banna, Al Maududi. Islam adalah ajaran
yang syumuliyah, dan khilafah Islamiyah
perlu diterapkan, syariah Islam perlu
diterapkan secara formal.
KYAI MODERAT
• Kyai yang berpandangan bahwa
hubungan antara negara dan agama
bercorak simbiosis mutualisme. Agama
membutuhkan negara dan negara
membutuhkan agama. Syariah Islam
diterapkan secara substansial.
KYAI FRAGMATIS
• Kyai yang berpandangan bahwa yang
penting adalah aspek manfaat dari
hubungan antara agama dan negara itu
memberi manfaat bagi rakyat. Tidak
penting apakah corak hubungan tersebut
integrated atau terpisah atau simbiosis
mutualisme yang penting syariah Islam
menjadi acuan di dalam kehidupan sosial
dan kenegaraan.
KYAI SAHAL DAN NU
• “…NU berkeyakinan bahwa syariat Islam dapat
diimplementasikan tanpa harus menunggu atau
melalui institusi formal. NU lebih mengidealkan
substansi nilai-nilai syariah terimplementasi di
dalam masyarakat ketimbang mengidealisasikan
institusi. Kehadiran institusi formal bukan
jaminan untuk terwujudnya nilai-nilai syariah di
dalam masyarakat. Apalagi NU sudah
berkesimpulan bahwa NKRI dengan dasar
Pancasila sudah merupakan bentuk final bagi
bangsa Indonesia”.
DIEN SYAMSUDIN DAN
MUHAMMADIYAH
• “hubungan antara Islam dan negara
adalah hubungan yang simbiotik
mutualisme. negara membutuhkan agama
sebagai pijakan moralitasnya, dan agama
membutuhkan negara untuk
mengembangkan agama dimaksud.”
• Indonesia merupakan contoh model
hubungan negara yang simbiotik
mutualisme
YANG HARUS DILAKUKAN
• Memahami bahwa masyarakat Indonesia
ini plural dan multikultural
• Memahami bahwa masyarakat Indonesia
merupakan masyarakat yang memiliki
perbedaan dalam hal etnis, ras dan
agama
• Memahami bahwa masyarakat Indonesia
terdiri bari berbagai ragam budaya, tradisi
dan kebiasaan.
MEMBANGUN SOLIDARITAS
• Pembangunan bisa dilakukan jika terjadi
keteraturan sosial
• Pembangunan bisa dilakukan jika terdapat
kerukunan antar suku, etnis dan agama
• Pembangunan bisa dilakukan jika terdapat
kerukunan antar umat beragama, intern
umat beragama dan antar pemerintah
dengan umat beragama.
AKHIRNYA
•
•
•
•
Terima kasih
Thanks You
Syukron Katsiron
Selamat berkarya bagi Indonesia
Download