Uploaded by rezekiroirm

MAKALAH SAK KELOMPOK 13

advertisement
MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN
“PENDAPATAN DARI KONTRAK DENGAN PELANGGAN MENURUT PSAK 72
DAN IFRS”
OLEH :
DESY CLARA
(1802110428)
REZEKIRO I.R
(1802113408)
VORARTA ADELIA S
(1802110314)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadiran- Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Pendapatan dari Kontrak
dengan Pelanggan” dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterimakasih kepada Bapak Drs. Azwir Nasir., MM., Ak selaku dosen mata kuliah Seminar
Akuntansi Keuangan.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai “Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan”. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tida ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini diwaktu yang
akan datang.
Pekanbaru,
Juni 2021
Penyusun
Kelompok 13
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 3
2.1 PSAK 72 : Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan…………………………….3
2.1.1 Mengidentifikasi Kontrak (Paragraf 09-16) ……………………………………….3
2.1.2 Mengidentifikasi Kewajiban Pelaksanaan (Paragraf 22-30) ……………………..5
2.1.3 Menentukan Harga Transaksi (Paragraf 47-49)……………………………………7
2.1.4 Mengalokasikan Harga Transaksi terhadap Kewajiban Pelaksanaan (Paragraf 73-86)
……………………………………………………………………………………….7
2.1.5 Pengungkapan (Paragraf 110-129) ………………………………………………12
2.1.6 Tanggal Efektif…………………………………………………………………...13
2.2 Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan……………………………………….14
2.2.1 Identifikasi kontrak dengan pelanggan
………………………………………14
2.2.2 Identifikasi semua kewajiban kinerja individu dalam kontrak…………………….15
2.2.3 Tentukan harga transaksinya……………………………………………………….16
2.2.4 Mengalokasikan harga transaksi untuk performance obligation dalam kontrak....17
2.2.5 Mengakui pendapatan sebagai kewajiban kinerja yang dipenuhi (Layanan)……..20
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………...21
ii
3.1 KESIMPULAN .................................................................................................................. 21
3.2 SARAN .............................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Pendapatan adalah arus masuk atau peningkatan lainnya dari aset suatu entitas atau
penyelesaian kewajibannya (atau kombinasi keduanya) dari memberikan atau menghasilkan
tujuan, memberikan layanan, atau kegiatan lain yang merupakan operasi utama. (menurut IFRS).
Sedangkan menurut IAI, pendapatan timbul dalam kegiatan sehari-hari perusahaan dan disebut
dengan berbagai nama yang berbeda termasuk penjualan, biaya, bunga, dividen, royalti, dan
sewa.
Ada
empata
kriteria pengakuan pendapatan , yaitu:
pengakuan ketika penjualan
(pendapatan diakui dalam kondisi langsung di mana terjadi proses penerimaan pendapatan dan
penerimaan barang atau jasa kepada konsumen),
pengakuan sebelum penyerahan (kriteria
pengakuan pendapatan ini berlangsung selama proses produksi berjalan maupun setelah selesai
produksi, contohnya seperti sistem purchase order dan purchase requisition dalam bidang
manufaktur dan retail), pengakuan setelah penyerahan (sesuai namanya, pendapatan ini baru
diakui setelah diterimanya uang pembayaran sebagai hasil dari transaksi yang terjadi), dan yang
terakhir adalah
pengakuan atas suatu transaksi khusus (pengakuan pendapatan ini dapat
dicontohkan seperti penjualan waralaba atau franchise, serta barang konsinyasi).
Dalam makalah ini, akan dibahas secara spesifik tentang pendapatan dari kontrak dengan
pelanggan. Yang mana pendapatan dari kontrak dengan ini akan dibahas menurut IFRS dan
PSAK 72. Menurut PSAK 72, untuk mengidentifikasi kontrak dengan pelanggan , diperlukan 5
tahapan yaitu: mengidentifikasi kontrak dengan pelanggan, mengidentifikasi kewajiban
pelaksanaan, menentukan harga transaksi, mengalokasikan harga transaksi terhadap kewajiban
pelaksanaan dan mengakui pendapatan. Didalam IFRS, model pendapatan IFRS 15 memiliki
lima langkah: identifikasi kontrak dengan pelanggan, identifikasi semua kewajiban kinerja
individu dalam kontrak, tentukan harga transaksinya, mengalokasikan harga transaksi
untuk performance obligation dalam kontrak, dan
akui pendapatan saat kewajiban kinerja
dipenuhi .
1
1.2 Rumusan Masalah.
1. Apakah tujuan ED PSAK 72: PENDAPATAN DARI KONTRAK DENGAN
PELANGGAN?
2. Apa saja tahapan pengakuan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan menurut PSAK
72?
3. Apa saja tahapan pengakuan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan menurut IFRS 15?
1.3 Tujuan.
1. Mengetahui tujuan ED PSAK 72: PENDAPATAN DARI KONTRAK DENGAN
PELANGGAN
2.Mengetahui tahapan pengakuan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan menurut PSAK
72?
3.Mengetahui tahapan pengakuan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan menurut IFRS
15?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ED PSAK 72: PENDAPATAN DARI KONTRAK DENGAN PELANGGAN
Penerbitan ED PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan bertujuan untuk
meminta tanggapan atas seluruh pengaturan dan paragraf dalam ED PSAK 72: Pendapatan
dari Kontrak dengan Pelanggan.
Adapun tujuan dari PSAK 72 ini adalah menetapkan prinsip tentang sifat, jumlah, waktu,
dan ketidakpastian pendapatan dan arus kas yang timbul dari kontrak dengan pelanggan.
PSAK 72 diterapkan untuk seluruh kontrak pelanggan, kecuali:
1. Kontrak sewa – PSAK 30 Sewa (73)
2. Kontrak asuransi – PSAK 62 Kontrak Asuransi
3. Instrumen keuangan – PSAK 71 Instrumen Keuangan, PSAK 65 Laporan Keuangan
Konsolidasian, PSAK 66 Pengaturan Bersama , PSAK 4 Laporan Keuangan Tersendiri
dan PSAK 15 Investigasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama , dan
4. Pertukaran nonmoneter antara entitas dalam lini bisnis yang sama untuk memfasilitasi
penjualan
kepada pelanggan atau pelanggan potensial, contoh: kontrak antara dua
perusahaan minyak untuk menukarkan minyak untuk memenuhi permintaan dari
pelanggan dalam lokasi yang berbeda secara tepat waktu.
Pengakuan pendapatan berdasarkan PSAK 72 dilakukan dalam lima model tahapan,
yaitu mengidentifikasi kontrak, menentukan kewajiban pelaksanaan, menentukan harga
transaksi, mengalokasikan harga transaksi terhadap kewajiban pelaksanaan, dan mengakui
pendapatan.
2.1.1 Mengidentifikasi Kontrak (Paragraf 09-16)
Entitas mencatat kontrak dengan pelanggan dalam ruang lingkup Pernyataan ini
hanya jika seluruh kriteria berikut terpenuhi:
(a) para pihak dalam kontrak telah menyetujui kontrak (secara tertulis, lisan atau sesuai
dengan praktik bisnis pada umumnya)dan berkomitmen untuk melaksanakan kewajiban
3
mereka masing-masing;
(b) entitas dapat mengidentifikasi hak setiap pihak mengenai barangatau jasa yang akan
dialihkan;
(c) entitas dapat mengidentifikasi jangka waktu pembayaran barang atau jasa yang akan
dialihkan;
(d) kontrak memiliki substansi komersial (yaitu risiko, waktu, ataujumlah arus kas masa
depan entitas diperkirakan berubah sebagaiakibat dari kontrak); dan
(e) kemungkinan besar (probable) entitas akan menagih imbalan yang akan menjadi
haknya dalam pertukaran barang atau jasa yang akan dialihkan ke pelanggan. Dalam
mengevaluasi apakah kolektibilitas dari jumlah imbalan kemungkinan besar terjadi,
entitas hanya mempertimbangkan kemampuan dan intensi pelanggan untuk membayar
jumlah imbalan ketika jatuh tempo. Jumlah imbalan yang akan menjadi hak entitas
mungkin lebih kecil dari jumlah yang tercatat dalam kontrak jika imbalan bersifat
variabel karena entitas dapat menawarkan suatu konsesiharga kepada pelanggan (lihat
paragraf 52).
Ketika kontrak dengan pelanggan tidak memenuhi kriteria dalam paragraf 09 dan
entitas menerima imbalan dari pelanggan, maka entitas mengakui imbalan yang diterima
sebagai pendapatan hanya ketika salah satu peristiwa berikut terjadi:
(a) entitas tidak memiliki sisa kewajiban untuk mengalihkan barang atau jasa kepada
pelanggan dan seluruh, atau secara substansialseluruh, imbalan yang dijanjikan
pelanggan telah diterima entitas dan tidak dapat dikembalikan; atau
(b) kontrak telah diakhiri dan imbalan yang diterima dari pelanggantidak dapat
dikembalikan.
Kombinasi Kontrak (Paragraf 17)
Entitas mengombinasikan dua atau lebih kontrak yang disepakati pada waktu
yang sama atau berdekatan dengan pelanggan yang sama (atau pihak berelasi dari
pelanggan) dan mencatat kontrak tersebut sebagai kontrak tunggal jika satu atau lebih
kriteria berikut terpenuhi:
4
(a) kontrak yang dinegosiasikan sebagai suatu paket dengan tujuan komersial tunggal;
(b) jumlah imbalan yang dibayarkan dalam satu kontrak bergantung pada harga atau
pelaksanaan dari kontrak lain; atau
(c) barang atau jasa yang dijanjikan dalam kontrak (atau beberapa barang atau jasa yang
dijanjikan dalam setiap kontrak) sebagai kewajiban pelaksanaan tunggal sesuai dengan
paragraf 22-30.
Modifikasi Kontrak (Paragraf 18-21)
Entitas mencatat modifikasi kontrak sebagai kontrak terpisah jika terdapat kedua
kondisi berikut ada:
(a) ruang lingkup kontrak meningkat karena penambahan barang atau jasa yang dijanjikan
bersifat dapat dibedakan (distinct) (sesuai dengan paragraf 26-30); dan
(b) harga kontrak meningkat oleh sejumlah imbalan yang mencerminkan harga jual berdiri
sendiri (stand-alone selling prices) entitas atas penambahan barang atau jasa yang
dijanjikan dan penyesuaian yang tepat terhadap harga yang mencerminkan keadaan
kontrak tertentu. Sebagai contoh, entitas dapat menyesuaikan harga jual berdiri sendiri
dari tambahan barang atau jasa untuk diskon yang diterima pelanggan, karena entitas
tidak perlu menanggung biaya terkait-penjualan yang akan terjadi ketika menjual barang
atau jasa serupa kepada pelanggan baru.
2.1.2 Mengidentifikasi Kewajiban Pelaksanaan (Paragraf 22-30)
Pada awal kontrak, entitas menilai barang atau jasa yang dijanjikan dalam kontrak
dengan pelanggan dan mengidentifikasi sebagai kewajiban pelaksanaan setiap janji untuk
mengalihkan kepada pelanggan baik:
(a) suatu barang atau jasa (atau sepaket barang atau jasa) yang bersifat dapat dibedakan;
atau
(b) serangkaian barang atau jasa yang bersifat dapat dibedakan yangsecara substansial
5
sama dan memiliki pola pengalihan yang sama kepada pelanggan (lihat paragraf 23).
Barang atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan bersifat dapat dibedakan jika
kedua kriteria berikut terpenuhi:
(a) Pelanggn memperoleh manfaat dari barang atau jasa baik barang atau jasa itu sendiri
atau bersama dengan sumber daya lain yang siap tersedia kepada pelanggan, dan
(b) Janji entitas untuk mengalihkan barang atau jasa kepada pelanggan dapat diidentifikasi
secara terpisah dari janji lain dalam kontrak
Jika barang atau jasa dijanjikan bersifat tidak dapat diperoleh, entitas
mengombinasikan barang atau jasa dengan barang atau jasa lain yang dijanjikan sampai
entitas mengidentifikasi sepaket barang atau jasa tersebut bersifat dapat dibedakan.
Janji kontrak dengan pelanggan meliputi hal berikut:
- Kontrak umumnya secara eksplisit menyatakan barang atau jasa yang dijanjikan untuk
dialihkan kepada pelanggan.
- Akan tetapi, kewajiban pelaksanaan tidak terbatas pada barang atau jasa yang secara
ekplisit dinyatakan dalam kontrak.
Barang atau Jasa Bersifat dapat Dibedakan dapat Berbentuk:
- Penjualan barang yang diproduksi, yang dibeli
- Pelaksanaan tugas
- Penyediaan jasa, jasa pengaturan
- Pembagian hak kepada barang dan jasa, dan lain lain
Penyelesaian Kewajiban Pelaksanaan (Paragraf 31-45)
Entitas mengakui pendapatan ketika (atau selama) entitas menyelesaikan
kewajiban pelaksanaan dengan mengalihkan barang atau jasa yang dijanjikan (yaitu aset)
kepada pelanggan. Aset dialihkan ketika (atau selama) pelanggan memperoleh
pengendalian atas aset. Pada awal kontrak entitas menentukan apakah entitas
6
menyelesaikan kewajiban pelaksanaan sepanjang waktu (sesuai dengan paragraf 35-37)
atau menyelesaikan kewajiban pelaksanaan pada suatu waktu tertentu (sesuai dengan
paragraf 38).
2.1.3 Menentukan Harga Transaksi (Paragraf 47-49)
Entitas mempertimbangkan syarat kontrak dan praktik bisnis umumentitas untuk
menentukan harga transaksi. Sifat, waktu, dan jumlah imbalan yang dijanjikan oleh
pelanggan mempengaruhi estimasi harga transaksi. Ketika menentukan harga transaksi,
entitas mempertimbangkan dampak dari seluruh hal berikut:
(a)imbalan variabel (lihat paragraf 50-55 dan 59);
(b)estimasi pembatas imbalan variabel (lihat paragraf 56-58);
(c)keberadaan komponen pendanaan signifikan dalam kontrak (lihat paragraf 60-65);
(d)imbalan nonkas (lihat paragraf 66-69); dan
(e)utang imbalan kepada pelanggan (lihat paragraf 70-72).
2.1.4 Mengalokasikan Harga Transaksi terhadap Kewajiban Pelaksanaan (Paragraf 73-86)
Tujuan ketika mengalokasikan harga transaksi adalah entitas mengalokasikan
harga transaksi terhadap setiap kewajiban pelaksanaan (atau barang atau jasa bersifat dapat
dibedakan) dalam jumlah yang menggambarkan jumlah imbalan yang diharapkan menjadi
hak entitas dalam pertukaran untuk mengalihkan barang atau jasa yang dijanjikan kepada
pelanggan. Untuk memenuhi tujuan alokasi, entitas mengalokasikan harga transaksi
terhadap setiap kewajiban pelaksanaan yang diidentifikasi dalam kontrak dengan dasar
harga jual berdiri sendiri relatif (relative stand-alone selling price) sesuai dengan paragraf
76-80, kecuali diatur khusus dalam paragraf 81-83 (untuk alokasi diskon) dan paragraf 8486
7
Perubahan Harga Transaksi
Entitas mengalokasikan kedalam kewajiban pelaksanaan dalam kontrak
perubahan selanjutnya atas harga transaksi dengan dasar yang sama dengan pada awal
kontrak. Entitas mencatat perubahan dalam harga transaksi sebagai hasil dari modifikasi
kontrak Jika terjadi modifikasi kontrak, entitas mengalokasikan perubahan harga transaksi
dengan salah satu cara berikut:
- Entitas mengalokasikan perubahan dalam harga transaksi sebelum modifikasi jika, dan
sejauh perubahan dalam harga transaksi dapat didistribusikan terhadap jumlah imbalan
variabel yang dijanjikan sebelum modifikasi dan modifikasi dicatat sebagai penghentian
kontrak.
- Modifikasi dicatat sebagai kontrak terpisah, artinya entitas mengalokasikan perubahan
dalam harga transaksi terhadap kewajiban pelaksanaan dalam kontrak modifikasian.
Mengakui pendapatan ketika (pada saat) entitas menyelesaikan kewajiban
pelaksanaan dengan mengalihkan barang atau jasa yang dijanjikan (yaitu asset) kepada
pelanggan. Aset dialihkan ketika ( atau selama) pelanggan memperoleh pengendalian atas
asset. Pada awal kontrak entitas menentukan apakah entitas menyelesaikan kewajiban
pelaksanaan sepanjang waktu atau suatu waktu tertentu.
Kewajiban
Pelaksanaan
yang
DiselesaikanSepanjang
Waktu
(Performance
Obligation Over Time)
Entitas mengalihkan pengendalian barang atau jasa sepanjang waktu dan, oleh
karena itu, menyelesaikan kewajiban pelaksanaan dan mengakui pendapatan sepanjang
waktu, jika satu dari kriteria berikut terpenuhi:
(a) pelanggan secara simultan menerima dan mengonsumsi manfaat yang disediakan oleh
kinerja entitas saat entitas melaksanakan kewajiban pelaksanaannya tersebut (lihat
paragraf PP03-PP04); (b)kinerja entitas menciptakan atau meningkatkan aset (sebagai
8
contoh, pekerjaan dalam proses) yang dikendalikan pelanggan sebagai aset yang
diciptakan atau ditingkatkan (lihat paragraf PP05); atau
(c) kinerja entitas tidak menciptakan suatu aset dengan penggunaan alternatif terhadap
entitas (lihat paragraf 36) dan entitas memiliki hak yang dapat dipaksakan untuk
pembayaran kinerja yang diselesaikan sampai suatu tanggal tertentu (lihat paragraf 37)
Kewajiban Pelaksanaan yang DiselesaikanPadaWaktu Tertentu (Performance
Obligation At a Point In Time)
Jika kewajiban pelaksanaan tidak diselesaikan sepanjang waktu sesuai dengan
paragraf 35-37, maka entitas menyelesaikan kewajiban pelaksanaan pada waktu tertentu.
Untuk menentukan waktu tertentu dimana pelanggan memperoleh pengendalian atas aset
yang
dijanjikan
dan
entitas
menyelesaikan
kewajiban
pelaksanaan,
entitas
mempertimbangkan persyaratan pengendalian dalam paragraf 31-34.Sebagai tambahan,
entitas mempertimbangkan indikator pengalihanpengendalian, yang mencakup, tetapi tidak
terbatas pada, hal berikut:
(a)Entitas memiliki hak kini atas pembayaran asset
(b)Pelanggan memiliki memiliki hak kepemilikan legal atas aset
(c)Entitas telah mengalihkan kepemilikan fisik atas aset
(d)Pelanggan memiliki risiko dan manfaat signifikan atas kepemilikan asset
(e)Pelanggan telah menerima aset
Pengendalian mencakup kemampuan untuk mencegah entitas lain mengarahkan
penggunaan atas, dan memperoleh manfaat dari, asset.
9
Pengakuan kemajuan terhadap penyelesaian kewajiban- sepanjang waktu
Untuk setiap kewajiban pelaksanaan yang diselesaikan sepanjang waktu entitas mengakui
pendapatan dengan mengukur kemajuan terhadap penyelesaian kewajiban pelaksanaan.
Tujuan pegukuran kemajuan untuk menggambarkan kinerja entitas dalam mengalihkan
pengendalian atas barang atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan.
Entitas menerapkan metode tunggal atas pengukuran kemajuan untuk setiap kewajiban
pelaksanaan yang diselesaikan sepanjang waktu dan entitas menerapkan metode tersebut
secara konsiten terhadap kewajiban pelaksanaan serupa dan dalam keadaan serupa.
Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas mengukur
kembali kemajuan
terhadap
penyelesaian kewajiban pelaksanaan secara penuh yang diselesaikan sepajang waktu.
Metode pengukuran kemajuan sesuai dengan sifat barang dan jasa:
-. Metode output
- Metode input
Metode output
Output adalah nilai barang atau jasa yang diperjanjikan dalam kontrak. Output
dapat ditentukan berdasarkan:
- Appraisal
- Milestone penyelesaian
- Survey untuk menetukan penyelesaian
- Waktu yang telah digunakan
- Unit yang dihasilkan
10
Output terkadang tidak dapat digunakan sebagai ukuran missal output yang digunakan unit
yang dihasilkan , sementara perusahaan baru sampai pada tahap barang setengah jadi.
Output terkadang tidak mudah untuk di observasi karena hubungan input dan output yang
tidak terjadi secara langsung.
Metode Input
Input adalah usaha yang dilakuka entitas memenuhi kewajiban. Input dapat
berupa sumber daya dan jam pemakaian. Input tidak dapat digunakan sebagai ukuran
penyelesaian kewajiban jika:
- Input tidak memberikan kontribusi terhadap penyelesaian kewajiban pelaksanaan
misalnya inefisiensi.
- Input biaya tidak sesuai dengan kemajuan entitas dalam penyelesaian kewajiban
pelaksanaan.
Biaya Inkremental atas Perolehan Kontrak
Entitas mengakui biaya incremental atas perolehan kontrak dengan pelanggan
sebagai asset jika entitas memperkirakan untuk memulihkan biaya tersebut.
Biaya incremental atas perolehan kontrak adalah biaya yang terjadi untuk memperoleh
kontrak dengan pelanggan yang tidak akan terjadi jika kontrak belum diperoleh ( contoh:
komisi penjualan).
Biaya untuk memperoleh kontrak yang terjadi tanpa memperhatikan apakah
kontrak yang diperoleh diakui sebagai beban ketika terjadi, kecuali biaya tersebut secara
eksplisit dapat dibebankan ke pelanggan tanpa memperhatikan apakah kontrak diperoleh.
Jika biaya yang terjadi dalam memenuhi kontrak dengan pelanggan tidak berada dalam
ruang lingkup pernyataan lain, entitas mengakui sebagai asset atas biaya yang terjadi untuk
memenuhi kontrak hanya jika biaya tersebut memenuhi seluruh kriteria berikut:
1. Biaya berkaitan secara langsung dengan kontrak atau untuk kontrak yang diantisipasi
dapat diidentifikasi secara spesifik oleh entitas. (contoh: biaya yang berkaitan dengan
jasa yang disediakan dalam pembaruan kontrak yang ada atau biaya merancang (costs if
designing) asset untuk dialihkan dalam kontrak spesifik yang belum disetujui).
11
2. Biaya menghasilkan atau meningkatkan sumber daya entitas yang akan digunakan dalam
penyelesaian (atau dalam melanjutkan penyelesaian) kewajiban pelaksanaan dimasa
depan, dan
3. Biaya diharapkan akan dipulihkan.
Aset yang diakui (biaya kontrak yang ditangguhkan) diamortisasi dengan dasar
sistematik yang konsisten dengan pengalihan kepada pelanggan atas barang atau jasa yang
berkaitan dengan asset. Aset dapat berkaitan dengan barang atau jasa yang dialihkan
dalam kontrak yang diantisipasi spesifik. Entitas memperbarui amortisasi untuk
mencerminkan perubahan signifikan. Entitas mengukur rugi penurunan nilai dalam laba
rugi jika jumlah tercatat asset yang diakui melebihi.:
1. Jumlah sisa dari imbalan yang diharapkan entitas untuk diterima dalam pertukaran
barang atau jasa yang bekaitan dengan asset, dikurangi
2. Biaya yang berkaitan langsung dengan penyebaran barang atau jasa dan yang belum
diakui sebagai beban.
Penyajian (Paragraf 105-109)
Ketika salah satu pihak dalam kontrak telah melaksanakan, entitas menyajikan
kontrak dalam laporan posisi keuangan sebagai aset kontrak jika ( kewajiban > imbalan
diterima atau liabilitas kontrak jika ( kewajiban < imbalan diterima), bergantung pada
hubungan antara kinerja entitas dan pembayaran pelanggan. Entitas menyajikan hak tanpa
syarat terhadap imbalan secara terpisah sebagai piutang.
2.1.5 Pengungkapan (Paragraf 110-129)
Tujuan persyaratan pengungkapan adalah agar entitas mengungkapkan informasi
yang cukup yang memungkinkan pengguna laporan keuangan memahami sifat, jumlah,
waktu dan ketidakpastian pendapatan dan arus kas yang timbul dari kontrak dengan
pelanggan.
12
Untuk mencapai tujuan tersebut, entitas mengungkapkan informasi kualitatif dan
kuantitatif tentang seluruh hal berikut:
(a)kontrak dengan pelanggan (lihat paragraf 113-122);
- Pemisahan pendapatan
- Saldo kontrak
- Kewajiban pelaksanaan
- Harga transaksi yang dialokasikan terhadap sisa kewajiban pelaksanaan
(b)pertimbangan signifikan dan perubahan dalam pertimbangan, dibuat dalam menerapkan
Pernyataan ini terhadap kontrak tersebut (lihat paragraf 123-126); dan:
- Menentukan waktu penyelesaian kewajiban pelaksanaan
- Menentukan harga transaksi dan jumlah yang dialokasikan untuk kewajiban pelaksanaan
(c)aset yang diakui dari biaya untuk memperoleh atau memenuhi kontrak dengan
pelanggan sesuai dengan paragraf 91 atau 95 (lihat paragraf 127-128)
2.1.6 Tanggal Efektif
Entitas menerapkan pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada
atau setelah 1 Januari 2020. Penerapan ini diperkenankan.
Jika entitas menerapkan
pernyataan ini lebih dini, maka entitas mengungkap fakta tersebut.
PSAK 72 menekankan standar baru dalam pengakuan pendapatan, pendapatan
yang dicatat harus sesuai dengan kontrak yang disepakati. Jika dalam kontrak terdapat
unsure pengembalian barang, pendapatan yang dicatat harus memperhitungkan
kemungkinan pengembalian barang dilakukan dalam masa kontrak berdasarkan
13
pengalaman dan risiko dari kerja sama dengan pelanggan tersebut.
Pengakuan pendapatan secara pajak tidak memperhitungkan kemungkinan
pengembalian barang dalam awal pencatatan. Pengembalian barang diberlakukan melalui
retur penjualan. Kondisi ini yang akan menyebabkan perbedaan waktu dalam pencatatan
pendapatan secara komersial dengan fiscal.
Pendapatan yang diakui secara komersial akan lebih kecil dari pendapatan yang
diakui secara fiscal pada awal transaksi penjualan. Perbedaan ini menyebabkan dasar
perhitungan penghasilan kena pajak pada akhir tahun akan mengalami perbedaan antara
komersial dan fiscal.
Perbedaan waktu pengakuan pendapatan antara ketentuan perpajakan dan PSAK
perlu dijembatani dengan pembuatan kertas kerja rekonsiliasi. Perbedaan pengakuan
pendapatan tentu mempengaruhi pengakuan secara langsung biaya yang terkait dengan
pendapatan dan harga pokok penjualan. Kertas kerja rekonsiliasi tidak hanya dibutuhkan
untuk perhitungan PPh tetapi diperlukan dalam pelaporan pajak pertambahan nilai (PPN)
sebagai control atas penjualan.
2.2 Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan Menurut IFRS
1. Identifikasi kontrak dengan pelanggan
2. Identifikasi semua kewajiban kinerja individu dalam kontrak
3. Tentukan harga transaksinya
4. Mengalokasikan harga transaksi untuk performance obligation dalam kontrak
5. Akui pendapatan saat kewajiban kinerja dipenuhi
2.2.1 Identifikasi kontrak dengan pelanggan
Menurut IFRS 15, kriteria berikut harus dipenuhi sebelum kontrak dapat diidentifikasi;
14
1. Kedua belah pihak harus menyetujui kontrak dan berkomitmen untuk melaksanakannya.
2. Entitas dapat mengidentifikasi hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam hal
kontrak; dan
3. Ada syarat pembayaran yang jelas dalam kontrak, dan kontrak tersebut memiliki
“substansi komersial”.
4. Entitas sangat mungkin (probable) akan dapat menerima imbalan yang disetujui untuk
pertukaran barang /jasa yang akan ditransfer kepada pelanggan. Evaluasi atas keyakinan
entitas terhadap kemampuan bayar pelanggan (probable) dilakukan oleh entitas dengan
mempertimbangkan kemampuan pelanggan dan niatan untuk membayar imbalan tersebut
saat jatuh tempo. Jumlah imbalan yang disetujui tersebut bisa jadi lebih rendah dari harga
yang telah ditetapkan dalam kontrak, bila imbalan tersebut bersifat variabel karena entitas
menawarkan konsesi harga kepada pelanggan. (par. 9, IFRS 15)
Jika kriteria di atas terpenuhi pada permulaan kontrak (contract inception), maka
kontrak tidak akan dinilai kembali berdasarkan kriteria di atas, kecuali jika ada indikasi
perubahan fakta atau situasi yang signifikan.(par. 13).
Namun jika kontrak tidak memenuhi kriteria pada paragraph 9, maka entitas harus
terus mengkaji kontrak tersebut guna menentukan apakah kriteria itu sudah dipenuhi. (par.
14)
2.2.2 Identifikasi semua kewajiban kinerja individu dalam kontrak
Barang atau jasa yang akan dikirimkan dalam bentuk kontrak dengan pelanggan
memenuhi syarat sebagai kewajiban pelaksanaan jika barang atau jasa tersebut
“berbeda”. Dalam konteks ini suatu barang atau jasa berbeda jika:

Item yang ditentukan dapat dikonsumsi oleh pelanggan, baik sendiri, atau dalam
kombinasi dengan item lain yang tersedia secara teratur untuk pelanggan; dan

Janji untuk mentransfer barang atau jasa kepada pelanggan dapat diidentifikasi secara
terpisah dari transfer lain yang diatur dalam kontrak.
15
2.2.3 Tentukan harga transaksinya
Harga transaksi adalah jumlah pertimbangan dalam kontrak yang perusahaan
harapkan untuk menjadi hak dalam pertukaran guna mentransfer janji barang atau jasa
untuk pelanggan.Harga transaksi bisa menjadi jumlah yang tetap dapat pelanggan
pertimbangkan, tetapi kadang-kadang mencakup pertimbangan variabel atau pertimbangan
dalam bentuk selain uang tunai.Harga transaksi juga disesuaikan dengan dampak dari nilai
waktu dari uang jika kontrak mencakup komponen pembiayaan yang signifikan dan untuk
pertimbangan setiap yang dibayarkan kepada pelanggan. Jika pertimbangan adalah
variabel, suatu perusahaan memperkirakan jumlah pertimbangan yang akan menjadi hak di
pertukaran untuk barang atau jasa yang dijanjikan. Jumlah tersebut diperkirakan akan
dimasukkan dalam harga transaksi hanya untuk pertimbangan variabel,Harga transaksi
yang harus dibayar akan ditentukan dalam kontrak dan cukup mudah untuk
dihitung; namun keadaan tertentu mengharuskan harga transaksi diestimasi dengan metode
lain.
Pertama, entitas harus mengukur jumlah imbalan nontunai dalam kontrak dalam PSAK 13:
pengukuran nilai wajar .
Kedua, kontrak dapat memiliki pertimbangan variabel (misalnya, harga transaksi tunduk
pada diskon penyelesaian jika klien membayar dalam jangka waktu tertentu). Dalam hal
ini, harga transaksi dapat dihitung dengan dua metode:

Jumlah
yang
paling
mungkin:
jumlah
pertimbangan
yang
memiliki kemungkinan realisasi tertinggi akan diukur sebagai harga transaksi, atau

Pendekatan nilai yang diharapkan ; dalam hal ini rata-rata tertimbang dari jumlah yang
mungkin akan diukur sebagai harga transaksi.
Terakhir, IFRS 15 mensyaratkan bahwa entitas harus menguji keberadaan
"komponen pembiayaan signifikan" dalam kontrak, hal ini akan terjadi jika: "waktu
pembayaran yang disepakati oleh para pihak dalam kontrak memberikan manfaat
signifikan kepada pelanggan atau entitas. pembiayaan transfer barang atau jasa kepada
16
pelanggan ”
Ketika menentukan harga transaksi, entitas harus mempertimbangkan beberapa
akibat berikut :
1.
Variabel Imbalan
Jika imbalan yang dijanjikan dalam kontrak mencakup sejumlah variabel, suatu entitas
harus memperkirakan jumlah imbalan yang akan menjadi hak entitas dalam pertukaran
untuk mentransfer barang atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan. Sejumlah imbalan
dapat bervariasi karena diskon, rabat, pengembalian uang, kredit, konsesi harga, insentif,
bonus kinerja, hukuman atau barang lainnya yang serupa. Imbalan yang dijanjikan juga
dapat bervariasi jika entitas berhak untuk mempertimbangkan bergantung pada terjadinya
atau tidak terjadinya peristiwa masa depan. Sebagai contoh, bonus/sanksi kinerja, Insentif,
hak pengembalian dan diskon.
2.
Nilai Waktu Uang
Dalam menentukan harga transaksi, suatu entitas harus menyesuaikan jumlah yang
dijanjikan sebagai pertimbangan untuk efek nilai waktu dari uang jika waktu pembayaran
yang disepakati oleh para pihak dalam kontrak (baik secara eksplisit maupun implisit)
menyediakan pelanggan atau entitas dengan manfaat yang signifikan dari pembiayaan
transfer barang atau jasa kepada pelanggan.Dalam situasi seperti itu, kontrak mengandung
komponen pembiayaan yang signifikan.Sebuah komponen pembiayaan yang signifikan
mungkin terlepas dari apakah janji pembiayaan secara eksplisit dinyatakan dalam kontrak
atau tersirat oleh syarat pembayaran disetujui oleh para pihak dalam kontrak.
2.2.4 Mengalokasikan harga transaksi untuk performance obligation dalam kontrak
Suatu entitas biasanya mengalokasikan harga transaksi untuk setiap kewajiban
dasar kinerja yang relatif berdiri sendiri dengan harga setiap barang atau jasa yang berbeda
dijual sesuai perjanjian dalam kontrak.Jika harga jual yang berdiri sendiri tidak bisa
diamati, entitas bisa memperkirakan.Kadang-kadang, harga transaksi termasuk diskon atau
17
jumlah
variabel
pertimbangan
yang
berhubungan
seluruhnya
ke
bagian
dari
kontrak.Persyaratan menentukan kapan entitas mengalokasikan diskon atau pertimbangan
variabel untuk satu atau lebih, tetapi tidak semua, kinerja kewajiban (barang atau jasa yang
berbeda) dalam kontrak.
Tujuan ketika mengalokasikan harga transaksi bagi entitas adalah untuk
mengalokasikan harga transaksi untuk setiap performance obligation (barang atau jasa)
dalam jumlah yang menggambarkan jumlah imbalan yang mana entitas mengharapkan
untuk menjadi hak dalam pertukaran untuk mentransfer barang atau jasa yang dijanjikan
kepada pelanggan. Dengan menggunakan salah satu cara berikut:
a.
Alokasi berdasarkan dengan harga jual yang berdiri sendiri
Untuk
mengalokasikan
harga
transaksi
untuk
setiap performance
obligation secara relatif dengan harga jual berdiri sendiri, suatu entitas harus menentukan
harga jual yang berdiri sendiri di kontrak awal dari perbeda barang atau jasa yang
mendasari setiap performance obligation dalam kontrak dan mengalokasikan harga
transaksi sebanding dengan harga jual tersebut yang berdiri sendiri. Harga jual yang berdiri
sendiri adalah harga di mana suatu entitas akan menjual barang atau pelayanan secara
terpisah kepada pelanggan. Keterangan terbaik dari harga jual yang berdiri sendiri adalah
harga diamati dari barang atau jasa ketika entitas menjual barang atau jasa secara terpisah
dalam keadaan yang serupa dan untuk pelanggan yang sama. Sebuah kontrak menyatakan
harga atau daftar harga untuk barang atau jasa bisa jadi harga jual yang berdiri sendiri dari
barang atau jasa. Metode yang cocok untuk memperkirakan harga jual yang berdiri sendiri
dari barang atau jasa meliputi sebagai berikut:
 pendekatan
dan penilaian pasar disesuaikan oleh entitas dapat mengevaluasi pasar yang
menjual barang atau jasa dan memperkirakan harga bahwa pelanggan di pasar yang akan
bersedia membayar untuk barang-barang atau jasa. Pendekatan yang juga mungkin
mengacu harga dari pesaing entitas untuk barang atau jasa serupa dan menyesuaikan
harga tersebut diperlukan untuk mencerminkan biaya entitas dan margin.
 biaya
yang diharapkan ditambah margin pendekatan-entitas bisa meramalkan biaya yang
18
diharapkan memuaskan performance obligation dan kemudian menambahkan margin
yang tepat untuk barang atau jasa.
 Pendekatan-entitas
dapat memperkirakan harga jual yang berdiri sendiri dengan mengacu
pada hitungan harga total transaksi yang kurang dari harga jual yang berdiri sendiri
nampak barang atau jasa lainnya yang dijanjikan dalam kontrak.
b.
Alokasi Diskon
Pelanggan menerima diskon untuk pembelian bundel barang atau jasa jika jumlah
dari harga jual yang berdiri sendiri barang atau jasa yang dijanjikan dalam kontrak tersebut
melebihi imbalan yang dijanjikan dalam kontrak.Kecuali ketika entitas memiliki bukti
yang dapat diamati, seluruh diskon berhubungan dengan hanya satu atau lebih, tetapi tidak
semua, performance obligation dalam kontrak, maka entitas mengalokasikan diskon
proporsional untuk semua performance obligation dalam kontrak.Alokasi proporsional dari
diskon dalam situasi seperti itu merupakan konsekuensi dari entitas mengalokasikan harga
transaksi untuk setiap performance obligation atas dasar harga jual relatif berdiri sendiri
barang atau jasa yang berbeda yang mendasari.Entitas harus mengalokasikan diskon
sepenuhnya kepada satu atau lebih, tetapi tidak semua performance obligation dalam
kontrak.
Jika diskon dialokasikan seluruhnya untuk satu atau lebih performance obligation dalam
kontrak, maka suatu entitas harus mengalokasikan diskon sebelum menggunakan
pendekatan residual untuk memperkirakan harga jual yang berdiri sendiri dari pelayanan
yang baik .
c.
Alokasi imbalan variabel
Imbalan Variabel yang dijanjikan dalam kontrak mungkin disebabkan oleh
seluruh kontrak atau bagian tertentu dari kontrak, seperti salah satu dari berikut:
 satu
atau lebih, tetapi tidak semua, performance obligation dalam kontrak (misalnya,
bonus yang mungkin ketika entitas berjanji mentransfer barang atau jasa dalam periode
waktu tertentu); atau
19
 satu
atau lebih, tetapi tidak semua, barang atau jasa yang berbeda dijanjikan dalam
serangkaian barang atau jasa yang merupakan bagian dari kinerja tunggal yang berbeda
kewajiban (misalnya, imbalan dijanjikan untuk tahun kedua dari penyelesaian jasa dua
tahun kontrak akan meningkatkan atas dasar gerakan dalam inflasi ditentukan indeks).
Entitas harus mengalokasikan sejumlah variabel (dan perubahan jumlah
berikutnya) performance obligation sepenuhnya atau untuk barang atau jasa yang berbeda
yangmerupakan bagian dari performance obligation tunggal jika kedua kriteria sebagai
berikut:
 ketentuan
pembayaran variabel berhubungan secara khusus untuk upaya entitas untuk
memenuhi performance obligation atau mentransfer barang atau jasa berbeda (atau hasil
dari performance obligation atau mentransfer barang atau jasa berbeda); dan
 mengalokasikan
sejumlah
variabel
imbalan
sepenuhnya
untuk performance
obligation atau barang yang berbeda atau jasa konsisten dengan tujuan alokasi dalam
mempertimbangkan semua performance obligation dan syarat pembayaran dalam
kontrak.
2.2.5 Mengakui pendapatan sebagai kewajiban kinerja yang dipenuhi (Layanan)
Entitas dapat mengakui pendapatan ketika kewajiban kinerja telah diselesaikan,
kewajiban kinerja telah diselesaikan ketika pelanggan telah menerima semua manfaat yang
terkait dengan kewajiban kinerja, dan dapat menggunakan dan menikmati aset atas kebijakannya
sendiri.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Pendapatan adalah arus masuk atau peningkatan lainnya dari aset suatu entitas atau
penyelesaian kewajibannya (atau kombinasi keduanya) dari memberikan atau menghasilkan
tujuan, memberikan layanan, atau kegiatan lain yang merupakan operasi utama. (menurut IFRS).
Menurut PSAK 72, Pengakuan pendapatan berdasarkan dilakukan dalam lima model tahapan,
yaitu:
1. mengidentifikasi kontrak dengan pelanggan
2.mengidentifikasi kewajiban pelaksanaan
3.menentukan harga transaksi
4. mengalokasikan harga transaksi terhadap kewajiban pelaksanaan
5.mengakui pendapatan
Adapun tujuan dari PSAK 72 ini adalah menetapkan prinsip tentang sifat, jumlah, waktu, dan
ketidakpastian pendapatan dan arus kas yang timbul dari kontrak dengan pelanggan.
Didalam IFRS, model pendapatan IFRS 15 memiliki lima langkah:
1.identifikasi kontrak dengan pelanggan
2.identifikasi semua kewajiban kinerja individu dalam kontrak
3.tentukan harga transaksinya
4.mengalokasikan harga transaksi untuk performance obligation dalam kontrak
5. akui pendapatan saat kewajiban kinerja dipenuhi .
21
3.2 Saran
Setelah disusunnya makalah mengenai Pemdapatan dari kontrak dengan pelanggan
diharapkan dapat menambah wawasan pembaca khususnya dimata kuliah seminar akuntansi
keuangan.Begitu juga alangkah baiknya apabila kita mencari sumber referensi lebih banyak dari
berbagai sumber sehingga ilmu dan wawasan yang kita dapatkan semakin luas.
22
DAFTAR PUSTAKA
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2017/07/ED-PSAK-72_Pendapatan-dari-KontrakPelanggan1.pdf
https://www.infoakuntan.com/2020/09/psak-72-pendapatan-dari-kontrak.html
https://ukirama.com/blogs/apa-isi-psak-71-psak-72-psak-73-yang-berlaku-di-tahun-2020
https://pdfcoffee.com/makalah-psak-72-pendapatan-dari-kontrak-dengan-pelanggan-3-pdffree.html
23
Download