Uploaded by User123607

Putat-Air-Barringtonia-Racemosa-

advertisement
This page was exported from Karya Tulis Ilmiah [ http://karyatulisilmiah.com ]
Export date: Mon May 16 11:49:04 2016 / +0000 GMT
Putat Air ( Barringtonia Racemosa )
Barringtonia racemosa merupakan tanaman tropis yang berasal dari anggota keluarga
Lecythidaceae. Barringtonia racemosa ditemukan di pantai barat India, Sundarbans, pulau Andaman dan
Malaysia (Behbahani et al., 2007).
Taksonomi tumbuhan Barringtonia racemosa menurut Payens (1967) sebagai berikut :
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub Kelas
: Dilleniidae
Ordo
: Lecythidales
Famili
: Lecythidaceae
Genus
: Barringtonia
Spesies
: Barringtonia racemosa (L.) Spreng.
B. racemosa memiliki daun yang sederhana dengan panjang daunnya sekitar 20 cm. Bunganya besar dengan
banyak benang sari. Buah berwarna hijau, berbentuk elips 3 dimensi, dengan panjang buahnya sekitar 8 cm, dan
berubah menjadi warna merah ketika sudah gugur (Ling et al., 2009). Tumbuhan B. racemosa berbunga
sepanjang tahun. Pada umumnya, bunga ini mekar secara bersamaan. Penyerbukan bunga dilakukan oleh
kelelawar atau serangga karena tertarik dengan aroma yang kuat serta nektar yang berlimpah. Buah B. racemosa
memiliki lapisan tebal yang tersusun atas spon dan jaringan fibrosa membuat buah tersebut dapat terbawa oleh
aliran air, sehingga sering terbawa jauh dan tersebar di tempat lainnya (Kaume, 2005).
B. racemosa tumbuh liar di sepanjang perairan tawar seperti: rawa, danau, sungai, dan tepi sawah (Deraniyagala
et al., 2003). B. racemosa tumbuh baik pada kondisi sedikit bersalinitas dengan substrat tanah liat, lempung atau
pada tanah yang kayavulkanik (Kaume, 2005).
Daun B. racemosa digunakan untuk gatal-gatal dan cacar air, serta untuk mengobati sakit tenggorokan (Burkill,
1935). Selain itu, buah B. racemosa sering digunakan untuk mengobati batuk, asma dan diare dan bijinya
digunakan untuk pengobatan kolik, penyakit kuning dan gangguan mata (Behbahani et al., 2007).
Semua bagian dari tanaman B. racemosa telah banyak digunakan sebagai racun ikan dan ekstraknya telah
terbukti efektif sebagai insektisida (Kaume, 2005). Di Malaysia, buah B. racemosa digunakan untuk meracuni
babi liar. Racun tersebut tidak hanya terdapat pada buah dan biji, tetapi juga ditemukan di bagian lain dari
tumbuhan B. racemosa (Burkill, 1935). Ekstrak air buah dan biji B. Racemosa menunjukkan adanya flavonoid,
terpenoid, dan saponin (Ojewole et al., 2005). Kulit tumbuhan B. racemosa mengandung tanin dan juga saponin
(Cheek, 2008).
Terpenoid dapat digunakan dalam pengobatan, yaitu sebagai obat malaria (artemisin) dan antikanker (taxol),
dan juga memiliki aktivitas antibakteri (Harborne, 1996). Senyawa flavonoid merupakan senyawa fenolik yang
berfungsi sebagai repelen dan larvasida (LIPI, 2006). Selain itu, flavonoid juga berfungsi sebagai antioksidan
serta memiliki kemampuan untuk merubah atau mereduksi radikah bebas (Giorgio, 2000). Saponin merupakan
racun yang selektif untuk memberantas ikan tanpa merusak lingkungan, karena saponin mengalami biodegradasi dan hilang daya racunnya dalam jangka waktu singkat (Rohman, 1986). Hampir setiap jenis tanaman
mengandung tanin dan terdapat di setiap bagian tanaman (Harborne, 1996). Dalam bidang farmasi, tanin
digunakan untuk menghilangkan iritasi pada kulit dan juga untuk mengobati luka bakar (Agustiningrum, 2004).
Referensi
Payens, J.P.W. 1967. A monograph of the genus Barringtonia (Lecythidaceae). Blumea 157-263.
Behbahani, M., A. M. Ali, R. Muse, and N. B. Mohd. 2007. Antioxidant and anti-inflammatory activities of
leaves of Barringtonia racemosa. Journal of Medicinal Plants Research: 95-102,ISSN 1996-0875.
Ling, K. H., C. T. Kian, and T. C. Hoon. 2009. A Guide To Medicinal Plants : An Illustrated, Scientific and
Medicinal Approach. World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd. Singapore.
Kaume, R. N. 2005. Barringtonia racemosa (L.) Spreng. In: Jansen, P. C. M., and Cardon, D. (ed.). Dyes and
tannins/Colorants et tanins. [CD-Rom]. PROTA, Wageningen. Netherlands. Diakses pada tanggal 12 Desember
2012 melalui http://database. prota.org/PROTAhtml/Barringtonia%20racemosa_En.htm.
Deraniyagala, S. A., W. D. Ratnasooriya, and C. L. Goonasekara. 2003. Antinociceptive effect and toxicological
study of the aqueousbark extract of Barringtonia racemosa on rats. Journal of Ethnopharmacology: 21–26.
Burkil, I. H. 1935. A dictionary of the economic products of the Malay Peninsula, volume 1 (A-H). Di akses
pada
tanggal
15
Mei
2013
pukul
03:06
WIB
melalui
www.wildsingapore.com/wildfacts/plants/coastal/barringtonia/racemosa/.htm.
Ojewole, J.A.O., N. Nundkumar, and C.O. Adewunmi. 2005. Molluscicidal, Cercariacidal, Larvacidal and
Antiplasmodial Properties of Barringtonia racemosa Fruit and Seed Extracts. BLACPMA Vol. 3, No. 5: 88-92.
Cheek, M. 2008. Barringtonia racemosa (L.) Roxb. KwaZulu-Natal Herbarium, South African National
Biodiversity Institute's. Diakses pada tanggal 08 Januari 2013 melalui www.plantzafrica.com.
Harborne, J. B. 1996. Metode Fitokimia: cara modern menganalisa tumbuhan.Terjemahan dari: Phytochemical
methods, oleh Padmawinata, K., dan Soediro, I. Cetakan ke-2. ITB. Bandung.
LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). 2006. Nyamuk pun Tak Tahan Pahitnya Pare. Diakses pada
tanggal 30 Juni 2013 pukul 21:16 WIB melalui http://www.lipi.go.id/www.cg.
Giorgi. P., (2000), Flavonoid an Antioxidant. Journal National Product. 63. 1035-1045.
Agustiningrum. 2004. Isolasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa Bioaktif dari Daun Ipomoea pes-caprae.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rohman, M. 1986. Efektifitas Biji Teh (Saponin) Sebagai Ikan Liar di Tambak. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Post date: 2014-07-05 09:13:03
Post date GMT: 2014-07-05 09:13:03
Post modified date: 2014-07-05 09:13:03
Post modified date GMT: 2014-07-05 09:13:03
Powered by [ Universal Post Manager ] plugin. MS Word saving format developed by gVectors Team www.gVectors.com
Download