pengaruh metode guided discovery learning

advertisement
Pendidikan Biologi
Volume 4, Nomor 1
Halaman 97-105
Januari 2012
PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING
TERHADAP SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF
BIOLOGI SISWA SMA NEGERI 7 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
THE INFLUENCE OF GUIDED DISCOVERY LEARNING METHODE
TOWARD SCIENTIFIC ATTITUDES AND COGNITIVE
ACHIEVEMENT OF STUDYING BIOLOGY
OF SMA NEGERI 7 SURAKARTA YEAR 2011/2012
Riyan Melani1), Harlita2), Bowo Sugiharto3)
1)
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: [email protected]
2)
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: [email protected]
3)
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: [email protected]
ABSTRACT – The purposes of this research are to ascertain: 1) the influence of
guided discovery methode toward scientific attitudes and 2) the influence of guided
discovery learning methode toward student’s achievement in cognitive domain. The
research was quasi experiment research. The research was designed using randomized
control-group pretest-postest design. Experimental group applied guided discovery
method. Control group applied conventional metode. The populations of this research
were all of 10th degree students at SMA Negeri 7 Surakarta in academic year
2011/2012. The samples of this research were the students of X2 as control group
consist of 30 students and X3 as experiment group consist of 31 students. The sample of
this research was established by cluster random sampling. The scientific attitudes data
was collected by questionaire and the student’s achievement in cognitive domain was
collected by essay test. The hypotheses of scientific attitudes data analyzed by t test and
the student’s achievement in cognitive domain data analyzed by anacova. The
conclusions of this research are: 1) application of guided discovery learning method had
significant effect toward scientific attitudes; 2) application of guided discovery
learning method had significant effect toward student’s achievement in cognitive
domain.
Keywords: guided discovery methode, scientific attitudes, cognitive achievement of
Study in Biology
globalisasi. Penyempurnaan kurikulum di
PENDAHULUAN
Kurikulum merupakan komponen
Indonesia dimulai dari tahun 1947 hingga
yang penting dalam sistem pendidikan.
kurikulum terbaru yaitu kurikulum tingkat
Kurikulum berfungsi sebagai acuan proses
satuan pendidikan (KTSP) tahun 2006.
pembelajaran.
Dinamika
kurikulum
Kurikulum disempurnakan untuk
disesuaikan dengan perkembangan ilmu
meningkatkan mutu pendidikan secara
pengetahuan
nasional. Mutu pendidikan yang tinggi
dan
teknologi
serta
Riyan Melani – Pengaruh Metode Guided Discovery Learning 98
diperlukan untuk menciptakan kehidupan
misalnya
yang
terbuka,
mengumpulkan
bersaing
Dengan menggunakan proses dan sikap
meningkatkan
ilmiah itu saintis memperoleh penemuan-
cerdas,
berdemokrasi,
sehingga
damai,
dan
mampu
dapat
kesejahteraan
semua
warga
negara
Indonesia.
objektif
dan
data
jujur
yang
dalam
diperoleh.
penemuan atau produk yang berupa fakta,
konsep, prinsip, dan teori.
Penerapan kurikulum 2006 (KTSP)
Sikap
ilmiah dalam mempelajari
menekankan pada pendekatan proses dan
IPA sangat bermanfaat bagi siswa yaitu
bukan pemaksaan pencapaian materi, oleh
dapat membentuk sikap dan nilai positif
karena itu pendalaman materi dilaksanakan
dalam diri siswa antara lain rasa percaya
melalui
Pelaksanaan
diri yang tinggi, ketekunan, kecermatan,
pembelajaran harus melibatkan aktivitas
pekerja keras, dan tak kenal putus asa.
siswa. Guru berperan sebagai mediator dan
Sikap dan nilai positif ini sebagai bekal
fasilitator dalam pembelajaran.
untuk
proses.
Peranan
mengatasi
permasalahan
guru yang sekedar mengajar sudah tidak
kehidupan sehari-hari.
relevan lagi dengan tuntutan kurikulum.
sikap
ilmiah
juga
dalam
Pengembangan
berguna
untuk
Tuntutan KTSP tahun 2006 untuk
membangun karakter siswa. Hal ini sesuai
mengembangkan terjadinya proses belajar
dengan paradigma baru pendidikan, tujuan
pada
pembelajaran
diri
siswa
senada
dengan
bukan
hanya
merubah
pembelajaran IPA khususnya biologi yang
perilaku tetapi membentuk karakter dan
mengarahkan pada penumbuhan sikap
sikap mental yang berorientasi pada global
ilmiah dan pengembangan keterampilan
mindset.
proses.
Sebagaimana
oleh
Fakta di lapangan, aktivitas siswa
beberapa ahli yang disimpulkan oleh
yang berhubungan dengan penumbuhan
Jumadi
sikap
(2003)
diutarakan
bahwa
IPA
dapat
ilmiah
kurang
optimal.
Siswa
dipandang sebagai proses, sikap, dan
meringkas materi dari buku kemudian
produk.
mempresentasikan secara individu didepan
Para
ilmuwan
IPA
dalam
kelas.
Siswa menerima konsep jadi
mempelajari gejala alam menggunakan
daripada menemukan konsep itu sendiri.
proses dan sikap ilmiah. Proses ilmiah
Siswa memiliki banyak konsep tetapi tidak
yang
dilatih
dimaksud
misalnya
melalui
pengamatan, eksperimen, dan analisis yang
bersifat rasional. Sedang sikap ilmiah
untuk
menemukan
mengembangkan konsep.
dan
99 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 1, hal 97-105
Pembelajaran IPA menuntut siswa
Variabel bebas dalam penelitian ini
untuk mendapatkan produk-produk ilmiah
adalah
melalui
yang
learning. Variabel terikat dalam penelitian
dilandasi oleh sikap-sikap ilmiah maka
adalah sikap ilmiah dan hasil belajar
diperlukan
kognitif.
proses-proses
metode
ilmiah
yang
dapat
mengembangkan tiga aspek ini. Siswa
dapat
mengembangkan
penyelidikan
ilmiah
mengembangkan
dengan
kemampuan
yang
sikap-sikap
belajar
ilmiah
guided
discovery
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian yaitu angket untuk mengukur
sikap
ilmiah
siswa
dan
soal
untuk
mengukur hasil belajar kognitif.
(discovery
Sebelum perlakuan dilakukan uji
learning). Dalam pembelajaran di SMA,
keseimbangan terhadap nilai pretes. Jika
siswa masih perlu bimbingan dari guru
data pretes dua kelas seimbang maka uji
dalam penemuannya. Sehingga dalam
hipotesis dilakukan dengan uji t. Jika data
penelitian ini menggunakan metode guided
pretes dua kelas tidak seimbang maka uji
discovery learning.
hipotesis menggunakan uji anakova. Uji
learning
penemuan
juga
mentode
Guided discovery
mengharuskan
siswa
hipotesis dilakukan jika distribusi normal
informasi
untuk
dan homogen. Untuk itu dilakukan uji
mengkonstruksi pemahamannya sendiri
normalitas dan homogenitas data sebelum
sehingga
uji hipotesis.
menggunakan
pemahaman
materi
lebih
berbekas dalam diri siswa.
METODE PENELITIAN
Untuk
terhadap
uji
angka
hipotesis
dilakukan
signifikansi
nilai
F.
Jenis penelitian ini adalah quasi
Kriteria pengujian jika angka signifikansi
eksperimen dengan rancangan penelitian
yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05
randomized control-group pretest-postest
berarti
design.
pengaruh antara variabel bebas terhadap
Populasi penelitian yaitu siswa
H0
ditolak.
Artinya
terdapat
variabel terikat.
kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun
HASIL DAN PEMBAHASAN
pelajaran 2011/2012 sebanyak 286 siswa.
A. HASIL
Sampel sebanyak dua kelas. Kelas X2
Sebelum perlakuan dilakukan uji
sebagai kelas kontrol sebanyak 30 siswa
kesetimbangan
pretes.
Hasil
uji
dan kelas X3 sebagai kelas eskperimen
kesetimbangan pretes disajikan pada Tabel
sebanyak 31 siswa.
1.
Riyan Melani – Pengaruh Metode Guided Discovery Learning 100
Tabel 1. Rangkuman Hasil Uji Normalitas
Pretes
normalitas data sikap ilmiah dan hasil
belajar kognitif disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas
Data Postes
Uji
homogenitas
data
pretes
disajikan pada Tabel 2.
Tabel
2.
Rangkuman
Hasil
Homogenitas Pretes
Uji
Uji homogenitas kelas data sikap
ilmiah dan hasil belajar kognitif disajikan
pada Tabel 5.
Tabel 5. Rangkuman Uji Homogenitas
Data Postes
Uji t terhadap data pretes disajikan
pada Tabel 3.
Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji t Data
Pretes
Hasil uji hipotesis data sikap ilmiah
menggunakan uji t disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil Uji t Data Sikap Ilmiah
H0: tidak ada
Hasil uji t pada data pretes sikap
perbedaan sikap
ilmiah antara kelas eksperimen dengan
ilmiah menunjukkan tidak ada beda antara
menerapkan metode
data pretes kelas kontrol dengan kelas
learning dengan kelas kontrol. Hasil uji
eksperimen
hipotesis
sehingga
uji
hipotesis
data
hasil
guided discovery
belajar
kognitif
menggunakan uji t. Hasil uji t pada data
menggunakan uji anakova disajikan pada
hasil belajar kognitif menunjukkan ada
Tabel 7.
beda antara pretes kelas kontrol dengan
Tabel 7. Hasil Uji Anakova Data Hasil
Belajar Kognitif
kelas eksperimen sehingga uji hipotesis
menggunakan uji anakova.
Sebelum melakukan uji hipotesis,
dilakukan uji asumsi untuk mengetahui
normalitas dan homogenitas data. Uji
H0: tidak ada
perbedaan hasil
belajar kognitif antara kelas eksperimen
101 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 1, hal 97-105
dengan menerapkan metode
guided
menghemat
waktu
tetapi
dapat
discovery learning dengan kelas kontrol.
menggambarkan kondisi lingkungan yang
B. PEMBAHASAN
sebenarnya
secara
nyata.
Jika
siswa
Berdasarkan hasil analisis data
dibawa pada lingkungan yang sebenarnya,
diperoleh hasil bahwa ada pengaruh
akan memakan banyak waktu. Tahapan
metode
learning
stimulation ini dapat meningkatkan rasa
terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar
ingin tahu siswa. Siswa didorong rasa
kognitif. Hal ini dikarenakan tahapan-
ingin tahu terhadap kegiatan apa saja yang
tahapan dari metode
guided discovery
dapat merusak lingkungan. Siswa juga
learning dapat mengembangkan sikap
diberikan tanggung jawab untuk mengisi
ilmiah dan hasil belajar kognitif.
LKS.
guided
discovery
Bersarkan uji
t
pada Tabel
6
Tahapan kedua dari metode guided
diketahui bahwa penerapan metode guided
discovery learning yaitu siswa diberikan
discovery learning berpengaruh terhadap
tanggung
jawab
sikap ilmiah siswa.
hipotesis
(jawaban
untuk
merumuskan
sementara)
atas
Metode guided discovery learning
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh
dengan materi kerusakan lingkungan dapat
guru. Tahapan ketiga dari metode guided
mengembangkan
ilmiah
discovery learning yaitu data collection.
seperti rasa ingin tahu, membedakan fakta
Tahapan ini siswa diberikan kesempatan
dengan opini, jujur terhadap fakta, kerja
untuk melakukan eksperimen. Eksperimen
sama,
bertujuan
dan
sikap-sikap
tanggung
jawab
dapat
untuk
membuktikan
bahwa
berkembang. Hal ini dapat terlihat pada
kondisi air yang berbeda beda akan
tahapan-tahapan dalam metode
berdampak pada kondisi ikan. Rasa ingin
guided
discovery learning.
tahu siswa berkembang ketika siswa
Tahapan pertama pada metode
guided
discovery
learning
stimulation. Stimulation
memberikan
yaitu
yaitu tahapan
persoalan-persoalan.
melakukan eksperimen. Siswa bertanyatanya
bagaimana
kondisi
ikan
pada
masing-masing kelompok. Rasa ingin tahu
Guru
siswa juga muncul karena motivasi siswa
menggunakan video yang di dalamnya
untuk menemukan jawaban. Hal ini sesuai
berisi
akan
dengan keuntungan pembelajaran dengan
dijadikan bahan untuk dieksplorasi oleh
menggunakan guided discovery learning
siswa. Pada tahap stimulation digunakan
yang disampaikan oleh Slavin
media
273).
persoalan-persoalan
video
yang
dikarenakan
untuk
Sikap
(1994:
ilmiah yang diharapkan
Riyan Melani – Pengaruh Metode Guided Discovery Learning 102
muncul dalam kegiatan eksperimen yaitu
aktif untuk menemukan sesuatu yang
jujur terhadap fakta. Siswa diharapkan
berhubungan dengan permasalahan yang
menuliskan semua hasil yang diperoleh
dihadapi. Dengan demikian secara tidak
dalam
Masing-masing
disengaja siswa menghubungkan masalah
kelompok juga tidak bisa melihat hasil
dengan pengetahuan yang telah dimiliki
eksperimen kelompok lain karena dosis
sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
eksperimen.
detergen berbeda pada setiap kelompok.
Setelah
siswa
memperoleh
Kemampuan membedakan fakta dan opini
generalisasi mengenai dampak detergen
akan muncul dalam kegiatan eksperimen.
terhadap kondisi ikan maka dilakukan
Siswa harus menunggu sampai eksperimen
diskusi untuk mengetahui cara pencegahan
selesai
atau
kemudian
menuliskan
hasil
penganggulangan
kerusakan
eksperimen. Siswa tidak boleh menuliskan
lingkungan. Diskusi melibatkan kerja sama
hasil eksperimen sesuai dengan pendapat
antarsiswa (Slameto, 1995: 75).
individu. Tahapan
data collection yang
Sikap
ilmiah
dapat
dilakukan dengan kegiatan eksperimen
dengan
melatih siswa untuk menggunakan metode
pengalaman pribadi. Hal ini sesuai dengan
ilmiah dalam menyelesaikan masalah,
teori
sehingga
pada
(2005), bahwa untuk dapat menjadi dasar
sesuatu yang belum pasti kebenarannya
pembentukan sikap pengalaman pribadi
(Roestiyah, 2001: 82). Fakta yang sudah
haruslah meninggalkan kesan yang kuat.
ada dapat terbantahkan dan diganti dengan
Pengalaman siswa diperoleh dari kegiatan-
fakta
kegiatan
tidak
baru
mudah
karena
percaya
kebenaran
dalam
mengkondisikan
terbentuk
siswa
pada
yang dikemukakan oleh Azwar
yang
dirancang
untuk
ilmiah.
Menurut
eksperimen bersifat relatif (Semiawan, C,
menumbuhkan
Tangyong, A. F, Belen, S, Matahelemudal,
UNESCO
Y,
15).
(2007): “learning to know, learning to do,
Eksperimen juga melatih kerja sama
learning to be, and learning to live
antarsiswa. Siswa harus mengesampingkan
together. Siswa tidak hanya duduk diam
egoisme.
dan
&
Suseloardjo,
Tahapan
W.,
1992:
data collection, data
processing,
verification,
generalization
dalam metode
discovery learning
sikap
(1996)
dalam
mendengarkan.
Soedijarto
Siswa
harus
diberdayakan agar siswa mau serta mampu
dan
berbuat untuk memperkaya pengalaman
guided
belajar (learning to do). Interaksi siswa
dilaksanakan dengan
dengan lingkungannya menuntut mereka
eksperimen melatih siswa belajar secara
untuk
memahami
pengetahuan
yang
103 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 1, hal 97-105
berkaitan
dengan
dunia
sekitarnya
Berdasarkan hasil uji anakova pada
(learning to know). Interaksi tersebut
Tabel
diharapkan siswa dapat membangun jati
metode
diri
berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif
(learning
to
be).
Kesempatan
berinteraksi dengan berbagai individu atau
kelompok
yang
bervariasi
7
diketahui bahwa penerapan
Guided Discovery Learning
siswa.
akan
Tahapan dalam metode guided
membentuk kepribadian untuk memahami
discovery learning yang pertama yaitu
kebersamaan, bersikap toleransi terhadap
stimulation dengan menayangkan video.
teman (learning to live together).
Di
Sikap ilmiah pada kelas kontrol
kurang
berkembang
video
terdapat
tayangan
mengenai kegiatan-kegiatan manusia yang
metode
dapat merusak lingkungan. Penggunaan
yaitu
video untuk menyampaikan persoalan-
metode presentasi. Presentasi dilakukan
persoalan lebih efektif dan efisien. Video
secara individu oleh siswa. Sebelum
merupakan media
melakukan presentasi siswa merangkum
selain dapat menarik perhatian siswa juga
materi yang akan dipresentasikan. Semua
dapat meningkatkan
siswa di kelas kontrol merangkum materi
Seperti penelitian yang dilakukan oleh
hanya berdasarkan buku paket. Tidak ada
Wahyudin, Sutikno, dan Isa (2010: 62)
satupun siswa yang menambah materi dari
yang memberi hasil bahwa pembelajaran
sumber lain. Dalam presentasi, siswa
dengan
hanya membaca hasil rangkuman, tetapi
meningkatkan
ada sebagian siswa yang memberikan
Penelitian juga dilakukan oleh Sumarni,
tambahan berdasarkan pengamatan secara
Soeprodjo,
pribadi.
pembelajaran
yang
Sikap
berkembang
tanggung
karena
dalam
digunakan
ilmiah
dalam
yang
pemahaman siswa.
multimedia
pemahaman
dan
Rahayu
siswa.
(2009)
dapat
membuktikan
presentasi
yaitu
menggunakan media audio visual dapat
Siswa
harus
meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.
tugas
rangkuman
dan
bahwa
dapat
yang
jawab.
menyelesaikan
bantuan
audio visual
Menurut Jauhar (2011:
dengan
99) penggunaan
presentasi di depan kelas. Namun sikap ini
media dapat mempertinggi hasil belajar
kurang berkembang, jika siswa sudah
berkenaan dengan taraf berpikir siswa.
selesai dengan presentasinya siswa tidak
Taraf berpikir manusia mengikuti tahap
akan mendengarkan siswa lain yang
perkembangan yang dimulai dari berpikir
presentasi di depan kelas.
konkret menuju berpikir abstrak, dimulai
dari berpikir sederhana menuju kompleks.
Riyan Melani – Pengaruh Metode Guided Discovery Learning 104
Melalui media, hal-hal yang abstrak dapat
mendorong perhatian siswa untuk lebih
dikonkretkan, dan hal-hal yang kompleks
memahami objek (Aunurrahman, 2009:
dapat disederhanakan.
37).
Tahapan selanjutnya yaitu data
Pada akhir pembelajaran siswa
collection, data processing, verification,
melakukan diskusi mengenai dampak dari
dan
pencemaran.
generalization dilakukan dengan
Dengan diskusi kelompok
eksperimen. Eksperimen dilakukan untuk
siswa akan lebih mengingat apa yang
membuktikan secara langsung dampak dari
didiskusikan
kegiatan-kegiatan
merusak
penjelasan dari guru. Hal ini sesuai dengan
lingkungan yang ada dalam tayangan
yang disampaikan oleh Jauhar (2011: 80)
video. Untuk dapat melakukan eksperimen
bahwa interaksi dengan lingkungan dapat
siswa
memperbaiki
harus
pertanyaan
yang
menjawab
dari
mengetahui
pertanyaan-
daripada
menerima
pemahaman
dan
guru
untuk
dapat
memperkaya pengetahuan. Diskusi dapat
eksperimen
yang
harus
meningkatkan
pemahaman
juga
dilakukan. Dengan eksperimen siswa akan
disampaikan oleh Slameto, (1995: 75
mengingat karena siswa terjun langsung
bahwa dengan belajar bersama dengan
dalam pembelajaran. Kegiatan ini melatih
siswa
siswa
pengetahuan
belajar
secara
aktif
untuk
lain
dapat
dan
meningkatkan
ketajaman
menemukan sesuatu yang berhubungan
Pembelajaran
dengan
dihadapi.
metode guided discovery learning siswa
Dengan demikian secara tidak disengaja
mengidentifikasi sendiri materi mengenai
siswa menghubungkan masalah dengan
pencemaran
pengetahuan yang telah dimiliki sehingga
menghubungkan dengan pengetahuan yang
pembelajaran menjadi bermakna. Menurut
telah
Bruner pembelajaran yang bermakna akan
menjadi lebih bermakna.
permasalahan
lebih menanamkan
yang
ingatan lebih dalam
dengan
berpikir.
menggunakan
kemudian
diketahuinya
sehingga
Pembelajaran
kelas
dapat
belajar
kontrol
pada diri siswa (Dahar, 1989: 103). Hal ini
menggunakan metode presentasi. Ketika
didukung oleh penelitian Muna, Sukisno,
satu orang siswa presentasi didepan kelas,
dan Yulianto (2009) yang memberi hasil
siswa yang lain hanya mendengarkan.
bahwa
Siswa ikut serta dalam pembelajaran
metode
meningkatkan
hasil
eksperimen
belajar
dapat
kognitif.
secara
pasif.
Banyak
siswa
dalam
Interaksi yang kuat antara siswa dengan
pembelajaran kelas kontrol yang ramai
objek pada kegiatan eksperimen dapat
sendiri walaupun sudah diingatkan untuk
105 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 1, hal 97-105
pada Siswa Sekolah Dasar.
Jurnal
Pendidikan
Fisika
Indonesia. 5(2009) 8-13.
memperhatikan, karena guru tidak ikut
mendampingi.
Siswa
pengetahuannya
hanya
rangkuman
yang
dipresentasikan
memperoleh
dari
hasil
kemudian
sendiri.
Siswa
tidak
memperoleh pengetahuan lain selain dari
hasil rangkuman. Hasil rangkuman siswa
semua bersumber dari buku paket, tidak
ada siswa yang mencari dari sumber lain.
KESIMPULAN
1. Metode guided discovery learning
berpengaruh nyata terhadap sikap
ilmiah
siswa SMA
Negeri 7
Surakarta tahun pelajaran 2011/2012
2. Metode guided discovery learning
berpengaruh
nyata
terhadap hasil
belajar kognitif biologi siswa SMA
Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran
2011/2012
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman. (2009).
Pembelajaran.
Alfabeta.
Belajar dan
Bandung:
Azwar, S. 2005. Sikap Manusia Teori dan
Penerapannya.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Dahar, R. W. (1989). Teori-Teori Belajar.
Jakarta: Erlangga.
Jauhar, M. (2011). Implementasi Paikem
dari
Behavioristik
sampai
Konstruktivistik.
Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.
Muna, Z., Sukisno, M., & Yulianto, A.
(2009).
Pengajaran
Pokok
Bahasan Pesawat Sederhana
dengan Metode Eksperimen
Roestiyah. (2008).
Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Semiawan, C., Tangyong, A. F., Belen, S.,
Matahelemudal,
Y.,
&
Suseloardjo,
W.
(1992).
Pendekatan
Keterampilan
Proses.
Jakarta:
Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Slameto. (1995). Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta.
Slavin,
E. (1994).
Educational
Psychology:
Theory
and
Practice. Massachusesttes: Allyn
and Bacon Publishers.
Soedijarto. (2007). Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan. Bandung: Imtima.
Sumarni, W., Soeprodjo, & Rahayu, K.P.
(2009). Efektivitas Penerapan
Metode Kasus Menggunakan
Media Audio Visual terhadap
Hasil Belajar Kimia Siswa
SMA.
Jurnal
Inovasi
Pendidikaan Kimia. 3 (1) 345353.
Wahyudin, Sutikno, & Isa, A. (2010).
Keefektifan
Pembelajaran
Berbantuan
Multimedia
Menggunakan Metode Inkuiri
Terbimbing
untuk
Meningkatkan
Minat
dan
Pemahaman Siswa.
Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia 6
(2010) 58-62.
Download