Uploaded by User98234

laporan-pendahuluan-ca-colon

advertisement
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA CA KOLON
Oleh :
I KADEK AGUS MAHENDRA PUTRA
1202106053
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi
Colorectal Cancer atau dikenal sebagai Ca. Colon atau Kanker Usus Besar adalah
suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, dan appendix (usus buntu).
Tumor adalah suatu benjolan atau struktur yang menempati area tertentu pada tubuh,
dan merupakan neoplasma yang dapat bersifat jinak atau ganas (FKUI, 2008 : 268).
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur
dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan
pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel
ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan
kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan
fungsi lainnya (Gale, 2000 : 177).
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang
muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker, 2001 : 72). Kanker kolon/usus besar
adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum
(Boyle & Langman, 2000 : 805). Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat
ganas yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 :
143). Karsinoma atau kanker kolon ialah keganasan tumbuh lambat yang paling sering
ditemukan daerah kolon terutama pada sekum, desendens bawah, dan kolon sigmoid.
Prognosa optimistik; tanda dan gejala awal biasanya tidak ada. (Susan Martin Tucker,
1998).
2.
Epidemiologi/Insiden Kasus
Lebih dari 156.000 orang terdiagnosa setiap tahunnya, kira- kira setengah dari
jumlah tersebut meninggal setiap tahunnya, meskipun sekitar tiga dari empat pasien
dapat diselamatkan dengan diagnosis dini dan tindakan segera. Angka kelangsungan
hidup di bawah lima tahun adalah 40% sampai 50%, terutama karena terlambat dalam
diagnosis dan adanya metastase. Kebanyakan orang asimtomatis dalam jangka waktu
lama dan mencari bantuan kesehatan hanya bila mereka menemukan perubahan pada
kebiasaan defekasi atau perdarahan rektal. Penyakit ini termasuk penyakit mematikan di
Amerika Serikat setelah kanker paru-paru karena penyakit ini sering tidak di ketahui
sampai tingkat yang lebih parah. Kira-kira 152.000 orang di amerika serikat terdiagnosa
kanker Colon pada tahun 1992 dan 57.000 orang meninggal karena kanker ini pada
tahun yang sama (ACS 1993). Sebagian besar klien pada kanker Colon mempunyai
frekuensi yang sama antara laki-laki dan perempuan. Kanker pada colon kanan biasanya
terjadi pada wanita dan Ca pada rektum biasanya terjadi pada laki-laki.
3.
Penyebab
Terdapat tiga etiologi utama kanker (Davey, 2006 : 334) yaitu
1.
2.
Diet : kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran, buahbuahan), kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan sumber protein hewani.
Kelainan kolon
a. Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.
b. Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi maligna menjadi
c.
3.
karsinoma.
Kondisi ulserative : Penderita colitis ulserativa menahun mempunyai risiko
terkena karsinoma kolon.
Genetik
Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai
frekuensi 3 ½ kali lebih banyak dari pada anak – anak yang orang tuanya sehat
(FKUI, 2001 : 207).
Faktor resiko untuk kanker kolon sebagai berikut :
 Usia lebih dari 40 tahun
 Darah dalam feses
 Riwayat polip rektal atau polip kolon
 Adanya polip adematosa atau adenoma villus
 Riwayat keluarga dengan kanker kolon atau poliposis dalam keluarga
 Riwayat penyakit usus inflamasi kronis
 Diet tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat
4. Patofisiologi Terjadinya Penyakit
Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas
atau disebut adenoma, yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh
sangat cepat). Pada stadium awal, polip dapat diangkat dengan mudah. Tetapi, seringkali
pada stadium awal adenoma tidak menampakkan gejala apapun sehingga tidak
terdeteksi dalam waktu yang relatif lama dan pada kondisi tertentu berpotensi menjadi
kanker yang dapat terjadi pada semua bagian dari usus besar (Davey, 2006 : 335).
Kanker kolon dan rektum terutama (95 %) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel
usus). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta
merusak jaringan normal serta meluas ke dalam sturktur sekitarnya. Sel kanker dapat
terlepas dari tumor primer dan menyebar ke bagian tubuh yang lain (paling sering ke
hati). Penyakit ini menyebar dalam beberapa metode.Tumor menyebar dalam tempat
tertentu pada lapisan dalam di perut, mencapai serosa dan mesenterik fat kemudian
tumor mulai melekat pada organ yang ada disekitarnya dan meluas ke dalam lumen
pada usus besar atau menyebar ke limpa atau pada sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi ini
langsung masuk dari tumor utama melewati pembuluh darah pada usus besar melalui
limpa, setelah itu biasanya sel bergerak menuju liver. Tempat yang kedua adalah tempat
yang jauh kemudian metastase ke paru-paru. Tumor colon juga dapat menyebar pada
bagian peritonial sebelum pembedahan tumor dilakukan. Penyebaran terjadi ketika
tumor dihilangkan dan sel kanker dari tumor pecah menuju ke rongga peritonial.
Kanker kolon dapat menyebar melalui beberapa cara yaitu :
a. Secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung
b.
c.
kemih
Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon
Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirakan darah ke system
d.
e.
portal
Penyebaran secara transperitoneal
Penyebaran ke luka jahitan, insisi abdomen atau lokasi drain. Pertumbuhan kanker
menghasilkan efek sekunder, meliputi penyumbatan lumen usus dengan obstruksi
dan ulserasi pada dinding usus serta perdarahan. Penetrasi kanker dapat
menyebabkan perforasi dan abses, serta timbulnya metastase pada jaringan lain
(Gale, 2000 :177)
5.
Klasifikasi
Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut :
A
B1
B2
C1
kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
kanker telah menginfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.
kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak satu
sampai empat buah.
C2
kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari 5
D
buah.
kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang
luas & tidak dapat dioperasi lagi.
Klasifikasi kanker kolon dapat ditentukan dengan sistem TNM (T = tumor, N =
kelenjar getah bening regional, M = jarak metastese), yaitu sebagai berikut :
6.
T
Tumor primer
TO
Tidak ada tumor
TI
Invasi hingga mukosa atau sub mukosa
T2
Invasi ke dinding otot
T3
Tumor menembus dinding otot
N
Kelenjar limfa
N0
tidak ada metastase
N1
Metastasis ke kelenjar regional unilateral
N2
Metastasis ke kelenjar regional bilateral
N3
Metastasis multipel ekstensif ke kelenjar regional
M
Metastasis jauh
MO
Tidak ada metastasis jauh
MI
Ada metastasis jauh
Gejala Klinis
a. Kanker kolon kanan
 Isi kolon berupa cairan
 Obstruksi
 Anemia
 Mucus jarang terlihat
 Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang
pada stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak pada
b.
abdomen, dan kadang – kadang pada epigastrium
Kanker kolon kiri dan rectum
 Menderung menyebabkan perubahan defekasi
 Nyeri kejang
 Kembung
 Sering timbul gangguan obstruksi





Feses dapat kecil dan berbentuk seperti pita
Mucus maupun darah segar sering terlihat pada feses
Anemia
Keinginan defekasi atau sering berkemih
Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang
tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses
berdarah (Gale, 2000)
7.
Pemeriksaan Klinis
Tanda-tanda Ca Colon tergantung pada letak tumor.Tanda-tanda yang biasanya
terjadi adalah :



Perdarahan pada rektal
Anemia
Perubahan feces
Kemungkinan darah ditunjukan sangat kecil atau lebih hidup seperti mahoni atau
bright-red stooks.Darah kotor biasanya tidak ditemukan tumor pada sebelah kanan
kolon tetapi biasanya (tetapi bisa tidak banyak) tumor disebelah kiri kolon dan rektum.
Hal pertama yang ditunjukkan oleh Ca Colon adalah :
8.

Teraba massa

Pembuntuan kolon sebagian atau seluruhnya

Perforasi pada karakteristik kolon dengan distensi abdominal dan nyeri
Pemeriksaan Diagnostik
a. Endoskopi. Pemeriksaan endoskopi perlu dikerjakan, baik sigmoidoskopi maupun
kolonoskopi. Gambaran yang khas karsinoma atau ulkus akan dapat dilihat dengan
b.
jelas pada endoskopi, dan untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan biopsi.
Radiologi. Pemeriksaan radiologi yang dapat dikerjakan antara lain adalah : foto
c.
dada dan foto kolon (barium enema).
Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas keadaan tumor dan
mengidentifikasikan letaknya. Tes ini mungkin menggambarkan adanya kebuntuan
pada isi perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang
kecil kemungkinan tidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium secara umum
dilakukan setelah sigmoidoscopy dan colonoscopy.
d.
Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas dari
penyakit. Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh
yang sudah metastasis. Pemeriksaan foto dada berguna selain untuk melihat ada
tidaknya metastasis kanker pada paru juga bisa digunakan untuk persiapan tindakan
pembedahan. Pada foto kolon dapat dapat terlihat suatu filling defect pada suatu
e.
tempat atau suatu striktura.
Ultrasonografi (USG). Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi ada tidaknya
f.
metastasis kanker kelenjar getah bening di abdomen dan di hati.
Histopatologi/ Selain melakukan endoskopi sebaiknya dilakukan biopsi di beberapa
tempat untuk pemeriksaan histopatologis guna menegakkan diagnosis. Gambaran
histopatologi karsinoma kolorektal ialah adenokarsinoma, dan perlu ditentukan
g.
differensiasi sel.
Laboratorium. Tidak ada petanda yang khas untuk karsinoma kolorektal, walaupun
demikian setiap pasien yang mengalami perdarahan perlu diperiksa Hb. Tumor
marker (petanda tumor) yang biasa dipakai adalah CEA. Kadar CEA lebih dari 5
mg/ ml biasanya ditemukan karsinoma kolorektal yang sudah lanjut. Berdasarkan
penelitian, CEA tidak bisa digunakan untuk mendeteksi secara dini karsinoma
kolorektal, sebab ditemukan titer lebih dari 5 mg/ml hanya pada sepertiga kasus
stadium III. Pasien dengan buang air besar lendir berdarah, perlu diperiksa tinjanya
h.
secara bakteriologis terhadap shigella dan juga amoeba.
Scan (misalnya, MR1. CZ: gallium) dan ultrasound: Dilakukan untuk tujuan
i.
diagnostik, identifikasi metastatik, dan evaluasi respons pada pengobatan.
Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum): Dilakukan untuk diagnostik banding dan
menggambarkan pengobatan dan dapat dilakukan melalui sum-sum tulang, kulit,
j.
organ dan sebagainya.
Jumlah darah lengkap dengan diferensial dan trombosit: Dapat menunjukkan
anemia, perubahan pada sel darah merah dan sel darah putih: trombosit meningkat
k.
9.
atau berkurang.
Sinar X dada: Menyelidiki penyakit paru metastatik atau primer.
Tindakan Penanganan
Bila sudah pasti karsinima kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai
berikut :
a. Pembedahan (Operasi)
Operasi adalah penangan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui
lebih awal dan masih belum metastatis, tetapi tidak menjamin semua sel kanker
telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian
b.
besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker.
Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X,
atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang ditumbuhi tumor,
merusak genetic sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak sel-sel yang
pembelahan dirinya cepat, antara alin sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung &
usus, sel darah. Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan
kehilangan nafsu makan.
c.
Kemotherapy
Chemotherapy memakai obat antikanker yang kuat, dapat masuk ke dalam sirkulasi
darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat
chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau dimakan, pada
umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan efek
d.
yang lebih bagus (FKUI, 2001 : 211).
Kolostomi
Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari
pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen (perut), stoma
ini dapat bersifat sementara atau permanen. Tujuan Pembuatan Kolostomi adalah
untuk tindakan dekompresi usus pada kasus sumbatan / obstruksi usus. Sebagai
anus setelah tindakan operasi yang membuang rektum karena adanya tumor atau
penyakit lain. Untuk membuang isi usus besar sebelum dilakukan tindakan operasi
berikutnya untuk penyambungan kembali usus (sebagai stoma sementara).
Jenis-Jenis Kolostomi sebagai berikut :

Jenis kolostomi berdasarkan sifatnya:
 Sementara
Indikasi untuk kolostomi sementara adalah :
1. Hirschprung disease
2. Luka tusuk atau luka tembak
3. Atresia ani letak tinggi
4. Untuk mempertahankan kelangsungan anastomosis distal usus setelah
tindakan operasi (mengistirahatkan usus).
5.

Untuk memperbaiki fungsi usus dan kondisi umum sebelum dilakukan
tindakan operasi anastomosis
Permanen
Indikasi untuk kolostomi permanen adalah penyakit tumor ganas pada
kolon yang tidak memungkinkan tindakan operasi reseksi-anastomosis

usus
Jenis kolostomi berdasarkan letaknya :
Colostoy Asendens
Colostomy
Colostomi
Lokasi
Konsistensi
Colon Asendens
Cair atau lunak
Transversal
Desendens
Colon Tansversum Colon Desendens
Lunak
Padat
feses
Iritasi kulit
Mudah terjadi, karenaMungkin
terjadiKadang terjadi
kontak dengan enzimkarena lembab terus
Komplikasi
pencernaan
menerus
Striktur atau retraksi
stoma

Jenis kolostomi berdasarkan tekhnik pembuatan :
 Single Barreled Colostomy
 Double Barreled Colostomy
 Loop Colostomy
10. Komplikasi
Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan pada lokasi
tumor atau melalui penyebaran metastase yang termasuk :
 Perforasi usus besar yang di sebabkan peritonitis
 Pembentukan abses
 Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina
 Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap
 Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran langsung
 Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon

yang menyebabkan hemorragi
Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok
Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan
perdarahan. Tumor tumbuh kedalam usus besar secara berangsur-angsur membantu usus
besar dan pada akhirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan
mungkin menekan pada organ yang berada di sekitarnya (uterus, urinary bladder, dan
ureter) dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Breathing
 Terdapat infeksi
 Kondisi batuk yang kronis
 Edema pulmonal
b. Blood
 Riwayat masalah jantung, GJK
 Penyakit vascular perifer atau stasis vascular (peningkatan risiko pembentukan
c.
trombus)
Brain
 Adakah penurunan kesadaran : Komposmentis, delirium, somnolen, apatis, dan
koma
 Apakah pasien berbicara lancar, cepat, atau lambat
 Gelisah
 GCS
d. Bladder
 Keinginan defekasi atau sering berkemih
 Distensi abdomen
e. Bowel
 Nyeri
 Konstipasi dan diare bergantian
 Feses berdarah
2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
a. Konstipasi
b. Nyeri Akut
c. Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan Tubuh
d. Defisiensi Pengetahuan
e. Kekurangan Volume Cairan
3.
Rencana Asuhan Keperawatan (Tujuan, Kriteria Evaluasi, Intervensi, Rasional)
Diagnosa
Konstipasi
obstruksi total
Tujuan
b.d Setelah
Intervensi
dilakukan Constipation
asuhan
keperawatan Management
selama … x 24 jam
diharapkan konstipasi
 Identifikasi
faktor-faktor yang
Rasional
 Mengetahui
faktor
penyebab konstipasi,
sehingga
menentukan
dapat
teratasi
dengan
kriteria hasil :
Bowl Elimination
 Pola BAB dalam
batas normal
 Feses lunak
 Cairan dan serat
adekuat
menyebabkan
intervensi yang tepat
konstipasi
 Jelaskan
serta tindakan untuk
memperlancar buang
penyebab
dan
rasionalisasi
tindakan
pada
pasien
 Konsultasikan
dengan
tentang
dan
penurunan bising
usus
 Kolaborasi
ada
tanda
gejala
jika
dan
yang menetap
 Jelaskan
pada
manfaat
diet (cairan dan
serat)
kecemasan pasien
 Adanya
bunyi
abnormal
saat
auskultasi
bising
usus
menunjukkan
terjadinya
konstipasi
pasien
konstipasi
mengurangi
dokter
peningkatan
air besar
 Penjelasan mengenai
terhadap
eliminasi
 Kolaborasi
komplikasi
 Untuk
mengembalikan
keteraturan
defekasi klien
 Nutrisi serat tinggi
untuk
melancarkan
eliminasi fekal
 Mobilisasi
yang
dianjurkan
dengan ahli gizi
pasien
diet tinggi serat
meningkatkan
dan cairan
 Dorong
pola
kepada
dapat
peristaltik usus
peningkatan
aktivitas
Nyeri akut b.d nyeri Setelah
pada abdomen karena asuhan
kompresi jaringan
yang
optimal
dilakukan Pain Management
keperawatan
selama … x 24 jam
 Lakukan
pengkajian nyeri
 Mengetahui
karakteristik nyeri
 Mengetahui tingkat
diharapkan
nyeri
berkurang
dengan
secara
nyeri yang dirasakan
komprehensif
kriteria hasil :
termasuk
Pain Control
karakteristik,
 Mampu
durasi, frekuensi,
mengontrol
(tahu
nyeri
penyebab
nyeri)
 Mampu
kualitas
nonfarmakologi
untuk mengurangi
nyeri
 Melaporkan
nyeri
berkurang dengan
menggunakan
manajemen nyeri
 Mampu mengenali
nyeri
dan
dari
ketidaknyamanan
 Kontrol
tehnik
bahwa
faktor
faktor presipitasi
 Observasi reaksi
nonverbal
menggunakan
(skala,
lingkungan yang
frekuensi
dan
tanda nyeri)
 Menyatakan
rasa
setelah
nyeri berkurang
 Tanda vital dalam
rentang normal
mengurangi
yang
dapat
meningkatkan nyeri
 Mengetahui
nyeri
secara spesifik agar
dapat
melakukan
tindakan yang tepat
dalam
mengatasi
nyeri
 Klien
dapat
dapat
mengalihkan
mempengaruhi
perhatian dari nyeri
nyeri seperti suhu
dan
ruangan,
intensitas serta skala
pencahayaan dan
kebisingan
 Kaji tipe
dan
sumber
nyeri
untuk
menentukan
intensitas,
nyaman
lokasi,
klien
 Untuk
non
farmakologi:
napas
dala,
relaksasi,
distraksi, kompres
hangat/ dingin
 Berikan informasi
tentang
nyeri
 Pereda nyeri optimal
menurunkan nyeri
 Agar pasien tidak
merasa cemas
 Memonitor efektifitas
pereda nyeri terhadap
intervensi
 Ajarkan tentang
teknik
menurunkan
nyeri
penurunan skala nyeri
klien
seperti penyebab
nyeri,
berapa
lama nyeri akan
berkurang
dan
antisipasi
ketidaknyamanan
dari prosedur
Analgesic
Administration
 Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
 Monitor vital sign
sebelum
dan
sesudah
pemberian
analgesik pertama
Ketidakseimbangan
kali
dilakukan Nutritional
Setelah
Nutrisi : Kurang dari asuhan
 Tinggi karbohidrat,
keperawatan Monotoring
Kebutuhan Tubuh b.d selama … x 24 jam
 Kolaborasi dengan
nausea, vomiting, dan diharapkan konstipasi
ahli
anoreksia
menentukan
teratasi
dengan
protein, dan kalori
gizi
untuk
kriteria hasil :
jumlah kalori dan
Nutritional Status
nutrisi
 Mampu
mempertahankan
intake nutrisi
 Mampu
mempertahankan
cairan dalam tubuh
 Mampu
mempertahankan
yang
dibutuhkan pasien
 Ajarkan
pasien
bagaimana
membuat
catatan
makanan harian.
 Monitor
adanya
penurunan BB dan
gula darah
diperlukan
atau
dibutuhkan
selama
perawatan
 Menjaga pola makan
pasien
sehingga
pasien makan secara
teratur
 Untuk
dapat
mengetahui
tingkat
kekurangan glukosa
dalam
darah
dan
penurunan BB
 Sebagai
data
makanan
 Monitor
pada klien
 Hematokrit dalam
kulit
 Monitor
intake
rentang normal
turgor
kusam,
total
Hb
perubahan
nutrisi
dan
kurang
kebutuhan
 Untuk
mengetahui
dari
dapat
tingkat
kekurangan
kadar Ht
 Monitor
intake
nuntrisi
 Informasikan pada
klien dan keluarga
tentang
adanya
yang
kekeringan, rambut
protein,
penunjang
manfaat
nutrisi
kandungan
Hb,
albumin, dan kadar
Ht dalam darah
 Mengetahui
keseimbangan intake
dan
pengeluaran
asuapan makanan
 Menjaga
keadekuatan asupan
nutrisi
Defisiensi
pengetahuan
Setelah
b.d asuhan
dilakukan Teaching : Disease
keperawatan Process
prosedur pembedahan selama … x 24 jam
dan proses penyakit
diharapkan
pasein
menunjukkan
 Kaji
pengetahuan
pasien
pengetahuan
proses
keluarga
 Jelaskan
dibutuhkan
 Untuk
mengetahui
pengetahuan
tingkat
yang
dan
persepsi pasien dan
keluarga
dan  Mempermudah
dalam memberikan
menyatakan
penjelasan pada klien
patofisiologi dari  Meningkatan
pengetahuan
dan
penyakit
dan
mengurangi cemas
bagaimana hal ini
 Memberi gambaran
berhubungan
tentang pilihan terapi
dengan anatomi
yang bisa digunakan
dan
fisiologi,
pemahaman
dengan cara yang
penyakit
dengan
kriteria hasil :
Kowlwdge : disease
Process
 Pasien
keluarga
dan
tentang penyakit,
kondisi, prognosis
dan
program
dan
penyakit, dengan
mampu
cara yang tepat
 Gambarkan proses
melaksanakan
prosedur
yang
dijelaskan
secara
benar
 Pasien
dan
keluarga
dan gejala yang
biasa muncul pada
pengobatan
 Pasien
keluarga
tepat.
 Gambarkan tanda
mampu
menjelaskan
kembali apa yang
dijelaskan
perawat/tim
kesehatan lainnya
penyakit, dengan
cara yang tepat
 Sediakan
informasi
pada
pasien
tentang
kondisi,
dengan
cara yang tepat
 Sediakan
bagi
keluarga
informasi tentang
kemajuan
pasien
dengan cara yang
tepat
 Diskusikan
pilihan terapi atau
penanganan
 Dukung
pasien
untuk
mengeksplorasi
atau mendapatkan
second
opinion
dengan cara yang
tepat
Kekurangan volume Setelah
cairan b.d dehidrasi
asuhan
atau
diindikasikan
dilakukan Fluid Monitoring
keperawatan
 Monitor status

Memantau
klien
kondisi
terhadap
selama … x 24 jam
hidrasi
perubahan
status
diharapkan
(kelembaban
hidrasi
Informasi
data
voleume
cairan
adekuat
membran mukosa, 
dengan kriteria hasil :
nadi adekuat,
Fluid balance
tekanan darah
 Mempertahankan
ortostatik ), jika
urine output sesuai
dengan usia dan
BB,
BJ
normal,
 Tekanan
urine
darah,
diperlukan
 Monitor hasil lab
kehilangan
cairan (BUN , Ht,
melalui
albumin, total
dehidrasi,
elastisitas
kulit
turgor
baik,
membran mukosa
lembab, tidak ada
rasa
haus
berlebihan
 Intake oral
yang
dan
intravena adekuat
meningkatkan
dengan retensi
dalam
tanda
demam
metabolik
osmolalitas urin,
normal
 Tidak ada tanda
memanjangnya
yang sesuai
nadi, suhu tubuh
batas
penunjang
 Peningkatan suhu /
protein)
 Monitor vital sign
setiap 15 menit-1
jam
 Kolaborasi
pemberian cairan
IV
 M
 onitor intake
dan
cairan
penguapan
(evaporasi)
 Adanya penurunan
masukan/banyak
kehilangan,
penggunaan
parenteral
dapat
memperbaiki/mence
gah
kekurangan
cairan
 Memberikan
dan urin output
informasi
setiap 8 jam
keadekutan volume
cairan
kebutuhan
penggantian
tentang
dan
Daftar Pustaka
Accre, T.E & Teranishi, R. 1993. Flavor Science. ACS Profesional Reference Book. Washington
D.C.
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
Brooker, C.. (2001). Kamus saku keperawatan. (edisi 31). Jakarta. EGC.
Boyle, P. & Langman, J.S., 2000. ABCof Colorectal Cancer.British Medical Journal, 321(7264):
805-808.
Davey Patrick. 2006. At a Glance Medicine. Alih bahasa : Anissa Racmalia. Jakarta : Erlangga.
Gale dkk, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta : EGC
Jan Tambayong, 2000, Patofisiologi Untuk Perawatan, EGC, Jakarta.
McCloskey&Bulechek. 1996. Nursing Interventions Classifications Second edisi. Newyork :
Mosby-Year book. Inc.
NANDA. 2012-2014. Nursing Diagnosis: Definitions and classification. Philadelphia, USA.
Suyono,dkk. 2001. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II edisi 3. Jakarta : Balai penerbit FKUI.
Sjamsuhidayat & wong. 2005. Buku ajar ilmu bedah. Jakarta : EGC.
Tucker, Susan Martin, 1998, Standart Perawatan Pasien, Proses Keperawatan Diagnosa dan
Evaluasi. Volume 3, Edisi 5, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.
University IOWA, NIC and NOC Project. 1991. Nursing outcome Classifications. Philadelphia,
USA
Pathway
Polip jinak
Menjadi ganas karena mutasi
Menyusup serta merusak jaringan normal
Perubahan kolonosit
Jaringan adenokarsinoma
Kanker Kolon
Prosedur Pembedahan
Defisiensi Pengetahuan
Insisi bedah, pembentukan stoma,
kontaminasi fekal terhadap kulit
periostomal
Obstruksi parsial pada kolon
Obstruksi total
Kompresi jaringan
Konstipasi
Nyeri abdomen
Nausea, vomiting, anoreksia
Nyeri Akut
Ketidakseimbangan
Nutrisi : Kurang dari
Kolostomi
Risiko Kerusakan Integritas Kulit
Kebutuhan Tubuh
Dehidrasi
Kekurangan Volume Cairan
Download