PERAN IMF DAN WORLD BANK DALAM MEWUJUDKAN

advertisement
PERAN IMF DAN WORLD BANK DALAM
MEWUJUDKAN PERDAMAIAN DAN KEMAKMURAN DUNIA
Siti Mahmudah
Abstrak
IMF dan World Bank merupakan dua organisasi yang bergerak untuk membantu memberikan
pinjaman dana dan mengatur arus keuangan untuk pembangunan negara-negara di dunia.
IMF dan World Bank memiliki tanggung jawab yang berbeda. IMF lebih bertanggung jawab
pada stabilitas keuangan dengan cara membantu melalui bantuan moneter dan fiskal,
sedangkan World Bank lebih bertanggung jawab dalam hal mengurangi kemiskinan atau
menghilangkan kemiskinan dengan cara membantu melalui perubahan struktur institusional
dan pembangunan. Namun demikian Word Bank dan IMF dianggap sering mengintervensi
urusan-urusan dalam negeri di negara-negara yang dibantunya, walaupun dengan alasan
demokratisasi.Inilah yang dikritik oleh Joseph Stiglitz, bahwa liberalisasi ekonomi yang
terjadi terlalu cepat sehingga justru menciptakan instabilitas ekonomi dan menimbulkan
ketergantungan pada sistem global termasuk pada lembaga-lembaga keuangan internasional
itu.
Kata Kunci: marxisme,organisasi internasional, hubungan, kerja sama, ketergantungan.
Abstract
Both IMF and World Bank are international organizations which are meant to help funding
and managing cash flows of countries for the sake of development. Yet they have different
responsibilities. IMF is responsible for maintaining financial stability by helping through
monetary and fiscal aid. Whereas the World Bank has the responsibility to reduce poverty by
giving institutional structure improvement and development assistance. However, these
organizations are often considered interfering domestic issues of states, despite of having
democratization motive. This is what Joseph Stiglitz criticize upon, arguing that such
economy liberalization happens too fast, therefore, creating economy instability instead. And
it arises dependency towards global system, including to those international finance
institutions.
Key Words:marxism, international organizations, relations, cooperations, dependency.
IMF (International Monetary Fund) dan World Bank merupakan dua organisasi yang
bergerak untuk membantu memberikan pinjaman dana dan mengatur arus keuangan untuk
pembangunan negara-negara di dunia. Pinjaman dana yang diberikan oleh World Bank dan
IMF digunakan untuk pembangunan Negara, baik dari aspek infrastruktur, pendidikan,
pembangunan ekonomi dan lain sebagainya. Pada awalnya World Bank dibangun untuk
membantu negara-negara di Eropa yang mengalami keterpurukan ekonomi pasca Perang
Dunia I yang membuat negara-negara di Eropa tersebut mengalami banyak kerugian sehingga
berdampak pada ekonomi di dalam negaranya. Sebelum hadirnya World Bank dan IMF,
sistem Bretton Woods telah lebih dulu muncul yang kelak melahirkan tiga organisasi
keuangan, yaitu World Bank, IMF dan WTO (World Trade Organization).
Saat permasalahan ekonomi di Eropa berhasil diatasi, World Bank kemudian
berinisiatif melebarkan sayapnya untuk turut membantu negara-negara Dunia Ketiga dalam
bidang ekonomi.IMF dan World Bank memiliki tanggung jawab yang berbeda. Saat ini IMF
lebih bertanggung jawab pada stabilitas keuangan dengan cara membantu melalui bantuan
moneter dan fiskal, contohnya seperti meminjamkan sejumlah uang kepada suatu negara.
Sedangkan World Bank lebih bertanggung jawab dalam hal mengurangi kemiskinan atau
menghilangkan kemiskinan dengan cara membantu melalui perubahan struktur institusional
dan pembangunan, contohnya World Bank mendorong negara yang ingin dibantu untuk
memperbaiki sistem pemerintahan yang ada di dalam negaranya, seperti mengembangkan
dan meningkatkan demokrasi, juga membatasi tindakan korupsi di dalam negaranya. Apabila
World Bank ingin membantu maka kondisi birokrasi di dalam negara tersebut haruslah lebih
baik, karena percuma saja apabila sudah dibantu tetapi masih terdapat banyak praktik
korupsi.Selain mendorong negara untuk memperbaiki sistem demokrasinya, World Bank juga
turut membantu dalam hal pertanian, industri, dan pendidikan dalam negeri.
Pembahasan selanjutnya akan menghubungkan teori-teori dalam ilmu hubungan
internasional (HI) dengan fenomena organisasi internasional seperti World Bank dan IMF,
juga bagaimana teori-teori HI ini memandang atau melihat World Bank dan IMF.
World Perspective
A. Teori Liberalisme
Teori liberalisme merupakan teori yang menekankan pada pentingnya peran aktor non-negara
dalam sistem internasional, dimana institusi internasional merupakan bagian yang mendorong
terciptanya perdamaian dan kemakmuran global.Teori liberalisme lebih mengutamakan
kerjasama dan perdamaian untuk memenuhi kebutuhan manusia didunia.
IMF dan World Bank merupakan bagian dari institusi internasional yang menjadi jalan
bagi masyarakat dunia untuk saling terhubung dalam rangka mendorong proses globalisasi
dan pencapaian akan kemakmuran serta kesejahteraan masyarakat dunia dalam cakupan
global. IMF dan World Bank bergerak dalam rangka memenuhi kebutuhan negara-negara
untuk mendorong perkembangan masing-masing negara agar lebih maju.World Bank dan
IMF dalam upayanya memajukan setiap negara dan mewujudkan kemakmuran global
merupakan refleksi dari tujuan kalangan liberalis. Peminjaman dana kepada negara-negara
yang membutuhkannya menjadi cara yang efisien yang ditempuh IMF dalam rangka
mewujudkan kemakmuran suatu negara.
Menurut kaum liberalis, institusi internasional menjadi bagian yang mendorong kemajuan
suatu negara sehingga apabila sebuah perekonomian negara itu maju, maka akan menciptakan
kemakmuran, baik dalam ruang lingkup negara maupun global. Jika dilihat dari perspektif
liberalisme yang memiliki pandangan mengenai prospek global, yaitu rasa optimistik atas
kemajuan, World Bank dan IMF dalam hal ingin memakmurkan dan memajukan ekonomi
negara-negara berkembang di dunia memiliki rasa optimistik akan kemajuan dari prospek
ekonomi negara-negara tersebut. Karena, World Bank dan IMF bertujuan untuk membuat
negara-negara me-liberalisasikan ekonominya menjadi lebih terbuka. Wolrd Bank dan IMF
percaya bahwa dengan membantu negara-negara berkembang di dunia akan mampu
menciptakan kemajuan dan perdamaian sekaligus. Kunci dari teori ini adalah kerjasama dan
perdamaian. Saat World Bank dan IMF melakukan kerjasama dengan negara-negara
berkembang yang dibantunya, dan memberi persyaratan atau ketentuan yang harus
disepakati, seperti meningkatkan standar demokrasi dalam negaranya dan membatasi praktik
korupsi, secara otomatis hal itu membuat stabilitas politik di dalam negara niscaya membaik
dan ekonomi di dalam negara pun akan semakin terintegrasi. Saat keadaan ekonomi suatu
negara membaik karena semakin terintegrasi, saat itulah keamanan dan ketertiban dalam
suatu negara dapat tercipta, sehingga perdamaian pun akhirnya juga dapat terwujud.Maka,
semakin banyak World Bank dan IMF melakukan hubungan kerjasama atau banyak
membantu negara-negara berkembang di dunia maka semakin meningkat pula perdamaian
dan kemakmuran di dunia.
Selain pentingnya kerjasama dan upaya menciptakan perdamaian, perspektif liberalisme juga
memiliki konsep kolaborasi untuk saling membantu dalam hal memenuhi kebutuhan
manusia. Hal itu dapat dilihat dari World Bank dan IMF yang selalu berkolaborasi dengan
negara-negara yang dibantunya, tidak hanya dalam memberikan bantuan keuangan, bantuan
moneter dan fiskal seperti cara yang ditempuh IMF, tetapi juga berkolaborasi dalam hal
meningkatkan kemajuan industri, pendidikan dan pertanian dengan negara-negara yang
dibantunya. Biasanya yang memberi bantuan pembangunan dan peningkatan beberapa bidang
seperti itu adalah World Bank.Organisasi ini memang mempunyai tanggung jawab besar
untuk menuntaskan kemiskinan dan sangat membantu dalam hal memenuhi pelbagai
kebutuhan manusia di dunia.
B. Teori Realisme
Teori Realisme merupakan teori yang menekankan pada pentingnya peran aktor negara
dalam sistem internasional, di mana institusi internasional hanya dijadikan instrumen atau
alat untuk kepentingan pribadi atau kepentingan nasional negaranya.Teori Realisme
memandang sistem global itu anarki.Kaum realis melihat dan menyamakan tingkahlaku
negara dengan sifat manusia yang selfish dan mementingkan diri sendiri.Bagaimana
menghubungkan teori realisme ini, yang mengatakan bahwa negara itu sifatnya
mementingkan diri sendiri dengan fenomena organisasi internasional World Bank dan IMF?
Organisasi internasional baik World Bank maupun IMF terdiri dari beberapa negara anggota
yang bergabung di dalamnya.IMF terdiri dari negara-negara Eropa yang menjadi anggotanya,
sedangkan World Bank terdiri dari negara-negara yang berasal dari Amerika.Karena sifat
dasar dari negara yang hanya mementingkan kepentingan nasional negaranya, dapat dilihat
semakin banyak negara yang ingin bergabung menjadi anggota World Bank dan IMF.Negaranegara yang tergabung dalam organisasi internasional World Bank dan IMF banyak
menggunakan pengaruhnya dalam memberikan ketentuan-ketentuan saat World Bank dan
IMF memberi bantuan kepada negara-negara yang ingin dibantu.Negara-negara besar
pemenang Perang Dunia II tergabung dalam struktur organisasi World Bank dan IMF untuk
menguasai perekonomian dunia.Keinginan mereka yang hanya mengedepankan kepentingan
nasional membuatnya ingin menguasai seluruh sisi kegiatan hubungan internasional
antarnegara. Tujuannya menciptakan gap, ketimpangan sosial dan kesenjangan sosial,
sehingga banyak negara yang akan bergantung kepada mereka untuk melakukan hubungan
kerjasama dalam hal menyokong kemajuan, kesejahteraan dan kemakmuran negaranya.
Selain mengedepankan kepentingan nasionalnya, negara-negara besar yang tergabung dalam
keanggotaan organisasi internasional World Bank dan IMF juga ingin mendapatkan
kekuasaan agar mendapatkan perhatian dunia.
C. Teori Neoliberalisme
Teori neoliberalisme merupakan teori yang menekankan pada pentingnya peran negara dan
juga institusi internasional dalam sistem internasional di mana institusi internasional
merupakan bagian yang mendorong terciptanya perdamaian dan kemakmuran global.Teori
neoliberalisme lebih mengutamakan kerjasama perdagangan untuk memenuhi kebutuhan
manusia di dunia.
Teori neoliberalisme memiliki konsern atau hal penting yang menjadi keutamaannya, yaitu
“mengutamakan kemajuan kerjasama untuk mengatasi masalah-masalah bersama dalam
bidang ekonomi, sosial dan lingkungan hidup”(Jemadu, 2014).Seperti halnya World Bank
dan IMF yang bergelut dalam bidang ekonomi yang memberikan bantuan keuangan,
keduanya juga membantu dalam bidang pembangunan pendidikan, industri, dan lain
sebagainya.Karena World Bank menginginkan suatu negara meningkatkan sistem demokrasi
dalam negara dan membatasi praktik korupsi yang ingin dibantunya, hal ini berkaitan juga
dengan konsep inti dari teori neoliberalisme itu sendiri, yaitu HAM (Hak Asasi Manusia) dan
Integrasi.Mengapa demokrasi berkaitan dengan HAM?Karena apabila HAM dihormati dan
dijamn, maka demokrasi dapat berjalan.Sebaliknya apabila HAM tidak diperjuangkan maka
demokrasi pun tidak dapat berjalan.Karena esensi dari demokrasi adalah masyarakat ikut
berpartisipasi aktif dalam pemerintahannya, yang artinya masyarakat bebas dalam
menyampaikan aspirasinya, kehidupan masyarakat terjamin kelayakannya, dan bebas
menentukan pilihannya. Apabila esensi-esensi HAM yang seperti itu sudah tercapai maka
demokrasi di dalam sistem pemerintahan akan berjalan dengan baik dan meningkat.
Selanjutnya, mengapa pembatasan praktik korupsi berkaitan dengan integrasi? Karena
dengan adanya pembatasan praktik dalam suatu negara maka ekonomi di negara tersebut
akan lebih mudah terintegrasi. Saat suatu negara ingin meliberalisasikan ekonominya, maka
hal yang paling utama adalah bagaimana negara tersebut dapat mengendalikan aktivitas rent
seeking atau praktik korupsi. Contohnya di Indonesia, apabila tidak dikendalikan maka akan
mengakibatkan suburnya praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), terlebih lagi seiring
dengan adanya otonomi daerah. Biasanya para pejabat negara di Indonesia sering melakukan
aktivitas rent seeking yang menyebabkan negara sulit mengintegrasikan ekonominya karena
terhambat oleh aktivitas tersebut.
Mengapa para pejabat negara ini sering melakukan aktivitas rent seeking atau korupsi?
Karena Pemerintah Indonesia tidak mampu membatasi proteksi-proteksi yang diberikan
kepada pejabat-pejabat tertentu atau kepada koneksi-koneksi yang dimiliki pejabat
Negara.Yang mendasari adanya pemberian proteksi ini adalah: 1) koneksi politik; 2) akses
terhadap kekuasaan. Koneksi politik merupakan ciri yang kuat dalam fenomena rent seeking
activities. Seharusnya dengan semakin terintegrasinya ekonomi suatu negara, proteksiproteksi dalam suatu negara harus dihilangkan dan dibatasi serta harus membuka peluang
untuk investasi-investasi asing masuk ke dalam negara tersebut. Jika kebijakan proteksi
dalam suatu negara masih banyak yang dipertahankan maka akan menghambat investasi
asing untuk masuk dan membangun perekonomian negara tersebut. Di Indonesia, kebijakan
liberalisasi ekonomi yang ditempuh tidak diiringi dengan adanya politik yang baik, sehingga
tidak mengarah ke demokrasi.
Teori neoliberalisme sangat menggunakan institusi internasional dalam hal meningkatkan
kemakmuran, kemajuan dan kesejahteraan suatu negara.Preskripsi atau ketentuan yang harus
dilakukan menurut pandangan neoliberalisme adalah “mempromosikan demokrasi dan
lembaga
internasional
untuk
mengkoordinasikan
tindakan
kolektif
atas
masalah
global”(Jemadu, 2014).Lembaga internasional seperti World Bank dan IMF didirikan atau
diciptakan untuk mengkoordinasikan tindakan kolektif negara-negara yang menjadi anggota
kedua lembaga internasional tersebut dalam mengatasi masalah global secara bersamasama.Seperti halnya masalah global yang menjadi konteks dari World Bank dan IMF adalah
keterpurukan ekonomi pada negara-negara berkembang di dunia. Negara-negara yang
menjadi anggota IMF ataupun World Bank memiliki kepentingan yang sama, yaitu untuk
menuntaskan kemiskinan dan memajukan ekonomi negara berkembang. Karena mereka
memiliki kepentingan yang sama, maka tindakan yang dilakukan negara-negara itu untuk
membantu negara berkembang dilakukan secara kolektif atau universal.
D. Teori Marxisme
Teori marxisme ini berawal dari kritik mengenai liberalisasi ekonomi.Para ekonom liberal
memandang perekonomian sebagai ‘positive-sum game’ dengan keuntungan bagi
semua.Tetapi Marx menolak adanya pandangan tersebut. Marx melihat bahwasanya
perekonomian hanyalah wadah atau tempat bagi kaum kapitalis untuk melakukan eksploitasi
pada manusia dan menyebabkan perbedaan kelas (class distinction). Marx setuju dengan
kaum merkantilis yang menyatakan bahwa politik dan ekonomi sangat berkaitan, tetapi kaum
Marxis lebih menempatkan ekonomi di tempat pertama dan politik di tempat kedua.Menurut
kaum Marxis, perekonomian dunia terbagi menjadi dua kelas social, yaitu kaum borjuis atau
kaum kapitalis dan kaum proletar atau kaum buruh.Kaum borjuis adalah mereka yang
memiliki alat-alat produksi,termasuk kaum pemilik modal.Sedangkan kaum proletar adalah
para buruh yang hanya memiliki tenaga kerjasaja yang harus dijual kepada kaum
borjuis.1Dalam arti kata mereka mengabdikan dirinya kepada kaum borjuis untuk bekerja di
bawah kepemimpinan kaum borjuis.
Dalam praktiknya, kaum proletar lebih banyak mengalami ketidakseimbangan yang mana
usaha dari tenaga kerja yang setiap saat diberikan kaum proletar kepada kaum borjuis tidak
memberikan hasil yang setimpal atau terdapat ketimpangan hasil.Kaum borjuis hanya
mengeksploitasi tenaga para pekerja yang mana keuntungannya hanya untuk kaum
kapitalis.Tetapi, meskipun perekonomian kapitalis dikendalikan oleh kaum borjuis dan
seringkali bersifat eksploitatif terhadap buruh, Marx juga melihat bahwa kapitalisme
membawa dampak yang baik pula, yaitu dengan adanya kapitalisme buruh bebas menjual
kekuatan kerjanya dan memperoleh imbalan yang terbaik.
Tidak hanya itu, yang paling penting dari kapitalisme menurut Marx adalah bahwa
kapitalisme membuka jalan bagi revolusi sosial yang mana alat-alat produksi akan
menguntungkan kaum proletar juga yang tidak memiliki alat-alat produksi sebelumnya.
Mereka akan kebih mengenal adanya teknologi maju yang lebih berkembang.
Bagaimana merefleksikan teori marxisme pada World Bank dan IMF?World Bank dan IMF
merupakan organisasi interasional yang bekerja dalam bidang pembangunan perekonomian
dan keuangan, yang mana dalam teori marxisme kaum yang memiliki modal dan yang
mampu memberikan alat-alat produksi adalah kaum kapitalisme.Dalam hal ini World Bank
dan IMF adalah pemegang kendali atas pembangunan perekonomian yang menunjukkan
bahwa mereka adalah kaum kapitalis. Prinsip dari kapitalisme adalah mencari profit atau
keuntungan sebanyak-banyaknya dan mengeksploitasi manusia. Jalan kerja World Bank dan
IMF dalam membantu negara-negara dengan membuat persyaratan agar World Bank dan
IMF dapat memberikan bantuannya.Syarat-syarat yang mereka biasa berikan adalah dengan
meminta suatu negara agar dapat mengatur pemerintahannya dengan baik dan membatasi
tindak korupsi ataupun dalam hal kemanusiaan seperti HAM. Saat World Bank dan IMF
memberikan bantuannya, seperti halnya IMF yang sering meminjamkan sejumlah uang
kepada suatu negara untuk membantunya membangun perekonomian di dalam negaranya
1
Robert Jackson dan Georg Sorensen, Introduction to International Relations: Theory and Approaches, New
York: Oxford University Press, 2013, hal. 294-295.
yang terpuruk, nantinya uang yang dipinjamkan IMF tersebut dibungakan dan negara yang
berutang berkewajiban untuk membayar utangnya di kemudian hari. Hal tersebut secara tidak
langsung merupakan bentuk dari kapitalisme.Mengapa demikian? Karena di saat suatu negara
diharuskan membayar utang yang dipinjamkan, maka negara tersebut akan menggunakan
uang itu untuk membangun perekonomian di dalam negaranya, tetapi saat perekonomian di
dalam negerinya seperti pembangunan infrastuktur, lapangan pekerjaan, dan lain sebagainya
sudah cukup berkembang maka negara ini diwajibkan untuk mengembalikan utang yang
dipinjamkan oleh IMF yang mana utang tersebut sudah dibungakan. Saat suatu negara harus
membayar utang-utangnya maka negara tersebut harus bekerja lebih keras untuk mencari
sumber biaya pemasukan negara untuk dibayarkan kepada organisasi internasional IMF
beserta bunga-bunganya. Tetapi tidaklah mudah suatu negara yang berkembang mencari
pemasukan untuk dapat membayar utangnya, sehingga hal itu menyebabkan suatu negara
akan bergantung kepada organisasi internasional seperti IMF dan World Bank. Negara
tersebut hanya berputar-putar untuk mencari sumber pemasukan, dan akhirnya negara akan
terjebak dalam „lingkaran setan‟ yang membuat mereka akan selalu bergantung dan menjadi
budak dari sistem kapitalisme global.
Tetapi kapitalisme dari World Bank dan IMF tidak selalu membawa dampak
pengeksploitasian tenaga dari negara-negara berkembang, karena berdasarkan pernyataan
Marx yang mengatakan bahwa kapitalisme juga membawa dampak baik, yang mana dapat
membuka jalan bagi revolusi sosial. Keterpurukan ekonomi pada negara-negara berkembang
menyebabkan negara-negara itu tidak dapat mengembangkan teknologi-teknologi atau alatalat produksi, tetapi setelah organisasi internasional seperti IMF dan World Bank
memberikan bantuannya, negara-negara berkembang tersebut dapat mengembangkannya.
Seperti halnya World Bank yang memiliki tanggung jawab untuk menuntaskan kemiskinan
dengan membangun perekonomian suatu negara melalui pembangunan pendidikan, pertanian
dan industri.Terutama industri, apabila kegiatan industri dalam suatu negara tidak didorong
dengan adanya teknologi mutakhir yang mampu mendorong kemajuan industri itu sendiri,
maka sangat sulit untuk negara tersebut memberikan hasil yang optimal.
Selain bidang industri, World Bank juga membantu suatu negara dalam bidang pendidikan.
Pada umumnya negara-negara berkembang memiliki unskill labors yang lebih banyak
daripada skill labors, oleh karena itu World Bank juga berupaya membantu meningkatkan
aspek pendidikan di suatu negara agar negara tersebut memiliki jumlah tenaga kerja ahli
untuk meningkatkan perekonomian di dalam negerinya. Tenaga kerja ahli saat ini sangat
dibutuhkan di banyak negara, sebab selain dapat meningkatkan perekonomian dalam negeri
dengan penemuan-penemuan yang mungkin diciptakan, juga tenaga kerja ahli dapat bekerja
di luar negaranya dan mampu meningkatkan penghasilan devisa suatu Negara. Terlebih lagi
saat ini perekonomian Negara-negara di dunia semakin terbuka dan semakin terintegrasi, hal
tersebut membuka peluang yang sangat besar bagi tenaga kerja ahli atau tenaga kerja
berpendidikan untuk bekerja keluar negeri dan memberikan yang terbaik bagi
negaranya.Kalangan-kalangan elit tidak hanya dapat bekerja di luar negeri, tetapi mereka
juga dapat bekerja di dalam pemerintahan suatu negara dalam hal melakukan hubungan
kerjasama dengan negara-negara lain atau melakukan hubungan internasional dan membuka
perusahaan-perusahaan untuk masuk ke dalam negaranya dan turut membantu dalam
pembangunan perekonomian suatu negara.
E. Teori Dependensi
Teori dependensi ini adalah teori yang merefleksikan ketergantungan dari negara-negara
berkembang kepada negara-negara yang memiliki kekuatan besar. Dalam teori dependensi ini
negara dibagi dalam jenis kegunaannya atau dibagi dalam hal kepada siapa saja negara ini
memberikan jasanya, yaitu: a) Centerof the Center, biasanya jenis negara ini adalah negara
yang memiliki kekuatan besar dan mampu menjalankan peran hegemonnya, contohnya:
Amerika Serikat; b)Phery-phery of the Center, jenis negara ini adalah negara berkekuatan
besar juga namun pengaruhnya dalam sistem global tidak sebesar Center of the Center,
contohnya Belanda dan Brazil; c. Center of the Phery-phery, jenis negara ini adalah negaranegara berkembang, contohnya Singapore dan India; d) Phery-phery of the Phery-phery, jenis
negara ini adalah negara-negara sedang berkembang dan biasanya negara ini paling banyak
memberikan jasa tenaga kerja kepada sistem global, dikarenakan kondisi negaranya yang
kurang mampu membangun kekuatan nasional negaranya sendiri, sehingga harus dibantu
oleh negara-negara yang memiliki kekuatan besar, contohnya Indonesia dan Kamboja.
Terdapat beberapa variabel di dalam teori dependensi ini. Variabel pertama adalah
International Division of Labor, yang kedua adalah Class Distinction, yang ketiga adalah
Global Capitalism, dan yang terakhir adalah Under-Development.International Division of
Labor adalah saat di mana negara berkembang seperti Center of the Phery-phery dan Pheryphery of the Phery mengintegrasikan sumber daya manusianya ke dalam sistem global yang
akan dipekerjakan di negara-negara maju Center of the Center dan Phery-Phery of the
Center. Center of the Phery-phery pun mendapatkan tenaga kerja dari Phery-Phery of the
Center.Negara-negara maju memiliki hak untuk mentransfer tenaga kerja yang dimilikinya
kemana pun dan biasanya cenderung mengeksploitasi tenaga kerja dari negara-negara
berkembang untuk mendapatkan keuntungan.
Class Distinction adalah saat di mana dalam suatu negara terdapat elite birokrasi yang
membuat suatu kerjasama dengan elite birokrasi negara lainnya, yang mana kerja dari
kerjasama yang dilakukan para elite birokrasi ini adalah memastikan bahwa jalannya arus
perekonomian berjalan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Selain itu para elite
birokrasi ini pun saling bekerjasama melalui hubungan tidak langsung atau kerjasamanya
tidak terlihat untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya yang kelak akan
mengeksploitasi kaum buruh yang ada di dalam negaranya. Di saat kaum buruh yang ada di
dalam negaranya tereksploitasi dan menciptakan ketimpangan atau kesenjangan sosial dan
ekonomi, terciptalah class distinction atau perpecahan kelas antara para kapitalis, yaitu elite
birokrasi dan proletar atau kaum buruh. Karena prinsip dari kapitalisme tidak lain adalah
mencari keuntungan sebanyak-banyaknya untuk kepentingan diri sendiri.
Global Capitalism adalah saat di mana kaum kapitalis melebarkan sayapnya ke seluruh
negara di dunia yang pastinya akan mengeksploitasi tenaga kerja yang ada di negara-negara
berkembang untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Dalam situasi ini kapitalisme
sudah tersebar dan bekerja dalam skala global yang lebih besar.
Under-Development adalah saat di mana negara-negara berkembang di dunia yang
bekerjasama dengan negara-negara maju untuk menggantungkan negaranya menjadi tidak
berkembang dikarenakan hasil yang didapatkan tidak sebanding dengan jasa yang
diberikannya.Hal ini disebut juga negara berkembang yang tidak berkembang.Hal ini
disebabkan sistem global yang bersifat anarki dan mementingkan diri sendiri, negara-negara
berkekuatan besar mengeksplotasi sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang
dimiliki negara-negara berkembang, tetapi dengan tidak memberikan hasil timbal balik yang
sebanding kepada negara-negara berkembang.Hal itulah yang menyebabkan negara-negara
berkembang di dunia menjadi terus bergantung kepada negara-negara maju.
Bagaimana teori dependensi ini melihat organisasi internasional seperti World Bank dan
IMF?World Bank dan IMF merupakan institusi internasional yang bekerja untuk menyokong
ekonomi suatu negara agar lebih berkembang dan maju.Karena World Bank dan IMF
bergelut dalam hal perekonomian, maka dapat dikatakan World Bank dan IMF merupakan
alat kapitalisme untuk dapat bekerja dalam skala global.Para kapitalis dalam organisasi ini
membantu negara-negara berkembang untuk dapat meningkatkan perekonomian di dalam
negerinya, yang mana nantinya negara-negara tersebut harus mengembalikan pinjamannya
kepada organisasi tersebut. Contohnya IMF, yang dalam kerjanya menganggap dengan
meminjamkan uang kepada suatu negara merupakan cara yang efisien untuk membantu
negara tersebut untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di dalam negaranya. Di saat
negara tersebut telah menerima pinjamannya, maka negara tersebut berkewajiban untuk
mengembalikannya di masa yang akan datang. Saat negara tersebut diharuskan membayar
utangnya, maka negara tersebut akan bekerja keras untuk mengumpulkan pemasukan negara
yang nantinya akan dibayarkan kepada IMF beserta bunga-bunganya. Negara ini akan mulai
mempekerjakan tenaga kerja nasionalnya ke negara-negara maju yang membutuhkan jasa
tenaga kerja yang dapat digaji dengan gaji rendah, yang nantinya devisa yang didapatkan
tenaga kerja nasional negara tersebut sebagian akan dipotong oleh negara dan menjadi
pemasukan nasional tersebut. Dikarenakan banyaknya tenaga kerja nasional dari negara
tersebut yang dikirim keluar, maka terciptalah international division of labor.
Kaum elite birokrasi suatu negara juga ikut berperan dalam menyumbang tenaganya untuk
membayar utang negaranya, yang mana elite-elite birokrasi dalam suatu negara ini saling
bekerja sama dengan elite-elite birokrasi negara-negara lainnya. Para elite ini mencari
keuntungan yang sebesar-besarnya dari perekonomian negaranya, yang mana kerjanya adalah
dengan mengeksploitasi tenaga kerja yang ada di dalam negaranya.Karena banyak terjadi
eksploitasi tenaga kerja, hal itu menyebabkan timbulnya class distinction dalam negara
tersebut, antara elite-elite birokrasi yang semakin kaya dan kaum buruh atau para tenaga kerja
yang hanya dieksploitasi dan tidak mendapatkan hasil yang setimpal.
Makin menyebarnya atau semakin terintegrasinya ekonomi suatu negara menyebabkan
kapitalisme kerjanya semakin mendunia; itulah yang disebut global capitalism.Mengapa
suatu negara mengintegrasikan perekonomiannya ke dalam sistem global?Hal itu karena
negara tersebut ingin mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negaranya dan mampu
untuk membayar utang-utang negara serta memakmurkan rakyatnya. Saat ekonomi suatu
negara berkembang dan semakin terintegrasi, maka akan sangat mudah bagi para kapitalis
untuk memanfaatkan hal itu sebagai alat untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya, karena
negara berkembang tersebut juga membutuhkan dirinya untuk mengolah sumber daya atau
row materials yang ada di dalam negaranya yang tidak mampu diolahnya sendiri disebabkan
kurangnya tenaga kerja ahli.
Dalam upayanya mencari sumber pendapatan negara untuk membayar utang-utangnya,
negara berkembang ini tidak menyadari bahwa sumber daya yang mereka miliki sangat besar
jumlahnya untuk diberikan kepada negara-negara maju yang mana negara tersebut berharap
jasa yang diberikannya akan membuat negaranya mendapatkan hasil yang besar juga. Tetapi
sudah menjadi prinsip dasar kapitalisme untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya dan
selalu menekankan pentingnya penambahan kapital, maka hal ini menyebabkan negara
berkembang menjadi tidak berkembang yang mana negara berkembang tersebut akan terus
bergantung kepada kapitalisme dalam sistem global; inilah yang disebut uuder-development.
Kritik
Kemunculan institusi internasional seperti World Bank dan IMF membawa banyak dampak
positif dalam perkonomian dunia sejak awal terciptanya kedua organisasi tersebut, yaitu
semakin liberalnya perekonomian dunia dan banyak negara berkembang yang dibantu oleh
World Bank dan IMF.Tetapi, kedua institusi internasional ini juga melahirkan kritik dari
berbagai pihak, salah satunya ekonom Joseph Stiglitz (2002).Stiglitz berpendapat bahwa
liberalisasi ekonomi yang terjadi terlalu cepat sehingga menciptakan instabilitas ekonomi.Hal
tersebut dimungkinkan karena negara-negara berkembang di dunia yang kemampuannya
belum cukup untuk mengintegrasikan perekonomian negaranya banyak yang dieksploitasi
dan membuatnya bergantung pada sistem global yang ada.Hal itulah yang membuat
perekonomian dunia menjadi tidak stabil.
Banyak negara yang merasa terbantu dengan adanya institusi internasional seperti World
Bank dan IMF, contohnya bantuan IMF dalam menangani krisis di Asia pada tahun 19971998 yang menyebabkan banyak negara di Asia mengalami krisis yang merata dan hal itu
menyebabkan negara-negara di luar kawasan Asia yang bekerjasama dengan Asia turut
merasakan dampaknya, seperti Eropa. Karena, saat itu Eropa sangat mengandalkan row
materials dari Asia, sehingga di saat Asia mengalami krisis ekonomi Eropa pun turut
merasakan dampaknya.
Bantuan yang diberikan IMF membuat negara-negara di dunia semakin menggantungkan
harapannya, karena saat ini World Bank dan IMF menjadi pemegang peran penting dalam
menyokong pertumbuhan perekonomian dunia. Negara-negara di dunia menjadi lebih
bergantung pada bantuan-bantuan dan keputusan yang diberikan oleh Wolrd Bank dan IMF
Kesimpulan
Banyak perspektif atau kacamata yang dapat digunakan untuk melihat fenomena
organisasi internasional seperti World Bank dan IMF, tergantung dari masing-masing negara
yang melihat kepentingannya di dalam organisasi internasional tersebut. Apabila
kepentingannya adalah untuk melakukan hubungan kerjasama sehingga tercipta perdamaian
dan keseimbangan, maka melihat World Bank dan IMF menggunakan teori Liberalisme atau
Neoliberalisme dalam hal mengintegrasikan perekonomian negara ke dalam sistem global.
Tetapi apabila kepentingannya adalah untuk memanfaatkan kerjasama internasional untuk
kepentingan pribadi atau kepentingan nasionalnya, maka melihat World Bank dan IMF
menggunakan teori Realisme, Marxisme dan Dependensi.
Kita tidak dapat sepenuhnya mengatakan bahwa institusi internasional hanya menjadi alat
dari negara-negara berkekuatan besar untuk memenuhi kepentingan nasionalnya, karena
kaum liberalis mengatakan dengan ekonomi suatu negara yang semakin terintegrasi maka
akan tercipta perdamaian dunia dan stabilitas ekonomi. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa organisasi internasional tidak hanya menciptakan kritik negatif, karena banyak negara
di dunia yang dewasa ini menggantungkan harapannya pada organisasi internasional,
sehingga saat ini organisasi internasional tidak hanya sebagai aktor pendukung namun juga
telah menjadi aktor utama yang turut mengambil peran dalam hubungan internasional secara
umum.
Kepustakaan
Jackson, Robert dan Georg Sorensen (2013).Pengantar Studi Hubungan Internasional. Edisi
Kelima. Diterjemahkan oleh Dadan Suryadipura, Pancasari Suyatiman.Yogyakarta.
Pustaka Pelajar.
Jemadu, Aleksius (2014). Politik Global. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Download