MENJAMIN AKSESIBILITAS OBAT DAN ALKES DI DAERAH

advertisement
MENJAMIN AKSESIBILITAS OBAT
DAN ALAT KESEHATAN DI DAERAH
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Disampaikan pada
Rapat Kerja Kesehatan Nasional Tahun 2017
Jakarta, 27 Februari 2017
SUSUNAN PRESENTASI
1
PENCAPAIAN SPM, PIS-PK, DAN
GERMAS
2
AKSESIBILITAS OBAT DAN ALKES
3
UPAYA MENINGKATKAN
AKSESIBILITAS OBAT DAN ALKES
1
PENCAPAIAN SPM, PIS-PK, DAN
GERMAS
PENCAPAIAN SPM, PIS-PK, & GERMAS
SPM
1
Pelayanan antenatal
7 Skrining kesehatan usia > 60 th
2
Pelayanan persalinan
8 Pelayanan kesehatan penderita hipertensi
3
Pelayanan kesehatan BBL
9
4
Pelayanan kesehatan balita
10
Pelayanan kesehatan penderita
DM
Pelayanan kesehatan ODGJ
11
Pelayanan TB sesuai standar.
5 Skrining kesehatan pd usia pendidikan dasar
6 Skrining kesehatan usia 15-59 th
12 Pemeriksaan HIV utk org berisiko.
Pendekatan Keluarga
FORNAS
Penyediaan obat dan alkes yang
dibutuhkan:
Monitoring serta
evaluasi pengelolaan &
penggunaan obat
- Obat Program
- PPK-I (PKD, kapitasi),
- PPK-II & PPK-III (Ina-CBGs & klaim)
- Obat PRB: Apotek & FKTP Pemda*
*Pengaturan tata kelola keuangan sedang disiapkan
GERMAS
Pelayanan
kefarmasian,
GEMA CERMAT
2
AKSESIBILITAS OBAT DAN ALKES
Profil Ketersediaan Obat dan Vaksin
di Puskesmas Tahun 2016
INDIKATOR PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT & VAKSIN
ESENSIAL DI PUSKESMAS (NASIONAL) TAHUN 2016
80
= < 80% (14)
= ≥ 80% (20)
-
Direktorat Jenderal Kefarmasian
- dan Alat Kesehatan
81,57
KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN ESENSIAL
DI PUSKESMAS PER PROVINSI TAHUN 2016
KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
Provinsi
Provinsi
≥ 80 %
ACEH
44%
≤ 80 %
TDK MELAPOR
≥ 80 %
≤ 80 %
12%
56%
44%
56%
44%
50%
NTB
88%
TDK MELAPOR
SUMUT
50%
50%
50%
56%
50
%
NTT
22.9%
56%
44%
SUMBAR
83%
17%
56%
44%
17%
44%
KALBAR
55%
45%
44%
56%
RIAU
78%
60%
56%
22%
44%
KALTENG
73%
27%
56%
44%
KEPRI
40%
60%
44%
KALSEL
100%
0%
56%
44%
JAMBI
50%
12.5%
44%
KALTIM
86%
14%
44%
56%
44%
SUMSEL
46%
54%
56%
44%
KALTARA
50%
50%
56%
44%
BABEL
25%
50 %
56%
44%
SULUT
0%
100%
56%
44%
BENGKULU
30%
70%
44%
56%
SULBAR
56%
11%
44%
56%
LAMPUNG
50%
50%
56%
44%
SULTENG
100%
0%
56%
44%
DKI JAKARTA
100%
0%
56%
44%
SULTRA
25%
58%
56%
44%
JABAR
35%
46%
44%
56%
SULSEL
84%
16%
44%
56%
BANTEN
50%
50%
56%
44%
GORONTALO
67%
33%
56%
44%
JATENG
67%
33%
56%
44%
MALUKU
50%
50%
44
44%
56%
DIY
100%
0%
56%
44%
MALUT
50%
44%
50%
44%
56%
JATIM
15%
0%
56%
44%
PAPUA
55%
56%
44%
BALI
100
%
0%
56%
44%
PAPUA BARAT
60%
56%
44%
44%
37.5%
25%
19%
44%
85%
= < 80%
77%
0.1%
37.5%
33%
17%
%
12.5%
45%
40%
= ≥ 80%
Profil Instalasi Farmasi Kab/Kota yang Melakukan
Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar 2016
Keterangan:
- Score Standar Minimal: 70
- Target: 60%
- IF sesuai standar: 326
Kab/Kota (63,88%)
-
Direktorat Jenderal Kefarmasian
- dan Alat Kesehatan
Profil IF Kab/Kota yang Melakukan
Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar 2016
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
-
Provinsi
≥ 70
< 70
No
Provinsi
≥ 70
< 70
ACEH
78
22
18
NTB
100
78
68
67
79
12
75
77
74
80
86
89
90
90
100
22
26
20
14
11
42
33
21
10
25
23
88
10
SUMUT
12
88
19
NTT
45
55
SUMBAR
79
21
20
KALBAR
60
40
RIAU
67
33
21
KALTENG
79
21
KEPRI
68
42
22
KALSEL
100
JAMBI
100
23
KALTIM
80
20
SUMSEL
89
11
24
KALTARA
40
60
BABEL
86
14
25
SULUT
40
60
BENGKULU
80
20
26
SULBAR
16
84
LAMPUNG
74
26
27
SULTENG
85
15
100
28
SULTRA
65
35
DKI JAKARTA
JABAR
77
23
29
SULSEL
16
84
BANTEN
75
25
30
GORONTALO
67
33
JATENG
100
31
MALUKU
27
73
DIY
100
32
MALUT
60
40
JATIM
90
33
PAPUA
80
20
BALI
100
34
PAPUA BARAT
14
86
10
Direktorat Jenderal Kefarmasian
- dan Alat Kesehatan
SEBARAN SARANA APOTEK DAN PEDAGANG BESAR
FARMASI (PBF) SELURUH INDONESIA
348
27
72
1
1277
90
702
50
230
38
30
339
354
305
154
38
26
2529
52
207
1002
60
4141
3467
235
241
627
50
675
340
89
18
3673
286
600
68
291
279
32
26
= Jumlah Apotek (25.339)
= Jumlah PBF (2.047)
-
122
4
15
139
46
522
103
1
379
60
27
105
9
12
418
223
186
8
50
48
511
52
121
580
239
Direktorat Jenderal Kefarmasian
- dan Alat Kesehatan
14
286
37
AKSESIBILITAS ALAT KESEHATAN
Jenis produk alkes
600
500
400
300
200
100
0
Jenis produk
alkes
-
2015
2016 - 31
Jan 2017
255
541
Direktorat Jenderal Kefarmasian
- dan Alat Kesehatan
DATA SARANA
PRODUKSI DAN
DISTRIBUSI ALAT
KESEHATAN DAN
PKRT
Pengawasan sarana
produksi dan
distribusi alat
kesehatan dan PKRT
1. Inspeksi
sarana produksi
dan distribusi
alkes dan PKRT
2. Audit
investigasi
sarana produksi
dan distribusi
Koordinasi pusat
dan Daerah
-
1070
DKI JAKARTA
JAWA BARAT
JAWA TIMUR
JAWA TENGAH
BANTEN
SULAWESI SELATAN
SUMATERA UTARA
SUMATERA SELATAN
BALI
KALIMANTAN BARAT
SUMATERA BARAT
ACEH
KALIMANTAN TIMUR
NUSA TENGGARA TIMUR
DI YOGYAKARTA
RIAU
NUSA TENGGARA BARAT
LAMPUNG
KALIMANTAN SELATAN
PAPUA
JAMBI
BENGKULU
KEPULAUAN RIAU
SULAWESI UTARA
SULAWESI TENGGARA
SULAWESI TENGAH
MALUKU
MALUKU UTARA
KALIMANTAN TENGAH
BANGKA BELITUNG
PAPUA BARAT
GORONTALO
SULAWESI BARAT
KALIMANTAN UTARA
316
276
141
125
124
76
71
49
45
42
42
37
36
35
35
32
31
29
26
24
23
21
18
10
10
9
6
5
3
1
0
0
0
0
PENYALUR ALKES
SARANA PRODUKSI PKRT
SARANA PRODUKSI ALKES
Sumber : e – info
200
400
600
800
Direktorat Jenderal Kefarmasian
- dan Alat Kesehatan
1000
1200
3
UPAYA MENINGKATKAN
AKSESIBILITAS OBAT DAN ALKES
UPAYA AKSESIBILITAS
OBAT DAN ALAT KESEHATAN
Sistem pelayanan
dan manajemen
logistik
Penggunaan yg
rasional
Manajemen
Logistik
Produksi dan
Distribusi
Pembiayaan
-
Direktorat Jenderal Kefarmasian
- dan Alat Kesehatan
Pelayanan
kepada
Masyarakat /
Pasien
Harga
E-FORNAS
e-fornas.binfar.kemkes.go.id
FORMULARIUM NASIONAL
Terdiri dari :
• Kelas Terapi
: 29
• Sub kelas terapi : 96
• 586 item obat/zat aktif
(dalam 1036
kekuatan/bentuk
sediaan)
Sebaran Kebutuhan Obat Berdasarkan Tingkat dan
Model Pelayanan Obat
586/1036
Tersier
TIPE A dan B Pendidikan
467/849
Sekunder
RS Tipe D, C dan B Non Pendidikan
Penanganan keluhan / pertanyaan Masyarakat
seputar Fornas secara cepat dan tepat
-
237/380
Direktorat Jenderal Kefarmasian
- dan Alat Kesehatan
Primer
Puskesmas, Praktek Dokter Umum/Gigi,
Klinik
Upaya untuk Menjamin Aksesibilitas
Obat
Perencanaan kebutuhan obat yang kuat
(termasuk untuk kebutuhan pemenuhan
SPM dan PIS-DPK)
Manajemen pengelolaan obat sesuai
standar, monev penggunaan obat
(termasuk kepatuhan, EPO)
Perencanaan dan proses pengadaan
sesuai ketentuan (E-Purchasing berbasis
e-Katalog), serta monev pengelolaan
Manajemen pengelolaan keuangan
yang baik
-
Direktorat Jenderal Kefarmasian
- dan Alat Kesehatan
E-Monev Katalog Obat
Faskes
Satker
Industri
Farmasi
- Pengajuan RKO
melalui Dinkes
Kab/Kota, Dinkes Prov
- Data komitmen IF
- Penerimaan obat
- Pembayaran
- Data pemesanan obat
e-purchasing dari LKPP
- Pengiriman obat ke
PBF
PBF
- Pengiriman obat ke
faskes dan satker
Pemantauan secara berjenjang oleh Dinkes Kab/Kota,
Dinkes Prov, Farmalkes
http://monevkatalogobat.kemkes.go.id/
-
Direktorat Jenderal Kefarmasian
- dan Alat Kesehatan
Upaya Mengatasi Keluhan
Ketersediaan Obat Saat Ini
Dinkes
Prov,
Kab/
Kota
530/548
RS
712/1882
Apotek
PRB
61/2102
• Crash program RKO 2017:
- Baru 37% RS yg menyerahkan RKO dari seluruh RS mitra BPJS Kes.
- Akses e-purchasing thd faskes swasta (rekomendasi KPK).
- Pengajuan RKO menggunakan sistem elektronik e-monev oleh faskes
melalui Dinkes Kab/Kota dan Dinkes Provinsi secara berjenjang.
• Program RKO 2018:
- Pengajuan RKO oleh faskes menggunakan sistem elektronik e-monev
paling lambat akhir April 2017.
• Rencana pengaturan tata kelola keuangan pelayanan PRB agar obat PRB
dapat dilayani oleh FKTP milik Pemda (puskesmas), disamping oleh apotek
yang bekerja sama dengan BPJS Kes melayani resep PRB (termasuk dari
puskesmas).
Dalam hal ruang farmasi puskesmas belum dapat melakukan pelayanan
obat PRB, pelayanan obat PRB di puskesmas obatnya disediakan oleh
apotek yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan (Permenkes 52/2016:
Std.Tarif Pelayanan Kesehatan dalam Penyelenggaraan JKN)
-
Direktorat Jenderal Kefarmasian
- dan Alat Kesehatan
GERAKAN MASYARAKAT CERDAS
MENGGUNAKAN OBAT (GEMA CERMAT)
•
Gema Cermat: Upaya bersama
pemerintah dan masyarakat melalui
rangkaian kegiatan dalam rangka
mewujudkan kepedulian, kesadaran,
pemahaman dan keterampilan
masyarakat dalam menggunakan
obat secara tepat dan benar.
Merupakan bagian dari Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
Ruang Lingkup
• Peningkatan kesadaran, pengetahuan dan
keterampilan masyarakat tentang : penggunaan obat
secara benar, termasuk cara memilih, memperoleh,
menyimpan dan membuang obat secara benar di
rumah tangga  perilaku
• Termasuk obat bebas (OTC) dalam swamedikasi dan
obat keras (ethical) yang diperoleh melalui resep
dokter
• Prinsip BENAR --> sesuai petunjuk tenaga kesehatan
dan referensi yang tepat dan akurat, bukti ilmiah
terkini, informasi pada kemasan obat, termasuk HET
Tujuan GeMa CerMat
Meningkatnya pemahaman dan
kesadaran masyarakat tentang
pentingnya penggunaan obat secara
benar melalui AoC Apoteker di
apotek
-
PENDEKATAN KELUARGA
Tempat Pelaksanaan:
- 25 KAB/KOTA (APBN)
- 54 KAB/KOTA (DEKON)
Direktorat Jenderal Kefarmasian
- dan Alat Kesehatan
Sertifikasi Sarana Produksi Distribusi
PBF
Pusat
Cabang
IOT/
IEBA


-

-
-

Provinsi
Rekomendasi
Rekomen
-dasi

Rekomendasi

-
Rekomendasi
Kab/Kota
-
-
Rekomendasi
-
Rekomendasi

-
Pemerintah
IF
1
Pusat
2
3
No.
UKOT
UMOT
IKOS
Pembinaan Berjenjang
SARANA
PRODUKSI
DISTRIBUSI
-
Dinkes
Kab/
Kota
Direktorat Jenderal Kefarmasian
- dan Alat Kesehatan
Dinkes
Provinsi
Pusat
APOTEK DAN PELAYANAN KEFARMASIAN
Dasar Hukum
1
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2017 tentang
Apotek
2 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Menteri Kesehatan Nomor 98 Tahun 2015
3 Peraturan
tentang Pemberian Informasi HET Obat
Menteri Kesehatan Nomor 53 Tahun 2016 tentang
4 Peraturan
Pencabutan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
5
-
284/Menkes/Per/III/2007 tentang Apotek Rakyat
Surat Edaran Menteri Nomor HK.03.03/MENKES/704/2016
tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 53 Tahun 2016
Direktorat Jenderal Kefarmasian
- dan Alat Kesehatan
PENYESUAIAN IZIN APOTEK RAKYAT
(sesuai Permenkes No. 53 Tahun 2016 tentang Pencabutan Apotek Rakyat dan
SE Menkes No. HK.03.03/Menkes/704/2016)
APOTEK
APOTEK
RAKYAT
Permenkes Nomor 9 Tahun 2017
tentang Apotek
PENYESUAIAN
IZIN
Paling lambat dalam jangka waktu
6 bulan sejak diundangkan
(18 Mei 2017)
TOKO
OBAT
Permenkes 167 Tahun 1972
sebagaimana telah diubah
dengan Kepmenkes 1331 Tahun
2002
Tindak Lanjut
-
1
Ditjen Farmalkes melakukan
Koordinasi dengan Dinkes
Provinsi
4
Dinkes Kab/Kota
melaksanakan pencabutan
izin Apotek Rakyat bagi yang
tidak melakukan penyesuaian
2
Dinkes Provinsi Sosialisasi
kepada Dinkes Kab/Kota,
Balai POM dan
Stakeholder terkait
5
Dinkes Kab/Kota melaporkan
proses penyesuaian izin
kepada Dirjen Farmalkes, dg
tembusan Dinkes Provinsi
(bulanan)
3
Dinkes Kab/Kota berdasar
permohonan Apotek
Rakyat melaksanakan
proses penyesuaian izin
6
Direktorat Jenderal Kefarmasian
- dan Alat Kesehatan
Pembinaan dan
pengawasan secara
berjenjang.
PENGUATAN SDM PENGAWASAN ALKES & PKRT
UU NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH
LAMPIRAN PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAH BIDANG
KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM SERTA
PERLINDUNGAN MASYARAKAT :
Pemerintahan pusat : penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan dan pengangkatan PPNS penegakan perda
Daerah Provinsi : pembinaan PPNS provinsi
Daerah kabupaten /kota : pembinaan PPNS kab/kota
UU NO. 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN
PASAL 183 : Menteri atau kepala dinas dalam melaksanakan
tugasnya dalam pengawasan dapat mengangkat tenaga
pengawas dengan tugas pokok melakukan pengawasan
terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan sumber
daya dibidang kesehatan.
PENGUATAN SDM
2016
2017
2018
2019
INSPEKTUR CPAKB, CDAKB
-
65
124
124
SURVEILANCE
-
54
103
103
PPNS
27
30
30
30
2016
2017
PPNS 11 orang (belum diangkat dan
dilantik)
Calon PPNS 30 orang (akan mengikuti
Diklat PPNS tanggal 6 Maret 2017)
• Ditwas Alkes dan PKRT : 4 orang
• Setditjen Farmalkes : 1orang
• Dit Yanfar : 1 orang
• Dit Prodis : 1 orang
Sedang dalam proses verifikasi 39
orang, berasal dari :
• Ditwas Alkes dan PKRT : 8 orang
• Setditjen Farmalkes : 3 orang
• Dit Yanfar : 2 orang
• Dit Prodis : 1 orang
• Dit Oblik : 1 orang
• Dinkes Jateng : 2 orang
• Dinkes DKI : 1 orang
• Dinkes Kab. Bungo Jambi : 1 orang
• Daerah : 15
UPAYA PENINGKATAN PERAN
PPNS :
1. PEMBENTUKAN
STRUKTUR PPNS
2. PENINGJKATAN
KOORDINASI
3. PENINGKATAN KUALITAS
PPNS
Koordinasi
dengan Korwas
PPNS Bareskrim
PENGAWASAN PRODUK ALKES DAN PKRT
SAMPLING PRODUK ALKES DAN PKRT
PROYEK PRIORITAS NASIONAL
Dukungan Provinsi dan
Kabupaten/Kota
-
Direktorat Jenderal Kefarmasian
- dan Alat Kesehatan
PENGAWASAN PRODUK ALKES DAN PKRT
NO
-
PRODUK
JUMLAH
SAMPLE
SESUAI
TIDAK SESUAI
JUMLAH
%
JUMLAH
%
1
ALKES
724
680
93.92 %
41
6.08 %
2
PKRT
561
528
94.12 %
33
5.88 %
TOTAL
1285
1208
94.01 %
74
5.99 %
Direktorat Jenderal Kefarmasian
- dan Alat Kesehatan
UPAYA AKSESIBILITAS
OBAT DAN ALAT KESEHATAN
Sistem pelayanan dan
manajemen logistik:
Penggunaan yg
rasional:
FORNAS, RKO, e-logistic, e-katalog & emonev, pengawasan mutu produk
Produksi dan
Distribusi
Manajemen
Logistik
Pelayanan
kepada
Masyarakat /
Pasien
Harga:
Pembiayaan:
JKN, Program Nasional (APBN),
PKD (APBD & DAK)
-
POR, AMR, Gema Cermat
Pengadaan terkonsolidasi
nasional, informasi HET, obat
generik
Direktorat Jenderal Kefarmasian
- dan Alat Kesehatan
Terima Kasih
Download