PAPER SIM Case TI Leaders

advertisement
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peranan IT dalam dunia bisnis adalah sebagai usaha revolusi inovasi yang
dilakukan secara global dan hubungannya mengenai riset dan pengembangan
(R&D), yang memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan IT berbasis
bisnis. IT merupakan alat utama suatu perusahaan saat menghadapi persaingan
bisnis. Erik Brynjolffsson, seorang professor MIT dan ahli TI Global, mengatakan
“IT adalah perangkat revolusi global yang harus diinovasi pada empat dimensi
secara bersamaan, yakni: pengukuran, eksperimen, pembagian dan replikasi“.
Brynjolfsson mengatakan, dengan melakukan keempat perubahan ini secara
bersamaan, pada dasarnya perusahaan telah menciptakan suatu jenis baru dari riset
dan pengembangan (R&D). Ketika perusahaan mampu memaksimalkan kinerja IT
pada ke empat dimensi tersebut secara bersamaan, maka perusahaan telah bekerja
secara maksimum.
Argurmen
Brynjolfsson
menyatakan
bahwa
IT
membawa
suatu
perusahaan jauh kepada nilai kemajuan dan kemampuan. Perusahaan yang
bersedia atau mampu memahami suatu pola teknologi informasi yang dilengkapi
dengan data-data yang valid akan memenangkan persaingan bisnis pada era
global.
IT merupakan hal yang penting dalam menunjang perkembangan
perusahaan. Perusahaan yang tidak dapat menggunakan teknologi informasi
dengan baik akan tertinggal dari perusahaan lain. Karena arus informasi sudah
memegang peranan sangat penting dibandingkan arus barang. Pebisnis yang hebat
dalam memonopoli arus barang tidak akan banyak berarti jika pebisnis atau
perusahaan tersebut tidak memiliki sistem informasi yang akurat, terkini, mudah
diakses, dan terkendali dalam penguasaan distribusinya.
IT digunakan dalam pengaplikasian strategi kompetitif dasar. CIO Steve
Olive penggunaan IT yang dapat diandalkan dan sangat baik harus diberikan
secara konsisten. Hal ini menyatakan bahwa penerapan teknologi informasi harus
ada pengimplementasian secara kreatif dalam menunjang proses-proses berikut:
memproduksi produk dengan efektif dan efisien; menjual dan melayani customer
dengan baik; dan bermuara pada maksimumisasi profit perusahaan. Darryl
Lemecha, CIO ChoicePoint Inc bahkan menyatakan bahwa strategi teknologi
informasi dan strategi bisnis sudah menjadi satu karena teknologi sudah tidak
dapat dipisahkan dari setiap kegiatan perusahaan. Hal ini adalah wujud nyata
tentang pemanfaatkan teknologi informasi dalam menciptakan produk dan jasa
baru. Gardner Corp berpendapat bahwa 60% direktur eksekutif akan membuat
CIO mereka bertanggung jawab untuk menggunakan informasi sebagai asset
strategis (menghasilkan pendapatan) dan 40% seorang CEO akan membuat CIO
bertanggung jawab untuk inovasi model bisnis. Pernyataan-pernyataan tersebut
menggambarkan bahwa IT sangat penting dalam sebuah perusahaan.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan paper ini merujuk pada kasus teknologi informasi pada
Real World Case 4, IT Leaders: Reinventing IT as a Strategic Business Partner:
1. Mengetahui peran Sistem Teknologi Informasi dalam mengembangkan
manajemen Strategik.
2. Mempelajari pentingnya divisi Teknologi Informasi dalam menjalankan
proses bisnis di beberapa perusahaan dan aplikasinya.
3. Mengetahui pentingnya peran CIO dalam suatu perusahaan.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Strategik
Manajemen strategi merupakan suatu proses sebagai panduan utama untuk
mengalokasikan seluruh sumberdaya pada organisasi dengan tetap menjaga
sumber daya manusia dalam kondisi yang terbaik (Hunton et. al, 2004).
Sedangkan Gluck et. al (1999) menjelaskan bahwa manajemen strategi merupakan
suatu konsep berkembang, dimana hal ini dapat dilihat dari perkembangan yang
semula berasal dari perencanaan keuangan yang kemudian berubah menjadi
perencanaan berbasis ramalan, dan kemudian menjadi manajemen strategi.
Menurut pandangan Wheelen dan Hunger (2004), manajemen strategi merupakan
perkembangan lebih lanjut dari kebijakan bisnis. Perbedaan dari manajemen
strategi dengan manajemen bisnis adalah kebijakan bisnis lebih pada kegiatan
manajerial umum yang berorientasi pada sisi internal organisasi dengan tujuan
untuk mengintegrasikan semua aktifitas manajerial yang ada. Sedangkan
manajemen strategi merupakan serangkaian keputusan dan tindakan manajerial
yang menentukan kinerja organisasi dalam jangka panjang. Manajemen strategik
memiliki ruang lingkup yang lebih luas bila dibandingkan dengan kebijakan
bisnis. Wheelen dan Hunger (2004) menyatakan bahwa manajemen strategik
mencakup empat elemen yang meliputi :
1. Pemindaian lingkungan (environmental scanning)
2. Perumusan strategi (strategy formulation)
3. Penerapan strategi (strategy implementation)
4. Evaluasi dan pengendalian (evaluation and control)
Pemindaian
lingkungan
Perumusan
strategi
Penerapan
Strategi
Evaluasi dan
pengendalian
Gambar 1. Elemen dasar proses manajemen strategi (Wheelen & Hunger, 2004)
Sedangkan manfaat dari manajemen strategi menurut Wheelen dan Hunger
(2004) adalah :
1. Pemahaman yang lebih baik atas visi organisasi
2. Fokus yang lebih tajam pada apa yang secara strategis lebih penting bagi
organisasi
3. Meningkatkan pemahaman akan situasi yang terus berubah dengan cepat
2.2 Peran Teknologi Informasi dalam Manajemen Strategik
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan dalam
pengolahan data yang didalamnya termasuk proses memproses, mendapatkan,
menyusun, menyimpan, dan memanipulasi data dalam berbagai bentuk cara dalam
menghasilkan informasi-informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu yang
dapat digunakan dalam keperluan pribadi, bisnis, pemerintahan dan menjadi
informasi
yang strategis dalam pengambilan keputusan. Teknologi ini
menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk
menghubungkan satu komputer ke komputer lainnya sesuai kebutuhan, dan
teknologi telekomunikasi yang digunakan agar data tersebut dapat tersebar dan
diakses secara global. Ada tiga sasaran utama dalam upaya penerapan Teknologi
Informasi dan Sistem Informasi dalam suatu organisasi. Pertama adalah
memperbaiki efisiensi kerja dengan melakukan otomisasi berbagai proses yang
mengelola informasi. Kedua, yaitu meningkatkan keefektifan manajemen dengan
memuaskan kebutuhan
informasi
guna pengambilan keputusan.
Ketiga,
memperbaiki daya saing atau meningkatkan keunggulan kompetitif organisasi
dengan merubah gaya dan cara berbisnis (Ward and Peppard, 2002). Tetapi
penerapan Teknologi Informasi kurang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja
dan kesuksesan bisnis organisasi maupun peningkatan daya saing organisasi. Hal
tersebut terjadi akibat penerapan SI/TI yang hanya berfokus pada teknologi saja.
Oleh karena itu, cara yang efektif dalam mendapatkan manfaat strategis dari
penerapan Teknologi Informasi adalah lebih berkonsentrasi pada kajian ulang
bisnis (rethinking business) melalui analisis masalah bisnis yang terjadi saat ini
dan perubahan lingkungan serta mempertimbangkan Teknologi Informasi sebagai
bagian solusi (Earl, 1992). Perencanaan strategis Teknologi Informasi
mempelajari pengaruh Teknologi Informasi terhadap kinerja bisnis dan kontribusi
bagi organisasi dalam memilih langkah-langkah strategis. Selain itu, perencanaan
strategis Teknologi Informasi juga menjelaskan berbagai peralatan, teknik, dan
kerangka kerja bagi manajemen untuk menyelaraskan strategi IT dengan strategi
bisnis, bahkan mencari kesempatan baru melalui penerapan-penerapan teknologi
yang inovatif (Ward & Peppard, 2002). Karakteristik dari perencanaan strategis IT
antara lain adalah adanya misi utama (Pant & Hsu, 1995):
1. Keunggulan strategis atau kompetitif dan kaitannya dengan strategi bisnis
2. Adanya arahan dari eksekutif atau manajemen senior dan pengguna
3. Pendekatan utama berupa inovasi pengguna dan kombinasi pengembangan
bottom up dan analisa top down
2.3 Peran CIO dalam Manajemen Strategik
CIO merupakan salah satu eksekutif tingkat puncak perusahaan yang
memiliki tanggung jawab atas salah satu area fungsional utama jasa informasi.
CIO merupakan anggota komite eksekutif dan bekerjasama dengan para eksekutif
lain dalam perencanaan strategis. Rencana bisnis strategis yang menyatukan
informasi sebagai sumberdaya yang perlu digunakan untuk mendapatkan
keunggulan kompetitif, dan didukung oleh suatu rencana strategis untuk
sumberdaya informasi (McLead dan Schell, 2004). Ralph Sprague dan Barbara
McNurlin menyatakan bahwa ada lima fungsi utama CIO di sebuah perusahaan
(Sprague et.al., 1993), yaitu:
1. Memahami Bisnis
Tugas pertama dan utama yang merupakan tanggung jawab eksekutif lain
dalam jajaran direksi adalah mempelajari dan memahami secara
menyeluruh dan mendetail bisnis perusahaan.
2. Membangun Citra Divisi
Tugas kedua yang menjadi tanggung jawab seorang CIO adalah
membangun kredibitilitas direktorat sistem informasi yang dipimpinnya.
Hal ini penting karena banyak sekali karyawan yang menilai bahwa
penggunaan sistem informasi secara strategis merupakan ciri perusahaan
di masa mendatang.
3. Meningkatkan Mutu Penggunaan Teknologi
Tugas ketiga yang menjadi tanggung jawab seorang CIO adalah
meningkatkan kualitas kinerja SDM (employees empowerment), seorang
CIO memiliki tugas dalam memasyarakatkan teknologi informasi agar bisa
digunakan secara lebih aktif bagi para karyawan perusahaan. Selain
pemberian program-program pelatihan (training) yang bersifat edukatif,
diperlukan suatu strategi untuk membuat karyawan tertarik belajar lebih
jauh dan memanfaatkan teknologi informasi yang ada.
4. Mencanangkan Visi Teknologi Informasi
Tugas selanjutnya bagi seorang CIO adalah menentukan visi perusahaan
melalui pemanfaatan sistem informasi di masa mendatang. Seorang
eksekutif senior yang baik, adalah yang selalu bersifat proaktif.
5. Pengembangan Sistem Informasi
Tugas terakhir dari seorang CIO adalah membuat semua hal yang ada di
atas menjadi nyata, yaitu dengan cara merencanakan dan mengembangkan
arsitektur sistem informasi perusahaan, yang terdiri dari komponenkomponen seperti software, hardware, brainware, proses dan prosedur,
infrastruktur, standard, dan yang lainnya. Secara berkesinambungan
seorang CIO harus mampu mengaplikasikan sistem informasi yang
dimiliki perusahaan saat ini secara optimum, sejalan dengan rencana
pengembangan di masa yang akan datang.
3 PEMBAHASAN
1. Apa tantangan bisnis dan politik yang mungkin terjadi sebagai akibat dari
transformasi TI dari aktivitas dukungan untuk peran mitra? Gunakan contohcontoh dari kasus ini untuk mengilustrasikan jawaban Anda.
Tantangan bisnis dan politik yang dapat terjadi akibat dari transformasi
teknologi informasi mengharuskan sebuah perusahaan menerapkan teknologi yang
kreatif agar perusahaan dapat memproduksi barang secara lebih efektif dan efisien
dengan biaya yang lebih rendah, melakukan penjualan dan pelayanan yang lebih
baik, sehingga akan mendapatkan margin profit yang optimal. Gardner Corp
berpendapat bahwa seorang direktur eksekutif akan membuat CIO yang
bertanggung jawab dalam menggunakan informasi sebagai asset strategis atau
seorang CEO akan membuat CIO bertanggung jawab dalam inovasi model bisnis.
Berikut adalah contoh-contoh yang terdapat pada kasus ini:
1. John Hinkle dari Trans World Entertainment Corp
John Hinkle dari Trans World Entertainment Corp. melakukan
penghapusan jabatan analis dan memindahkan perannya ke dalam Project
Management Office (PMO), yang bertugas mengawasi semua teknologi
dan proyek bisnis, serta semua perubahan proses bisnis untuk kedelapan
ratus perusahaan toko musik. Manajer PMO mengembangkan keahlian dan
hubungan khusus dengan fungsi-fungsi khusus bisnis tempat dimana
mereka berada. Proyek baru dan perubahan sistem berjalan melalui PMO
yang menggunakan proses manajemen proyek Six Sigma. Hinkle
mengawasi PMO dan Hinkle adalah salah satu anggota dari dewan
eksekutif perusahaan dan memiliki pengaruh kuat dalam semua keputusan
bisnis. Hinkle terlibat dalam merchandising, perencanaan toko dan setiap
pertemuan penting lainnya di perusahaan. Hinkle diharapkan sangat mahir
dalam hal-hal tersebut, dan diharapkan mampu menjawab lebih dari
pertanyaan-pertanyaan IT. Hinkle adalah bagian dari proses brainstorming
strategi. Hinkle juga menerapkan stategi bahwa setiap staf IT akan
menghabiskan minimal tiga hari di lapangan setiap tahun untuk bekerja di
toko, gudang, atau departemen seperti keuangan atau gaji. Dengan cara
tersebut diharapkan setiap staf IT akan memiliki pengalaman dalam proses
bisnis, sehingga mengetahui apa yang dibutuhkan oleh bisnis dan juga
mengetahui bagaimana membantunya.
2. Lemecha dari ChoicePoint
Pada ChoicePoint, Lemecha menciptakan dua posisi dalam Teknologi
informasi, yaitu:
a) untuk tenaga teknis, yang memegang jabatan arsitek TI
b) Sebagai manajer, yang memegang jabatan business information
officer (BIO). BIO ditempatkan di setiap bisnis ChoicePoint dan
bertindak sebagai CIO lokal. Para CIO tersebut terjun langsung
dalam bisnis ini, sehingga para CIO mengerti masalah operasional,
para CIO mengenal semua pegawai, dan para CIO menghabiskan
100 persen waktunya di unit bisnis, dimana para CIO secara
langsung berperan dalam pengaturan IT bisnis ini.
Manfaat adanya pengaturan ini adalah dalam menyelesaikan suatu
masalah, orang yang berada dalam bidang IT akan melakukan proyekproyek dengan tepat dan perusahaan akan memperoleh pendapatan dan
menghasilkan pelayanan pelanggan yang lebih baik. Pertumbuhan
pendapatan ChoicePoint yang konsisten, berkisar antara 5-15 persen per
tahun selama beberapa tahun terakhir merupakan bukti dari penerapan dari
strategi ini pada perusahaan tersebut.
3. Passerini dari Procter dan Gamble (P&G)
Procter & Gamble (P&G) merupakan perusahaan IT yang penting
dalam beberapa tahun terakhir karena telah memunculkan kembali IT
sebagai rencana stategis dalam perusahaannya. Pada tahun 2006, P&G
membentuk ulang dan berganti nama, fokus kembali dan mulai
memberikan pelatihan kembali kepada 2.500 orang tim IT. Departemen IT
berganti nama menjadi Information and Decision Solution (IDS).
Departemen IDS ini kemudian digabungkan ke dalam P&G Global
Business Services, yang merupakan pusat bagi pengembangan sumber
daya manusia, keuangan, perencanaan strategis, dan fungsi relokasi. Staf
IDS fokus secara khusus pada proyek-proyek berbasis IT tingkat tinggi,
sedangkan tugas-tugas IT rutin diserahkan kepada Hewlett Packard Co.
IDS dilibatkan kepada tiga tujuan bisnis yang sama dari setiap unit bisnis
P&G, yaitu untuk meningkatkan keuntungan, meningkatkan pangsa pasar,
dan meningkatkan volume penjualan. Selama 10 tahun, senilai 3 juta dolar
yang ditandatangani pada tahun 2003
2. Apa implikasi pergeseran dalam pandangan strategis IT untuk pekerja IT
tradisional dan untuk lembaga pendidikan yang melatih mereka? Bagaimana
hal ini mengubah penekanan pada pengetahuan dan keterampilan apa yang
harus dimiliki orang di masa depan?
Perusahaan yang memiliki teknologi informasi, belum tentu memiliki
sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Para pekerja IT
tradisional menguasai bidang teknologi informasi termasuk bagaimana dataware,
hardware, software, brainware, dan netware yang dipadukan untuk mencapai
tujuan perusahaan. Ternyata kemampuan ini dinilai tidak cukup dalam membuat
perubahan pada perusahaan, karena tidak adanya keselarasan antara IT dan
karakteristik perusahaan yang sesungguhnya. Sehingga harus ada kerjasama yang
baik antara pekerja IT dengan pelaku usaha yang mengetahui karakteristik bisnis.
Implikasi yang terjadi adalah para pekerja IT tradisional harus menyediakan solusi
inovatif dalam tantangan bisnis yang berarti para pekerja IT tradisional harus
menerapkan teknologi yang kreatif untuk memproduksi barang yang lebih efektif
dan efisien dengan biaya riset dan pengembangan (R&D) yang lebih rendah,
untuk menjual dan melayani dengan lebih baik, dan untuk harus dilakukan dengan
margin profit yang tertinggi. Pemanfaatan IT untuk menciptakan produk baru dan
jasa dan seluruh model bisnis baru dimana strategi teknologi dan strategi bisnis
sekarang menjadi satu dan bukan lagi soal IT yang mengotomatisasi bisnis. Ini
merupakan inovasi bisnis, meningkatkan bisnis dan menciptakan kembali bisnis,
yang dimulai dengan organisasi IT.
Para pengajar TI dan lembaga pelatihan harus memikirkan bagaimana cara
memulai suatu inovasi bisnis, meningkatkan bisnis dan menciptakan kembali
bisnis. Hal ini memiliki arti adanya perubahan orientasi pengajaran bidang IT
bukan hanya tentang perubahan strategi IT seperti infrastruktur, dukungan
aplikasi, dan jasa desktop, dan perubahan teknis (dataware, hardware, software,
brainware, dan netware) melainkan harus kepada variabel-variabel tambahan
yang mendukung strategi bisnis seperti posisi bisnis bergerak (ranking bisnis),
bidang yang dijadikan bisnis, pasar yang akan dihadapi oleh perusahaan,
karakteristik konsumen yang akan dihadapi bisnis tersebut dan perubahan
mengenai kerangka kerja IT dan pandangan pengajar IT dalam peramalan arah
bisnis dan prospek bisnis tersebut kedepan.
3. Seberapa jauh Anda setuju dengan ide bahwa teknologi dibutuhkan di hampir
semua aspek kegiatan perusahaan? Berikan contoh, selain yang termasuk dalam
kasus, dari pengenalan produk terbaru yang tidak mungkin terjadi tanpa
ketergantungan pada TI.
Setuju seperti pada kasus ketika eksekutif IT dari dunia hiburan Trans
Corp mengatakan bahwa “Anda tidak memiliki sistem rantai suplai atau sistem
keuangan yang bekerja di sebuah kotak atau sistem point-of-sale yang hanya
membutuhkan uang. Sekarang kita telah sangat terintegrasi aliran data, sehingga
setiap proyek membutuhkan pemahaman dari semua sistem dan semua area bisnis.
Ini berarti bahwa pelaksanaan rekayasa ulang proses bisnis harus dilakukan dan
setiap pekerja IT harus memahami dengan peran bisnis perusahaan, jika masalah
ini dapat dipecahkan maka perusahaan akan memiliki kesempatan yang besar
dalam mengembangkan bisnis mereka dengan efektif dan efisien. Sebagai contoh
dalam industri perbankan adalah tidak mungkin dalam menjalankan bisnis tanpa
menerapkan IT, karena industri perbankan berurusan dengan puluhan juta data
pelanggan dan banyak terdapat perhitungan yang harus dilakukan oleh perangkat
lunak. Penerapan IT tidak akan dapat mencapai kinerja yang maksimum jika para
pekerja IT industri perbankan tidak memahami peran bisnis dari industri
perbankan itu sendiri, sehingga dibutuhkan kerjasama yang baik antara pekerja IT
dan divisi operasional yang lain untuk mendapatkan suatu kinerja yang efektif dan
efisien dari perusahaan dalam industri perbankan untuk memenuhi target dan
tujuan perusahaan, dan mendapatkan kepuasan pelanggan dalam persaingan pasar.
Jadi kesimpulannya adalah IT merupakan hal yang sangat penting bahwa rekayasa
ulang proses bisnis industri perbankan untuk mengubah pola pikir bahwa divisi TI
hanya mendukung kegiatan bisnis inti untuk menjadi peran mitra untuk mencapai
tujuan perusahaan.
4 KESIMPULAN
1. Saat ini sangat dibutuhkan keberadaan Teknologi Informasi (TI). Karena
keberadaan IT memberikan peran dalam peningkatan keunggulan kompetitif
perusahaan.
2. Teknologi informasi dibutuhkan dalam seluruh proses bisnis tanpa terkecuali,
sehingga sudah menjadi keharusan untuk mengimplementasikan IT di
perusahaan.
3. Peningkatan efektifitas dan efisiensi perusahaan dapat dilakukan dengan
pemberdayaan teknologi informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Earl, E. Peter.2002. Information, Opportunism and Economic Coordination.
Cheltenham.
Gluck, F.W., S.P Kaufman, dan A.S. Walleck. 1999. ”The Four Phases of
Strategic Management”. Journal Business Strategy. No. 3 pp.417-456.
Hunton, James E., Stephanie M. Bryant, dan Nancy Bagranoff.2004. ”Core
Concepts of Information Technology Auditing”. John Wiley & Sons, Inc.
New Jersey.
McLead, Jr Raymond dan George P. Schell.2004. Management Information
System, 9th edition. Prentice Hall, Inc.
Sprague, and Barbara C McNurlin. 1998. Information Systems Management in
Practice. Englewood cliffs. New Jersey: Prentice-Hall Inc.
Ward, John. and Joe Peppard. 2002. Strategic Planning for Information System
3nd ed .England: John Wiley & Sons.
Wheelen, Thomas L. Dan J. Davis Hunger. 2004. ”Strategic Business and usiness
Policy” 9th edition. Pearson Education International
PAPER SIM
Case TI Leaders: Reinventing TI as a Strategic Business
Partner
Dr.Ir ARIF IMAM SUROSO, MSc
ABDI SURYAWARDANA (NIM P056121761.50 )
HERU PRATAMA (NIM P056121841.50)
MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 3
2.1 Manajemen Strategik .................................................................................. 3
2.2 Peran Teknologi Informasi dalam Manajemen Strategis ........................... 4
2.3 Peran CIO dalam Manajemen Strategik ..................................................... 5
BAB 3. PEMBAHASAN .................................................................................. 7
BAB 4. KESIMPULAN ................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
Download