BAB II

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
1. Prediksi
Kata prediksi berasal dari bahasa Latin yaitu predictio yang artinya
ramalan atau perkiraan adalah merupakan suatu kegiatan untuk menjelaskan
lebih dahulu berdasrkan pengalaman, observasi, atau penalaran ilmiah.
(Kamaruddin, dalam Ismail 2005)
Dalam sistem kelistrikan prediksi atau ramalan sangat dibutuhkan untuk
memperkirakan dengan tepat seberapa besar daya listrik yang dibutuhkan untuk
melayani beban dan kebutuhan energi dalam distribusi energi listrik di masa
yang akan datang, karena selain faktor teknis, faktor ekonomi juga merupakan
faktor terpenting yang perlu diperhitungkan. Bila perkiraan yang tidak tepat
akan menyebabkan tidak cukupnya kapasitas daya yang disalurkan guna
memenuhi kebutuhan beban, sebaliknya jika perkiraan beban terlalu besar
maka
akan
menyebabkan
kelebihan
kapasitas
pembangkit
sehingga
menyebabkan kerugian.
2. Energi Listrik
Energi menurut Eugene C. Lister yang diterjemahkan oleh Hanapi
Gunawan (1993) bahwa energi merupakan kemampuan untuk melekukan kerja;
energi merupakan kerja tersimpan. Pengertiaan ini tidaklah jauh beda dengan
ilmu fisika yaitu sebgai kemampuan melakukan usaha (Kamajaya, 1986).
5
6
Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat
diciptakan dan tidak dapat pula dimusnahkan. Energi hanya dapat diubah dari
suatu bentuk ke bentuk energi yang lain. Demikianlah pula energi listrik yang
merupakan hasil perubahan energi mekanik (gerak) menjadi energi listrik.
Keberadaan energi listrik ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Adapun kegunaan energi listrik dalam kehidupan sehari-hari merupakan
penerangan, pemanas, motor-motor listrik dan lain-lain.
Energi yang digunakan alat listrik merupakan laju penggunaan energi
(daya) dikalikan dengan waktu selama alat tersebut digunakan. Bila daya
diukur dalam watt jam, maka:
Daya x Waktu = energi
(1)
Dengan:
Daya dalam watt
Waktu dalam jam
Enerri dalam wattjam
Wattjam (wathour = Wh) merupakan energi yang dikeluarkan jika 1
watt digunakan selama 1 jam.
a.
Daya
Daya merupakan faktor penting dalam menentukan besaran
energi listrik yang terpakai. Daya disimbolkan P (power). Unsur-unsur
yang berpengaruh dalam daya merupakan besarnya tegangan yang bekerja
untuk mengalirkan suatu satuan arus selama waktu tertentu. Dalam suatu
beban selain kebutuhan oleh besarnya daya aktif juga ditentukan oleh
7
kebutuhan daya reaktif. Dengan demikian daya listrik satu fasa dapat
dirumuskan menjadi:
S = V . I (VA)
(2)
P = V . I Cos φ
(3)
Q = v . I sin φ
(4)
Dengan tiga fasa dapat pula dituliskan dalam persamaan berikut ini:
S = √3 V . I (VA)
(5)
P = √3V . I Cos φ
(6)
Q =√3 v . I sin φ
(7)
Keterangan :
S = daya semu (VA)
P = daya nyata (watt)
Q = daya reaktif (VAR)
V = tegangan (volt)
I = arus (ampere)
Cos φ = faktor kerja.
Hubungan ketiga daya tersebut dapat dilihat pada segitiga daya sebagai
berikut:
8
P (Watt)
phi
S (VA)
Q (VAR)
Q (VAR)
S (VA)
phi
P (Watt)
Gambar
1.
Segitiga daya. (a) karakteristik
(b) karakteristik beban induktif.
beban
kapasitif.
Selanjutnya dinyatakan bahwa daya reaktif (VAR) terdiri atas dua
jenis yaitu daya raktif kapasitif (daya reaktif leading) dan daya reaktif induktif
(daya reaktif lagging).
Besarnya aliran daya listrik P, Q, dan S ditentukan oleh sifat-sifat
pembebanan. Diamana suatu beban dikatakan induktif jika beban tersebut
membutuhkan daya reakatif dan sebaliknya dikatakan kapasitif jika beban
tersebut menghasilkan daya reaktif
b. Faktor kerja
Faktor kerja merupakan ukuran pemanfaatan suatu sistem, termaksud
pada tingkat beban konsumen. Faktor kerja dinyatakan sebagai pecahan
ataupun persentase. Pada faktor kerja mendekati 1 atau 100%, berarti
pemanfaatan penuh dari peralatan. Sedangkan setiap faktor kerja jauh di bawah
nilai 1 atau 100%, dinyatakan peralatan tidak dalam keadaan pemanfaatan
kerja sepenuhnya.
9
Adapun rumus yang dipergunakan yaitu :
Cos φ =
P
S
………………………………………………………… (8)
Dengan demikian faktor kerja dalam keadaan beban seimbang dapat
didefinisikan sebagai banyaknya daya yang aktif berbanding terbalik dengan
banyaknya daya yang terpasang.
Kapasitor terdiri berbagai macam. Keanekaragaman ini disebabkan
oleh besarnya kapasitas dari kapasitor itu sendiri, jumlah muatan yang
disimpannya serta bahan pembuatanya. Kapasitas dari kapasitor itu dinamakan
farad yang disimbolkan dengan huruf F.
Pengunaan kapasitor dapat memberikan daya reaktif yang saling
meniadakan dengan daya reaktif yang ditimbulkan oleh beban induktif, maka
faktor kerja dari suatu beban induktif dapat diperbaiki dengan menambahakan
kapasitor yang bernilai tertentu dalam rangkaian yang bersifat induktif. Dengan
demikian daya semu dapat diperkecil dengan memasang kapasitor dalam
rangkaian yang berbeban induktif.
Pemasangan kapasitor dalam beban-beban induktif maka faktor kerja
dari beban itu akan meningkat. Dengan diperbaikinya faktor kerja maka
kelangsungan dari peralatan dapat dipertahankan.
c. Usaha
Besarnya energi listrik yang terpakai ditentukan oleh besarnya
kapasitas daya yang beroprasi selama waktu tertentu, atau hal lain ini dapat
dituliskan dalam persamaan :
W = P. t ………………………………………………….. ………...(9)
10
Keterangan :
W = usaha (joule)
P = daya (Watt)
t = waktu (detik)
Dari persamaan (9) di atas dengan mengetahui besarnya daya yang
bekerja dan waktu yang digunakan maka energi yang terpakai akan diketahui.
Daya yang dimaksud sudah merupakan banyaknya arus yang mengalir dalam
satu satuan tegangan yang berbanding lurus dengan cos φ sebagai faktor
kerjanya. Satuan yang digunakan dalam energi listrik terpakai ini merupakan
watt-detik. Satuan tersebut relatif kecil dan dalam pengukuran komersial
digunakan satuan kilo watt-hour (KWh).
Keterangan :
1 kW = 1000 watt
1 jam = 3600 detik
Sehingga:
1 kWh = 1000 . 3600 watt-detik
= 36.105 joule
Menurut Lister (1993). Perhitungan yang berkaitan dengan mesin
listrik kerap melibatakan satuan daya listrik (watt) dan satuan mekanis horse
power (HP), dimana, 1 HP = 746 watt.
11
3. Sistem tenaga listrik
Menurut Djiteng Marsudi (2006) untuk keperluan penyediaan
tenaga listrik bagi para pelanggan, diperlukan berbagai peralatan listrik.
Berbagai peralatan listrik ini dihubungkan satu sama lain yang mempunyai
inter relasi dan secara keseluruhan membentuk suatu sistem tenaga listrik.
Yang dimaksud dengan sistem tenaga listrik di sini adalah sekumpulan pusat
listrik dan gardu induk (pusat beban) yang satu sama lain dihubungkan oleh
jaringan transmisi sehingga merupakan satu kesatuan interkoneksi.
Kebutuhan akan tenaga listrik dari pelanggan selalu bertambah dari
waktu ke waktu. Untuk tetap dapat melayani kebutuhan tenaga listrik dari para
pelanggan, maka sistem tenaga listrik harus dikembangkan seirama dengan
kenaikan kebutuhan akan tenaga listrik dari para pelanggan.
Untuk dapat melakukan hal ini dengan sebaik-baiknya maka hasil-hasil
operasi perlu dianalisa dan dievaluasi antara lain untuk menetukan:
a. Bilamana, beberapa besar dan dimana perlu dibangn pusat listrik baru, GI
baru serta saluran transmisi baru.
b. Menambah unit pembangkit dan menambah transformator dan lain-lain
c. Bilamana perlu dilakukan PMT dengan lebih besar sebagai konsekuensi
dari butir a dan b.
4. Beban listrik
Untuk merencanakan suatu sistem distribusi tenaga listrik maka salah
satu hal yang harus diperhatikan merupakan beban listrik. Untuk mengetahui
beban listriknya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
12
a. Jenis beban listrik
Jenis beban listrik menurut daerah biasanya digolongkan banyak hal.
(Amrullah, 1985), yaitu:
1) Berdasarkan lingkungan atau lokasi
a) Beban pusat perkantoran
b) Beban perumahan
c) Beban perumahan luar Kabupaten
d) Beban pedesaan
2) Berdasarkan jenis pelanggan
a) Pelangganan umum
b) Pelanggan industri
3) Berdasarkan jadwal pelayanan
a) Beban perumahan
b) Beban penerangan jalan
c) Beban perkantoran
d) Beban industri
4) Berdasarkan jenis pelanggan
a) Beban perumahan
Beban perumahan merupakan beban yang dilayani oleh trafo
distribusi yang terdiri dari seluruh atau sebagian besar merupakan
tempat tinggal penduduk. Pada beban perumahan kebutuhan
maksimum biasanya berlangsung dimalam hari jam 17:00 – 22:00
dan biasanya sangat bervariasi sesuai dengan kebiasaan penduduk
13
setempat dalam mengkonsumsi energi listrik. Jumlah anggota
rumah tangga menjadi salah satu faktor penentu pemakaian energi
listrik yang dikonsumsi rumah tangga, sebagian besar digunakan
untuk penerangan, peralatan rumah tangga seperti TV, radio,
setrika, pompa air, keperluan memasak dan lain sebagainya.
b) Beban usaha bisnis
Beban usaha merupakan beban pelanggan yang terdiri dari suatu
kelompok perdagangan atau usaha seperti pertokoan, rumah makan,
dan lain sebagainya. Pada umumnya beban komersial ini terletak di
pusat kabupaten. Beban puncak umumnya terjadi pada pagi hari
sekitar pukul 09:00 sampai malam hari kira-kira 21:00.
c) Beban sosial (publik)
Beban sosial merupakan beban pelanggan yang terdiri dari tempattempat sosial seperti rumah sakit, sekolah, tempat beribadah dan
lain sebagainya. Beban puncak umumnya terjadi pada siang hari
dan malam hari.
d) Beban industri
Beban industri merupakan beban pelanggan yang terdiri dari
kelompok pabrik-pabrik atau industri. Beban ini biasanya terpisah
dari perumahan penduduk untuk mencegah terjadinya fluktasi
tegangan yang sering terjadi di industri yang menggangu peralatan
rumah tangga setempat. Beban yang biasnya terdapat di industri
berupa lampu sebagai penerangan dan motor-motor listrik.
14
Kapasitas daya yang digunakan oleh industri pada umumnya lebih
besar dibandingkan dengan pelanggan lainnya. Beban puncak
biasanya terjadi pada siang hari karena motor-motor listrik
beroperasi atau berproduksi saat-saat tersebut.
e) Beban pemerintahan
Bebean pemerintahan merupakan jenis beban yang digunakan untuk
instansi pemerintahan dan penerangan jalan.
b. Karakteristik Beban Listrik
Karakteristik beban merupakan salah satu faktor yang sangat
penting dalam perencanaan oprasi sistem tenaga listrik. Dengan
karateristik beban, maka pengoprasian sistem tenaga listrik dapat diatur
sedemikianrupa sehingga dapat diharpakan suatu oprasi sistem tenaga
listrik yang optimal. Dalam mempelajari karakteristik beban listrik ada
beberapa istilah yang perlu diketahui, yaitu:
1. Beban terpasang
Semua beban yang mungkin dipasang pada suatu saat, beban
terpasang menyatakan kemungkinan kebutuhan beban paling besar.
2. Beban maksimum
Kebutuhan keseluruhan sistem atau instalasi yang palig besar yang
terjadi pada selang waktu tertentu.
3. Faktor kebutuhan
Perbandingan
antara
beban
maksimum
suatu
sistem
keseluruhan beban yang terpasang pada sistem tersebut.
dengan
15
4. Faktor beban
Faktor beban merupakan perbandingan antara daya nyata yang
dibangkitkan dengan daya maksimum yang dapat dihasilkan selama
selang waktu sama.
5. Faktor daya
Faktor daya merupakan perbandingan antara daya nyata dengan daya
semu yang dibutuhkan beban kelistrikan.
c. Menghitung tingkat pertumbuhan dan rata-rata pertumbuhan
Untuk menghitung tinggkat pertumbuhan, dilakukan dengan
menggunakan persamaan berikut :
π‘‘π‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘‘ π‘π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘’π‘šπ‘π‘’β„Žπ‘Žπ‘› =
Untuk
menghitung
π‘₯ π‘‘π‘Žβ„Žπ‘’π‘› π‘ π‘’π‘˜π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘” − π‘₯ π‘‘π‘Žβ„Žπ‘’π‘› π‘ π‘’π‘π‘’π‘™π‘’π‘šπ‘›π‘¦π‘Ž
. . (10)
π‘₯ π‘‘π‘Žβ„Žπ‘’π‘› π‘ π‘’π‘π‘’π‘™π‘’π‘šπ‘›π‘¦π‘Ž
rata-rata
pertumbuhan,
dilakukan
dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut :
π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž − π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž π‘π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘’π‘šπ‘π‘’β„Žπ‘Žπ‘› =
∑ π‘‘π‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘‘ π‘π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘’π‘šπ‘π‘’β„Žπ‘Žπ‘› π‘π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘Žβ„Žπ‘’π‘›π‘Žπ‘›
𝑁−1
……..(11)
d. Analisis beban sistem
Beban sistem tenaga listrik merupakan pemakain tenaga listrik dari
para pelanggan listrik. Oleh karenanya, besar kecilnya beban beserta
perubahannya tergantung pada kebutuhan para pelanggan akan tenaga
listrik. Tidak ada perhitungan eksak mengenai besarnya beban sistem pada
suatu saat, yang bisa dilakukan hanyalah membuat perkiraan beban.
16
Dalam pengoperasian sistem tenga listrik harus selalu diusahakan agar
daya yang dibangkitkan sama dengan beban sistem
Maka masalah
perkiraan beban merupakan masalah yang sangat
menentukan bagi perusahaan listrik baik segi-segi manajerial maupun bagi
segi oprasional, oleh karena itu perlu mendapat perhatian khusus. Untuk
dapat membuat perkiraan beban yang sebaik mungkin perlu beban sistem
tenaga listrik yang sudah terjadi di masa lalu dianalisa.
Menurut Djiteng Marsudi (2006)
pembagian kelompok perkiraan
beban yaitu:
1. Perkiraan beban jangka panjang
Perkiraan beban jangka panjang adalah untuk jangka waktu di atas satu
tahun. Dalam perkiraan beban jangka panjang masalah-masalah makro
ekonomi yang merupakan masalah ekstern perusahaan listrik merupakan
faktor utama yang menentukan arah perkiraan beban.
2. Perkiraan beban jangka menengah
Perkiraan beban jangka menengah adalah untuk jangka waktu dari satu
bulan sampai dengan satu tahun. Poros untuk perkiraan beban jangka
menengah adalah perkiraan beban jangka panjang.
3. Perkiraan beban jangka pendek
Perkiraan beban jangka pendek adalah untuk jangka waktu beberapa jam
sampai satu minggu (168 jam). Dalam perkiraan beban jangka pendek
batas atas untuk beban maksimum dan batas bawah untuk beban
minimum yang ditentukan dalam perkiraan beban jangka menengah.
17
e. Cara-cara memperkirakan beban
Salah satu faktor yang
sangat menentukan dalam membuat
rencana operasi sistem tenaga listrik adalah perkiraan beban yang akan
dialami oleh sistem tenaga listik yang bersangkutan. Tidak ada rumus eksak
untuk ini karena besarnya beban ditentukan oleh para pemakai (konsumen)
tenaga listrik yang secara bebas dapat menentukan pemakaiannya. Namun
pada umumnya pemakaian energi listrik konsumen sifatnya priodik maka
grafik pemakaian tenaga listrik atau lazimnya dibuat sebagai grafik beban
dari sistem tenaga listrik juga mempunyai sifat priodik.
Grafik beban secara perlahan-lahan berubah bentuknya baik kuantitatif
maupun kualitatif. Perubahan ini antara lain disebabkan oleh:
1. Bertambahnya jumlah konsumen tenaga listrik
2. Bertambahnya konsumsi tenaga listrik dari konsumen lama, misalnya
karena dia membeli peralatan listrik tambahan.
3. Suhu udara, kalau suhu udara tinggi maka pemakaian alat-alat penyejuk
udara bertambah dan ini menambah pemakaian tenaga listrik.
4. Kegiatan ekonomi masyarakat
5. Kegiatan sosial masyarakat, sebagai contoh adanya pertandingan olahraga
seperti bulu tangkis, tinju, sepak bola dan lain sebagainya. Hal ini akan
menimbulkan kenaikan beban.
Dari uraian di atas dapatlah dimengerti bahwa tidaklah mungkin
ditemukan rumus yang eksak untuk menentukan besarnya beban. Tetapi
18
beban dapat diperkirakan besarnya berdasarkan pengalaman-pengalaman dan
pengamatan-pengamatan di masa lalu kemudian diadakan perkiraan untuk
masa yang akan datang.
3.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Energi Listrik
Konsumsi energi termaksud energi listrik dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor , diantaranya : tingkat produksi industri, tinggkat pemakaian
energi
pengganti,
pemerintah,
dalam
kondisi
hal
politik,
pemakaian
usaha-usaha
energi,
konservasi,
pertumbuhan
batasan
penduduk,
pertumbuhan ekonomi (pendapatan penduduk) dan harga energi tersebut
(Sukanto, 1988). Sedangkan menurut Aminuddin (2008) menyatakan bahwa
permintaan akan suatu komoditas energi termaksud energi listrik dipengaruhi
oleh faktor harga, barang yang diminta, harga barang lain, pendapatan, selera,
dan kemakmuran. Namun dalam pembahasan kali ini dititikberatkan pada
pengaruh ekonomi saja seperti pertumbuhan ekonomi dalam hal ini
pendapatan konsumen dan harga jual energi.
a. Pertumbuhan ekonomi (pendapatan konsumen)
Sesuai dengan penjelasan kedua pendapat di atas, sangat berpengaruh
pendapatan konsumen terhadap pemakaian energi listrik. Hal tersebut sangat
logis karena dengan pendapatan konsumen meningkat, maka cenderung
membeli barang-barang untuk memenuhi kepuasan hidupnya termaksud
barang-barang yang memakai energi listrik sebagai sumber tenaganya.
Dengan demikian konsumsi energi listrik semakin meningkat.
19
Mengacu dari penjelasan di atas, maka konsumsi energi merupakan
fungsi dari pendapatan konsumen,
q = f(x)
……………………………………………...…. (12)
Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari produk
domestik regional (PDRB) dan PDRB per sektor serta pendapatan perkapita
(in come percapita ) penduduk. PDRB merupakan salah satu indikator
perekonomian yang penting bagi suatu daerah yang diartikan sebagi
keseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dalam satu tahun di
suatu daerah atau wilayah.
b. Menghitung Produk Domestik Bruto / PDB / Produk Domestik Kotor
Pengertian Produk Domestik Bruto atau PDB merupakan hasil output
produksi dalam suatu perekonomian dengan tidak memperhitungkan pemilik
faktor produksi dan hanya menghitung total produksi dalam suatu
perekonomian saja.
Rumusnya merupakan
PDB = C + G + I + ( X - M )…………………………………………….. (13)
atau
produk domestik bruto = pengeluaran rumah tangga + pengeluaran
pemerintah + pengeluaran investasi + ( ekspor - impor )
20
c. Kepadatan penduduk
Laju pertumbuhan penduduk lebih tinggi di negara berkembang.
Kepadatan penduduk dihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas
area dimana mereka tinggal. Negara-negara kecil biasanya memiliki
kepadatan penduduk tertinggi.
Distribusi usia dan jenis kelamin penduduk dalam negara atau wilayah
tertentu dapat digambarkan dengan suatu piramida penduduk. Grafik ini
berbentuk segitiga, di mana jumlah penduduk pada sumbu X, sedang
kelompok usia (cohort) pada sumbu Y. Penduduk lak-laki ditunjukkan pada
bagian kiri sumbu vertikal, sedang penduduk perempuan di bagian kanan.
Piramida penduduk menggambarkan perkembangan penduduk
dalam kurun waktu tertentu. Negara atau daerah dengan angka kematian bayi
yang rendah dan memiliki usia harapan hidup tinggi, bentuk piramida
penduduknya hampir menyerupai kotak, karena mayoritas penduduknya hidup
hingga usia tua. Sebaliknya yang memiliki angka kematian bayi tinggi dan
usia harapan hidup rendah, piramida penduduknya berbentuk menyerupai
genta (lebar di tengah), yang menggambarkan tingginya angka kematian bayi
dan tingginya resiko kematian.
21
Gambar 2. Piramida penduduk
Piramida penduduk yang menunjukkan tingkat mortalitas stabil
dalam setiap kelompok usia
Jumlah penduduk sangatlah berpengaruh terhadap konsumsi energi
listrik. Jadi konsumsi energi bukan hanya fungsi dari pendapatan, melainkan
juga fungsi dari jumlah peduduk,
q = f (x,p) …………………...……………………………………. (14)
Dari persamaan (12) di atas maka dapat ditulis model persamaan
regresi berganda untuk permintaan energi listrik pada pelanggan rumah
tangga, bisnis, sosial, dan industri merupakan :
Y = a + b1X1 + b2X2…………………………………………… (15)
(Sugiono, 2004)
d. Penggolongan Tarif Dasar Listrik PLN
Menurut Abdul Kadir (1996), tarif dasar listrik secara umum dapat
diartikan sebagai daftar harga penjualan tenaga listrik yang ditetapkan
perusahaan listrik yang meningkat perusahaan dengan langganan atau
konsumen energi listrik.
22
Tujuan umum tarif dasar listrik adalah untuk menghasilkan
pendapatan bagi perusahaan listrik untuk menutupi biaya-biaya oprasional
sehingga sistem penyediaan energi listrik dapat berkesinambungan.
Pengadaan energi listrik di Indonesia dikelola oleh PLN yang
diawasi oleh pemerintah dan tidak mengejar keuntungan semata-mata
karena energi listrik sebagai komoditi publik, pemenuhan menyangkut
hajat hidup seluruh rakyat Indonesia dan harus terjamin ketersediaanya
dengan harga yang terajangkau oleh semua lapisan masyarakat.
Penetuan tarif dasar listrik didasarkan pada beberapa faktor seperti
biaya modal, perawatan dan perbaikan, upah tenaga kerja , biaya bahan
bakar, dan lain sebagainya yang berkaiatan dengan proses pembangkitan
energi listrik tersebut sampai digunakan oloh konsumen. Biaya-biaya
tersebut tidak semuanya ditanggung oleh PLN tetapi juga dilimpahkan
kepada konsumen melalui tarif dasar listrik.
Penetuan tarif yang tidak bijaksana dapat berakibat buruk terhadap
perkembangan perusahaan, misalnya tarif yang tinggi terhadap biaya
instalasi dapat membuat langganan berkurang atau tarif yang rendah akan
menyebabkan pemborosan energi listrik yang dapat mengakibatkan
perusahaan mengalami kerugian. Penetuan tarif yang akan berlaku bagi
kelompok konsumen ditentukan berdasarkan pada cara pemakaian, waktu
dan besarnya pemakaian.
Berdasarkan tarif dasar listrik 2003, PLN menggunakan tarif dasar
berdasarkan jenis pelanggan dan daya tersambung adalah sebagai berikut:
23
a) Golongan tarif pelanggan rumah tangga (tarif R) yang terdidri atas:
1. Golongan tarif R1, merupakan sambungan tegangan rendah dengan
batas daya 450 VA sampai 2200 VA.
2. Golongan tarif R2, merupakan sambungan tegangan rendah dengan
batas daya 2200 VA sampai 6600 VA.
3.
Golongan tarif R3, merupakan sambungan tegangan rendah
dengan batas daya di atas 6600 VA.
b) Golongan tarif pelanggan bisnis (tarif B)
1. Golongan tarif B1, merupakan sambungan tegangan rendah dengan
batas daya 2200 VA sampai 6600 VA.
2. Golongan tarif B2, merupakan sambungan tegangan rendah dengan
batas daya 2200 VA sampai 200 kVA.
3. Golongan tarif B3, merupakan sambungan tegangan rendah dengan
batas daya di atas 200 kVA.
c) Golongan tarif pelanggan sosial (tarif S)
1.
Golongan tarif S1, merupakan sambungan tegangan rendah
dengan batas daya 220 VA.
2. Golongan tarif S2, merupakan sambungan tegangan rendah dengan
batas daya 450 VA sampai 200 kVA.
3.
Golongan tarif S3, merupakan sambungan tegangan rendah
dengan batas daya 220 kVA .
24
d) Golongan tarif pelanggan industri (tarif I)
1.
Golongan tarif I1, merupakan sambungan tegangan rendah dengan
batas daya 450 VA sampai 14 kVA.
2. Golongan tarif I2, merupakan sambungan tegangan rendah dengan
batas daya 14 kVA sampai 200 kVA.
3.
Golongan tarif I3, merupakan sambungan tegangan rendah dengan
batas daya 200 kVA sampai dengan 30000 kVA .
4. Golongan tarif I3, merupakan sambungan tegangan rendah dengan
batas daya 30000 kVA ke atas.
Berdasarakan dari pengelolahan tarif, maka konsumen akan
memakai energi listrik sesuai dengan batas daya yang disediakan sesuai
dengan penggolongan tarifnya. Pembayaran rekening listrik itu dirinci
berdasarkan biaya pemakaian yang merupakan hasil kali per kW dengan
kWH terpakai ditambah biaya beban, pajak, dan lain-lain (Abdul Kadir,
1996).
e. Analisis Regresi
Perubahan nilai suatu variabel tidak selalu terjadi dengan sendirinya,
namun perubahan nilai variabel itu dapat pula disebabkan oleh berubahnya
variabel lain yang berhubungan dengan variabel tersebut. Untuk
mengetahui pola nilai suatu variabel yang disebabkan oleh variabel lain
diperlukan alat analisis yang memungkinkan kita untuk membuat
25
perkiraan nilai variabel tersebut pada nilai tertentu variabel yang
mempengaruhinya.
Teknik yang umum digunakan untuk menganalisis hubungan
antara dua atau lebih variabel dalam ilmu statistik adalah analisis regresi.
Analisis regresi adalah teknik statistik yang berguna untuk memeriksa dan
memodelkan hubungan di antara variabel-variabel. Analisis regresi
berguna dalam menelaah hubungan dua variabel atau lebih dan terutama
untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya belum diketahui dengan
sempurna, sehingga dalam penerapannya lebih bersifat eksploratif.
Persamaan regresi yang digunakan untuk membuat taksiran
mengenai nilai variabel terikat disebut persamaan regresi estimasi, yaitu
suatu formula matematis yang menunjukkan hubungan keterkaitan antara
satu atau beberapa variabel yang nilainya sudah diketahui dengan satu
variabel yang nilainya belum diketahui. Sifat hubungan antara variabel
dalam persamaan regresi merupakan hubungan sebab akibat.
Regresi yang berarti peramalan, penaksiran atau pendugaan pertama
kali diperkenalkan pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton (1822 – 1911)
sehubungan dengan penelitiannya terhadap manusia. Penelitian tersebut
membandingkan antara tingggi anak laki-laki dan tinggi badan orang
tuanya. Istilah regresi pada mulanya bertujuan untuk membuat perkiraan
nilai suatu variabel (tinggi badan anak) terhadap suatu variabel yang lain
(tinggi badan orang tua). Pada perkembangan selanjutnya, analisis regresi
dapat digunakan sebagai alat untuk membuat perkiraan nilai suatu variabel
26
dengan menggunakan beberapa variabel lain yang berhubungan dengan
variabel tersebut.
1)
Regresi linier ganda
Multiple regresi (regresi linier ganda) merupakan regresi linier yang
melibatkan hubungan fungsional antara sebuah variabel terikat dengan dua
atau lebih variabel bebas. Semakin banyak variabel bebas yang terlibat
dalam suatu persamaan regresi semakin rumit menentukan nilai statistik
yang diperlukan hingga diperoleh persamaan regresi estimasi. Regresi
linier berganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua variabel
kriteriumnya atau untuk mencari hubungan fungsional dua variabel
prediktor atau lebih dengan variabel kriteriumnya, atau untuk meramalkan
dua variabel prediktor atau lebih terhadap variabel kriteriumnya.
Hubungan linier lebih dari dua variabel yang bila dinyatakan dalam
bentuk persamaan matematis adalah:
π‘Œ = π‘Ž + 𝑏1 𝑋1 + … + π‘π‘˜ π‘‹π‘˜ + πœ€……………………………………... (16)
Dimana :
Y
= Variable terkait
X1,….Xk
= Variabel bebas ke-1 sampai ke-k
a, b1, … bk
ε
= Parameter regresi
= Nilai kesalahan (eror)
27
Korelasi berganda adalah hubungan antara dua variable X dan y.
koefisien korelasi antara X dan y sering diberi simbol rxy atau r saja.
π‘Ÿπ‘₯𝑦 =
∑ π‘₯𝑖 𝑦 𝑖
√∑ π‘₯𝑖2 √𝑦𝑖2
… … … … … … … … … … … … … … …………………….(17)
Dimana :
xi = X1i - 𝑋̅
yi = yi - π‘ŒΜ…
Apabila mempunxai 3 variabel maka y,X1,X2, maka korelasi X1
dan y digambarkan dengan rumus beikut
π‘Ÿπ‘₯𝑖𝑦 = π‘Ÿ1𝑦 =
∑ π‘₯1𝑖 𝑦𝑖
2 √𝑦 2
√∑ π‘₯1𝑖
𝑖
… … … … … … … … … … … … ………………(18)
xi1 = X1i - 𝑋̅
yi = yi - π‘ŒΜ…
Korelasi x2 dan y digambarkan dengan rumus berikut:
π‘Ÿπ‘₯𝑖𝑦 = π‘Ÿ2𝑦 =
∑ π‘₯2𝑖 𝑦𝑖
2 √𝑦 2
√∑ π‘₯2𝑖
𝑖
… … … … … … … … … … … … … … …………….(19)
xi2 = X2i - 𝑋̅
xi = Yi - π‘ŒΜ…
28
Akhirnya korelasi x1 dan x2 adalah
π‘Ÿπ‘₯1π‘₯2 = π‘Ÿ12 =
∑ π‘₯1𝑖 π‘₯2𝑖
2 √π‘₯ 2
√∑ π‘₯1𝑖
2𝑖
… … … … … … … … … … … ……………………(20)
xi1 = X1i - 𝑋̅
xi2 = Xi2 – 𝑋̅2
Koefisien korelasi atara dua variabel sering disebut koefisien
korelasi linier sederhana (KKLS) kalau kita ingin mengetahui kuatnya
korelasi antara variabel Y dan beberapa variabel X, maka harus
menggunakan suatu koefisien korelasi berganda (KKLB) yang rumusnya
sebagai berikut.
2
2
π‘Ÿ1𝑦
+ π‘Ÿ2𝑦
− 2π‘Ÿ1𝑦 π‘Ÿ2𝑦 π‘Ÿ12
𝐾𝐾𝐿𝐡 = 𝑅𝑦.12 = √
… … … … … … … … … … … . . … (21)
2
1 − π‘Ÿ12
Apabila KKLB dikuadratkan, maka akan diperoleh koefisien
penetuan (KP), yaitu suatu nilai untuk menyatakan besarnya sumbangan
dari beberapa variabel x terhadap variasi naik turunnya Y. Kalau Y’ =
a+b1 x1 +b2x2, KP mengukur besarnya sumbangan X1 dan X2 terhadap
variasi, naik turunnya, Y
KP = Ry.122 ……………………………………………………………. (22)
Apabila dikalikan dengan 100% akan diperoleh persentase
sumbangan X1 dan X2 terhadap naik-turunnya y.
29
2)
Analisis regresi linier sederhana
Analisis regresi linier sederhana pada dasarnya adalah garis linier
dimana variabel bebas X merupakan variabel waktu. Baik garis regresi
maupun trend dapat berupa garis lurus maupun tidak lurus. Persamaan
garis analisis regresi linier sederhana sebagai berikut:
Y’ = a +bX (X =waktu) ……………………………………………… (23)
Perhatikan bahwa bentuk persamaan seperti persamaan garis
regresi linier berganda. Dengan demikian cara menghitung a,b dan c sama
dengan menghitung a dan b, yaitu menggunakan persamaan normal.
a=
b=
∑𝐲
𝐧
…………………………………………………………………..(24)
∑ 𝒙.π’š
∑ π’™πŸ
……………………………………………………………….(25)
keterangan:
Y’ = perkiraan perkembangan
X = tahun yang dicari
a dan b = koefisien regresi
f.
Estimasi
Estimasi adalah menaksir ciri-ciri tertentu dari populasi atau
memperkirakan nilai populasi (parameter) dengan memakai nilai sampel
30
(statistik). Dengan statistika kita berusaha menyimpulkan populasi. Dalam
kenyataannya, mengingat berbagai faktor untuk keperluan tersebut diambil
sebuah sampel yang representatif dan berdasarkan hasil analisis terhadap
data sampel kesimpulan mengenai populasi dibuat. Cara pengambilan
kesimpulan tentang parameter berhubungan dengan cara-cara menaksir
harga parameter. Jadi, harga parameter sebenarnya yang tidak diketahui
akan diestimasi berdasarkan statistik sampel yang diambil dari populasi
yang bersangkutan.
B. Kerangka pikir
Permintaan energi listrik oleh konsumen dipengaruhi oleh faktorfaktor pendapatan (x1), dan jumlah penduduk (x2). semakin berkembangnya
tinggkat perekonomian dan pendapatan konsumen, maka akan semakin
bertambah pula kebutuhan energi listrik oleh konsumen, baik rumah tangga,
bisnis, sosial, dan industri dan semakin mahalnya tarif dasar listrik yang
ditentukan oleh PLN dan pemerintah, maka konsumsi energi listrik menurun.
Berdasarkan kenyataan di atas, maka dalam penelitian ini diprediksi
seberapa besar kebutuhan energi listrik di kabupaten Sidrap sampai tahun
2020 ditinjau dari pertambahan jumlah penduduk dan pendapatan perkapita.
Berdasarakan uraian tersebut di atas, maka kerangka pikir penelitian
ini dapat dipolakan secara skematik seperti di bawah ini:
31
Konsumsi Energi Listrik Tahun 2000-2009
Estimasi PDRB
Estimasi pertambahan jumlah penduduk
Estimasi kebutuhan energi listrik tahun 2020
Hasil
Gambar 3. Skematik kerangka pikir
Download