Pasal 33

advertisement
MATRIKS SENARIO PEMANFAATAN RUANG
NO
KOMPONEN
PERENCANAAN
STRUKTUR RUANG
1
sistem pusat
kegiatan
RTRWN
PKN:
Batam
PKSN:
Batam, Ranai
PKW:
Tanjungpinang, Terempa,
Daik Lingga, Dabo-Pulau
Singkep, Tanjung Balai
Karimun
RTR PULAU SUMATERA
Pengembangan PKN sebagai pusat
pengembangan industri hilir
pengolahan sektor unggulan kawasan
andalan yang berorientasi ekspor:
pusat pengembangan industri hilir
pengolahan hasil sektor unggulan
perikanan di kawasan perkotaan:
PKN Batam
pusat pengembangan industri hilir
pengolahan hasil sektor unggulan
pertambangan di kawasan perkotaan:
PKN Batam
Pengembangan PKW sebagai pusat
pengembangan industri hulu
pengolahan sektor unggulan kawasan
andalan:
pusat pengembangan industri hulu
pengolahan hasil sektor unggulan
perikanan dan kelautan di kawasan
perkotaan:
PKW Tanjung Balai Karimun
pusat pengembangan industri hulu
pengolahan hasil sektor unggulan
pertambangan di kawasan perkotaan:
PKW Tanjung Balai Karimun
Pengembangan PKN dan PKW sebagai
pusat tujuan wisata dan kawasan
pariwisata berbasis alam, budaya, dan
meeting-incentive-conventionexhibition:
PKN Batam
Pengendalian perkembangan kawasan
perkotaan yang menjalar (urban
sprawl):
mengendalikan perkembangan kawasan
perkotaan dengan tetap memenuhi
RTR KAWASAN BBK
Pasal 17
(2) Sistem pusat kegiatan primer yang
ditetapkan di Kawasan Batam
meliputi:
a. pusat kegiatan industri berorientasi
ekspor dengan fungsi utama
pengembangan kawasan industri
skala besar dan fungsi pendukung
sebagai simpul transportasi,
permukiman karyawan, perdagangan
dan jasa lokal, ditetapkan di Kabil,
Batu Ampar, Muka Kuning, Batam
Center, Tanjung Uncang, Tanjung
Gundap, dan Lubuk Baja;
b. pusat kegiatan pariwisata
mancanegara dan domestik dengan
fungsi utama pengembangan
pariwisata internasional dan fungsi
pendukung sebagai permukiman dan
simpul transportasi penumpang
internasional, ditetapkan di Nongsa,
Tanjung Pinggir, Jodoh, dan Galang;
c. pusat kegiatan perdagangan dan
jasa internasional, nasional dan
regional dengan fungsi utama
perdagangan dan jasa internasional
dan fungsi pendukung permukiman,
simpul transportasi penumpang
internasional, dan wisata belanja,
ditetapkan di Jodoh, Nagoya, Batu
Ampar, Batu Aji, Baloi-Lubuk Baja,
dan Batam Center;
d. pusat kegiatan transportasi
internasional, nasional dan regional
yang merupakan simpul transportasi
udara di Hang Nadim, dan simpul
transportasi laut dengan fungsi utama
transportasi dengan cakupan
pelayanan internasional dan fungsi
pendukung pelayanan perpindahan
penumpang dan barang skala
internasional, ditetapkan di Hang
Nadim, Batu Ampar, Batam Center,
Kabil, Nongsa, dan Sekupang;
KOMENTAR
SUDAH DIAKOMODIR
Skala pusat kegiatan pada RTR
Kawasan BBK lebih rinci dengan
menyebutkan lokasi,.
NO
KOMPONEN
PERENCANAAN
RTRWN
RTR PULAU SUMATERA
kebutuhan ruang terbuka hijau paling
sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas
kawasan perkotaan di kawasan
perkotaan:
PKN Batam
Pengembangan PKSN sebagai beranda
depan dan pintu gerbang negara,
simpul promosi dan pemasaran, serta
simpul transportasi kawasan
perbatasan:
 mengembangkan atau meningkatkan
fasilitas Custom, Immigration,
Quarantine, and Security (CIQS) di
kawasan perkotaan: PKSN Batam
 mengembangan kawasan
pengembangan ekonomi di kawasan
perkotaan: PKN Batam
 mengembangkan pusat-pusat bagi
kegiatan produksi lanjutan yang
komplementer dengan komoditas
komoditas unggulan yang dihasilkan di
kawasan perkotaan: PKN Batam
RTR KAWASAN BBK
e. pusat kegiatan pertahanan dan
keamanan negara dengan fungsi
utama pertahanan dan keamanan
negara dan fungsi pendukung
menjaga kedaulatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia khususnya
pertahanan dan keamanan laut,
ditetapkan di Tanjung Sengkuang dan
untuk kedaulatan negara, ditetapkan
di Pulau Nipa (di luar KPBPB);
f. pusat kegiatan pendidikan dengan
fungsi utama pendidikan berkualitas
internasional dan fungsi pendukung
penyediaan pelayanan perkotaan,
ditetapkan di Batam Center, Nongsa,
Batu Aji, Sagulung, Sei Beduk,
Sekupang, Lubuk Baja, Batu Ampar,
Bengkong, dan Galang; dan
g. pusat kegiatan kesehatan dengan
fungsi utama kesehatan internasional
dan fungsi pendukung penyediaan
pelayanan perkotaan, ditetapkan di
Batam Center, Nongsa, Batu Aji,
Sagulung, Sei Beduk, Sekupang,
Lubuk Baja, Batu Ampar, Bengkong,
dan Galang.
Dengan jenis pusat kegiatan yang sama
ditetapkan pula lokasi-lokasi untuk
kawasan Bintan dan Karimun
KOMENTAR
NO
2
KOMPONEN
PERENCANAAN
sistem jaringan
transportasi
RTRWN
Jalan Bebas Hambatan
Dalam Kota:
Pengembangan jaringan
jalan bebas hambatan Batu
Ampar-Muka KuningBandara Hang Nadim
RTR PULAU SUMATERA
RTR KAWASAN BBK
KOMENTAR
JARINGAN JALAN
Pengembangan jaringan jalan nasional
untuk menghubungkan kawasan
perkotaan nasional dengan pelabuhan
dan/atau bandar udara meliputi:
 jaringan jalan arteri primer yang
menghubungkan kawasan perkotaan
PKN Batam dengan Bandar Udara
Hang Nadim dan Pelabuhan Batam
 jaringan jalan arteri primer yang
menghubungkan kawasan perkotaan
PKW Tanjung Pinang dengan bandar
udara Kijang (Haji Fisabilillah) dan
Pelabuhan Tanjung Pinang;
 jaringan jalan kolektor primer yang
menghubungkan kawasan perkotaan
PKW Tanjung Balai Karimun dengan
Pelabuhan Tanjung Balai Karimun;
Pasal 21
(2) Jaringan jalan arteri primer di
Kawasan Batam meliputi:
a. jalan arteri primer Sekupang-Sei
Harapan-Simpang
Base
CampTanjung Uncang;
b. jalan arteri primer Simpang Jam - Sei
Harapan;
c. jalan arteri primer Batu AmparSimpang Jam - Simpang Mukakuning
- Simpang Punggur-Telaga Punggur;
d. jalan arteri primer Simpang Punggur Bandara Hang Nadim;
e. jalan arteri primer Simpang Muka
Kuning-Simpang
Tembesi-Simpang
Base Camp; dan
f. jalan arteri primer Simpang TembesiRempang-Galang-Galang baru.
(3) Jaringan jalan arteri primer di
Kawasan Bintan meliputi:
a. jalan arteri primer Gesek (KM16) - Sp.
Busung - Sp. Lobam - Tanjung Uban;
b. jalan arteri primer Wacopek - Kijang
(Sei Enam) - Seri Bayi Intan Pelabuhan; dan
c. jalan arteri primer Sri Bintan PuraKijang.
(4) Jaringan jalan arteri primer di
Kawasan Karimun meliputi jalan arteri
Tanjung Balai - Pasir Panjang.
Pada dasarnya penetapan yang
dilakukan pada RTR Pulau Sumatra
lebih umum dan lebih bersifat
arahan dan sudah terakomodir
dalam penetapan yang lebih rinci
pada RTR Kawasan BBK.
Pengendalian pengembangan jalan
bebas hambatan di kawasan pertanian
pangan berkelanjutan, kawasan
lindung, dan kawasan rawan bencana
tanah longsor meliputi:
 jaringan jalan bebas hambatan
antarkota yang menghubungkan:
Jembatan Pulau Batam-Pulau Bintan.
 jaringan jalan bebas hambatan dalam
kota: Batu Ampar-Muka KuningBandara Hang Nadim
Pengembangan dan Peningkatan
jaringan jalan nasional untuk membuka
keterisolasian wilayah, dan
aksesibilitas dari dan ke pulau-pulau
kecil dan daerah pedalaman:
a. jaringan jalan arteri primer yang
menghubungkan:
1. Batam-Timbesi-Tanjung Beriket,
Batam-Timbesi-Tanjung Uncang,
Simpang Kabii-Pungur, Simpang
Pasal 22
(2) Jaringan jalan kolektor primer di
Kawasan Batam meliputi:
a. jalan kolektor primer Muka Kuning Tanjung Piayu - Telaga Punggur;
b. jalan kolektor primer Simpang Industri
Taiwan Punggur-Kawasan Industri
Kabil-Batu Besar-Jl.Lingkar Nongsa;
c. jalan kolektor primer Simpang 3 Baloi
Bunga
Raya-Simpang
PenuinSimpang Jodoh-Simpang Batu Ampar;
SARAN UNTUK RTR P.
SUMATRA:
Nama – nama ruas jalan sebaiknya
dilakukan koreksi
NO
KOMPONEN
PERENCANAAN
RTRWN
RTR PULAU SUMATERA
b.
c.
2. Kabii-Nongsa, dan BatamSekupang di Pulau Batam; dan
3. Tanjung Pinang-Simpang Gesek
dan Tanjung Pinang-Kijang di
Pulau Bintan.
jaringan jalan kolektor primer yang
menghubungkan:
1. Pasir Panjang-Simpang JalutongTanjung Balai di Pulau Karimun
Besar;
2. Tanjung Beriket-Galang Baru di
Pulau Batam;
jaringan jalan strategis nasional yang
menghubungkan:
1. Tanjung Beriket-Galang Baru di
Pulau Bintan;
RTR KAWASAN BBK
d. jalan kolektor primer Simpang Sei
Ladi-UIB-Simpang Penuin; dan
e. jalan kolektor primer Simpang KDAPelabuhan Ferry Internasional Batam
Center.
(3) Jaringan jalan kolektor primer di
Kawasan Bintan, meliputi:
a. jalan kolektor primer Tanjung Pinang Tanjung Uban;
b. jalan kolektor primer Kijang (Korindo) Kawal;
c. jalan kolektor primer Gesek-KawalBerakit;
d. jalan kolektor primer Lome - Malang
Rapat; dan
e. jalan kolektor primer KM 16 Gesek Kijang (Pelabuhan).
(4) Jaringan jalan kolektor primer di
Kawasan Karimun, meliputi:
a. jalan kolektor primer Meral - Parit
Rampak;
b. jalan kolektor primer Parit Rampak Pelabuhan Roro;
c. jalan kolektor primer Parit Rampak Parit Benut;
d. jalan kolektor primer Parit Benut Simpang Jelutung; dan
e. jalan
kolektor
primer
Simpang
Jelutung - Pasir Panjang.
Pasal 24
(2) Jaringan jalan bebas hambatan yang
menggunakan sistem tol meliputi:
a. Batu Ampar-Muka Kuning-Bandara
Hang Nadim; dan
b. Ruas Jalan Tol Kawasan Industri
Muka Kuning – Pulau Galang.
(3) Jaringan jalan bebas hambatan yang
menggunakan sistem bukan tol
meliputi Simpang Tiga Bundaran
Kabil-Jembatan Batam-Tanjung SauhBintan.
JARINGAN TRANSPORTASI SUNGAI,
DANAU, DAN PENYEBERANGAN
Pengembangan dan pemantapan lintas
penyeberangan
meliputi
lintas
penyeberangan yang menghubungkan:
a. lintas penyeberangan antarnegara
terdiri atas: Batam-Singapura.
b. lintas penyeberangan antarprovinsi
terdiri atas:
1. Medan-Batam;
2. Kuala Tungkal-Tanjungpinang;
Pasal 31
Pelabuhan penyeberangan di Kawasan
Batam terdiri atas:
pelabuhan penyeberangan yang
menghubungkan jaringan jalan nasional
dengan jaringan jalan nasional di pulau
lain ditetapkan di Sekupang, Sijantung,
Telaga Punggur, Sagulung dan
Sembulang
Pelabuhan penyeberangan di Kawasan
Bintan terdiri atas:
pelabuhan penyeberangan yang
KOMENTAR
NO
KOMPONEN
PERENCANAAN
RTRWN
Pelabuhan Internasional:
Pemantapan Pelabuhan
Internasional, yaitu
Pelabuhan Batam
Pelabuhan Nasional:
Pemantapan Pelabuhan
Nasional, yaitu Pelabuhan
Tanjung Balai Karimun dan
Pelabuhan Tanjungpinang
RTR PULAU SUMATERA
JARINGAN JALUR KERETA API
NASIONAL
Peningkatan akses pelayanan jaringan
jalur kereta api dengan bandar udara
dan pelabuhan.
membangun jalur kereta api yang
menghubungkan PKN dan PKW dengan
bandar udara dan pelabuhan kawasan
perkotaan PKN Batam dengan Bandar
Udara Hang Nadim
Pengembangan pelabuhan utama
sebagai prasarana untuk memasarkan
produk unggulan ke kawasan subregional ASEAN, Asia Pasifik, dan
internasional: Pelabuhan Batam
Pengembangan pelabuhan pengumpul
di Selat Malaka, Laut Cina Selatan,
Selat Karimata, dan sepanjang perairan
Samudera Hindia dilakukan di
Pelabuhan Tanjung Balai Karimun,
Pelabuhan Tanjung Pinang
RTR KAWASAN BBK
KOMENTAR
Pasal 33
(1) Jaringan
jalur
prasarana
perkeretaapian
perkotaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
20 ayat (4) di Kawasan BBK
ditetapkan dalam
rangka untuk
memperlancar perpindahan dan/atau
barang
secara
massal
dengan
selamat, aman, nyaman, cepat dan
lancar, tepat, tertib dan teratur, efisien,
serta
menunjang
pemerataan,
pertumbuhan, stabilitas, pendorong,
dan penggerak pembangunan di
Kawasan BBK.
(2) Jaringan prasarana perkeretaapian
perkotaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas jaringan jalur
kereta api perkotaan dan stasiun
kereta api perkotaan.
(3) Jaringan jalur kereta api perkotaan
yang melayani Kawasan Batam dan
Kawasan
Bintan
berfungsi
menghubungkan
pusat
kegiatan
primer, pusat kota, pusat kegiatan
ekonomi, dan pusat permukiman.
(4) Stasiun-stasiun kereta api perkotaan
dipadukan
dengan
pusat-pusat
kegiatan, pusat permukiman, dan
moda transportasi lainnya.
(5) Jaringan jalur kereta api perkotaan
dan stasiun kereta api ditetapkan
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 34
(5) Pelabuhan di Kawasan BBK terdiri
atas:
a. Pelabuhan Batam terdiri atas Terminal
Batu Ampar, Kabil, Sekupang dan
Nongsa;
b. Pelabuhan Lobam, Sei Kolak Kijang,
Sri Bintan Pura, Tanjung Berakit,
Tanjung Uban, Batu Enam, dan
Tanjung Mocho; dan
c. Pelabuhan Tanjung Balai Karimun
terdiri atas Terminal Parit Rempak dan
Malarko.
Pelabuhan-pelabuhan yang
ditetapkan pada RTR P. Sumatra
telah tercantum/diakomodir pada
RTR Kawasan BBK.
NO
KOMPONEN
PERENCANAAN
RTRWN
RTR PULAU SUMATERA
RTR KAWASAN BBK
KOMENTAR
Pemanfaatan bersama pelabuhan guna
kepentingan pertahanan dan
keamanan negara dilakukan di
Pelabuhan Tanjung Pinang, Pelabuhan
Batam, Pelabuhan Tanjung Balai Karimun
Pengoptimalan pemanfaatan Alur Laut
Kepulauan Indonesia I sebagai alur
pelayaran internasional dilakukan di
Selat Malaka, Laut Cina Selatan, dan
Selat Karimata
Pusat Penyebaran Primer:
Pemantapan Bandar Udara
Primer Hang Nadim
Pusat Penyebaran Tersier:
Pemantapan Bandar Udara
Tersier Kijang
Pengembangan bandar udara yang
terpadu dengan sistem jaringan
transportasi darat dilakukan di
a. Bandar Udara Hang Nadim sebagai
bandar udara pengumpul dengan skala
pelayanan primer yang terpadu dengan
jaringan jalan di Pulau Batam, Jaringan
Jalur Kereta Api di Pulau Batam, dan
jaringan transportasi penyeberangan
yang menghubungkan Telaga PungkurTanjung Uban;
b. Bandar Udara Kijang (Haji Fisabilillah)
sebagai bandar udara pengumpul
dengan skala pelayanan tersier yang
terpadu dengan jaringan jalan di Pulau
Pasal 34
(1) Alur pelayaran di Kawasan BBK
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
20 ayat (5) huruf b ditetapkan dalam
rangka mewujudkan perairan yang dari
segi kedalaman, lebar, dan bebas
hambatan pelayaran lainnya dianggap
aman dan selamat untuk dilayari.
(2) Alur pelayaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas:
a. Alur pelayaran internasional yang
merupakan jalur akses dari terminal
Batu Ampar, terminal sekupang,
Pelabuhan Sei Kolak Kijang,
Pelabuhan Tanjung Balai Karimun
ke Selat Malaka; dan
b. Alur pelayaran nasional yang
menghubungkan Terminal Kabil,
Terminal Nongsa, Pelabuhan Sri
Bintan Pura, Pelabuhan Tanjung
Berakit Ke Selat Philips, Selat
Combol, Dan Selat Riau.
(3) Ketentuan
Alur
pelayaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
20 ayat (5) huruf b diatur lebih lanjut
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
Pasal 37
(1) Bandar udara pengumpul di Kawasan
Batam ditetapkan dengan skala
pelayanan primer di Bandar Udara
Hang Nadim dengan wilayah kerja
seluas paling sedikit 1.778 (seribu
tujuh ratus tujuh puluh delapan)
hektar.
(2) Bandar udara pengumpul di Kawasan
Bintan ditetapkan dengan skala
pelayanan tersier di Bandar Udara
Raja Haji Fisabilillah yang berlokasi di
luar KPBPB.
(3) Bandar udara pengumpan di Kawasan
Karimun ditetapkan di Bandar Udara
Arahan RTR P. Sumatra sudah
diakomodir dalam RTR BBK
NO
KOMPONEN
PERENCANAAN
RTRWN
RTR PULAU SUMATERA
Bintan dan jaringan transportasi
penyeberangan yang menghubungkan
Telaga Pungkur-Tanjung Uban;
3
sistem jaringan
energi
Diatur mengenai arahan
secara normatif pada pasal,
tidak menunjukkan lokasi
JARINGAN PIPA MINYAK DAN GAS
BUMI
Pengembangan infrastruktur jaringan
transmisi dan distribusi minyak dan
gas bumi yang mengintegrasikan
fasilitas produksi, pengolahan dan/atau
penyimpanan, hingga akses menuju
perkotaan nasional dalam mendukung
sistem pasokan energi nasional
meliputi:
jaringan transmisi minyak dan gas bumi
Grissik-Batam dan Natuna-Batam dengan
jaringan distribusi Batam untuk melayani
kawasan perkotaan PKW Kuala Tungkal,
PKN Batam, PKW Tanjung Balai Karimun,
dan PKW Tarempa;
Pengembangan jaringan transmisi
minyak dan gas bumi untuk melayani
kawasan andalan meliputi:
jaringan transmisi minyak dan gas bumi
Grissik-Batam dan Natuna-Batam untuk
melayani Kawasan Andalan Duri-Dumai
dan Sekitarnya, Kawasan Andalan Zona
Batam-Tanjung Pinang dan Sekitarnya,
dan Kawasan Andalan Natuna dan
Sekitarnya;
Pengembangan jaringan transmisi
minyak dan gas bumi nasional serta
prasarana dan sarana sistem energi
ASEAN meliputi: sistem jaringan
transmisi minyak dan gas bumi ASEAN
dengan ruas Batam-Singapura dan
RTR KAWASAN BBK
KOMENTAR
Sei Bati yang berlokasi di luar KPBPB.
Pasal 40
(4) Sistem
jaringan
gas
bumi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas:
a. jaringan pipa gas hulu yang berupa
sistem jaringan perpipaan bawah
laut
menghubungkan
Natuna,
Kawasan
Batam,
dan
Pulau
Sumatera; dan
b. jaringan pipa gas transmisi yang
berupa sistem jaringan perpipaan
bawah laut menghubungkan Pulau
Sumatera, Kawasan Batam, dan
Singapura.
(5) Sistem jaringan pipa minyak dan gas
bumi di kawasan BBK ditetapkan
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
.
NO
3
KOMPONEN
PERENCANAAN
sistem jaringan
energi
RTRWN
Diatur mengenai arahan
secara normatif pada pasal,
tidak menunjukkan lokasi
RTR PULAU SUMATERA
RTR KAWASAN BBK
KOMENTAR
Pekanbaru-Kuala Lumpur.
PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
Peningkatan kapasitas pembangkit
tenaga listrik meliputi Pembangkit Listrik
Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) di PLTGU
Tanjung Pinang
Pengembangan pembangkit tenaga
listrik berbasis energi matahari, angin,
dan panas bumi untuk mendukung
ketersediaan pasokan tenaga listrik di
kawasan perkotaan, kawasan
perdesaan, pulau-pulau kecil, dan
kawasan terisolasi meliputi: potensi
tenaga listrik tenaga matahari dan
angin serta jaringan transmisi di Pulau
Batam-Rempang-Galang
JARINGAN TRANSMISI TENAGA
LISTRIK
Pengembangan jaringan transmisi
tenaga listrik untuk kawasan
perdesaan, pulau-pulau kecil, dan
kawasan terisolasi meliputi: Jaringan
Transmisi di Pulau Batam-RempangGalang, Kepulauan Tanjung Balai
Karimun, dan Pulau Karimun Kecil.
Pasal 42
(3) Sistem pembangkit tenaga listrik di
Kawasan Batam meliputi: Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung
Kasem, PLTU Pulau Rempang, PLTU
Pulau Galang Baru, dan Pembangkit
Listrik Tenaga Gas (PLTG) Panaran
dengan kapasitas total paling sedikit
5.000 (lima ribu) Mega Watt.
(4) Sistem pembangkit tenaga listrik di
Kawasan Bintan meliputi: PLTU
Sungai Lekop dan PLTU Galang
Batang, dengan kapasitas total paling
sedikit 2.000 (dua ribu) Mega Watt.
(5) Pembangkit tenaga listrik di Kawasan
Karimun meliputi: PLTU di Kecamatan
Meral, PLTU Tanjung Sebatak, dan
PLTU
Tanjung
Lubuk,
dengan
kapasitas total paling sedikit 1.000
(seribu) Mega Watt.
Pasal 41
(3) Saluran Udara Tegangan Tinggi
(SUTT) sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a meliputi:
a. kabel bawah laut 150 (seratus lima
puluh) Kilo Volt dari GI Pulau Parit
menuju ke GI Tanjung Balai
Karimun;
b. kabel 150 (seratus lima puluh) Kilo
Volt dari GI Tanjung Uban menuju
ke GI Batu Besar, melalui jembatan
penghubung
Kawasan
BatamKawasan Bintan;
c. SUTT 150 (seratus lima puluh) Kilo
Volt yang menghubungkan tiap-tiap
GI di dalam Pulau Batam;
Penetapan pembangkit listrik pada
RTR BBK lebih rinci
Penetapan jaringan tranmisi pada
RTR BBK lebih rinci
NO
KOMPONEN
PERENCANAAN
RTRWN
RTR PULAU SUMATERA
RTR KAWASAN BBK
d. SUTT 150 (seratus lima puluh) Kilo
Volt yang menghubungkan tiap-tiap
GI Air Raja-Tanjung Pinang, KM 66
Simpang Lagoi, Simpang Lobam di
dalam Pulau Bintan; dan
e. SUTT 150 (seratus lima puluh) Kilo
Volt yang menghubungkan tiap-tiap
GI di dalam Pulau Karimun.
(5) GI sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c di Kawasan Batam memiliki
kelompok pelayanan meliputi:
a. GI Batu Besar, GI Batu Ampar, GI
Baloi dengan cakupan pelayanan
meliputi:
Kecamatan
Nongsa,
Kecamatan Lubuk Baja, Kecamatan
Batu Ampar, Kecamatan Bengkong,
Kecamatan Batam Kota; dan
b. GI Sekupang dengan cakupan
pelayanan meliputi: Kecamatan
batu Aji, Kecamatan Sagulung,
Kecamatan Sei Beduk, Kecamatan
Sekupang.
(6) GI sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c di Kawasan Bintan memiliki
kelompok pelayanan meliputi:
a. GI KM 66 Simpang Lagoi dengan
cakupan
pelayanan
meliputi:
Kecamatan
Teluk
Sebong,
Kecamatan Gunung Kijang;
b. GI Simpang lobam dan GI Tanjung
Uban dengan cakupan pelayanan
meliputi: Kecamatan Bintan Utara;
dan
c. GI Air Raja dengan cakupan
pelayanan meliputi: Kecamatan
Teluk Bintan, Kecamatan Tanjung
Pinang Kota, Kecamatan Tanjung
Pinang Timur, Kecamatan Tanjung
Pinang Barat, Kecamatan Bukit
Bestari, Kecamatan Bintan Timur.
(7) GI sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c di Kawasan Karimun
memiliki kelompok pelayanan meliputi:
a. GI tanjung Balai Karimun dengan
cakupan
pelayanan
meliputi:
KecamatanTebing,
Kecamatan
KOMENTAR
NO
KOMPONEN
PERENCANAAN
RTRWN
RTR PULAU SUMATERA
RTR KAWASAN BBK
KOMENTAR
Meral;
b. GI Pulau Parit dengan cakupan
pelayanan meliputi: Kecamatan
Buru dan Kecamatan Karimun; dan
c. GI
Ungar
dengan
cakupan
pelayanan meliputi: Kecamatan
Kundur, Kecamatan kundur Barat,
Kecamatan Kundur Utara.
4
sistem jaringan
telekomunikasi
Diatur mengenai arahan
secara normatif pada pasal,
tidak menunjukkan lokasi
JARINGAN TERESTRIAL
Pengembangan jaringan terestrial yang
handal untuk melayani kawasan
perkotaan nasional dan mendukung
Pasal 43
(4) Jaringan
bergerak
teresterial
ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(6) Jaringan
bergerak
satelit yang
Pada RTR Pulau Sumatera diatur
arahan mengenai arahan pelayanan
jaringan teresterial dan satelit. Pada
RTR Kawasan BBK tidak diatur
penetapan mengenai kedua jaringan
NO
KOMPONEN
PERENCANAAN
RTRWN
RTR PULAU SUMATERA
pengembangan kawasan andalan
meliputi:
Jaringan Pelayanan Pulau-Pulau di Timur
Sumatera yang melayani:
1. kawasan perkotaan PKW Bengkalis,
PKW Tanjung Balai Karimun, PKN
Batam, PKW Tanjung Pinang, PKW
Daik-Lingga, PKW Dabo-Singkep,
PKW Muntok, PKW Pangkal Pinang,
PKW Tanjungpandan;
2. kawasan perkotaan PKN Batam,
PKW Manggar, PKW Terempa dan
PKSN Ranai.
RTR KAWASAN BBK
meliputi satelit dan transponden
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b diselenggarakan melalui
pelayanan stasiun bumi ditetapkan
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
KOMENTAR
tersebut karena keduanya diatur
dalam peraturan perundangundangan selain Raperpres yang
telah dibuat.
JARINGAN SATELIT
Pengembangan jaringan
telekomunikasi satelit untuk membuka
isolasi wilayah terutama di daerah
pulau-pulau kecil dan daerah
pedalaman dilakukan di Pulau Karimun
Kecil
5
sistem jaringan
sumber daya air
Konservasi SDA,
pendayagunaan SDA, dan
pengendalian daya rusak air
Pulau Batam-Pulau Bintan
sebaga Strategis Nasional
Pengembangan sumber air dengan
berbasis pada wilayah sungai untuk
melayani kawasan perkotaan dan
kawasan andalan meliputi:
sumber air pada wilayah sungai strategis
nasional yang terdiri atas WS Pulau
Batam-Pulau Bintan yang melayani
kawasan perkotaan PKN Batam, PKW
Tanjung Pinang, dan Kawasan Andalan
Zona Batam-Tanjung Pinang dan
Sekitarnya
Penyediaan kebutuhan air baku untuk
pulau-pulau kecil dan daerah terisolasi
dilakukan di Kepulaun Karimun dan
Pulau Karimun Kecil
Pengembangan jaringan prasarana
Pasal 46
Sistem jaringan sungai sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 46 ayat (6) di
Pulau Batam terdiri atas…..
Pasal 47
Waduk sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 46 ayat (6) di Kawasan Batam
terdiri atas Waduk Sei Harapan……
Arahan yang ada dalam RTR Pulau
sudah terangkum dalam rencana
sistem jaringan sumber daya air
yang ada pada RTR Kawasan BBK
NO
KOMPONEN
PERENCANAAN
RTRWN
RTR PULAU SUMATERA
RTR KAWASAN BBK
KOMENTAR
sumber daya air untuk memenuhi
kebutuhan air baku kawasan perkotaan
dan kawasan andalan dilakukan di
Bendungan Duriangkang, Bendungan Sei
Harapan, Bendungan Ladi, Bendungan
Lagoi, dan Bendungan Muka Kuning yang
melayani kawasan perkotaan PKN Batam
dan Kawasan Andalan Zona BatamTanjung Pinang dan Sekitarnya
POLA RUANG
6
Zona L1 kawasan
yang memberikan
perlindungan
terhadap kawasan
bawahannya
Diatur mengenai arahan
secara normatif pada pasal,
tidak menunjukkan lokasi
yang ada di Kawasan BBK
Rehabilitasi kawasan hutan lindung
yang mengalami deforestasi dan
degradasi dilakukan di Pulau Batam,
Bintan dan Karimun
Pemertahanan dan pengendalian
luasan kawasan hutan lindung yang
bervegetasi hutan dilakukan di Batam,
Bintan dan Karimun
Pasal 62
(2) Zona L1 kawasan hutan lindung di
Kawasan Batam ditetapkan di Hutan
Lindung Bukit Dangas, Sei Harapan,
Bukit Tiban di Kecamatan Sekupang,
Sei Ladi di Kecamatan Lubuk Baja,
Batu Ampar II di Kecamatan Batu
Ampar, Nongsa I dan Nongsa II di
Kecamatan Nongsa, Duriangkang,
Telaga Punggur di Kecamatan
Nongsa, Tanjung Piayu dan
Kampung Bagan di Kecamatan
Sungai Beduk, Sei Tembesi di
Kecamatan Sagulung dan
Kecamatan Sungai Beduk, Sagulung
di Kecamatan Sagulung, Tiban Utara
di Kecamatan Sekupang, Tanjung
Uncang di Kecamatan Batu Aji.
(3) Zona L1 kawasan hutan lindung di
Kawasan Bintan ditetapkan di Hutan
Lindung Bukit Kucing, Gunung
Lengkuas dan Sungai Pulai di
Kecamatan Bintan Timur, Malang
Rapat, Tanjung Teluk, Teluk Lingga
dan Gunung Kijang di Kecamatan
Gunung Kijang, Sabla di Kecamatan
Bukit Bestari, Gunung Bintan Besar
(Bandar Seri Bentan) di Kecamatan
Teluk Bintan, Busung, Lancang
Kuning, Tanjung Uban Utara,
Tanjung Uban Selatan, Jago di
Kecamatan Bintan Utara, dan
Sebonpereh, Ekang Anculai, Gunung
Bintan Kecil di Kecamatan Teluk
Sebong.
Arahan yang terdapat pada RTR
Pulau diperinci pada pola ruang
RTR Kawasan BBK. Di RTRWN
tidak terdapat lokasi kawasan
lindung yang terdapat di Kawasan
BBK
NO
KOMPONEN
PERENCANAAN
RTRWN
RTR PULAU SUMATERA
Zona L2 kawasan
perlindungan
setempat
Diatur mengenai arahan
secara normatif pada pasal,
tidak menunjukkan lokasi
yang ada di Kawasan BBK
Pengendalian kawasan sekitar danau
dan waduk dari kegiatan yang dapat
mengganggu dan/atau merusak
kualitas air danau serta kelestarian
fungsi danau dan waduk dilakukan di:
Wadok Nongsa, Waduk Sei Baloi, Waduk
Sei Harapan, Waduk Sei Ladi, Waduk
Muka Kuning, Waduk Duri Angkang
8
Zona L3 kawasan
suaka alam,
pelestarian alam,
dan cagar budaya
Diatur mengenai arahan
secara normatif pada pasal,
tidak menunjukkan lokasi
yang ada di Kawasan BBK
Pemertahanan dan pengembangan
suaka margasatwa, cagar alam, taman
nasional laut, taman hutan raya, taman
wisata alam, taman wisata alam laut,
dan taman wisata perairan dilakukan
di: kawasan taman wisata alam di
Taman Wisata Alam Muka Kuning
9
Zona L4 kawasan
rawan bencana
Diatur mengenai arahan
secara normatif pada pasal,
Pengendalian pengembangan kegiatan
budi daya terbangun di kawasan rawan
7
RTR KAWASAN BBK
(4) Zona L1 kawasan hutan lindung di
Kawasan Karimun ditetapkan di
Hutan Lindung Pulau Karimun Anak
di Kecamatan Tebing di Kecamatan
Tebing, dan Kawasan Hutan Lindung
sekitar Gunung Jantan dan Gunung
Betina di Kecamatan Meral.
Pasal 67
(1) Zona L2 kawasan sekitar danau atau
waduk sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 64 ayat (2) huruf c meliputi:
a. daratan dengan jarak 50 (lima
puluh) meter sampai dengan 100
(seratus) meter dari titik pasang air
danau atau waduk tertinggi; atau
b. daratan sepanjang tepian danau
atau waduk yang lebarnya
proporsional terhadap bentuk dan
kondisi fisik danau atau waduk.
(2) Zona L2 kawasan sekitar danau atau
waduk di Kawasan Batam ditetapkan
di sekitar Waduk Sei Harapan,
Waduk Muka Kuning.....
Pasal 69
(1) Zona L3 kawasan suaka alam,
pelestarian alam, dan cagar budaya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
63 ayat (3) huruf c ditetapkan dengan
tujuan untuk melindungi sumber daya
alam dari kerusakan dan menjamin
kualitas ekosistem agar fungsinya
sebagai penyangga sistem kehidupan
dapat terjaga dengan baik, serta
mempertahankan warisan budaya.
(2) Zona L3 kawasan suaka alam,
pelestarian alam, dan cagar budaya
terdiri atas:
a. Zona L3 kawasan suaka alam;
b. Zona L3 kawasan pantai berhutan
bakau; dan
c. Zona L3 kawasan cagar budaya
dan ilmu pengetahuan.
(3) Di dalam zona L3 kawasan suaka
alam, pelestarian alam, dan cagar
budaya terdapat…..
Pasal 75
(1) Zona L4 kawasan rawan gelombang
KOMENTAR
Arahan yang terdapat pada RTR
Pulau diperinci pada pola ruang
RTR Kawasan BBK. Terdapat
arahan. Di RTR Pulau tidak
terdapat lokasi sungai yang terdapat
di Kawasan BBK.
Pada RTR Kawasan BBK tidak
terdapat pengaturan mengenai
taman wisata alam, khususnya yang
berada di Muka Kuning.
Arahan yang terdapat pada RTR
Pulau diperinci pada pola ruang
NO
KOMPONEN
PERENCANAAN
RTRWN
RTR PULAU SUMATERA
RTR KAWASAN BBK
KOMENTAR
alam
tidak menunjukkan lokasi
yang ada di Kawasan BBK
bencana alam serta mengembangkan
tempat-tempat dan jalur-jalur evakuasi
untuk mengurangi dampak akibat
bencana alam meliputi:
kawasan rawan gelombang pasang atau
kenaikan muka air laut akibat fenomena
pemanasan global terutama di kawasan
sepanjang pesisir pantai pulau Sumatera
dan pulau-pulau kecil di sekitar Pulau
Sumatera; dan
pasang meliputi kawasan sekitar
pantai yang rawan terhadap
gelombang pasang dengan kecepatan
antara 10 sampai dengan 100
kilometer per jam yang timbul akibat
angin kencang atau gravitasi bulan
atau matahari.
(2) Zona L4 kawasan rawan gelombang
pasang di Kawasan Batam ditetapkan
di kawasan pesisir landai yang
menghadap ke arah selat Malaka dan
Laut Cina Selatan
RTR Kawasan BBK.
10
Zona L5 kawasan
lindung geologi
Diatur mengenai arahan
secara normatif pada pasal,
tidak menunjukkan lokasi
yang ada di Kawasan BBK
Tidak mengatur mengenai lokasi di
Kawasan BBK
Arahan yang terdapat pada RTR
Pulau tidak mengatur mengenai
kawasan lindung geologi yang ada
di Kawasan BBK.
11
Zona L6
Diatur mengenai arahan
secara normatif pada pasal,
tidak menunjukkan lokasi
yang ada di Kawasan BBK
Pemertahanan, pelestarian, dan
pengembangan kawasan laut yang
memiliki ekosistem terumbu karang
dilakukan di Pulau Karimun, Pulau
Batam, Pulau Bintan
12
Zona B1, B2, B3
kawasan
peruntukkan
permukiman
kepadatan
tinggi,
sedang, rendah
Diatur mengenai arahan
secara normatif pada pasal,
tidak menunjukkan lokasi
yang ada di Kawasan BBK
Tidak mengatur mengenai lokasi di
Kawasan BBK
Pasal 76
(1) Zona L5 kawasan lindung geologi
ditetapkan dengan tujuan untuk
memberikan perlindungan terhadap
fungsi lingkungan hidup di dalam
tanah dan menjamin
keberlangsungan fungsi lingkungan
di atasnya.
(2) Zona L5 kawasan lindung geologi
terdiri atas:
a. Zona L5 kawasan rawan gerakan
tanah;
b. Zona L5 kawasan rawan abrasi;
dan
c. Zona L5 sempadan mata air.
Pasal 80
(1) Zona L6 taman buru sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 61 huruf f
ditetapkan dengan tujuan untuk
penyediaan ruang bagi
pengembanganbiakan satwa dalam
rangka kepentingan kesinambungan
kegiatan berburu.
(2) Zona L6 taman buru sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 61 huruf f
meliputi:……..
Pasal 82
(1) Zona B1 kawasan peruntukan
permukiman kepadatan tinggi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
82 ayat (1) huruf a ditetapkan dengan
tujuan untuk:
a. memenuhi kebutuhan rumah
sebagai salah satu kebutuhan
dasar manusia, dalam….
Arahan yang terdapat pada RTRWN
dan RTR Pulau tidak mengatur
mengenai kawasan taman buru
yang ada di Kawasan BBK. Arahan
yang terdapat pada RTR Pulau
mengenai kawasan laut yang
memiliki ekosistem terumbu karang
tidak menjadi wilayah pengaturan
RTR Kawasan BBK.
Arahan yang terdapat pada RTR
Pulau tidak mengatur mengenai
kawasan peruntukkan permukiman
yang ada di Kawasan BBK.
NO
13
KOMPONEN
PERENCANAAN
Zona B.8 kawasan
peruntukkan
industri
RTRWN
RTR PULAU SUMATERA
RTR KAWASAN BBK
Diatur mengenai arahan
secara normatif pada pasal,
tidak menunjukkan lokasi
yang ada di Kawasan BBK
Pengembangan kawasan peruntukan
industri ke daerah pinggir kota meliputi
Batam
Pasal 89
Pengembangan kawasan peruntukan
industri yang tidak mencemarkan
lingkungan, hemat air, dan hemat
energi dilakukan di Batam, Karimun
14
Zona B.9 kawasan
peruntukkan
pariwisata
Diatur mengenai arahan
secara normatif pada pasal,
tidak menunjukkan lokasi
yang ada di Kawasan BBK
Pengembangan kawasan peruntukan
pariwisata berbasis ekowisata
termasuk ekowisata bahari dengan
melestarikan keanekeragaman hayati
flora dan fauna yang terdapat
didalamnya meliputi: ekowisata hutan
dilakukan di Taman Wisata Alam Muka
Kuning (Batam)
Pengembangan pariwisata berbasis
meeting-incentive-convention-
(1) Zona B8 sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 82 ayat (1) huruf h di
Kawasan Batam diprioritaskan untuk
industri padat modal dan industri
padat teknologi yang dikembangkan
secara terpadu dengan pelabuhan,
ditetapkan di Kabil, Sekupang, Batu
Ampar….
(2) Zona B8 sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 82 ayat (1) huruf h di
Kawasan Bintan diprioritaskan untuk
industri padat sumber daya alam,
industri padat tenaga kerja; dan
industri padat modal dan
dikembangkan secara terpadu
dengan pelabuhan serta ditetapkan di
Galang Batang…..
(3) Zona B8 sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 82 ayat (1) huruf h di
Kawasan Karimun diprioritaskan
untuk industri padat sumber daya
alam; industri padat tenaga kerja;
dan industri padat modal dan
dikembangkan secara terpadu
dengan pelabuhan serta ditetapkan di
sepanjang pesisir barat Pulau
Karimun yaitu di Kawasan Berikat
Sembawang,…..
Pasal 91
(1) Zona B9 sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 82 ayat (1) huruf i di
Kawasan Batam meliputi:
a. pariwisata alam yang ditetapkan
di Kawasan wisata Nongsa dan
Tanjung Pinggir, SetokoRempang-Galang (Camp
Vietnam) dengan produk wisata
utama yang dikembangkan
adalah wisata terpadu, wisata
bahari dan minat khusus; dan
b. pariwisata buatan/binaan
KOMENTAR
Arahan yang terdapat pada RTR
Pulau diperinci pada pola ruang
RTR Kawasan BBK.
Arahan yang terdapat pada RTR
Pulau diperinci pada pola ruang
RTR Kawasan BBK. Pada RTR
Kawasan BBK tidak terdapat
pengaturan mengenai taman wisata
alam, khususnya yang berada di
Muka Kuning dan peruntukkannya
digunakan sebagai kawasan
peruntukkan pariwisata.
NO
KOMPONEN
PERENCANAAN
RTRWN
RTR PULAU SUMATERA
exhibition dilakukan di Batam, Bintan
RTR KAWASAN BBK
manusia yang ditetapkan di
Nagoya-Batam Center dengan
produk wisata utama yang
dikembangkan adalah wisata
perkotaan dan belanja.
(2) Zona B9 sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 82 ayat (1) huruf i di
Kawasan Bintan meliputi pariwisata
alam yang ditetapkan di Kawasan
Wisata Lagoi, Pengujan – Kuala
Sempang, Trikora, sepanjang Pantai
Sakera dan Pantai Kelam Pagi
dengan produk wisata utama yang
dikembangkan adalah wisata bahari.
(3) Zona B9 sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 82 ayat (1) huruf i di
Kawasan Karimun meliputi pariwisata
alam yang ditetapkan di Kawasan
Wisata Pongkar, Tanjung Selayang
dan Pelalawan, dengan produk
wisata utama yang dikembangkan
adalah wisata bahari.
KOMENTAR
Download