Uploaded by User112198

Makalah Penggunaan Aturan Kebahasaan dalam Kehidupan Sehari-hari Astri Nur Fadillah 044

advertisement
MAKALAH BAHASA INDONESIA
PENGGUNAAN ATURAN KEBAHASAAN DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
Disusun Oleh :
Astri Nur Fadillah (0519040044)
K3-4B
TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2021
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3. Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1. Pengertian dari Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar .............................. 3
2.1.1. Ragam Bahasa Indonesia ...................................................................... 3
2.2. Cara Menggunakan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar ....................... 5
2.2.1.Hal yang perlu diperhatikan pada saat menggunakan bahasa
Indonesia. ......................................................................................................... 6
2.3. Manfaat Menggunakan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar ............... 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 13
3.1. Kesimpulan ................................................................................................. 13
3.2. Saran ........................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bahasa sudah digunakan sejak lama oleh manusia untuk berkomunikasi.
Untuk berkomunikasi dengan baik, diperlukan bahasa yang baik dan benar.
Istilah bahasa yang baik dan benar sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia
secara luas dalam kehidupan sehari-hari. Para ahli sosiolingustik mengatakan
bahwa bahasa selalu beragam dan ragam bahasa ini disebabkan oleh faktorfaktor kemasyarakatan, seperti siapa pembicaranya, orang-orang yang terlibat
dalam pembicaraan, dimana pembicaraan berlangsung, untuk apa pembicaraan
itu diutarakan (Wijana, 2021). Akan tetapi bahasa Indonesia yang digunakan
oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari seringkali tidak menunjukkan
penggunaan bahasa yang baik dan benar.
Hal ini terbukti bahwa masyarakat berpendapat bahwa bahasa Indonesia
yang baik adalah bahasa Indonesia yang baku. Pendapat tersebut muncul karena
adanya slogan “Pergunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar”, yang
mana slogan tersebut mempunyai makna yang tidak jelas sehingga sebagian
masyarakat mengartikannya seperti itu.
Selain itu, dalam penggunaan bahasa Indonesia selalu terdapat adanya kata
serapan. Menurut Bloomfield (1996), kata serapan merupakan kata yang berasal
dari bahasa asing atau daerah yang kemudian masuk ke dalam kosakata bahasa
Indonesia
(Imran,
2005).
Apabila
penggunaan
bahasa
Indonesia
dicampuradukan dengan bahasa asing maka makna atau pesan yang ingin
disampaikan akan tidak jelas dan sulit dipahami. Sehingga perlu adanya
susunan bahasa Indonesia yang fleksibel agar dapat dengan mudah disesuaikan
dengan situasi dan kondisi yang ada.
Dengan demikian, diharapkan seluruh warga Indonesia dapat menggunakan
bahasa Indonesia dengan jelas, singkat, padat dan bersistem agar mudah
dimengerti dan dipahami oleh lawan bicaranya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam penulisan makalah ini penulis akan membahas tentang pengertian bahasa
1
Indonesia yang baik, cara berbahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
kehidupan sehari-hari, serta manfaat penggunaan bahasa Indonesia.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar ?
2. Bagaimana cara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
kehidupan sehari-hari ?
3. Apa saja manfaat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar ?
1.3. Tujuan
1. Dapat mendeskripsikan bahasa Indonesia yang baik dan benar
2. Dapat menjelaskan cara penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
dalam kehidupan sehari-hari
3. Dapat menjelaskan manfaat penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian dari Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Menurut Suharianto (1978 : 18), bahasa Indonesia yang baik adalah
bahasa
Indonesia
yang
digunakan
sesuai
dengan
norma-norma
kemasyarakatan yang berlaku. Contohnya, dalam situasi santai dan akrab,
seperti di pasar dan warung kopi, bahasa Indonesia yang digunakan
hendaknya tidak terlalu terikat dengan aturan-aturan atau kaidah-kaidah
kebahasaan. Sedangkan dalam situasi formal seperti kuliah dan seminar,
bahasa Indonesia yang digunakan harus resmi dan formal serta terikat
dengan aturan-aturan atau kaidah-kaidah kebahasaan. Sehingga, Bahasa
Indonesia yang baik hendaknya memperhatikan situasi kebahasaan,
dimana, kapan, dan dengan siapa bahasa itu digunakan.
Sedangkan bahasa Indonesia yang benar menurut Arifin (1993 : 10)
adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan kaidah atau aturan
kebahasaan yang berlaku. Kaidah kebahasaan meliputi kaidah ejaan,
pembentukan kata, penyusunan kalimat, penyusunan paragaraf, dan kaidah
penalaran. Jika kaidah tersebut tidak ditaati dengan saksama dan konsisten
maka pemakaian bahasa Indonesia dianggap tidak benar.
Dengan demikian, Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah
Bahasa
Indonesia
yang
digunakan
sesuai
dengan
norma-norma
kemasyarakatan atau situasi yang berlaku. Jika situasi formal maka Bahasa
yang dipakai menyesuaikan dengan kaidah kebahasaan yang berlaku dan
apabila situasinya non-formal maka cukup menggunakan ragam santai atau
ragam non-baku.
2.1.1. Ragam Bahasa Indonesia
Karena bahasa Indonesia yang baik dan benar bergantung pada
situasi yang ada maka muncul adanya ragam bahasa. Ragam bahasa
dibagi menjadi 7 macam, yaitu :
3
•
Idiolek
Merupakan ragam bahasa yang bersifat perseorangan. Dimana
setiap orang memiliki ciri khas tersendiri dalam pemakaian lafal,
tata bahasa, ataupun pilihan dan kekayaan kata yang digunakan.
Contohnya, gaya bahasa yang digunakan oleh pengarang novel
Supernova:Gelombang, Dewi Lestari berbeda dengan gaya Bahasa
yang digunakan oleh pengarang novel Bumi Manusia, Pramoedya
Ananta Toer.
•
Dialek
Merupakan ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok
masyarakat dari wilayah tertentu. Dialek dibagi menjadi 3 jenis,
yaitu :
1. Dialek regional adalah bahasa yang dipakai di daerah tertentu.
Contohnya, bahasa Jawa dialek Medan, bahasa Melayu dialek
Jakarta, dan bahasa Padang dialek Ambon.
2. Dialek sosial adalah dialek yang dipakai oleh kelompok sosial
tertentu atau digunakan untuk menandai strata sosial tertentu.
Contohnya, dialek wanita, dialek pria, dan dialek remaja
3. Dialek temporal adalah dialek yang digunakan pada kurun
waktu tertentu. Contohnya, dialek Melayu pada zaman
Sriwijaya dan dialek Bali pada zaman Majapahit
•
Sosiolek
Merupakan ragam Bahasa yang digunakan oleh sekelompok
anggota masyarakat dari golongan sosial tertentu. Contohnya,
ragam bahasa mahasiswa, ragam bahasa buruh, ragam bahasa
remaja masjid.
•
Fungsiolek
Merupakan ragam Bahasa yang dipakai dalam suatu kegiatan
bidang tertentu. Contohnya, ragam bahasa ilmiah umunya bersifat
logis dan eksak, sedangkan ragam bahasa sastra umunya penuh
dengan kiasan dan ungkapan.
4
•
Bahasa Baku
Merupakan ragam bahasa yang digunakan dalam situasi formal
atau resmi. Kaidah-kaidah dalam ragam bahasa baku, baik dalam
bidang fonologi, morfologi, sintaksis, maupun kosakata biasanya
digunakan secara konsisten.
•
Bahasa Tidak Baku
Merupakan ragam bahasa yang digunakan dalam situas informal.
Dalam ragam bahasa tidak baku, kaidah dalam bidang fonologi,
morfologi, sintaksis, ataupun kosakata sering kali dilanggar.
•
Bahasa Lisan dan Tulisan
Menurut sarana ragam bahasa dibagi menjadi dua, yaitu ragam
bahasa lisan dan ragam bahasa tulisan. Ragam bahasa lisan adalah
ragam bahasa yang digunakan secara lisan dan dalam
pemakaiannya disertai dengan mimik, gerak-gerik anggota tubuh,
dan intonasi ucapan. Sedangkan ragam bahasa tulisan adalah
ragam bahasa yang digunakan secara tertulis dan dalam
pemakaiannya disertai dengan adanya tanda baca (Prihantini,
2015).
2.2. Cara Menggunakan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
kehidupan sehari-hari harus sesuai dengan situasi norma kemasyarakatan
yang berlaku. Misalnya dalam situasi informal seperti di pasar, bahasa
Indonesia yang digunakan hendaknya tidak terlalu terikat dengan aturan
atau kaidah kebahasaan. Sedangkan pada situasi formal seperti di acara
seminar, bahasa Indonesia yang digunakan harus terikat dengan aturan atau
kaidah kebahasan.
Jadi, berbahasa Indonesia yang baik dan benar adalah menggunakan
ragam bahasa yang sesuai dengan sasarannya dan mengikuti kaidah
kebahasaan yang berlaku. Agar bahasa Indonesia dapat digunakan dalam
5
berkomunikasi di lingkungan masyarakat, ada beberapa langkah yang perlu
dilakukan antara lain :
1. Isi atau makna, berhubungan dengan pikiran, gagasan atau perasaan
yang akan disampaikan.
2. Keadaan pemakaian bahasa, berhubungan dengan suasana dan
tempat.
3. Khalayak/sasaran, berhubungan dengan usia, jenis kelamin,
Pendidikan, pekerjaan dan kedudukan.
4. Sarana saluran yang digunakan, misalnya melalui telepon, radio,
televisi.
5. Cara berhubungan secara langsung atau tidak langsung, misalnya
melalui forum rapat, televisi, radio, dan surat.
2.2.1. Hal yang Perlu Diperhatikan Pada Saat Menggunakan Bahasa
Indonesia.
Pada saat menggunakan bahasa Indonesia, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan yaitu :
1) Kaidah Ejaan
Kaidah ejaan adalah peraturan tentang bagaimana cara
menggunakan lambing-lambang bunyi bahasa dan bagaimana
hubungan antara lambing-lambang tersebut. Secara teknis,
kaidah ejaan dan tanda baca memuat aturan-aturan mengenai
penulisan huruf, penulisan kata, dan penulisan tanda baca.
•
Penulisan huruf
Aturan ini menjelaskan tentang pemakaian huruf dalam
bahasa Indonesia yaitu huruf kapital dan huruf miring.
Untuk huruf kapital sering digunakan untuk :
-
Kata pada awal kalimat;
-
Petikan langsung (yang utuh);
-
Dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama
Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk
Tuhan;
6
-
Nama
gelar
kehormatan,
keturunan,
dan
keagamaan yang diikuti nama orang;
-
Nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama
orang;
-
Nama orang;
-
Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa;
-
Nama tahun, bulan, hari raya, dan peristiwa sejarah;
-
Nama khas dalam geografi;
-
Nama badan resmi, lembaga pemerintahan dan
ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi;
-
Nama semua kata dalam judul buku, majalah, surat
kabar, kecuali kata partikel, seperti di, ke, dari,
untuk, yang, dan yang tidak terletak pada posisi
awal;
-
Singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan ;
-
Kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti
bapak, ibu, adik, paman yang dipakai sebagai kata
ganti sapaan.
Sedangkan huruf miring digunakan untuk :
-
Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar
yang dikutip dalam karangan;
-
Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
atau kelompok kata;
-
Menuliskan kata atau ungkapan asing, kata ilmiah,
kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
•
Penulisan kata
Aturan ini meliputi kaidah penggabungan kata,
penulisan kata ganti kau, ku, mu, dan nya, kata depan di, ke
dan dari, kata turunan, serta singkatan dan akronim (Umar,
2017).
7
2) Kaidah Morfologi
Aturan tata bahasa yang membahas tentang bentuk kata
(Prihantini, 2015). Kaidah ini meliputi aturan (Umar, 2017):
•
Kaidah kata imbuhan
Kata
berimbuhan
merupakan
kata
yang
telah
mengalami proses pengimbuhan (afiksasi). Imbuhan
dalam bahasa Indonesia secara garis besar dibagai
menjadi 4 jenis, yakni :
-
Prefiks atau awalan merupakan imbuhan yang
diikatkan di depan bentuk dasar.
Contohnya : ber- → berjalan, berbicara, bermalam
-
Infiks atau sisipan merupakan imbuhan yang
diikatkan ditengah bentuk dasar.
Contohnya : -em- → gemetar
-
Sufiks atau akhiran merupakan imbuhan yang
diikatkan di belakang bentuk dasar.
Contohnya : -kan → tanamkan, bacakan
-
Konfiks merupakan imbuhan yang diikatkan di
depan dan belakang bentuk dasar secara bersamaan.
Contohnya : per-an → perusahaan, persawahan,
pertokoan.
•
Kaidah kata ulang
Kata ulang (reduplikasi) merupakan kata yang
mengalami proses perulangan, baik Sebagian maupun
seluuhnya dan disertai denga nada tidaknya perubahan
bunyi.
•
Kaidah kata majemuk
Menurut KBBI (2008), kata majemuk merupakan
gabungan dari morfem dasar yang seluruhnya berstatus
kata yang memiliki pola fonologis, gramatikal, dan
8
semantic yang khusus menurut kaidah bahasa yang
bersangkutan.
Kata majemuk berbeda dengan idiom dan juga frasa,
akan tetapi kata majemuk dan idiom memiliki perbedaan
yang sangat sedikit dibandingkan dengan frasa. Hal
tersebut disebabkan karena ketika 2 leksam dipadukan
akan membentuk makna baru maka disebut kata
majemuk dan idiom, sedangkan ketika 2 leksem
dipadukan dan tidak membentuk makna baru maka
disebut frasa (Khak, 2011).
Tabel 2.2.1.1 Perbedaan Kata Majemuk, Idiom, dan
Frasa
Kata
Idiom
Frasa
Melebur
Kata berdiri
Majemuk
Dominasi
Tidak ada
kata
menjadi
satu sendiri
makna
Proses
A+B = C A+B
=
C A+B = AB
terbentuk
(mem-
(membentuk
(tidak mem-
bentuk
makna baru)
bentuk
makna baru)
Contoh
Sapu tangan
makna baru)
Buah bibir
Laut luas
Selalu
Tidak selalu
kata
Frekuensi Sering
kata
berdamping- berdampingan
berdamping-
an
an
Sumber : (Haykal, et al., 2020)
3) Kaidah Sintaksis
Sintaksis merupakan subsistem tata bahasa yang meliputi
kelas kata dan satuan-satuan sintaksis yang lebih besar, yakni
frasa, klausa, kalimat, dan hubungan-hubungan di antara satuansatuan sintaksis (Rusmadji, 1993).
9
4) Kaidah semantik
Semantik merupakan salah satu cabang ilmu bahasa yang
berhubungan dengan seluk beluk makna suatu kata dan
perkembangan
maknanya
secara
berkesinambungan
(Nafinuddin, 2020).
Badudu (1982), Tarigan dan Sulistyaningsih (1979) dalam
(Nafinuddin, 2020) mengatakan bahwa kesalahan berbahasa
yang mungkin terjadi di bidang semantik yaitu :
•
Adanya penerapan gejala hiperkoret
Gejala hiperkoret adalah sesuatu yang sudah benar
lalu dibenahi kembali oleh ahli dan akhirnya menjadi
salah. Misalnya :
-
/sy/ diganti dengan /s/ atau sebaliknya.
Syarat dijadikan sarat atau sebaliknya. Padahal
kedua kata tersebut masing-masing mempunyai
makna yang berbeda. Syarat ‘ketentuan/aturan’
sarat ‘penuh’.
•
Adanya gejala pleonasme
Gejala pleonasme merupakan penggunaan unsurunsur bahasa secara berlebihan, misalnya :
-
Lukisanmu sangat indah sekali → seharusnya
Lukisanmu sangat indah
-
Dia bekerja demi untuk keluarganya → seharusnya
Dia bekerja demi keluarganya.
2.3. Manfaat Menggunakan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
1. Mempermudah dalam komunikasi
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan
maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita
menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai
macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan
10
masa depan kita (Gorys, 1997). Pada saat kita menggunakan bahasa
sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu, kita ingin
dipahami oleh orang lain, kita ingin menyampaikan gagasan yang dapat
diterima oleh orang lain, kita ingin membuat orang lain yakin terhadap
pandangan kita, kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi,
kita ingin orang lain membeli hasil pemikiran kita.
Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran
menjadi perhatian utama kita. Kita menggunakan bahasa dengan
memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita.
Pada saat menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain kita
juga mempertimbangkan apakah bahasa yang kita gunakan mudah
dipahami orang lain atau tidak. Oleh karena itu, seringkali kita
mendengar istilah “bahasa yang komunikatif”.Misalnya, kata makro
hanya dipahami oleh orang-orang dan tingkat pendidikan tertentu,
namun kata besar atau luas lebih mudah dimengerti oleh masyarakat
umum. Dengan demikian kata besar, luas dianggap lebih komunikatif
karena bersifat lebih umum.
2. Mempermudah kita untuk berintegrasi dan beradaptasi secara sosial
Bahasa
disamping
sebagai
salah
satu
unsur
kebudayaan,
memungkinkan pula manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman
mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalamanpengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan orang-orang lain.
Anggota-anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan secara efisien
melalui bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, jauh lebih
memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan
kelompok sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua
kegiatan kemasyarakatan dengan menghindari sejauh mungkin
bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efisiensi yang setinggitingginya.
Ia memungkinkan integrasi (pembauran) yang sempurna bagi tiap
individu dengan masyarakatnya (Gorys, 1997). Cara berbahasa tertentu
11
selain berfungsi sebagai alat komunikasi, berfungsi pula sebagai alat
integrasi dan adaptasi sosial. Pada saat kita beradaptasi kepada
lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih bahasa yang akan kita
gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kita
akan menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita
akan menggunakan bahasa yang nonstandar di lingkungan temanteman dan menggunakan bahasa standar pada orang tua atau orangorang yang kita hormati.
12
BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang
pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi dengan
memperhatikan pemakaian ragam bahasa yang serasi
dengan sasarannya.
2. Cara menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan
sehari-hari adalah dengan menggunakan bahasa yang baku
sesuai dengan kaidah-kaidah atau aturan-aturan yang
berlaku.
3. Manfaat yang kita peroleh dari penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar adalah mempermudah
dalam berkomunikasi dan dapat mempermudah dalam
beradaptasi di lingkungan bermasyarakat.
3.2.Saran
Berdasarkan
kesimpulan
di
atas,
kita
harus
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai
dengan kaidah-kaidah atau aturan-aturan yang berlaku
dalam kehidupan sehari-hari.
13
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z., 1993. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akapress.
Gorys, K., 1997. Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia.
Haykal, F., Suryani, A. A. & Widowati, S., 2020. Identifikasi Kata Majemuk
Bahasa Indonesia. e-Proceeding of Engineering, 7(2), pp. 7935- 7940.
Imran, I., 2005. Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia. Proceeding, Seminar
Nasional PESAT, pp. 17-21.
KBBI, 2008. Kamus Bahasa Indonesia. s.l.:s.n.
Khak, M. A., 2011. Idiom dalam Bahasa Indonesia: Struktur dan Maknai.
Widyaparwa, 39(2), pp. 141-153.
Nafinuddin, S., 2020. Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Bahasa Indonesia. pp.
1-23.
Prihantini, A., 2015. Master Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Bentang Pustaka.
Rusmadji, R., 1993. Aspek-Aspek Sintaksis Bahasa Indonesia. Malang: IKIP
Malang.
Suharianto, D., 1978. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Priastu.
Umar, A., 2017. Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017 Mata Pelajaran/Paket
Keahlian Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Wijana, I. D. P., 2021. Pengantar Sosiolinguistik. Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada.
14
Download