Uploaded by User75758

makalah pai (1)

advertisement
Enterpreunership dalam islam
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Agama Islam
Oleh :
Mila Kurnia (19232017)
Viola Elza Billa (19232029)
KOMPUTERISASI AKUNTANSI
FAKULTAS KOMPUTER UNIVERSITAS MA’SOEM
JATINANGOR
1443 H / 2020 M
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam pandangan Islam, bekerja dan berusaha, termasuk berwirausaha boleh dikatakan
merupakan bagian tak terpisahkan oleh manusia karena keberadaannya sebagai khalifah filardh dimaksudkan untuk memakmurkan bumi dan membawanya ke arah yang lebih baik.
Kerangka pengembangan kewirausahaan di kalangan tenaga pendidik dirasakan sangat penting.
Karena pendidik adalah agent of change yang diharapkan mampu menanamkan ciri-ciri, sifat dan
watak serta jiwa kewirausahaan atau jiwa entrepreneur bagi peserta didiknya. Disamping itu
jiwa entrepreneur juga sangat diperlukan bagi seorang pendidik, karena melalui jiwa ini, para
pendidik akan memiliki orientasi kerja yang lebih efisien, kreatif, inovatif, produktif serta mandiri.
Kata wirausaha atau entrepreneurship sebenarnya tidak ada dalam teks suci Agama Islam. Kendati
demikian, bukan berarti entrepreneurship tidak diperbolehkan dalam Islam. Justru sebaliknya
entrepreneur sangat dianjurkan. Entrepreneurship kini memang menjadi fenomena menarik.
Banyak orang berbondong ingin menjadi entrepreneur. Baik tua maupun muda. Baik yang belum
pernah berprofesi, maupun yang sebelumnya sudah menjadi karyawan. Iming-iming
keberlimpahan materi dan ketenaran menjadi salah satu pendorong mereka. Diakui atau tidak,
usahawan memang sangat dibutuhkan. Mereka membuka lapangan pekerjaan, tidak mencari
pekerjaan. Hal inilah yang dianggap dapat membawa kemanfaatan kepada masyarakat. Apalagi,
di jaman yang penuh persaingan seperti ini. Seseorang harus mampu menciptakan sesuatu yang
baru secara kreatif. Oleh karena itu, menjadi seorang pengusaha dinilai menjadi salah satu
instrumen efektif untuk mengurangi kemiskinan dan ketertinggalan sebuah bangsa.
Awalnya Islam adalah agama kaum pedagang. Islam lahir di kota dagang dan disebarkan oleh
pedagang. Sampai abad ke-13, penyebaran Islam dilakukan oleh para pedagang muslim ke
berbagai penjuru dunia.
Bahkan, Rasulullah SAW tak henti-hentinya menghimbau umatnya untuk menjalankan
entrepreneurship dalam rangka mencari kesuksesan. Sebuah hadist menyebutkan bahwa 9 dari 10
pintu rejeki berasal dari berdagang. Dalam surat al-Jum’ah ayat 10 :
‫ض اَ ِذاَف‬
‫ت َي ِق‬
‫ن ََّ َفاف َْقِ َ ف َ َ َر ِ ق‬
‫ِْ َق‬
‫ا اِف اَذ َُِ َ َِْ َاف ف و‬
ِ ِ ‫ة لَّٰصق‬
‫ت ِق‬
‫ض‬
‫َِ َاف َاكْاف هق‬
‫ف ومَٰول َقع َكرِي ََْف هق‬
‫َ َن ِٰح ََّ َق‬
َ َ‫ِِ ا‬
juga‫ق‬ditegaskan,‫“ق‬Apabila‫ق‬telah‫ق‬ditunaikan‫ق‬sembah‫ق‬yang,‫ق‬maka‫ق‬bertebaranlah‫ق‬kamu‫ق‬di‫ق‬muka‫ق‬bumi‫ق‬
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya‫ق‬agar‫ق‬kamu‫ق‬beruntung.”‫ق‬Dalam
surat tersebut terdapat dua kata kunci, yaitu bertebaranlah dan carilah. Artinya, kita tidak
hanya dituntut untuk bekerja dan berusaha. Tetapi juga menggunakan seluruh potensi dan
kemampuan bisnis.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada, maka dikemukakan perumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah pengertian Entrepreneur itu sendiri ?
2. Bagaimana ciri-ciri seorang Entrepreneur ?
3. Apa pengertian dari Etos dan Kerja ?
4. Bagaimana cara etika berbisnis dalam Islam yang baik ?
5. Bagaimana manajemen Islam itu di terapkan oleh seorang Entrepreneurship ?
6. Apa saja pilar-pilar manajemen Islam dalan Entrepreneur ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Adapun Tujuan yang ingin dicapai, adalah :
1. Untuk mengetahui peran seorang entrepreneur dalam dunia bisnis
2. Untuk mengetahui kinerja atau etos kerja yang baik dalam islam
3. Untuk mengetahui etika dan tata cara berbisnis yang sesuai dengan ajaran Rasulullah
4. Untuk menambah wawasan tentang peranan seorang Entrepreneurship
Adapun Manfaat yang ingin diperoleh :
Mengurangi Kemiskinan dan ketertinggalan suatu bangsa dalam suatu negara
Membuka Lapangan Pekerjaan
Menciptakan suatu kreasi baru dalam dunia entrepreneur
Menyajikan sebuah konsep cara berbisnis yang sesuai dengan ajaran Islam
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Entrepreneur
Kata Entrepreneur diartikan sebagai seseorang yang selalu membawa perubahan,
inovasi, ide-ide baru dan aturan baru. Entrepreneur yaitu seeorang yang mempunyai dan
membawa sumber daya berupa tenaga kerja, material, serta asset yang lainnya pada suatu
kombinasi yang mampu melakukan suatu perubahan/ menambahkan nilai yang lebih besar
daripada nilai yang sebelumnya. Sedangkan Entrepreneurial yaitu aktifitas/ kegiatan dalam
menjalankan suatu usaha atau berwirausaha.
QS. Al-Insyiqaaq/84: 6
َ ‫ۡذفق َاذُّققف‬
‫ا فُِو َق‬
‫ل ٌَذ ِِ َق‬
‫ن ٰۤفِ لق‬
‫قق ِِسققياَق لِٰقم ٌ سَح َدذ َر ِِّْ َق‬
َ ُ‫ن ف س ِ س‬
‫لٰۤق‬
Terjemahnya‫ ق‬:‫“ ق ق‬Hai‫ ق‬manusia,‫ ق‬Sesungguhnya‫ ق‬kamu‫ ق‬Telah‫ ق‬bekerja dengan sungguhsungguh menuju Tuhanmu, Maka pasti kamu akan menemui-Nya”.‫(ق‬QS.‫ق‬Al-insyiqaaq: 6)16
Seorang Entrepreneur melakukan aktivitas wirausaha dicirikan dengan pandai atau
berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk
pengadaan produk baru , memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia entrepreneur didefinisikan :"Sebagai orang yang pandai
atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi
untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya." Jadi
seorang entrepreneur harus memiliki kemampuan untuk berfikir kreatif serta imajinatif ketika ada
sebuah peluang usaha dan bisnis baru.namun disamping itu seorang entrepreneur harus dapat
memberdayakan dirinya untuk kebaikan sekitarnya, bukan orang yang memanfaatkan sekitarnya
untuk kepentingan dirinya.
2.2.
Ciri-ciri seorang Entrepreneur
1. Memiliki mimpi besar .Seorang entrepreneur selalu memiliki mimpi besar, mereka mulai
menjalankan bisnisnya karena adanya motivasi untuk mencapai mimpi besar mereka.
Mimpi yang mereka miliki, menjadi tujuan dari semua usaha yang dilakukannya. Sehingga
dalam mengambil keputusan, seorang entrepreneur akan menyesuaikannya dengan mimpi
yang dimilikinya. Jadi segala peluang usaha yang dijalankannya akan lebih terarah, dan
berhasil mencapai kesuksesan. Mimpi seorang entrepreneur bukan sekedar menjadi
seorang pegawai, namun ia memiliki cita – cita besar untuk menciptakan lapangan kerja
baru yang dapat memberdayakan masyarakat.
2. Pandai mengatasi ketakutannya .Banyak orang yang masih takut untuk mengambil
resiko, namun hal ini tidak berlaku bagi seorang entrepreneur. Mereka pandai dalam
mengelola ketakutannya dan menumbuhkan keberanian untuk meninggalkan segala
kenyamanan yang ada, serta memilih menghadapi sebuah resiko. Namun keberanian untuk
menghadapi resiko tetap disertai dengan perhitungan yang matang. Sehingga seorang
entrepreneur bukan hanya berani nekat saja, tetapi juga berani bertanggungjawab atas
keputusan yang telah diperhitungkannya.
3. Mempunyai cara pandang yang berbeda . Seorang entrepreneur selalu memandang
masalah, kesulitan, keadaan lingkungan sekitar, perubahan trend dan kejadian yang sedang
dihadapinya saat ini, untuk memunculkan kreativitas guna menciptakan ide – ide
bisnis dan konsep bisnis yang memiliki prospek cukup cerah. Selain itu segala kejadian
yang ada di sekitarnya menjadi ide bagi mereka, yang selanjutnya
dijadikan sebagai peluang usaha baru yang menjadi impiannya.
4. Pemasar sejati atau penjual ulung. Seorang entrepreneur juga memiliki kemampuan
dalam menyusun strategi pemasaran bisnis, sehingga dalam membangun sebuah bisnis
pertumbuhannya bisa semakin cepat. Tanpa adanya skill ini, orang yang memulai usaha
akan memperoeh beban lebih berat dan membutuhkan waktu cukup lama untuk mencapai
impiannya.
5. Menyukai tantangan. Banyak orang yang memilih untuk bertahan di zona aman, namun
seorang entrepreneur tidak suka berlama – lama dengan kegiatan yang monoton. Dia lebih
suka menggunakan kreativitasnya untuk menjadikan tantangan yang dihadapinya menjadi
peluang bisnis yang menguntungkan. Bahkan banyak entrepreneur yang menganggap
tantangan adalah peluang bagi mereka.
6. Mempunyai keyakinan yang kuat .Ciri yang keenam ini yang sering dilupakan oleh
orang lain. Entrepreneur memiliki keyakinan bahwa sebenarnya kegagalan itu tidak ada.
Bagi mereka yang ada hanya rintangan besar, sangat besar dan rintangan kecil. Kegagalan
hanya muncul pada orang yang tidak berusaha mencari jalan keluar dari masalahnya.
Namun dengan menganggap bahwa semuanya hanya rintangan, entrepreneur selalu
optimis bahwa semua rintangan bukan akhir dari segalanya dan pasti ada jalan keluar untuk
menghancurkan rintangan tersebut.
7. Selalu mencari yang terbaik . Selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik guna
memberikan hasil yang terbaik pula bagi para konsumennya. Itu yang selalu ada dalam diri
seorang entrepreneur, mereka cenderung perfectionist. Karena mereka memiliki tujuan
untuk mencari cara yang terbaik agar konsumennya tidak merasa kecewa dengan pelayanan
yang telah diberikannya.
8. Disiplin waktu untuk pemenuhan target . Kedisiplinan menjadi hal penting bagi seorang
entrepreneur, bagi mereka waktu yang terbuang sama halnya melewatkan sebuah peluang
besar untuk mendapatkan keuntungan. Maka benar adanya jika ada pepatah yang
mengatakan‫ ق“ ق‬time‫ ق‬is‫ ق‬money‫ ق” ق‬karena‫ ق‬dengan‫ ق‬membuang waktu sama halnya dengan
melewatkan begitu saja peluang untuk mendapatkan penghasilan. Oleh sebab itu seorang
entrepreneur selalu disiplin dalam segala hal, untuk mencapai target yang mereka tentukan.
9. Memiliki kemampuan untuk memimpin .Seorang entrepreneur merupakan pemimpin
bagi dirinya sendiri dan pemimpin bagi para karyawannya. Dengan memiliki jiwa
kepemimpinan, Anda dapat memotivasi diri sendiri dalam hal pengambilan
keputusan.Selain itu ketika menjadi seorang entrepreneur, maka secara tidak langsung
Anda juga harus siap menjadi pemimpin yang baik bagi para karyawan Anda, karena
mereka berkaca pada diri Anda. Jadilah teladan yang baik bagi karyawan Anda, dan dorong
mereka agar dapat memberikan yang terbaik bagi para para konsumen.
10. Pantang menyerah . Yang kesepuluh yaitu pantang menyerah, seorang entrepreneur
memiliki visi dan semangat juang yang besar. Mereka pantang menyerah pada hambatan,
tidak pernah putus ada untuk selalu mencoba memberikan yang terbaik bagi para
konsumennya. Jika menemui jalan buntu, seorang entrepreneur tidak akan diam begitu
saja menerima kegagalan. Mereka akan mencari jalan alternatif, agar bisa meraih
impiannya.
2.3 Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:







Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan
ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap
saran dan kritik yang membangun.
Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis
yang luas.
Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.
2.4 Etika Berbisnis dalam Islam
Kegiatan bisnis (usaha) dalam kacamata Islam, bukanlah kegiatan yang boleh
dilakukan dengan serampangan dan sesuka hati. Islam memberikan rambu-rambu pedoman
dalam melakukan kegiatan usaha, mengingat pentingnya masalah ini juga mengingat
banyaknya manusia yang tergelincir dalam perkara bisnis ini. Faktanya terdapat ancaman keras
bagi pelaku bisnis yang tidak mempedulikan etika, tetapi juga janji berupa keutamaan yang
besar bagi mereka yang benar-benar menjaga dirinya dari hal-hal yang diharamkan.
Dalam kaitannya dengan paradigma Islam tetntang etika bisnis, maka landasan
filosofis yang harus dibangun dalam pribadi Muslim adalah adanya konsepsi hubungan
manusia dengan manusia dan lingkungannya, serta hubungan manusia dengan Tuhannya, yang
dalam bahasa agama dikenal dengan istilah (hablum minallah wa hablumminannas). Dengan
berpegang pada landasan ini maka setiap muslim yang berbisnis atau beraktifitas apapun akan
merasa ada kehadiran "pihak ketiga" (Tuhan) di setiap aspek hidupnya. Keyakinan ini harus
menjadi bagian integral dari setiap muslim dalam berbisnis. Hal ini karena Bisnis dalam Islam
tisak semata mata orientasi dunia tetapi harus punya visi akhirat yang jelas. Dengan kerangka
pemikiran seperti itulah maka persoalan etika dalam bisnis menjadi sorotan penting dalam
ekonomi Islam.
Dalam ekonomi Islam, bisnis dan etika tidak harus dipandang sebagai dua hal yang
bertentangan, sebab, bisnis yang merupakan symbol dari urusan duniawi juga dianggap sebagai
bagian integral dari hal-hal yang bersifat investasi akherat. Artinya, jika oreientasi bisnis dan
upaya investasi akhirat (diniatkan sebagai ibadah dan merupakan totalitas kepatuhan kepada
Tuhan), maka bisnis dengan sendirinya harus sejalan dengan kaidah-kaidah moral yang
berlandaskan keimanan kepada akhirat. Bahkan dalam Islam, pengertian bisnis itu sendiri tidak
dibatasi urusan dunia, tetapi mencakup pula seluruh kegiatan kita didunia yang "dibisniskan"
(diniatkan sebagai ibadah) untuk meraih keuntungan atau pahala akhirat.
Pembahasaan mengenai prinsip Islam dalam dunia enterpreunership tentunya sangatlah
panjang, tetapi dalam bahasan singkat ini kita bisa mendapat gambaran tentang garis besar
tentang prinsip-prinsip moral yang harus dipegang teguh oleh seorang pebisnis Muslim.
1. Niat yang Ikhlas.
Keikhlasan adalah perkara yang amat menentukan. Dengan niat yang ikhlas, semua bentuk
pekerjaan yang berbentuk kebiasaan bisa bernilai ibadah. Dengan kita lain aktivitas usaha
yang kita lakukan bukan semata-mata urusan harta an perut tapi berkaitan erat dengan
urusan akhirat.
Contoh niat yang ikhlas dalam usaha bisa berlaku dlam lingkup pribadi maupun sosial.
Dalam lingkup pribadi misalnya meniatkan usaha yang halal untuk menjaga diri dari
memakan harta dengan cara haram, memelihara diri dari sikap meminta-minta, untuk
mendukung kesempurnaan ibadah kepada Allah I, menjaga silaturrahim dan hubungan
kerabat dan motivasi positif lainya
Dalam lingkup sosial, misalnya meniatkan diri mencari harta untuk ikut andil dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat muslim, memberi kesempatan bekerja yang halal bagi
orang‫ق‬lain,‫ق‬membebaskan‫ق‬ummat‫ق‬dari‫ق‬ketergantungan‫ق‬terhadap‫ق‬produk‫“ق‬orang‫ق‬lain”,‫ق‬dan‫ق‬
motif sosial lainnya.
Niat seperti diaktakan sebagian orang-adalah bisnisnya para ulama. Karena pahala dari
suatu perbuatan bisa bertambah berkali-kali lipat jika didasari dengan niat yang ikhlas.
2. Akhlaq yang Mulia
Menjaga sikap dan perilaku dalam berbisnis adalh prinsip penting bagi seorang pebisnis
muslim. Ini karena Islam sangat menekankan perilaku (aklhaq) yang baik dalam setiap
kesempatan, termasuk dala berbisnis.
Akhlaq‫ ق‬mulia‫ ق‬dalam‫ ق‬berbisnis‫ ق‬ditekankan‫ ق‬oleh‫ ق‬Rasulullah‫ ق‬e‫ ق‬dalam‫ ق‬sabdanya‫“ ق‬Seorang‫ق‬
pedagang yang jujur dan dapat dipercaya akan dikumpulkan bersama para nabi para
shiddiq dan oarang-orang yang mati syahid. Dalam kesempatan lain Rasulullah e bersabda
“Semoga‫ق‬Allah‫ق‬memberi‫ق‬rahmatNya‫ق‬kepada‫ق‬orang‫ق‬yang‫ق‬suka‫ق‬memberi‫ق‬kelonggaran‫ق‬kepada‫ق‬
orang lain ketika menjual,‫ق‬membeli‫ق‬atau‫ق‬menagih‫ق‬hutang”‫(ق‬Shahih‫ق‬Bukhari).
3. Usaha yang halal
Seorang pebisnis muslim tentunya tidak ingin jika darah dagingnya tumbuh dari barang
haram, ia pun tak ingin memberi makan kelauraganya dari sumber yang haram karena kan
sungguh berat konsekuensinya di akhirat nanti. Dengan begitu, ia akan selalu berhati-hati
dan berusaha melakuan usaha sebatas yang dibolehkan oleh Allah I dan RasulNya.
Rasulullah‫ق‬e‫ق‬bersabda‫ق‬:‫“ق‬Setiap‫ق‬daging‫ق‬yang‫ق‬tumbuh‫ق‬dari‫ق‬barang‫ق‬haram‫ق‬maka‫ق‬neraka‫ق‬lebih‫ق‬
berhak baginya”‫(ق‬Shahihul‫ق‬Jami’)
4. Menunaikan Hak
Seorang pebisnis muslim selayaknya bersegera dalam menunaikan haknya, seprti hak
aryawannya mendapat gaji, tidak menunda pembayaran tanggungan atau hutang, dan yang
terpenting adalah hak Allah I dalam soal harta seperti membayar zakat yang wajib. Juga,
hak-hak orang lain dalam perjanjian yang telah disepakati.
Dalil yang menunjukkan hal ini adalh peringatan Rasulullah e kepada oarang mampu yang
menunda‫ ق‬pembayaran‫ ق‬hutangnya‫“ ق‬Orang‫ ق‬kaya‫ ق‬yang‫ ق‬memperlambat‫ ق‬pembayaran‫ ق‬hutang
adalah‫ق‬kezaliman”‫(ق‬HR‫ق‬Bukhari,‫ق‬Muslim‫ق‬dan‫ق‬Malik)
5. Menghindari riba dan segala sarananya
Seorang muslim tentu meyakini bahwa riba termasuk dosa besar, yang sangat keras
ancamannya. Maka pebisnis muslim akan berusaha keras untuk tidak terlibat sedikitpun
dalam kegiatan usaha yang mengandung unsur riba. Ini mengingat ancaman terhadap riba
bukan hanya kepada pemakannya tetapi juga pemberi, pencatat, atau saksi sekalipun
disebutkan dalam hadits Jabir bin Abdillah bahwa Rasulullah e melaknat mereka semuanya
dan menegaskan bahwa mereka semua sama saja (Shahih Muslim No. 1598)
2.5 Manajemen Islam
Manajemen modern yang berasal dari Barat cenderung mengasingkan manusia dari
manusia di sekitarnya. Manajemen modern juga menganggap tenaga kerja merupakan
faktor produksi belaka sehingga menciptakan manusia-manusia yang semakin hari
semakin terasing dari kodratnya sebagai manusia sosial. Manajemen modern menghasilkan
manusia-manusia yang bekerja sampai larut malam tanpa ada lagi kesempatan untuk
berkumpul dengan keluarga atau melaksanakan kehidupan sosial dengan masyarakat di
sekitarnya.
Melihat perkembangan tersebut, para pakar manajemen mencoba menggali dan
mencari referensi-referensi konsep dan ide manajemen berdasarkan nilai-nilai yang
terkandung dalam sumber-sumber Islam.
Ada empat landasan untuk mengembangkan manajemen menurut pandangan Islam,
yaitu: kebenaran, kejujuran, keterbukaan, dan keahlian. Seorang manajer harus
memiliki empat sifat utama itu agar manajemen yang dijalankannya mendapatkan hasil
yang maksimal. Yang paling penting dalam manajemen berdasarkan pandangan Islam
adalah harus ada jiwa kepemimpinan. Kepemimpinan menurut Islam merupakan faktor
utama dalam konsep manajemen.
Manajemen menurut pandangan Islam merupakan manajemen yang adil. Batasan
adil adalah pimpinan tidak ''menganiaya'' bawahan dan bawahan tidak merugikan pimpinan
maupun perusahaan yang ditempati. Bentuk penganiayaan yang dimaksudkan adalah
mengurangi atau tidak memberikan hak bawahan dan memaksa bawahan untuk bekerja
melebihi ketentuan. Seyogyanya kesepakatan kerja dibuat untuk kepentingan bersama
antara pimpinan dan bawahan.
2.6 Pilar Manajemen Islam
Ada empat pilar etika enterpreunership menurut Islam seperti yang dicontohkan
Nabi Muhammad SAW :
Pilar pertama, tauhid artinya memandang bahwa segala aset dari transaksi bisnis
yang terjadi di dunia adalah milik Allah, manusia hanya mendapatkan amanah untuk
mengelolanya.
Pilar kedua, adil artinya segala keputusan menyangkut transaksi dengan lawan bisnis atau
kesepakatan kerja harus dilandasi dengan akad saling setuju.
Pilar ketiga, kehendak bebas artinya manajemen Islam mempersilahkan umatnya
untuk menumpahkan kreativitas dalam melakukan transaksi bisnisnya sepanjang
memenuhi asas hukum ekonomi Islam, yaitu halal.
Dan keempat , adalah pertanggungjawaban artinya Semua keputusan seorang
pimpinan harus dipertanggungjawabkan oleh yang bersangkutan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Ada beberapa karakteristik
entrepreneurship dalam rumah makan padang Putri Minang, yaitu : pandai memanfaatkan
sesuatu, Tidak boros dan kikir, sabar menjalani tantangan berwirausaha, berani mengambil
resiko, pantang putus asa, menghargai proses, amanah dan bertanggung jawab.
2. Pengusaha yang baik mnurut islam harus menerapkan kejujuran, memberikan pelayanan dan
kualitas serta tampilan produk terbaik.
Saran-saran
Setelah ksmi meneliti dan membahas entrepreneurship dalam islam, kami ingin memberikan
saran yaitu :
1. Berwirausaha adalah amal sholeh, dengan berwirausaha maka akan menciptakan kesempatan
kerja kepada masyarakat, sehingga dapat mengurangi kemiskinan.
Download