perkembangan pendidikan tinggi islam di indonesia

advertisement
PERGURUAN TINGGI ISLAM
DI INDONESIA
KOMPETENSI
Kompetensi Dasar :
Memahami Perkembangan Pendidikan Tinggi Islam di
Indonesia.
Indikator :
 Dapat menjelaskan perkembangan perguruan tinggi Islam
 Mampu menjelaskan perubahan pendidikan tinggi islam
menjadi Universitas.
 Mampu menjelaskan pengaruh perubahan PTI menjadi
Universitas terhadap perkembangan masyarakat.
Sejarah dan Pertumbuhan PT Islam
• 1930, Para elite negeri sudah mewacana
mendirikan PT Islam
• 1936, wacana tersebut dibawa ke Muktamar
Muhammadiyah
• 1938, Satiman Wirjosudjoyo melontarkan
gagasan tersebut kepada kolonial Belanda
• 8 Juli 1945 (1 Bulan sebelum Proklamasi),
didirikan Sekolah TInggi Islam (STI) Jakarta
• Desember 1945 STI ditutup sekutu
• 10 April 1946, STI dibuka dan dipindahkan ke
Yogyakarta
• 10 Maret 1948, STI berubah menjadi Universitas
Islam Indonesia (UII)
Sejarah dan Pertumbuhan PT Islam II
• 26 September 1951, UII menjadi
Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri
• 14 Agustus 1957, berdiri Akademi DInas
Agama Islam (ADIA)
• Dari ADIA ini lahirlah Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) 1960.
Mengenai IAIN
Latar Belakang:
• Psiko-sosiologis, Hasrat sejak
pemerintahan Belanda, dan sarana
mengangkat harga diri kaum muslim
• Politis, Pemerintah berusaha meredam
kekecewaan dan mengatasi instabilitas
nasional.
Mengenai IAIN II
• September 1959, Menteri PP&K dan Menteri
Agama sepakat mendirikan Fakultas Agama
Islam
• Agustus 1960 berdiri IAIN, hasil peleburan
PTAIN Yogyakarta dan ADIA Jakarta
• Karena fakultas cabang yang berkembang
pesat, tahun1963, IAIN cabang memungkinkan
terpisah dan mandiri dari pusatnya
• IAIN tersebut berkembang menjadi 14 IAIN
mandiri se Indonesia
Mengenai STAIN
• Dari 14 IAIN induk tersebut, masih
menyisakan fakultas-fakultas cabang
• Dengan keputusan Preside no 11 Tahun
1997, 33 fakultas cabang melapaskan diri
dan menjadi Sekolah Tinggi Islam Negeri
(STAIN)
Dampak
Dampak pemisahan STAIN dari IAIN Induk:
• Positif:
Beberapa STAIN bisa bertahan dan
mengimbangi IAIN induk bahkan melampaui laju
perkembangan bekas IAIN induk
• Negatif:
> Bayak yang tidak bisa mandiri
> SDM Kurang
> Kurikulum IAIN menjadi rancu karena
disamakan dengan STAIN
Pembaharuan IAIN
Analisa:
• Penghapusan Nuansa Dikotomis
• Membuka fakultas umum didalam atap
yang sama dengan fakultas agama
• Globalisasi
• Perkembangan Teknologi Informasi
• Otonomi Perguruan Tinggi
Pembaharuan IAIN II
Agenda Strategis:
• Meningkatkan kualitas SDM (Dosen dan
karyawan)
• Membuka Jaringan kerjasama (Network)
• Memperluas wacana keilmuan
Transformasi IAIN dan UIN
menjadi UIN
Latar Belakang
• Adanya kesenjangan dengan Iptek
• Keterasingan pengajaran Ilmu-ilmu agama dari
realitas kemodernan
• Menjauhnya kemajuan ilmu pengetahuan dari
nilai-nilai agama
• Dengan demikian perlu adanya usaha
memadukan Ilmu agama dan Ilmu Modern
maka lahirlah UIN
Transformasi IAIN: Kasus UIN
Jakarta
Latar Belakang:
• IAIN Belum berperan optimal dalam dunia
akademik
• Kurikulum belum mampu merespon
perkembangan Iptek (dikotomis)
Cara yang ditempuh:
> Mendirikan Jurusan/fakultas eksakta dan
menyiapkan SDM yang akan dikembangkan
> Setalah mapan baru benar benar berubah
menjadi UIN
Transformasi IAIN: Kasus UIN
Jakarta
Latar Belakang:
• Argumen Ideologis-Keagamaan
• Argumen Pilosofis Pendidikan Islam
• Argumen Sosio-Psikologis
Cara yang ditempuh:
 Materi agama Islam masuk kedalam Seluruh Fakultas
 Ilmu agama dipersempit, disederhanakan dan
diperpadat waktu maupun kurikulumnya
 Ilmu eksak diperluas dan diperdalam
IAIN dan UIN Masa Depan
• Tidakhanya menjadi lembaga dakwah,
tetapi harus mampu menjadi lembaga
akademisyang berwibawa.
• IAIN tidak harus berganti baju menjadi
UIN, yang paling mendasar adalah
restrukturisasi dan reorganisasi pada
bidang keilmuan maupun tata-laksana
keorganisasian
• Jangan terjebak pada budaya Latahisme.
Download