Uploaded by User108535

FAQ LARANGAN MUDIK

advertisement
Tanya Jawab
#TIDAKMUDIK 2021
Informasi tentang #tidakmudik di
s.id/tidakmudik2021
(versi 22 April 2021)
1
Tanya Jawab #TidakMudik 2021
1. Mengapa Mudik dilarang lagi?
Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan
Pemerintah dalam melarang mudik lebaran
tahun 2021, yaitu :
a. Belajar dari pengalaman libur Panjang di
tahun 2020 dan 2021, ada tren lonjakan
kasus baru setelah libur panjang yang
angkanya bervariasi, dari mulai 37% hingga
119%. Setiap lonjakan kasus juga diikuti
peningkatan angka kematian.
b. Menjaga tren kasus baru covid-19 yang
selama dua bulan terakhir mulai menurun
di samping orang yang sembuh dari covid
juga mengalami peningkatan.
c. Penduduk usia lansia lebih berisiko
terpapar Covid-19, punya risiko kematian
berkali lipat daripada usia lebih muda.
Selain itu orang dengan komorbid (risiko
tinggi) juga punya risiko kematian lebih
besar.
Ingat, mudik berarti Kembali ke kampung halaman, bertemu orang tua/
saudara yang lebih tua, yang punya risiko terpapar dan kematian lebih tinggi.
Pemudik yang OTG punya risiko tinggi menularkan pada orang yang
lebih tua.
d. Adanya kenaikan kasus yang sangat signif ikan dan potensi varian baru
di negara-negara lain seperti India, Argentina, Turki dan beberapa
negara Eropa.
3
2. Dengan adanya kebijakan larangan mudik dari Pemerintah, apa yang
dilakukan sebagai tindak lanjut dari pemerintah?
Jawab :
Pemerintah melalui Satgas Penanganan Covid 19 menerbitkan SE Satgas
no 13 tentang Peniadaan Mudik Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 H dan Upaya
Pengendalian Penyebaran Covid 19 selama Bulan Suci Ramadhan 1442 H (SE
Satgas no 13), yang intinya adalah peniadaan mudik dan syarat2 perjalanan
yang masih diijinkan selama pelarangan mudik.
Sebagai tindak lanjutnya, Kementerian Perhubungan menerbitkan Peraturan
Menteri Perhubungan (PM) No 13 tahun 2021 tentang Pengendalaian Transportasi
Selama Masa Idul Fitri 1442 H Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Covid 19.
Isi PM no 13 pada intinya adalah :
· Pengendalian transportasi selama masa peniadaan mudik dengan
pelarangan penggunaan atau pengoperasian sarana transportasi untuk
keperluan MUDIK
· Transportasi masih akan beroperasi untuk kegiatan sebagai berikut :
o Kegiatan NON MUDIK seperti yang ditetapkan dalam SE Satgas no 13
o Transportasi Barang / Logistik
o Perjalanan di wilayah Aglomerasi
Selain itu sudah diterbitkan juga Adendum SE Satgas no 13 yang memuat tentang :
1. Penambahan pengecualian penumpang yang masih boleh melakukan
perjalanan
2. Syarat perjalanan penumpang pada sebelum dan sesudah masa
pelarangan mudik (sebelum 6 Mei dan sesudah 17 Mei 2021).
Adendum ini diterbitkan karena tingginya animo masyarakat yang ingin mudik
sebelum dan tanggal 6 Mei dan kembali ke daerah asal setelah tanggal 17 Mei 2021.
Sehingga H-14 dan H+14 setelah pelarangan mudik dilakukan juga pengetatan syarat
perjalanan oleh Satgas Covid 19.
3. Siapa saja yang dilarang untuk mudik?
Semua anggota masyarakat dilarang mudik, baik ASN, TNI, Polri, Pegawai BUMN,
Pegawai BUMD dan pegawai swasta dan masyarakat umum.
4
4. Ada pengecualian tidak? Apa kriteria dan syarat2 nya ?
Ada, perjalanan penumpang NON MUDIK masih diijinkan, seperti :
a. ASN, Pegawai BUMN, Pegawai BUMD, Polri, TNI, pegawai swasta yang
melakukan perjalanan dinas. Harus membawa dan melengkapi surat tugas
dengan tandatangan basah dan cap basah dari pimpinan instansi atau
perusahaan masing-masing.
b. Kunjungan keluarga yang sakit, kunjungan duka anggota keluarga yang
meninggal dunia, ibu hamil dengan satu orang pendamping, kepentingan
melahirkan maksimal dua orang pendamping, dan pelayanan kesehatan
yang darurat. Harus ada keterangan dari lurah atau kepala desa setempat.
c. Pekerja migran Indonesia dan mahasiswa atau pelajar di luar negeri, atau
pemulangan orang dengan alasan khusus dari pemerintah sampai ke daerah
asal sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
d. Orang dengan kepentingan tertentu nonmudik yang dilengkapi surat
keterangan dari Kepala Desa/Lurah setempat.
5. Bisa dijelasakan poin 4.d ini karena bisa sangat terbuka kriterianya ?
Kepentingan tertentu non mudik ini adalah kepentingan yang tidak termasuk
dalam kriteria di 4a,b dan c. Seperti contohnya : pekerja informal yang tidak punya
atasan, harus pulang ke kampung halaman karena tidak ada lagi pekerjaan
sehingga harus kembali ke kampung halamannya. Maka dia masih bisa pulang
dengan meminta surat keterangan dari kepala desa atau lurah setempat.
5
6. Bagaimana memastikan bahwa orang dengan kepentingan tertentu itu betulbetul perjalanan tidak untuk mudik?
Itulah sebabnya pelaku perjalanan untuk kepentingan tertentu non mudik (seperti
di butir 4.d ) harus membawa surat keterangan dari Kepala Desa atau Lurah
setempat. Surat ini akan diperiksa oleh petugas pengawas di lapangan.
7. Bagaimana dengan kepentingan untuk wisata?
Wisata dibatasi kapasitas hanya 50%. Wisata antar kota tidak dianjurkan dan
diharapkan masyarakat tetap membatasi perjalanan.
8. Lalu bagaimana dengan operasional transportasi umum dan pribadi selama
pelarangan mudik?
a. Operasional transportasi masih berjalan untuk angkutan KARGO/BARANG dan
melayani anggota masyarakat yang melakukan kegiatan NON MUDIK atau
masuk dalam pengecualian seperti dalam butir 4 di atas.
b. Adapun untuk kepentingan MUDIK, transportasi di semua sub sektor dilarang
beroperasi, baik untuk kendaraan umum maupun pribadi.
6
9. Bagaimana dengan mudik lokal? Apakah dilarang?
Jawab :
· Pemerintah tidak pernah mengeluarkan istilah mudik lokal. Istilah ini muncul
dari media dan masyarakat sendiri. Dalam Permenhub Nomor 13 Tahun 2021, ada
beberapa kawasan aglomerasi dan perkotaan yang dikecualikan dari larangan
bepergian untuk mudik pada periode tanggal 6-17 Mei 2021.
· Mengapa kawasan aglomerasi tidak dilakukan pelarangan pergerakan
masyarakat dan transportasi ? Karena di kawasan aglomerasi dan perkotaan
ini, sehari-harinya ada mobilitas lintas kabupaten dan propinsi oleh masyarakat
yang rutin dan intensif dilakukan sehari-hari seperti untuk keperluan pekerjaan,
perekonomian, social dan sebagainya. Pada periode pelarangan mudik 6-17 Mei,
masih ada hari aktif bekerja (cuti bersama hanya 2 hari) sehingga aktivitas untuk
pekerjaan dan kegiatan perekonomian lainnya masih akan berjalan. Sehingga
tidak dilakukan pelarangan pergerakan maupun operasional transportasi.
· Pemerintah tetap menghimbau masyarakat di kawasan aglomerasi untuk
tetap membatas mobilitas, tidak bepergian dulu. Silaturahmi juga disarankan
dilakukan secara online. Pertemuan langsung dengan anggota keluarga yang
lebih tua berisiko mengakibatkan penularan covid 19.
7
10. Lalu bagaimana upaya untuk membatasi mobilitas di kawasan aglomerasi
dan perkotaan yang dikecualikan dari larangan mudik ini?
·
·
·
·
Akan dilakukan pengurangan armada, frekuensi, dan kapasitas angkutan
umumnya. Sehingga diharapkan masyarakat akan membatasi pergerakan
karena ketersediaan angkutan umumnya sudah dikurangi.
Selain itu juga peningkatan pengawasan protokol kesehatan di prasarana
dan sarana transportasi.
Selain itu pemerintah daerah setempat juga akan melakukan pengaturan
masyarakat di wilayahnya masing-masing.
Kawasan wisata juga akan dibatasi kapasitasnya hingga 50% dan dilakukan
pengawasan protokol kesehatan yang ketat
11. Bagaimana jika ada yang mudik sebelum dan kembali setelah tanggal
pelarangan? Atau mudik di luar periode pelarangan ? Apakah ada sanksi?
Pemerintah tetap menghimbau agar masyarakat tidak melakukan mudik
pada tanggal di luar periode pelarangan.
Karena esensinya adalah membatasi mobilitas, tidak melakukan perjalanan
apalagi perjalanan antar kota jika tidak mendesak.
Merujuk pada Adendum SE Satgas no 13, ada 3 periode pengendalian pelarangan
mudik, yaitu :
1. Periode PRA pelarangan MUDIK (22 April – 5 Mei 2021)
Perjalanan dalam negeri DIPERKETAT syarat perjalanannya, dengan hasil
tes Covid baik itu PCR Test, Antigen yang berlaku hanya 1x24 jam dari jam
keberangkatan, serta surat keterangan hasil tes negatif GeNose C19 di
Bandar Udara/Pelabuhan/Stasiun sebelum keberangkatan. Berlaku untuk
transportasi laut, udara dan kereta api. Sedangkan transportasi darat termasuk
kendaraan pribadi, penumpang dihimbau melakukan tes, dan dimungkinkan
dilakukan tes acak di rest area atau di titik penyekatan.
Dalam periode ini, pergerakan masih diperbolehkan tapi MASYARAKAT
DIHIMBAU UNTUK TIDAK MUDIK dan TIDAK MELAKUKAN PERJALANAN jika
tidak mendesak. HARAP BIJAK BERMOBILITAS.
8
2. Periode PELARANGAN MUDIK (6-17 Mei 2021)
Dilakukan PELARANGAN MUDIK, semua transportasi untuk MUDIK ditiadakan.
Kecuali untuk kepentingan tertentu yang masih boleh berjalan sesuai dengan
penjelasan butir 4 di atas.
Dilakukan penyekatan-penyekatan di jalan tol, arteri, jalan provinsi, jalan
kabupaten/ kota, dan sudah disiapkan titik penyekatan sebanyak 338 titik di
seluruh Lampung, Jawa dan Bali.
3. Periode PASCA pelarangan MUDIK (18 Mei – 24 Mei 2021)
Perjalanan dalam negeri DIPERKETAT syarat perjalanannya, dengan hasil
tes Covid baik itu PCR Test, Antigen yang berlaku hanya 1x24 jam dari jam
keberangkatan, serta surat keterangan hasil tes negatif GeNose C19 di Bandar
Udara/Pelabuhan/Stasiun sebelum keberangkatan. Berlaku untuk transportasi
laut, udara dan kereta api. Sedangkan transportasi darat termasuk kendaraan
pribadi, penumpang dihimbau melakukan tes, dan dimungkinkan dilakukan tes
acak di rest area atau di titik penyek
9
12. Bagaimana pengawasan kepada masyarakat yang masih nekad untuk mudik
selama pelarangan mudik (6-17 Mei)?
Pengawasan di darat akan dilakukan pada titik penyekatan di 333 titik pada akses
utama keluar dan masuk jalan tol dan non-tol, terminal angkutan penumpang,
pelabuhan sungai, danau, dan penyeberangan.
Sedangkan pengawasan di transportasi laut, udara dan kereta api dilakukan di
titik-titik keberangkatan seperti bandara, pelabuhan dan stasiun.
13. Siapa yang melakukan pengecekan surat-surat untuk kepentingan khusus
agar diizinkan untuk bepergian? Apakah kewajiban penyelenggara
transportasi untuk mengecek surat-surat izinnya?
Jawab :
· Pengecekan dan pengawasan akan dilakukan oleh unsur gabungan seperti TNI/
Polri, dinas perhubungan setempat, satgas Covid,
· Nantinya akan ada petugas gabungan, termasuk dari satgas, dari otoritas bandara,
syahbandar, stasiun dan terminal, yang akan bersama-sama melakukan pengawasan.
14. Bagaimana mengawasi travel gelap
yang kemungkinan akan berpotensi
dimanfaatkan masyarakat untuk
menyiasati aturan ini?
Jawab :
· Dirjen
Perhubungan
Darat
dan
Kakorlantas Polri sudah menegaskan
bahwa tidak ada kompromi untuk
travel gelap karena keberadaannya
illegal, apalagi jika dimanfaatkan
untuk memfasilitasi mudik. Untuk itu
telah disiapkan penyekatan di sekitar
333 titik dari Jawa sampai Sumatera
untuk mempersempit ruang gerak
terjadinya pelanggaran.
10
15. Bagi masyarakat yang nekad mudik, apa sanksi yang akan diberikan?
Sanksi sesuai dengan PM Perhubungan No 13, pelanggaran terhadap larangan
mudik akan dikenai sanksi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Untuk tranasportasi darat, paling ringan adalah diputar balikan ke tempat
semula. Jika ada pelanggaran terhadap UU LLJR tentu akan dikenai sanksi sesuai
hal yang dilanggar.
16. Sarana transportasi apa saja yang dilarang dan dikecualikan untuk
dioperasikan pada masa larangan 6-17 Mei 2021?
· Transportasi Darat
Dilarang :
(a) Kendaraan bermotor umum, dengan jenis mobil bus dan mobil penumpang
(b) Kendaraan bermotor perseorangan, dengan jenis mobil penumpang, mobil
bus, dan sepeda motor
(c) Kapal angkutan sungai, danau, dan penyeberangan
Dikecualikan bagi :
1. Kendaraan bermotor
(a) Kendaraan piminan lembaga tinggi negara RI
(b) Kendaraan dinas operasional dengan tanda nomor kendaraan bermotor
dinas ASN, TNI, Kepolisian yang digunakan untuk melakukan dinas
(c) Kendaraan dinas operasional petugas jalan tol
(d) Kendaraan pemadam kebarakan, ambulans, dan mobil jenazah
(e) Mobil barang dengan tidak membawa penumpang
(f) Kendaraan pengangkut obat-obatan dan alat kesehatan
(g) Kendaraan yang digunakan untuk keperluan mendesak untuk
kepentingan non mudik, berupa kendaraan untuk :
1. bekerja atau perjalanan dinas,
2. kunjungan keluarga sakit,
3. kunjungan duka anggota keluarga meninggal,
4. ibu hamil yang didampingi oleh 1 (satu) orang anggota keluarga,
5. kepentingan persalinan yang didampingi paling banyak 2 (dua) orang,
dan
6. pelayanan kesehatan darurat atau kepentingan nonmudik tertentu
lainnya yang dilengkapi surat keterangan dari kepala desa/lurah
setempat.
11
(h) Kendaraan yang mengangkut repatriasi pekerja migran Indonesia,
WNI terlantar, dan pelajar/mahasisa yang berada di luar negeri, serta
pemulangan orang dengan alasan khusus oleh Pemerintah sampai ke
daerah asal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
(i) Operasional lainnya berdasarkan pertimbangan petugas pengatur lalu lintas
2. Kapal angkutan sungai, danau, dan penyeberangan untuk mengangkut:
(a) Kendaraan angkutan barang
(b) Kendaraan pengangkut obat-obatan dan alat kesehatan
(c) Kendaraan pengangkut petugas operasional pemerintahan dan
penanganan pencegahan penyebaran Covid-19
(d) Kendaraan pemadam kebakaran, ambulans, dan mobil jenazah
3. Sarana transportasi darat yang berada dalam 1 (satu) kawasan perkotaan
(aglomerasi) atau yang ditetapkan oleh Satgas Penanganan Covid-19. Kawasan
dimaksud yaitu :
(a) Medan, Binjai, Deli, Serdang, dan Karo (Mebodangro)
(b) Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek)
(c) Bandung Raya
(d) Kendal, Demak, Ungaran, Salatiga, Semarang, dan Purwodadi
(Kedungsepur)
(e) Jogja Raya
(f) Solo Raya
(g) Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan
(Gerbangkertosusila)
(h) Makassar, Sungguminasa, Takalar, dan Maros (Maminasata)
Pengaturan pengoperasian sarana transportasi darat pada kawasan
perkotaan dibatasi jumlah operasionalnya, dengan tetap memperhatikan
penyediaan bagi operasional sarana untuk kepentingan mendesak dan
nonmudik. Dirjen Perhubungan Darat, Kepala BPTJ, Gubernur, atau
Bupati/Walikota dapat menyusun ketentuan mengenai pembatasan
jumlah operasional sarananya.
· Transportasi Perkeretaapian
Dilarang :
(a) Perjalanan kereta api antarkota
(b) Perjalaan kereta api perkotaan (berupa pembatasan frekuensi dan jam
operasional)
12
Dikecualikan bagi :
(a) Angkutan barang yang disesuaikan dengan kebutuhan dan ketentuan yang
berlaku
(b) Keperluan mendesak untuk kepentingan non mudik, berupa angkutan
orang dengan kereta api untuk :
1. Bekerja/perjalanan dinas
2. Kunjungan keluarga sakit
3. Kunjungan duka anggota keluarga meninggal
4. Ibu hamil yang didampingi oleh 1(satu) orang anggota keluarga
atau kepentingan nonmudik tertentu lainnya yang dilengkapi surat
keterangan dari kepala desa/lurah setempat
(c) Operasional lainnya berdasarkan izin Direktur Jenderal Perkeretaapian
(d) Untuk sarana transportasi perkeretaapian yang ditetapkan oleh Satgas
Penanganan Covid-19.
· Transportasi Laut
Dilarang :
(a) Semua kapal penumpang
Dikecualikan bagi :
a) Kapal penumpang yang melayani pemulangan TKI, Pekerja Migran
Indonesia, dan/atau WNI yang terlantar dari pelabuhan negara perbatasan
ke pelabuhan yang ditunjuk oleh Dirjen Perhubungan Laut
b) Kapal penumpang yang melayani pemulangan awak kapal WNI yang
bekerja di kapal niaga atau kapal pesiar yang dioperasikan perusahaan
asing, dari pelabuhan domestik yang digunakan sebagai titik debarkasi
menuju ke pelabuhan daerah asal awak kapal WNI setelah mendapat
persetujuan melakukan debarkasi pemulangan awak kapal WNI dari Satgas
Penanganan Covid-19 daerah dan pusat
c) Kapal penumpang yang melayani transportasi rutin untuk pelayaran
terbatas dalam satu kecamatan dengan ketentuan dan persyaratan
pelayaran dilakukan antarpulau atau pelabuhan dalam wilayah satu
kecamatan
d) Kapal penumpang yang melayani transportasi rutin untuk pelayaran
terbatas dalam satu kabupaten dengan ketentuan dan persyaratan
pelayaran dilakukan antarpulau atau pelabuhan dalam wilayah satu
kabupaten
e) Kapal penumpang yang melayani transportasi rutin untuk pelayaran
13
f)
g)
h)
i)
j)
k)
terbatas dalam satu provinsi dengan ketentuan dan persyaratan pelayaran
dilakukan antarpulau atau pelabuhan dalam wilayah satu provinsi
Kapal penumpang yang melayani transportasi rutin untuk pelayaran di
daerah perintis dan daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan
Kapal penumpang yang melayani transportasi antarpulau, khusu bagi TNI,
Polri, ASN, dan tenaga medis yang sedang dalam melaksanakan tugas
Kapal penumpang yang melayani keperluan mendesak untuk kepentingan
nonmudik, berupa untuk:
1. Bekerja atau perjalanan dinas
2. Kunjungan keluarga sakit
3. Kunjungan duka anggota keluarga meninggal
4. Ibu hamil yang didampingi oleh 1(satu) orang anggota keluarga
atau kepentingan nonmudik tertentu lainnya yang dilengkapi surat
keterangan dari kepala desa/lurah setempat
Kapal penumpag dapat diizinkan beroperasi untuk mengangkut barang
logistik yang meliputi barang pokok dan penting, obat-obatan dan
peralatan medis, dan barang esensial lainnya yang dibutuhkan daerah
dalam hal jumlah kapal kargo yang melayani suatu daerah jumlahnya tidak
mencukupi
Operasional lainnya berdasarkan izin Dirjen Perhubungan Laut
Sarana transportasi laut yang ditetapkan oleh Satgas Penanganan Covid-19
· Transportasi Udara
Larangan :
a) Untuk semua angkutan udara niaga dan bukan niaga
Dikecualikan bagi sarana transportasi udara yang digunakan untuk :
a) Pimpinan lembaga tinggi negara RI dan tamu kenegaraan
b) Perwakilan negara asing dan perwakilan
organisasi internasional di Indonesia
c) Operasional penegakan hukum, ketertiban,
dan pelayanan darurat
d) Operasional angkutan kargo
e) Operasional angkutan udara perintis
f) Operasional angkutan udara untuk
keperluan mendesak untuk kepentingan
nonmudik, berupa :
1. Bekerja atau perjalanan dinas
14
2. Kunjungan keluarga sakit
3. Kunjungan duka anggota keluarga meninggal
4. Ibu hamil yang didampingi oleh 1(satu) orang anggota keluarga
atau kepentingan nonmudik tertentu lainnya yang dilengkapi surat
keterangan dari kepala desa/lurah setempat
g) Operasional lainnya berdasarkan izin Dirjen Perhubungan Udara
h) Untuk sarana transportasi udara yang ditetapkan oleh Satgas Penanganan
Covid-19
Pengoperasian sarana transportasi untuk yang dikecualikan dilakukan
oleh Badan Usaha Angkutan Udara dengan melakukan pembatasan
jumlah operasional sarana berupa pengurangan frekuensi penerbangan
dan memperhatikan penyediaan bagi operasional angkutan udara untuk
kepentingan mendesak dan nonmudik.
15
17. Bagaimana pelaksanaan transportasi untuk perjalanan yang dikecualikan ini?
· Pengoperasian sarana transportasi yang dikecualikan harus memenuhi
persyaratan perjalanan orang yang telah ditetapkan oleh Satgas Penanganan
Covid-19
· Penyelenggara/operator prasarana transportasi dalam memberikan pelayanan
terhadap sarana transportasi untuk perjalanan yang dikecualikan harus
menerapkan protokol kesehatan penanganan Covid-19 dan sesuai kebutuhan
pengoperasian
· Penyelenggara/operator prasarana transportasi yang melakukan pelanggaran
terhadap ketentuan penerapan protokol kesehatan penanganan Covid-19
dikenai sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan
18. Siapa pihak-pihak yang melakukan pengawasan Pengendalian transportasi
dan dimana saja titik dilakukan pengawasan?
1. Transportasi Darat
a. Kepolisian dibantu TNI, Ditjen Perhubungan Darat, dan Dinas
Perhubungan, untuk kendaraan bermotor umum dan perseorangan, dan/
atau
b. Balai Pengelola Transportasi Darat dan unit pelaksana teknis pelabuhan
dibantu Kepolisian dan TNI, untuk kapal angkutan sungai, danau, dan
penyeberangan
Pengawasan dilakukan pada pos koordinasi (posko) sebagai titik pengecekan
pada lokasi:
1. akses utama keluar dan/atau masuk pada jalan tol dan jalan nontol
2. terminal angkutan penumpang
3. pelabuhan sungai, danau, dan penyeberangan
2. Transportasi Perkeretaapian
· Untuk kereta api antarkota :
a. Ditjen Perkeretaapian
b. Balai Teknik Perkeretaapian
c. Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian (Operator)
16
·
Untuk kereta api perkotaan :
a. Ditjen Perkeretaapian
b. Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian (Operator)
c. Penyelenggara Sarana Perkeretaapian (Operator)
d. Satgas Penanganan Covid-19 pusat dan/atau daerah
e. Pemda
f. Dibantu Kepolisian dan TNI
Pengawasan dilakukan pada Pos koordinasi sebagai titik pengecekan yang
dilaksanakan bersama-sama dengan Satgas Penaganan Covid-19 dan Pemda.
3. Transportasi Laut
a. Penyelenggara Pelabuhan
b. Syahbandar
c. Satgas Penanganan Covid-19
d. TNI/POLRI
e. Pemda
Pengawasan dilakukan pada pos koordinasi (posko) sebagai titik pengecekan
pada akses utama keluar dan/atau masuk terminal penumpang di pelabuhan.
4. Transportasi Udara
a. Direktorat di lingkungan Ditjen Perhubungan Udara
b. Otoritas Bandara
c. Penyelenggara Bandara (Operator)
Pengawasan dilakukan pada pos koordinasi (posko) sebagai titik pengecekan
pada akses utama keluar dan/atau masuk terminal penumpang di bandara.
17
19. Bagaimana dengan penumpang yang sudah terlanjur membeli tiket di masa
6-17 Mei 2021, apakah mendapatkan refund dan apa syaratnya?
1. Transportasi Darat
Penyelenggara sarana transportasi harus mengembalikan biaya tiket 100
persen secara tunai kepada calon penumpang yang telah membeli tiket pada
periode tersebut.
Pengembalian biaya tiket dilakukan paling lama 7 (tujuh) hari sejak calon
penumpang mengajukan permohonan pengembalian
2. Transportasi Perkeretaapian
Penyelenggara sarana transportasi kereta api harus mengembalikan biaya tiket
kepada calon penumpag yang telah membeli tiket untuk perjalanan kereta api
antarkota pada periode tersebut. Pengembalian dapat dilakukan dengan cara :
· Pengembalian biaya tiket 100 persen secara tunai (paling lama 30
(tiga puluh) hari sejak calon penumpang mengajukan permohonan
pengembalian).
· Melakukan penjadwalan ulang untuk kelas yang sama bagi calon
penumpang yang telah memiliki tiket dengan tanpa dikenakan biaya
tambahan (berlaku selama 1 (satu) bulan).
· Melakukan perubahan rute bagi calon penumpang yang telah memiliki tiket
(dilakukan dengan mempertimbangkan penyesuaian selisih tarif pada rute yang
dipilih).
3. Transportasi Laut
Perusahaan angkutan laut nasional harus mengembalikan biaya tiket
kepada calon penumpang yang telah membeli tiket pada periode tersebut.
Pengembalian dapat dilakukan dengan cara :
· Pengembalian biaya tiket 100 persen secara tunai (paling lama 7 (tujuh) hari
sejak calon penumpang mengajukan permohonan pengembalian).
· Melakukan penjadwalan ulang untuk kelas yang sama bagi calon
penumpang yang telah memiliki tiket dengan tanpa dikenakan biaya
tambahan (berlaku selama 1 (satu) tahun untuk 1 (satu) kali pemesanan
ulang)
· Melakukan perubahan rute pelayaran bagi calon penumpang yang telah
memiliki tiket (dilakukan dengan mempertimbangkan penyesuaian selisih
tarif pada rute yang dipilih).
18
4. Transportasi Udara
Badan Usaha Angkutan Udara harus mengembalikan biaya tiket kepada calon
penumpang yang telah membeli tiket pada periode tersebut. Pengembalian
dapat dilakukan dengan cara :
· Pengembalian biaya tiket 100 persen secara tunai (paling lama 30
(tiga puluh) hari sejak calon penumpang mengajukan permohonan
pengembalian).
· Melakukan penjadwalan ulang untuk kelas yang sama bagi calon
penumpang yang telah memiliki tiket dengan tanpa dikenakan biaya
tambahan (berlaku selama 1 (satu) tahun untuk 1 (satu) kali pemesanan
ulang)
· Melakukan perubahan rute pelayaran bagi calon penumpang yang telah
memiliki tiket (dilakukan dengan mempertimbangkan penyesuaian selisih
tarif pada rute yang dipilih).
19
http://s.id/tidakmudik2021
20
Download