Uploaded by BELLA

MANUSKRIP JURNAL new 3

advertisement
ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO, KEBIASAAN MEROKOK, KONSUMSI
ALKOHOL DAN KUANTITAS TIDUR TERHADAP KEBUGARAN DAN
KETERAMPILAN SHOOTING ATLET BASKET ASPAC JAKARTA
Mahardika Ramacahya1, Kuswari Mury2, Angkasa Dudung2
1
Majoring Nutrition, Faculty Of Health Esa Unggul University West Jakarta
2
Departement of Nutrition, Faculty of Health, Esa Unggul University
Jln. Arjuna Utara No. 9, Kebon Jeruk, Jakarta 11510
[email protected]
Abstract
Background: Basketball is a sport with a high intensity that requires strength and
resilience. Activities in the sport of basketball is a combination of aerobic activity and
anaerobik and requires high energy. Objective : Knowing the relationship of energy
intake and macro-nutrients, smoking habits, alcohol consumption and quantity of
sleep to fitness and fitness to shooting skills of basketball athlete basketball club
Aspac Jakarta. Methods: This study is a quantitative cross-sectional design.
Sampling using total sampling and sample size is 14 athlete basketball club Aspac
Jakarta. Data were analyzed using Spearman correlation Results: Average energy
intake of athlete basketball Aspac Jakarta 2788.6±433.3 kkal, protein 132.9 ± 38.2
g, fat 91.4±28.04 g, carbohydrates 368.3±62.4 g. Total of 28.5% athlete basketball
Aspac Jakarta smoked. Total of 85.7% athlete basketball Aspac Jakarta consume
alcohol. There is a significant relation between energy intake, protein, fat to the
fitness athlete with p<0.05. There is no significant relation between carbohydrate
intake smoking habits, alcohol consumption and quantity of sleep to fitness with
p>0.05. There is a significant relation between fitness to shooting skills.
Conclusion: The role of nutrition is very important to supporting the fitness,
especially skills athlete in the field of sports. It was necessary to counseling and
nutritional counseling to increase knowledge for coaches and athlete basketball
Aspac Jakarta related sports nutrition.
Keywords: shooting skill, fitness, nutrient intake, smoking, alcohol, quantity
sleep
Abstrak
Latar belakang: Bola basket merupakan olahraga dengan intensitas tinggi yang
membutuhkan kekuatan dan ketahanan yang baik yang mebutuhkan energi tinggi.
Tujuan: Mengetahui hubungan asupan energi dan zat gizi makro, kebiasaan
merokok, konsumsi alkohol dan kuantitas tidur terhadap keterampilan shooting
atlet basket klub basket Aspac Jakarta. Metode Penelitian: Penelitian bersifat
kuantitatif dengan desain penelitian cross- sectional. Pengambilan sampel
menggunakan teknik pengambilan total sampling berjumlah 14 responden.
Menggunakan uji statistik korelasi spearman. Hasil: R at a- r ata Vo 2m ax 5 3 .4
l i te r/ me n i t . Rata-rata asupan energi atlet basket Aspac Jakarta 2788.6±433.3
kkal, protein 132.9±38.2 g, lemak 91.4±28.04 g, karbohidrat 368.3±62.4 g.
Sebanyak 28.5% atlet basket Aspac Jakarta merokok. Sebanyak 85.7% atlet
basket Aspac Jakarta konsumsi alkohol. Terdapat hubungan yang bermakna antara
asupan energi, asupan protein, asupan lemak terhadap kebugaran dengan nilai
p<0.05. Tidak ada hubungan bermakna antara kebiasaan merokok, konsumsi
alkohol serta kuantitas tidur terhadap kebugaran dengan nilai p>0.05. Ada
hubungan kebugaran terhadap keterampilan shooting. Kesimpulan: Peranan gizi
sangat penting dalam menunjang kebugaran khususnya keterampilan atlet dalam
bidang olahraga. Sehingga perlu diadakan penyuluhan dan konsultasi gizi untuk
menambah pengetahuan bagi pelatih dan atlet basket Aspac Jakarta terkait dengan
gizi olahraga.
Kata Kunci : shooting, kebugaran, asupan zat gizi, merokok, alkohol, kuantitas tidur
Pendahuluan
Kesehatan olahraga merupakan
upaya kesehatan yang memanfaatkan
olahraga atau latihan fisik untuk
meningkatkan
derajat
kesehatan.
Dengan olahraga atau latihan fisik yang
benar akan dicapai tingkat kesegaran
jasmani yang baik dan merupakan modal
penting dalam peningkatan Kuantitas
sumber daya manusia. Bola basket
merupakan olahraga dengan intensitas
tinggi yang membutuhkan kekuatan dan
ketahanan yang baik. Aktivitas dalam
olahraga
bola
basket
merupakan
kombinasi antara aktivitas yang bersifat
aerobik dan anaeobik dan membutuhkan
energi tinggi.
Permainan bola basket
memerlukan
keterampilan
yang
berhubungan dengan kesegaran jasmani,
yaitu kekuatan dan daya ledak otot,
kecepatan dan kelentukan. Kekuatan
otot merupakan kekuatan kontraksi
maksimal otot yang dapat dikeluarkan
pada tahapan tertentu.
Shooting
(menembak)
adalah
keahlian yang sangat penting di dalam
keahlian olahraga basket. Teknik dasar
seperti operan, dribbling, bertahan dan
dan rebounding mungkin mengantar
memperoleh peluang besar membuat
skor, tapi tetap harus mampu melakukan
tembakan. Menembak dapat menutupi
kelemahan teknik dasar lainnya. Untuk
keberhasilan sebuah tim harus memiliki
pemain-pemain yang mampu melakukan
tembakan
(Wissel,
2000).
Untuk
melakukan
tembakan
dibutuhkan
asupan energi dan zat gizi makro
(karbohidrat, protein, dan lemak) yang
cukup.
Semakin
bertambahnya
kebutuhan energi atlet dalam arti
semakin berat, lamanya dan seringnya
waktu latihan maka semakin banyak
pula asupan zat gizi makro dan mikro
bagi atlet (Fatmah & Ruhayati, 2011).
Kebugaran
jasmani
adalah
kesanggupan dan kemampuan tubuh
untuk melakukan adaptasi terhadap
pembebanan
fisik
yang
diberikan
kepadanya dari kerja yang dilakukan
sehari-hari
tanpa
menimbulkan
kelelahan yang berlebihan. Kebugaran
merupakan salah satu indikator dalam
menentukan
derajat
kesehatan
seseorang. Seseorang yang memiliki fisik
sehat dan bugar, maka seseorang dapat
menjalankan aktivitas harian secara
optimal (Fatmah & Ruhayati, 2011).
Permainan bola basket merupakan
olahraga yang dikategorikan ke dalam
salah
satu
aktivitas
tinggi
yang
membutuhkan kebugaran dan daya
tahan
otot
yang
tinggi
sehingga
menghabiskan banyak energi. Daya
tahan otot adalah kemampuan otot
untuk melakukan kontraksi otot dengan
sangat cepat, yang sangat dipengaruhi
oleh kekuatan otot.
Keterampilan adalah kemahiran
atau penguasaan suatu hal yang
memerlukan gerak tubuh dan diperoleh
melalui latihan-latihan. Seperti jenis
olahraga lainnya, unutk dapat bermain
bola basket setiap orang yang ingin
menekuni olahraga tersebut, terlebih
dahulu harus menguasai beberapa
keterampilan dasar dalam permainan
bola basket seperti passing, dribble, dan
shooting. Pada permainan bola basket,
untuk mendapatkan gerakan efektif dan
efisien
perlu
didasarkan
pada
penguasaan keterampilan teknik dasar
yang baik.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan
januari 2017. Data pada penelitian ini
merupakan data primer yang diperoleh
dari hasil penelitian di tempat latihan
klub Aspac Jakarta di Gor Lokasari, aseba
cometa sport dan di Mess Aspac Jakarta.
Data karakteristik usia, berat badan
dan
tinggi
badan
melalui
metode
wawancara menggunakan kuesioner dan
pengukuran
menggunakan
mictrotoise
asupan energi dan zat gizi makro
menggunakan metode recall 3 x 24 jam
menggunakan food picture sebagai alat ban
tu untuk memudahkan dalam mengestima
si berat bahan makanan antara pewawan
cara dan responden. Kebiasaan merokok
dan konsumsi alkohol serta kuantitas
tidur wawancara menggunakan kuisioner
keterampilan shooting menggunakan form
penilaian
yang
sudah
dikategorikan
berdasarkan bola yang masuk ke ring.
Cara pengambilan sampel dalam penelitian
ini adalah total sampling. Populasi dalam
penelitian ini berj umlah 14 orang dan
sampel berjumlah 14 orang. Penelitian ini
menggunakan analisis univariat untuk
menjelaskan
atau
mendeskripsikan
karakteristik responden yang terdiri dari
umur, berat badan dan tinggi badan.
Analisis
bivariat
digunakan
untuk
menguji
hubungan
antara
variabel
independen yaitu asupan energi dan zat
gizi
makro
(protein,
lemak,
dan
karbohidrat),
kebiasaan
merokok,
konsumsi alkohol dan kuantitas tidur
dengan
kebugaran. Hubungan antara
kebugaran terhadap keterampilan shooting
menggunakan uji statistik yaitu uji
korelasi spearman.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan tabel 1 dibawah
dapat diketahui bahwa nilai median usia
25.5 ± 1.08 tahun dengan nilai
minumum 19 tahun dan maksimum 34
tahun. Nilai median berat badan 85.2 ±
3.49
67.1
dan
2.51
172
kg dengan nilai minumum sebesar
kg dan maksimum sebesar 114.8 kg
nilai median tinggi badan 185.7 ±
cm dengan nilai minimum sebesar
dan maksimum sebesar 205 cm.
Nilai median yang didapat dari
food recall 1 x 24 jam dengan 3 hari
tanpa berturut-turut diperoleh asupan
energi sebanyak 2915.5 ± 115.8 kkal
dengan nilai minumum sebesar 1812.2
dan maksimum sebesar 3290.2 asupan
protein sebanyak 127.5 ± 10.2 g dengan
nilai minimum sebesar 69.5 dan
maksimum
sebesar
211.5, asupan
lemak sebanyak 91.7 ± 7.4 g dengan nilai
minimum sebesar 45.4
dan
nilai
maksimum sebesar 161.8 dan asupan
karbohidrat sebanyak 363.4 ± 16.6 g
dengan nilai minimum sebesar 273.9 dan
nilai maksimum sebesar 486.2. Nilai
median Kuantitas tidur atlet sebesar 8.1
± 4.2 jam dengan nilai minimum 5.1 dan
maksimal 11.1. Nilai median kebugaran
53.4 ± 1.04 ml/kg/menit serta nilai
minimum dan maksimum 45.7 dan 61.7
ml/kg/menit.
Tabel 1
Distrubusi responden berdasarkan usia, tinggi badan, berat badan, asupan energi
dan zat gizi makro, kuantitas tidur, VO2max
Variabel
Usia (tahun)
Berat badan (Kg)
Tinggi Badan (cm)
Asupan Energi
Asupan Protein
Asupan Lemak
Asupan Karbohidrat
Kuantitas Tidur
Kebugaran VO2max
n
14
14
14
14
14
14
14
14
14
Median
25.5
85.2
185.7
2915.5
127.5
91.7
363.4
8.1
53.4
Berdasarkan tabel 2 dibawah dapat
diketahui bahwa kebiasaan merokok Atlet
Basket Aspac Jakarta sebanyak 14
responden yang terdiri dari 3 responden
(21.4%) merokok dan sebanyak 11
responden
(78.6%)
tidak
merokok.
Diketahui bahwa konsumsi alkohol Atlet
Basket Aspac Jakarta sebanyak 14
responden yang terdiri dari 12 responden
(85.7%) mengkonsumsi alkohol dan 2
SE
1.08
3.49
2.51
115.8
10.2
7.4
16.6
4.2
1.04
Min
19
67.1
172
1812.2
69.5
45.4
273.9
5.1
45.7
Max
34
114.8
205
3290.2
211.5
161.8
486.2
11.1
61.7
responden (14.3%) tidak mengkonsumsi
alkohol.
Berdasarkan tabel 3 dibawah dapat
diketahui bahwa keterampilan shooting
atlet sebanyak 14 responden terdiri dari
kategori kurang sebanyak 2 responden
(14.2%), kategori cukup sebanyak 7
responden
(50.0%),
kategori
baik
sebanyak 5 responden (35.7%).
Tabel 2
Distribusi frekuensi Kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan Keterampilan Shooting
Variabel
Kebiasaan Merokok
Konsumsi Alkohol
Keterampilan Shooting
Ya
n
%
3
21.4
12
85.7
Baik
Cukup
35.7% 50.0%
Berdasarkan
tabel
3
dibawah
diketahui Asupan Energi bahwa nilai
koefisien korelasi r = 0.684 yang artinya
variabel
asupan
energi
terhadap
kebugaran VO2max pada atlet basket
Aspac Jakarta mempunyai
kekuatan
hubungan
yang
kuat positif, maka
semakin tinggi asupan energi semakin baik
kebugaran.
Hasil
uji
korelasi
menunjukkan nilai P<0.05, berarti ada
hubungan
yang
signifikan
antara
asupan energi terhadap kebugaran atlet
basket Aspac Jakarta. Energi dibutuhkan
untuk
mendukung
pertumbuhan,
perkembanga
aktifitas
otot,
fungsi
metabolisme
lainnya,
dan
untuk
memperbaki kerusakan jaringan dan
tulang disebabkan oleh karena sakit dan
cidera . Kebutuhan energi bervariasi
tergantung aktifitas fisik (Almatsier, 2003).
Kecukupan energi dapat dipenuhi dengan
mengkonsumsi
makan
sumber
karbohidrat,
protein,
dan
lemak.
Kecukupan energi seseorang ditandai oleh
berat badan yang normal. Saat melakukan
olahraga atau aktifitas fisik, tubuh
membutuhkan energi, saat jenis olahraga
yang dilakukan adalah olahraga yang
berat, dan untuk memenuhi kebutuhan
energi yang optimal seseorang butuh
konsumsi makanan sebelum dengan
konsumsi makanan maka asupan energi
dalam tubuh akan terpenuhi sehingga
seseorang dapat siap dan bersemangat
untuk melakukan olahraga. (Alawiyah et al
,2015).
Menurut Irawan (2007) kebutuhan
energi pada saat berolahraga dapat
dipenuhi melalui sumber-sumber energi
yang tersimpan didalam tubuh yaitu
melalui
pembakaran
karbohidrat,
pembakaran lemak, serta kontribusi
sekitar 5% dari pemecahan protein. Pada
olahraga dengan intensitas tinggi seperti
basket,diperlukan asupan energi yang
Tidak
n
11
2
Kurang
14.2%
%
78.6
14.3
tinggi sebagai sumber tenaga selama
pertandingan. Energi dari makanan akan
ditransfer ke molekul penyimpanan yang
disebut adenosin triposfat (ATP). Kontraksi
otot untuk setiap olahraga atau aktivitas
fisik yang dihasilkan oleh gerakan
mengandung otot,didukung oleh energi
yang dilepaskan dari pemisahan ikatan
berenergi tinggi fosfat dari ATP. Meskipun
ATP adalah sumber energi langsung untuk
kontraksi otot,jumlah ATP yang hadir
dalam otot sangat kecil (hanya sekitar 85
gram) yang harus terus diisiulang atau
akan habis setelah beberapa detik
olahraga intensitas tinggi (Irawan, 2007).
ATP diisi kembali oleh dua sistem yang
terpisah,
sistem
anaerob
(yang
menghasilkan ATP tanpa adanya oksigen
dari tempat penyimpanan small ATPcreatine phosphate (CP) dan sistem laktat)
dan aerobik atau menggunakan oksigen.
Oleh karena itu, ATP sangat penting untuk
kedua produksi kekuatan dari otot rangka.
Sebagai latihan atlet, otot-otot yang
menggunakan
ATP
sebagai
sumber
langsung energi (Nieman, 2011).
Asupan Protein dapat diketahui
bahwa nilai koefisien korelasi r = 0.657
yang artinya variabel asupan protein
terhadap
kebugaran
mempunyai
kekuatan hubungan yang kuat positif,
maka semakin tinggi asupan protein,
semakin meningkat kebugaran VO2max
atlet
basket.
Hasil
uji
korelasi
menunjukkan nilai P<0.05, berarti ada
hubungan yang signifikan antara asupan
protein terhadap kebugaran atlet basket
Aspac Jakarta. Menurut teori fungsi
penting protein sebagai bahan dasar bagi
pembentukan jaringan tubuh atau bahan
dasar untuk memperbaiki jaringanjaringan sebagian besar terdiri dari
protein. Sehingga untuk meningkatkan
kebugaran yang
termasuk performa
atlet dalam pertandingan dibutuhkan
protein yang lebih (Hoeger et al., 2001).
Pengunaan protein sebagai sumber
energi tubuh saat berolahraga biasanya
akan dicegah karena hal tersebut akan
menganggu fungsi utamanya sebagai
bahan pembangun tubuh dan fungsi
untuk memperbaiki jaringan- jaringan
tubuh
yang
rusak.
Dan
dalam
hubungannya dengan laju produksi energi
di dalam tubuh, pemecahan protein jika
dibandingkan
dengan
pembakaran
karbohidrat maupun lemak juga hanya
akan memberikan kontribusi yang relatif
kecil (Irawan, 2007).
Protein berguna sebagai cadangan
energi apabila tubuh kekurangan lemak
dan karbohidrat. Orang dengan kebugaran
yang baik lebih banyak memiliki masa otot
yang sebagian besar terdiri dari protein.
Sehingga untuk tetap bugar seseorang
membutuhkan protein yang lebih (Hoeger
et al., 2001).
Asupan Lemak dapat diketahui
bahwa nilai koefisien korelasi r = 0.771
yang artinya variabel asupan lemak
terhadap kebugaran pada atlet basket
Aspac Jakarta mempunyai kekuatan
hubungan dengan kategori sedang positif,
maka semakin tinggi asupan lemak,
semakin meningkat kebugaran atlet. Hasil
uji korelasi menunjukkan P<0.05, berarti
ada hubungan yang signifikan antara
asupan lemak terhadap kebugaran pada
atlet basket Aspac Jakarta. Lemak
merupakan penghasil energi terbesar dan
besarnya dua kali lebih besar dari energi
yang dihasilkan karbohidrat maupun
protein. Di dalam pemecahan lemak sampai
menjadi energi diperlukan oksigen yang
cukup banyak sehingga apabila seorang
atlet memerlukan energi dalam waktu
cepat, energi yang digunakan bukan
berasal dari lemak melainkan dari
karbohidrat (Fatmah, 2012).
Hubungan signifikan disebabkan
lemak dalam bentuk trigliserida akan
tersimpan dalam
jumlah yang
cukup
besar pada jaringan adipose. Ketika sedang
berolahraga, trigliserida yang tersimpan
dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan
asam lemak bebas (free fattyacid/FFA)
untuk kemudian menghasilkan energi yang
mendukung kebugaran (Irawan, 2007).
Seorang atlet yang terlatih daya
tahan (endurance) dapat menggunakan
lemak sebagai sumber energi dalam
melakukan olahraga yang lebih berat dan
selama olahrag aerobik ringan sampai
sedang, simpanan lemak dapat mesuplai
50-60% kebutuhan energi. Asam lemak
dapat digunakan setelah dipecah menjadi
gliserol. Melalui darah gliserol Menuju hati
untuk digunakan untuk memproduksi
glukosa. Asam lemak bebas diangkut ke
jaringan lain (otot)
untuk digunakan
sebagai cadangan energi pada saat latihan
maupun
pertandingan
untuk tenaga
performa atlet. (Moeleok, 1995 dalam
Nurwidyastuti, 2012).
Asupan Karbohidrat dapat diketahui
bahwa nilai koefisien korelasi r =0.297
mempunyai kekuatan hubungan yang
lemah positif yang mempunyai kekuatan
hubungan yang lemah positif, maka
semakin tinggi asupan karbohidrat,
semakin meningkat kebugaran. Hasil uji
korelasi menunjukkann nilai p= 0.303
(P>0.05) , berarti tidak ada hubungan
yang
signifikan
antara
asupan
karbohidrat terhadap kebugaran
atlet
basket Aspac Jakarta. Hubungan yang
tidak signifikan disebabkan kemungkinan
asupan karbohidrat sudah habis dan
terpakai untuk melakukan aktivitas fisik
lainnya
dan
metode
pengukuran
kebugaran yang berbeda.
Hal ini tidak sejalan dengan teori
yang
menyebutkan
karbohidrat
merupakan sumber energi utama selama
aktivitas fisik. Pemberian karbohidrat
selama
aktivitas
fisik
dapat
mempertahankan kecukupan glukosa
darah dalam menghasilkan produksi
energi yang tinggi yang diperoleh dari
glukosa dan simpanan glikogen otot.
Ketahanan selama aktivitas fisik tidak
dapat dilanjutkan saat simpanan energi
didalam tubuh menurun. Kelelahan
selama beraktivitas biasanya terjadi
ketika
glikogen
otot
berkurang.
Rendahnya cadangan glikogen otot akan
mengurangi kemampuan otot untuk
memproduksi ATP melalui glikolisis
sehingga mengganggu kontraksi otot
(Utoro, 2011).
Konsumsi karbohidrat yang dilakukan
pada saat berolahraga, terutama olahraga
dengan waktu yang panjang
(>40
menit)
dapat membantu tubuh dalam
menjaga konsenterasi glukosa darah,
menjaga ketersediaan glikogen hati serta
menjaga
agar
laju
pembakaran
karbohidrat
tetap
tinggi
sehingga
terjadinya kelelahan dapat ditunda dan
performa atlet tetep terjaga dengan baik.
(Irawan, 2007).
Karbohidrat merupakan sumber
energi utama atlet. Beberapa alasan yang
menjadikan karbohidrat sebagai sumber
energi utama atlet, yaitu karbohidrat
merupakan satu-satunya zat gizi yang
dapat digunakan untuk produksi ATP
secara aerobik, selama latihan aerobik
ringan-sedang,
karbohidrat
mensuplai
setengah
dari
kebutuhan
energi,
pemecahan karbohidrat secara kontinu
diperlukan agar lemak dapat diproses
untuk menghasilkan energi sehingga
mempengaruhi
kesegaran
jasmani
(Wirasmita,2013).
Kebiasaan merokok didapatkan nilai p
0.903 (p>0.05) yang berarti tidak ada
hubungan yang signifikan kebiasaan
merokok terhadap kebugaran atlet basket
Aspac. Hal ini juga tidak sesuai dengan
teori yang menyatakan kebiasaan merokok
dapat
menyebabkan
peningkatan
kolesterol darah. Setiap hisapan rokok
dapat meningkatkan pacuan jantung dan
tekanan
darah,
terjadi
kekurangan
oksigen
dalam
sirkulasi
darah
ke
seluruh tubuh, penurunan kapasitas
aerobik secara bertahap (Haryono,2007).
Perilaku merokok mempengaruhi
kebugaran
atau
daya
tahan
kardiovaskuler. Kadar karbonmonoksida
(CO) pada rokok adalah 4% dengan daya
ikatCO pada hemoglobin yaitu 200-300
kali lebih besar dari oksigen (Astrand,
1992 dalam Calely, 2015). Hal ini
menyebabkan terhambatnya oksigen ke
jaringan yang membutuhkan. Bila suplai
oksigen
tidak
dipenuhi
akan
mengakibatkan produksi ATP secara
anaerobik
yang
berdampak
pada
penumpukan asam laktat (Fatmah, 2011).
Konsumsi alkohol didapatkan nilai
p=0.478
(p>0.05)
yang
tidak
ada
hubungan yang signifikan terhadap
kebugaran atlet Aspac Jakarta. Hasil
penelitian tidak sesuai teori kebiasaan
konsumsi alkohol memiliki efek reaksi
sebagai diuretic, sehingga menyebabkan
penurunan
cairan
tubuh.
Berbagai
penelitian juga menunjukkan bahwa
kebiasaan
minumal
alkohol
juga
berpengaruh buruk terhadap risiko
kegemukan, penyakit jantung, kanker dan
berbagai penyakit lain yang akan
memperburuk
performa
seseorang
(Smokeout, 2000). Konsumsi alkohol
dapat menurunkan kemampuan tubuh
unuk menghasilkan glukosa sehingga
energi yang terbentuk sedikit yang
mempengaruhi Alkohol memiliki efek
racun pada saluran pencernaan dan
menurunkan absorbsi beberapa zat gizi
(Williams dalam Calely, 2015).
Kuantitas tidur didapatkan nilai p=
0.349 (p>0.05) yang berarti tidak ada
hubungan yang signifikan kuantitas tidur
terhadap kebugaran atlet basket Aspac.
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan
dasar yang dibutuhkan oleh semua orang.
Setiap orang memerlukan kebutuhan
istirahat atau tidur yang cukup agar
tubuh dapat berfungsi secara normal.
Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh
melakukan proses pemulihan untuk
mengembalikan stamina tubuh hingga
berada dalam kondisi yang optimal. Pola
tidur yang baik dan teratur memberikan
efek yang bagus terhadap kesehatan
(Guyton et al., 2007 dalam Saragih, 2015).
Tidur terlalu lama maka tubuh
menjadi
kurang
aktif.
Hal
ini
megakibatkan tubuh hanya memiliki
sedikit waktu untuk membakar energi
yang kemudian justru disimpan sebagai
lemak.
Akibatnya
hal
ini
bisa
mengakibatkan peningkatan berat badan
dan kebugaran semakin menurun (Nadler
et al., 2003).
Tabel 3
Hasil uji korelasi Spearman asupan energi dan zat gizi makro (protein, lemak dan
karbohidrat), kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, kuantitas tidur dengan kebugaran
VO2max atlet
Variabel
Asupan Energi (Kkal)
Asupan Protein (Gr)
Asupan Lemak (Gr)
Asupan Karbohidrat (Gr)
Kebiasaan Merokok
Konsumsi Alkohol
Kuantitas Tidur
Jumlah (n)
14
14
14
14
14
14
14
Hubungan
Kebugaran
VO2max
Terhadap
Keterampilan
Shooting
Atlet Basket Aspac Jakarta
Berdasarkan tabel 4 dibawah
dapat diketahui bahwa nilai koefisien
korelasi r = 0.738 artinya kebugaran
VO2max
terhadap
keterampilan
shooting pada atlet basket Aspac
Jakarta
mempunyai
kekuatan
hubungan yang kuat positif, maka
semakin tinggi kebugaran VO2max
semakin baik keterampilan shooting
atlet basket . Hasil
uji
korelasi
menunjukkan nilai p=0.03 (p<0.05)
berarti ada hubungan yang signifikan
antara kebugaran VO 2max terhadap
keterampilan shooting pada atlet
konsentrasi, jarak tembak, mobilitas,
dan daya ledak otot.
Korelasi (r)
0,680
0,651
0,550
0,543
0.036
0.478
-0,261
p-value
0,007
0,012
0,042
0,045
0.903
0.084
0,368
basket
Aspac.
Hubungan
yang
siginifikan
disebabkan
tingginya
VO2max yaitu kapasitas maksimal
oksigen yang diperoleh pada saat
melakukan aktifitas intensif. Oksigen
dibutuhkan
oleh
otot
dalam
melakukan setiap aktivitas berat
maupun ringan. Semakin tinggi
VO2max
maka
semakin
meningkatnya
kekuatan
otot,
kecepatan, dan keseimbangan atlet
yang
mendukung
keberhasilan
shooting
basket
(Abdin,
1999).
Menurut Sumiyarsono (2002), selain
dari kebugaran faktor teknis yang
memengaruhi
shooting
basket
meliputi
Tabel 4
Hubungan Kebugaran Terhadap Keterampilan Shooting Atlet Basket
Aspac Jakarta
Keterampilan Shooting
Kebugaran VO2max
r
0.738
Sig. (2-tailed)
0.03
n
14
Kesimpulan dan saran
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa ada hubungan signifikan asupan
energi, protein, lemak terhadap kebugaran
VO2max atlet. Tidak ada hubungan
signifikan kebiasaan merokok, konsumsi
alkohol,
kuantitas
tidur
terhadap
kebugaran
VO2max.
Ada
hubungan
signifikan
kebugaran
terhadap
keterampilan shooting atlet basket Aspac
Jakarta.
Perlunya meningkatkan asupan
energi, protein lemak, karbohidrat, untuk
menunjang performa baik selama latihan
ataupun pertandingan khususnya untuk
peningkatan
kebugaran
khususnya
keterampilan shooting untuk mencapai
prestasi klub yang optimal.
Daftar Pustaka
Andhini, R. A. (2011). Hubungan antara
asupan gizi dan komposisi lemak
tubuh dengan kapasitas daya tahan
tubuh atlet di sekolah atlet argunan
Jakarta. Jurnal Instistus Pertanian
Bogor , Vol 2 .
Andianta, Z. (2015). Perbedaan Pengaruh
Tingkat kesulitan dan Tinggi Badan
terhadap hasil tembakan Free Throw
Bola basket. Journal Sport and
Sciences , Vol 4 (No.2).
Aprianto, M., & Purnomo, E. (2013).
Hubungan antara kebugaran jasmani
dan keterampilan. Jurnal kesehatan
olahraga , Vol 3 (no.2).
Arsani, K. A. (2014). Manajemen Gizi Atlit
Cabang
Olahraga
Unggulan
di
Kabupaten Buleleng. Journal Sains
Teknologi, Vol 3 (no.1).
Calely, Ewit Irdilla. (2015). Hubungan
Asupan zat gizi, status gizi, aktivitas
fisik dengan gaya hidup terhadap
daya tahan kardiorespiratori pada
mahasiswa
UKM
sepakbola
Universitas Negeri Lampung tahun
2015. Program Ilmu Gizi, Fakultas
Ilmu kesehatan Universitas Esa
Unggul.
Depkes. (1997). Gizi Olahraga Untuk
Prestas.
Jakarta:
Direktorat
Jenderal Pembinaan Kesehatan
Masyarakat.
Dewi, E. K., & Kuswari, M. (2013).
Hubungan Asupan Zat Gizi Makro
dan
status
Gizi
terhadap
Kebugaran atlet bulu tangkis jaya
Raya Atlet laki-laki dan perempuan
di asrama ragunan tahun 2013.
Nutrire Diaita Volume 5 Nomor 2 .
Fatmah, & Ruhayati, Y. (2011). Gizi
Kebugaran dan Olahraga. Bandung:
Lubuk Agung.
Fauziyana, N. (2012). Hubungan status
gizi, Aktifitas fisik dan asupan gizi
dengan tingkat kebugaran PT.Wijaya
Karya. Journal National Public health
, volume 11.
Hanum,
F.
N.
(2011).
Hubungan
Karakteristik Atlet, Pengetahuan
Gizi, Konsumsi Pangan, dan Tingkat
Kecukupan
Gizi
Terhadap
Kebugaran
atlet
bola
basket
SMP/SMA Ragunan. Jurnal Gizi dan
Pangan Institut Pertanian Bogor , Vol
3.
Hapsari, A. t. (2013). Status Keterampilan
Bermain bola basket pada club NBC
(Ngaliyan Basketball Center). Skripsi
Jurusan
ilmu
Keolahragaan
Fakultas
ilmu
keolahragaan
Universitas Negeri Semarang.
Hapsari, M., ST. Penggalih & E.Huriyati.
2007. Gaya Hidup, Status Gizi dan
Stamina Atlet pada Sebuah Klub
Sepak Bola. Berita Kedokteran
Masyarakat, 23 (40), hal. 192-199.
Hardkreader, H., Hogan,M.A., & Thobaben,
M.
(2007).
Fundamental
of
nursing:Caring
and
clinical
judgement.
(3rd
ed).
St.Louis,
Missouri:Saunders Elsevier.
Haryono, Iswahyudi, dkk. 2007. Gaya
Hidup, Status Gizi, dan Stamina Atlet
pada Sebuah Klub Sepakbola.
Program Studi Gizi Kesehatan.
Yogyakarta: FK UGM.
Hoeger, Werner W.K, Sharon A. Hoeger,
dan Marie A. Boyle. (2001). Selected
Chapter From Personal Nutrition:
Principles and Labs For Fitness
andWellness.
USA:
Wadsworth
Group.
Irawan, M. A. (2007). Metabolisme Energi
Tubuh
&
Olahragawan.
Sport
Science Brief, Vol 01 No 7.
Kemenkes Republik Indonesia. (2014).
Pedoman Gizi Olahraga Prestasi.
Jakarta:
Kementrian
Kesehatan
Republik Indonesia.
Konig, D., Väisänen, Bouchard, C. Halle,
M, Lakka. TA, Baumstark, MW,
Alen. M, Berg. A, Rauramaa, R.
(2003). Cardiorespiratory Fitness
Modifies The Association Between
Dietary Fat Intake and Plasma Fatty
Acids. European Journal Clinical
Nutrition.
Kusumawati, M, Kushartanti, BM. Wara,
Noerhadi, Moch. 2005. Hubungan
Antara Pola Konsumsi Protein dan
Fe dengan Kelincahan Pemain
Basket di UKM Basket UNJ tahun
2005. Jurnal Gizi Klinik Indonesia.
Lutan,
Rusli.
(2002).
Pendidikan
Kebugaran
Jasmani:
Orientasi
Pembinaan di Sepanjang Hayat.
Jakarta. Depdiknas.
Nadler S.F., D.J.Steiner, G.T.Erasala,
D.A.Hengehold,
Abelin,
S.,
&
K.W.Weingand. (2003). Overnight
use
of
continuous
low-level
heatwrap therapy for relief of low
back pin. Archive of Physical
Medicine and Rehabilitation , 335342.
Nieman, David C. 2011. Exercise Testing
and Prescription: A Health Related
Approach. New York, USA: McGrawHill Companie Inc.
Nosa, A. (2012). Survei Tingkat Kebugaran
Jasmani Pada pemain Persatuan
Sepakbola Indonesia Lumajang.
Jurnal Prestasi olahraga , Vol 1 (No.
1).
Nurwidyastuti, D. (2012). Hubungan
Konsumsi Zat Gizi, Status Gizi dan
Faktor-faktor lain dengan status
kebugaran Mahasiswa Departemen
Arsitektur
Fakultas
tekhnik
Universitas Indonesia. Jurnal Gizi
Klinik Indonesia , Vol 3.
Penggalih, M. H., & Huriyati, E. (2007).
Gaya Hidup, Status Gizi DAN
Stamina Atlet pada Sebuah Klub
Sepakbola.
Berita
Kedokteran
Masyarakat, , Vol. 23, (No. 4).
Pertiwi, A. B. (2012). Pengaruh Asupan
makan (Energi, Karbohidrat,
protein, dan lemak Terhadap Daya
Tahan Jantung Paru (VO2max) Atlet
Sepak Bola. Journal of Sport
Sciences and Fitenss , Vol 1 (No.1).
Putra, R. N. (2014). Asupan Energi-Protein,
Perilaku dan kebiasaan olahraga
Kaitannya dengan Massa otot dan
Performa Mahasiswa UKMmdan
UKM Sepakbola IPB. Jurnal Gizi dan
Pangan Institus Pertanian Bogor , Vol
3 (No. 2).
Ramsbottom. (2001). A progressive shuttle
run test to estimate maximal oxygen
uptake.British Journal of Sports
Medicine Vol 22: 141-5.
Saragih, E. O. (2015). Tingkat AKtifitas
Fisik dan tingkat Stress serta
Kualitas Tidur Mahasiswa
Perempuan Gemuk dan Normal.
Jurnal Fisologi Indonesia , Vol. 5 (No.
2).
Sinamo, E. C. (2012). Hubungan Antara
Status Gizi, Asupan Gizi dan
Aktifitas Fisik dengan VO2max pada
Mahasiswa program Studi Gizi FKM
UI tahun 2012. Jurnal Gizi Klinik
Indonesia , Volume 7.
Setiowati, A. (2014). Hubungan Indeks
Massa tubuh, persen Lemak tubuh,
Asupan Zat gizi dengan kekuatan
otot.
Jurnal
Media
Ilmu
Keolahragaan Indonesia, Volume 4
No.1.
Utoro, B. f. (2011). Pengaruh Penerapan
Carbohydrate
Loading
Modifikasi
terhadap Kesegara Jasmani Atlet
Sepakbola.
Jurnal
Kesehatan
Olahraga , Vol 2 (No.1).
Zulfiyani, L. (2015). Persepsi Atlet
Terhadap Tingkat Kelelahan Pada
Multistage Fitness Test dan Yo-Yo
Intermittend Recovery test Di Tim
basket
Putra
Sma
Negeri
4
Yogyakarta. Jurnal Keolahragaan ,
Vol 3 (No.2).
Download