Uploaded by User106679

MENINGITIS PENDAHULUAN

advertisement
PENDAHULUAN
Meningitis adalah peradangan pada meningens dan cairan serebrospinal (CSS) yang
disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Meningitis termasuk infeksi sistem saraf pusat yang
dapat membahayakan kehidupan anak dan berpotensi meningkatkan morbiditas pada pasien yang
hidup. Sebelum ditemukan vaksin, meningitis bakterial sering disebabkan oleh Haemophilus
influenzae , Streptococcus pneumoniae, dan Neisseria gonorrhea, sedangkan meningitis viral
sering disebabkan oleh virus enterovirus termasuk cosackie virus, echovirus, dan pada pasien yang
tidak mendapatkan vaksin polio. Selain faktor genetik, faktor risiko dari meningitis, yaitu
gangguan sistem imun baik kongenital maupun didapat, hemoglobinopati, lingkungan yang padat
seperti di tempat penitipan anak, dan adanya fraktur basis kranium. Manifestasi klinis dari
inflamasi meningens yaitu timbulnya sakit kepala, iritabilitas, mual, kaku kuduk, letargi,
fotopobia, muntah, dan umumnya timbul demam serta dapat ditemukan adanya tanda Kernig dan
Brudzinski positif pada anak yang berusia lebih dari 12 bulan.1,2
Meningitis sering terjadi pada anak usia kurang dari 1 tahun. Terjadi penurunan angka kejadian
meningitis dari tingkat insidensi sebelumnya setelah ditemukan vaksin Hib pada tahun 1990.
Tahun 2000 telah ditemukan vaksin PCV yang menurunkan angka kejadian meningitis
pneumokokal hingga 59%. Pada negara berkembang, vaksin PCV dapat menurunkan insidensi
meningitis pada semua kategori usia anak kecuali pada usia kurang dari 2 tahun kemungkinan
karena organisme yang berperan pada usia tersebut berbeda.1,3
Terapi meningitis sesuai dengan dengan etiologi yang mendasari. Terapi untuk meningitis
bacterial bertujuan untuk menstrerilisasi CSS dengan antibiotik dan mempertahankan perfusi
serebral dan sistemik agar tetap adekuat. Penggunaan terapi kortikosteroid sebagai terapi tambahan
dimulai tepat sebelum atau bersamaan dengan dosis pertama antibiotik dan dapat diberikan
ampicillin. Pada meningitis viral bersifat jinak dan self-limited hanya perlu terapi suportif dan
tidak memerlukan terapi spesifik lainnya. Pada meningitis bakteri dapat diberikan vaksin
meningokokus dan vaksin pneumococcal sebagai pencegahan, sedangkan meningitis TB dapat
diberikan vaksin BCG. Pada meningitis viral dapat dilakukan pola hidup bersih untuk mencegah
terjadinya infeksi virus. Prognosis pada meningitis semakin muda usia pasien semakin makin
buruk prognosisnya. Apabila pengobatan terlambat ataupun kurang adekuat dapat menyebabkan
kematian atau cacat yang permanen.1,2
1. Marcdante KJ, Kliegman, Jenson HB, Behrman RE. Meningitis. Dalam: Ikatan Dokter
Anak Indonesia, editor. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial. Edisi keenam. Singapur:
Elsevier; 2011. Hal 745
2. Soetomenggolo TS, Ismael S. Buku Ajar Neurologi Anak. Edisi 1. Jakarta: Ikatan Dokter
Anak Indonesia. 2000
3. Swanson D. Meningitis. Pediatr Rev 2015; 36: 514-5.
Download