Uploaded by User106498

UTS metopel Surya E12.2018.01240 (1)

advertisement
TUGAS AKHIR
KUALITAS AIR MINUM ISI ULANG
PADA DEPOT AIR MINUM NEW ROYYANA
DI KABUPATEN PATI
Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Dian Nuswantoro Semarang
Diusulkan oleh :
Surya Akbar Renozan
E12.2018.01240
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia ini yang
tidak dapat terpisahkan adalah Air. Tidak hanya penting bagi manusia Air
merupakan bagian yang penting bagi makhluk hidup baik hewan dan tubuhan.
Tanpa air kemungkinan tidak ada kehidupan di dunia inti karena semua makhluk
hidup sangat memerlukan air untuk bertahan hidup. Manusia mungkin dapat
hidup beberapa hari akan tetapi manusia tidak akan bertahan selama beberapa hari
jika tidak minum karena sudah mutlak bahwa sebagian besar zat pembentuk tubuh
manusia itu terdiri dari 73% adalah air. Jadi bukan hal yang baru jika kehidupan
yang ada di dunia ini dapat terus berlangsung karen tersedianya Air yang cukup
(Ambarwati, 2014)
Penyebab terjadinya pencemaran air tanah yang menyebabkan bahan baku
tidak aman untuk air minum adalah seperti tercemar kotoran dan limbah yang
menimbulkan bakteri jahat. Seiring pertumbuhan penduduk kebutuhaan air
minum akan terus meningkat, menimbulkan ketersediaan air bersih berkurang
(Marpaung, M.D.O dan B.D. Marsono, 2013). Kebutuhan air minum masyarakat
sangat berbeda-beda. Untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakat juga
mengkonsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) karena lebih higienis dan
efisien. AMDK diproduksi secara otomatis oleh industri disertai pengujian
kualitas bahan air baku sebelum dipasarkan ke masyarakat. Dalam rentang 10
tahun terakhir AMDK semakin mahal yang dampaknya dirasakan langsung oleh
masyarakat sehingga muncul alternatif lain yaitu Air Minum Isi Ulang (AMIU)
yang diproduksi oleh Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) (Joenaidi, 2004).
Pemilihan depot air minum isi ulang sebagai alternatif air minum juga
menjadi resiko yang dapat membahayakan kesehatan jika kualitas depot air
minum isi ulang masih diragukan, terlebih jika konsumen tidak memperhatikan
keamanan dan kehigienisannya. Salah satu penyebab kontaminasi bakteri pada air
minum bisa disebabkan oleh kontaminasi peralatan dan pemeliharaan peralatan
pengolahan. Meninjau dari permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan uji
kualitas air minum isi ulang dengan meninjau perilaku dan pemeliharaan
peralatan. Oleh karena itu, konsep ini dapat memberikan kontribusi informasi
kualitas air minum isi ulang yang dikonsumsi masyarakat (Telan et al., 2015)
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan menganalasis kualitas serta kandungan air
minum isi ulang pada depot air minum isi ulang (DAMIU) New Royyana
di Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Menganalisis sumber air yang digunakan pada DAMIU New
Royyana
2. Menganalisis tandon air baku yang digunakan pada DAMIU
New Royyana
3. Menganalisis kondisi sanitasi pada DAMIU New Royyana
4. Mengecek adanya kandungan bakteri pada air minum isi ulang
New Royyana
5. Menganalisis proses pengemasan yang dilakukan oleh DAMIU
New Royyana
6. Menganalisis proses produksi pada DAMIU New Royyana
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air Minum
Definisi air minum adalah air yang telah memenuhi persyaratan kesehatan,
melalui proses pengolahan ataupun tidak melalui proses pengolahan tetapi dapat
langsung diminum oleh masyarakat (PermenkesRINo492/MENKES/PER/IV/2010
).Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Repu
blik Indonesia Nomor 651/MPP/Kep/10/2001 Tentang Persyaratan Teknis Depot
Air Minum Dan Perdagangannya, yang dimaksud dengan air minum adalah
sumber air baku yang telah diproses terlebih dahulu dan aman untuk diminum
oleh masyarakat.
Kebutuhan air minum untuk keperluan mayarakat sangat bervariasi untuk
setiap tingkatan kehidupan dan setiap tempat. Biasanya semakin tinggi tingkat
kehidupan pada suatu tempat, semakin meningkat pula jumlah kebutuhan air
bersih yang dibutuhkan (Apriliana E., M.R. Ramadhian, M. Gapila, 2014).
Diantara kegunaan kegunaan utama air tersebut yang sangat penting adalah
kebutuhan untuk minum termasuk untuk memasak (Tombeng R.B., B. Polii, S.
Sinolungan, 2013).
2.2 Depot Air Minum
Sekitar tahun 1999, mulai merebak peluang usaha yang umumnya disebut
sebagai Depot Air Isi Ulang. Dan peluang itu, begitu cepat menyebar. Bagaimana
tidak saat itu Indonesia sedang mengalami krisis, orang kemudian serta merta
mencari alternatif,baik alternatif bagi pengusaha dalam membuat usaha yang
dengan cepat segera dapat kembali modal, ataupun bagi konsumen yaitu alternatif
pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan biaya yang lebih murah (Pitoyo, 2005)
Depot air minum adalah usaha yang melakukan pengolahan air baku
menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen. Kemampuan
perusahaan air minum menyediakan air yang siap minum menjadi faktor penentu
upaya meningkatkan produksi dan mengembangkan jaringan distribusi. Kondisi
yang ideal bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia tersebut ternyata masih
jauh harapan kita semua (Departemen Kesehatan, 2005).
Depot Air minum isi ulang adalah salah satu alternatif memperoleh air
minum dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan ekonomi
menengah 3 kebawah. Banyak aspek yang harus dikaji dan di pantau, terutama
yang berkaitan dengan kualitas air minum tersebut. Bersamaan dengan
perkembangan teknologi pengolahan air minum yang bermula pada tahun 1997.
Pada tahun 2005 Depot Air Minum (DAM) berkembang pesat dari 400 unit
menjadi ± 6000 unit DAM. Usaha tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia
bahkan dapat menjangkau daerah terpencil khususnya wilayah Indonesia yang
sulit memperoleh air bersih (Departemen Perindustrian RI,2005).
2.3 Penyakit Akibat Kualitas Air Minum
Beberapa penyakit yang berhubungan dengan air telah dikenal sejak lama.
Pencemaran air minum oleh air limbah dan/atau oleh kotoran manusia (tinja),
yang mengandung organisme yang dapat menimbulkan penyakit, virus, bakteria
patogen dan sebagainya, dapat menyebar dengan cepat ke seluruh sistem jaringan
pelayanan air minum tersebut, serta dapat menyebabkan wabah atau peledakan
jumlah penderita penyakit di suatu wilayah dalam waktu singkat (Said, 2008)
Beberapa penyakit serius yang berhubungan dengan air yang paling sering
berjangkit antara lain : Disentri, Thypus, Kolera dan Hepatitis A.
2.4 Sanitasi Depot Air Minum
Sanitasi dan higiene adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena
sangat erat hubungannya. Prinsip-prinsip higiene sanitasi makanan dan minuman
adalah teori praktis mengenai pengetahuan, sikap, dan perilaku manusia dalam
menaati asas kesehatan, asas kebersihan, dan asas keamanan dalam menangani
produk makanan atau minuman (Depkes, 2006). apabila praktek higiene dan
sanitasi tidak diikuti maka air dapat terkontaminasi oleh mikroorganisme
penyebab penyakit yang dihantarkan oleh air yang sudah tercemar (waterborne
disease)
DAFTAR PUSTAKA
Asfawi, S. (2004). Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas
Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kota
Semarang. http://eprints.undip.ac.id/14512/1/2004MKL6406.pdf
Ambarwati, R. D. (2014). Manfaat air bagi kehidupan manusia.
Ww.Artikellingkunganhidup.Com, 1.
Malhotra, S., Sidhu, S. K., & Devi, P. (2015). Assessment of bacteriological
quality of drinking water from various sources in Amritsar district of
northern India. Journal of Infection in Developing Countries, 9(8), 844–848.
https://doi.org/10.3855/jidc.6010
Pitoyo, A. (2005). Dua Jam Anda Tahu Cara Memastikan Air Yang Anda Minum
Bukan Sumber Penyakit. Nomor Seri E-Buku, 1–5.
Said, N. I. (2008). Pencemaran Air Minum Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan.
Buku Air MInum, 1–52.
WHO. (2009). Global Health Risks.
http://www.who.int/healthinfo/global_burden_disease/GlobalHealthRisks_re
port_full.pdf
Santoso, B. I., Hardinsyah, Siregar, P., & Pardede, S. O. (2011). AIR_full text.pdf
(p. 94).
Setioningrum, R. N. K., Sulistyorini, L., & Rahayu, W. I. (2020). Gambaran
Kualitas Air Bersih Kawasan Domestik di Jawa Timur pada Tahun 2019.
Ikesma, 16(2), 87. https://doi.org/10.19184/ikesma.v16i2.19045
Permenkes RI. (2014). PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG HIGIENE SANITASI
DEPOT AIR MINUM. Implementation Science, 39(1), 1–15.
http://dx.doi.org/10.1016/j.biochi.2015.03.025%0Ahttp://dx.doi.org/10.1038/
nature10402%0Ahttp://dx.doi.org/10.1038/nature21059%0Ahttp://journal.sta
inkudus.ac.id/index.php/equilibrium/article/view/1268/1127%0Ahttp://dx.doi
.org/10.1038/nrmicro2577%0Ahttp://
Permenkes No. 492/Th.2010. (2010). Persyaratan Kualitas Air Minum. In
Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia (Issue 492).
Permenperind_No.96_2011.pdf (p. 28). (n.d.).
Prihatini, R. (2012). Kualitas air minum isi ulang pada depot air minum di
wilayah Kabupaten Bogor Tahun 2008-2011. Depok: Universitas Indonesia.
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313685-S_Rohmania Prihatini.pdf
Telan, A. B., Agustina, & Dukabain, O. M. (2015). Kualitas Air Minum Isi Ulang
pada Depot Air Minum (DAMIU) di Wilayah Kerja Puskesmas Oepoi Kota
Kupang. Jurnal Info Kesehatan, 14(2), 962–971.
file:///C:/Users/REING/Downloads/259683-quality-of-drinking-waterrefrigeration-1171c789.pdf
Marpaung, M. D. O., & Marsono, B. D. (2013). Uji Kualitas Air Minum Isi Ulang
di Kecamatan Sukolilo Surabaya Ditinjau dari Perilaku dan Pemeliharaan
Alat. JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539
(2301-9271 Print), 2(2), 2–6.
Kesehatan, G. (n.d.). Gangguan Kesehatan akibat Air yang tidak Bersih. 44–63.
Download