Uploaded by User105266

sistem integumen yang baru

advertisement
INTEGUMENTARY SYSTEM (SISTEM KULIT)
Tinjauan Umum :
Integumen merupakan penutup tubuh hewan sebelah luar. Dalam bahasa sehari-hari kita
sebut “kulit”. Dengan derivat-derivatnya (misalnya : rambut, bulu, kuku, tanduk dll). Terbentuklah
system intergumen. Organ / system ini berhubungan dengan lapisan mucosa, yang melapisi mulut,
kelopak mata, lubang hidung, lubang rectum serta lubang alat urogenital.
Karena kulit merupakan bagian tubuh yang langsung mengadakan kontak dengan
lingkungan, maka tugas utamanya adalah protective (sebagai pelindung). Disamping itu kulit
dengan derivat-derivatnya dapat juga melaksanakan fungsi yang lain, yang nanti akan
diichtisarkan pada achir Bab ini.
Kulit yang sebenarnya (tidak termasuk derivat-derivatnya)
Pada hewan-hewan Invertebrata, seperti Arthropoda, Annelida, Mollusca dan lain-lainnya,
integumen itu hanya terdiri dari satu lapis sel saja, yaitu epidermis, yang sel-selnya menghasilkan
cuticula. Cuticula yang noncellular itu kadang-kadang tipis sekali (Ump. Annelida) atau tebal,
terdiri dari chitin, material kapur ataupun zat-zat lain. Pada Arthopoda, cuticula yang tebal itu
membentuk exosekaletom.
Integumen Vertebrata terdiri dari epidermis (yang berasal dari ectoderm) dan dermis atau
corium (yang berasal dari mesoderm). Pengelupasan kulit (ecdysis) pada tetarapoda terjadi, karena
lapisan epidermin yang terluar lepas, mungkin menyeluruh (sehingga terdapat kulit lepas sebagai
selubung yang utuh) ataupun lepasnya itu sel demi sel.
Di bawah corium terdapat jaringan ikat, yaitu dijaringan subcutan pada beberapa tempat di
dalam tubuh, misalnya telapak tangan dan kaki, serabut corium dengan lapisan subcutan saling
menjalin dengan eratnya.
Kulit Manusia : untuk mengetahui modifikasi integumen yang terdapat pada tubuh berbagai
vertebrata, maka lebih dahulu ditinjau susunan kulit manusia, yang lebih kita kenal.
Epidermisnya terdiri dari dua lapisan (strata) utama, yaitu sebelah luar, stratum corneum dan yang
paling dalam stratum germinativum (disebut juga stratum Malpighi). Diantara kedua strata itu
terdapat lagi lapisan-lapisan yang lain, sehingga lapisan yang lengkap terdiri dari :
(1) Stratum corneum
(2) Stratum lucidum
(3) Stratum granulosum
(4) Stratum germinativum
a. Stratum spinosum
b. Stratum cylindriums : Str. Basale = matrix
(1) Str. Corneum : selnya pipih, nukleusnya lenyap sama sekali. Didalam sel terdapat keatin
(zat tanduk), yaitu sebangsa protein. Zat tersebut berupa anyaman tonofibril, yang meliputi
seluruh lapisan kulit yang paling luar
(2) Str. Lucidum : lapisan ini hening dan tembus cahaya. Bentuk sel-selnya homogen dan daya
biasnya sangat besar. Nucleus dan batas-batas selnya hampir tidak ada. Granulas-grabulas
pada lapisan di bawahnya mencarir menjadi eleidin, yaitu sejenis protein.
(3) Str. Granulosum, atau lapisan berbutir, terdiri dari beberapa lapis sel yang bentuknya agak
pipih, serupa belah ketupat atau jajaran genjang. Di dalam sel-selnya terdapat granula
keratohnyalin, yang terbentuk dari hasil pemecahan nucleus sel-sel dari str, lucitivum.
Adanya zat keratohyalin ini dapat dipandang sebagai permulaan proses cornifikasi.
(4) Str. Germinativum = lapisan pertumbuhan (lapisan Malpighi), terdiri dari sel-sel yang
hidup, selalu membelah, membentuk lapisan spidermis yang diatasnya. Lapisan ini
sebenarnya terdiri dari dua lapis, yaitu Str. Spinosum dan str. Cylindricum.
a) Str. Spinosum = lapisan berduri = str. Mucosum. Pada kulit yang telah mati, lapisan ini
tampak berlendir diatas dermis. Bentuk selnya seperti kubus, prisama atau lainnya. Inti
celnya terletak di tengah-tengah. Lapisan ini teridir dari beberapa lapisan sel epithelium
(kadang-kadang sampai 20 lapis). Pada kulit embryo lapisan ini/penuh berisi glycogen.
Dalam ruang antara sel-selnya terdapat banyak tonofibril, yang berasal dari
protoplasma sel-sel sehingga memegang peranan penting dalam protecti.
b) Str. Basale = Str cylindricum = str. Pigmentosum = matrix. Letaknya paling bawah.
Sel-selnya berbentuk prismatis atau cylinderis Nucleusnya oval, terletak pada bagian
atas. Dalam sel terdapat banyak nucleoli dan sering terjadi pembelahan inti. Di dalam
cytoplasma banyak mitochondria, Golgi aparatus dan tonofibril yang mengandung
keratin.
c) Warna lapisan ini agak kehitaman, karena bentuk selnya lebih sempit sedangkan
nucleusnya terletak berdekatan. Di sampng itu, dalam lapisan ini sering juga terdapat
butir-butir pigmen.
Kedua lapisan di atas sel-selnya terus menerus membelah. Mitosis yang paling banyak
terdapat adalah pada str. Spinosum.
Dermis = Corium : merupakan bagian kulit yang terletak di bawah epidermis, yang melekat
erat sekali dengan lapisan edermis tersebut. Pada manusia, dermis terdiri dari dua lapisan,
yaitu :
(1) Stratum papillare, yang sebelah luar, berupa jaringan ikat. Lapisan ini banyak
mengandung kapiler darah dan membentuk berbagai papil
(2) Stratum reticulare, serabut-serabut jaringan ikatannya lebih kasar dari lapisan
diatasnya, beranyam-anyam dan bersilang bersimpangan siur. Pada bagian dermis ini
terdapat urat saraf, otot polos, pembuluh-pembuluh darah dan kelenjar .
Hubungan antara epidermis dan dermis terjadi dengan beberapa jalan, misalnya :
(a) Dengan adanya bidang yang tipis sekali, yang disebut lamina termanalis, yang
menghasilkan zat perekat.
(b) Lapisan epidermis yang paling bawah berupa tonjolan yang masuk ke dalam cekungan
corium.
(c) Corium membentuk papil-papil (yang mengandung kapiler), yang masuk ke dalam
cekungan epidermis
Pemberian Nutrisi : Dalam epidermis tidak terdapat pembuluh-pembuluh darah. Pemberian
makanan kepada sel-selnya dilakukan oleh getah bahan nutrisi dari corium.
Tela subcutanea = subcutis = hypodermis
Berupa jaringan ikat gempur yang menghubungkan kulit dengan jaringan dibawahnya.
Dalam lapisan ini terdapat lemak untuk reserve kalori (terutama bagi hewan-hewan yang
mengadakan hibernasi) maupun untuk isolasi.
PERBANDINGAN STRUKTUR DARI KULIT YANG SEBENARNYA
Amphioxus :
Kulit Amphioxus sudah menunjukkan tanda-tanda kulit chordata dengan bentuk yang
paling sederhana dan mengalami epithelium yang berbentuk cylindris. Sel-sel ini menghasilkan
cuticula yang tipis, noncellular dan mempunyai lubang-lubang kecil. Dermisanya tipis dan
tersusun dari jaringan ikat yang lembut. Pigmen kulit tidak ada.
Cyclostomata
:
Epidermanya terdiri dari beberapa lapis sel, tetapi tidak mempunyai lapisan tanduk yang
mati. Sel-selnya yang disebelah luar hidup, bernucleus dan cukup aktif membentuk lapisan
cuticula yang tipis. Dermisanya lebih tipis daripada epidermis. Chromatiphoranya terdapat di
dalam dermis
Pisces
:
Epidermisanya terdiri dari tiga lapisan, yaitu : (a) Str. Corneum, paling luar terdiri dari
sel-sel epithelium yang pipih. Sel-selnya paling luar boleh dikatakan tidak mengalami cornifikasi
dan selalu basah karena adanya banyak lendir ; (b) Str. Intermedium. Diantara sel-selnya terdapat
sel-sel kelenjar yang selalu membasahi kulit, sel-sel lymphocyt dan sel-sel pigmen, yang berasal
dari corium ; (c) Str. Germinativum.
Dalam dermisanya terdapat sisik. Warna ika itu terjadi karena adanya chromatophora di
dalam dermis. Kristal-kristal guanin terdapat di dalam sel-sel yang disebut iridocyt atau
guanophora, yang bertanggung jawab untuk menimbulkan warna pelangi (iridescence).
Chromatophora pada ika-ika yang lebih rendah derajatnya berasal dari neural crest dan berbentuk
sel-sel yang chusus, serta mengandung bermacam-macam warna. Melanophora mengandung
pigmen-pigmen hitam atau coklat, erythrophora mengandung pigmen merah; xanthophora
mengandung pigmen kuning. Jenis yang mengandung pigmen merah, kuning dan jingga kadangkadang bersama-sama disebut lipophora.
Chromatophora itu mempunyai percabangan berupa processus yang tidak teratur. Jika
granula-granula pigmen itu tersebar pada seluruh sel itu, maka warnanya akan lebih jelas. Jika
granula itu berkonsentrasi disekeliling mucleus, maka hanya tampak warna yang sedikit.
Kombinasi dari posisi chromatophora itu menimbulkan warna yang bermacam-macam. Warna
latar belakang (background) juga penting. Kesanggupan mengubah warna itu disebut metachrosis,
yang pengaturannya di bawah pengaruh hormonal dan saraf. Pengaruh hormonal berasal dari
adrenal bagian medulla dan hypophyse pars intermedia. Pengaruh saraf berasal dari ujung-ujung
saraf, meliputi neurohumor.
Amphibia :
Epidermisanya terdiri dari dua lapis, yaitu str. Cor pertama kalinya terdapat stratum
corneum yang mati. Lapisan tanduk ini merupakan adaptasi terhadap kehidupan di darat, yaitu
sebagai pelindung tubuhnya dan menghindarkan hilangnya kebashan. Pada waktu edysis stratum
corneumnya terlepas secara periodik. Dermisnya relatif tipis, dan terdiri dari dua lapisan yaitu :
yang paling luar stratum spongiosum (= str. Laxum) dan yang disebelah dalam lebih kompak
disebut (stratum compactum. Kulit Amphibia merupakan alat pernafasan yang penting. Pada str.
Spongiosum terdapat banyak pembuluh darah, ruang-ruang lymphe, kelenjar dan urat saraf.
Chromatophoranya terletak antara epidermis dan dermis.
Pada anura, letak kulitnya hampir terlepas dari tubuhnya. Tela subcutanes mempunyai
banyak ruangan besar yang mengandung lymphe, ruang-ruang lymphe itu satu sama lain
dipisahkan oleh selaput (sekat) yang tipis sekali. Pelajarilah nama ruang-ruang lymphe itu waktu
praktikum.
Reptilia :
Epidermisnya terdiri dari str. Corneum, str inter medium dan str. Germinativum. Epidermis
Reptilia ditandai oleh lapisan tanduk yang tumbuh sempurna. Sewaktu-waktu terjadi ecdysis,
untuk membuang lapisan luar yang telah mati. Dermis (coriumnya) memegang peranan penting
dalam pembentukkan sisik (plate = lempengan tulang). Sisik (scale) dan scutum berasal dari
epidermis. Untuk menjelaskan ketiga struktur dari derivat kulit ini, kita melihat pada bangsa ular.
Pada kepadanya terdapat lempeng tulang (head plates), yang berguna untuk menentukan
systematik ular dan kadal. Pada bagian dorsal terdapat sisik (scale) yang letaknya satu sama lain
tidak saling menutup (kira-kira seperti lantai ubin) sedangkan pada bagian ventralnya terdapat
scutum, yaitu sisik yang saling menutup (kira-kira seperti atap genteng), arahnya transversal. Pada
bangsa kadal lapisan pramukaan dari epodermis mengandung banyak chromatophora dan
metachrosisnya sempurna. (ingat bunglon). Kulit dari beberapa Reptilia mempunyai nilai
komersiil yang tinggi.
Aves :
Epidermisnya terdiri dari str. Corneum dan str. Germinatitum, kadang-kadang terdapat str.
Granulosum. Epidermis itu tipis dan halus kecuali pada bagian-bagian yang tampak, misalnya pada
paruh dan kaki yang mengandung sel-sel corneum yang lebih padat dan erat. Bulu burung
(faather), yang sebenarnya merupakan modifikasi dari sisik tanduk (reptilia), mempunyai fungsi
protektif terhadap tubuhnya. Dermisnya juga tipis, tetapi banyak mempunyai serabut-serabut otot
untuk mengangkat dan menurunkan bulunya. Pada bangsa Aves, pigmen umumnya terdapat pada
bulunya dan sisiknya. Chromatophora, seperti pada Vertabrata yang lebih rendah, tidak ada.
Mamalia.
Susunan kulit pada mamalia pada dasarnya sama dengan pada manusia yang telah
dibicarakan dimuka pada mamalia yang berkulit tebal, misalnya Hippopotamus, coriumnya terdiri
dari beberapa lapis, yaitu berturut-turut dari luar : str. Papillare – str. Reticulare – str. Profundum.
STRUKTUR YANG BERASAL DARI KULIT (DERIVAT-DERIVAT KULIT)
A Kelenjar-kelenjar kulit :
Menurut banyak selnya, kelenjar-kelenjar ada dua jenis , yaitu kelenjar unicellular dan
multicellular. Kelenjar unicelular terdapat pada kulit Amphioxus. Cyclostomata, Pisces dan
Amphibia dalam bentuk larve. Kelenjar itu disebut sel-sel mucous yang bentuk zat yang disebut
mucus. (lendir).
Kelenjar-kelenjar kulit yang multicellular terjadi karena pelekukan kedalam dari stratum
germinativum sampai ke dalam dermis. Menurut bentuknya, kelenjar multicellular itu dapat
dibedakan lagi atas :
Kelenjar tubulus :
-
Berbelit sederhana, misalnya kelenjar keringat pada Mammalia. Muara kelnjar itu biasa
disebut “pori kulit”.
-
Bercabang sederhana, misalnya kelenjar keringat yang besar-besar pada ketiak
-
Majemuk, misalnya kelenjar mammae pada Monotremata.
Kelenjar itu sering juga diklarifikasikan menurut caranya bersekresi, yaitu :
Kelenjar merocrin, yaitu kelenjar yang tidak rusak pada waktu menghasilkan sekresinya,
misalnya kelenjar kulit yang unicellular
Kelenjar apocrin, yaitu yang sekretinya berkumpul pada ujung sebelah luar dari sel-sel kelenjar
itu. Pada waktu sekresi keluar, hanya sebagian cytoplasma yang hilang
sedangkan sebagian lagi serta nucleusnya tetap tidak mengalami
perubahan. Ump. Kelenja. Mamae.
Kelenjar-kelenjar itu dapat dibedakan menurut type sekretinya misalnya :
Kelenjar mucous, menghasilkan mucus (Ump kelenjar unicellular pada kulit Amphioxus,
Cyclostomata, Pisces, Amphibia. Kelenjar
Kelenjar sereous, menghasilkan sekresi yang berair. Misalnya klenjar keringat.
Klenjar lemak (minyak) misalnya kelenjar sebaceus pada Mamalia, kelenjar tersal pada
kelopak mata, yang dapat dianggap sebagai modifikasi dari kel.
Cebaceous.
ANATOMI PERBANDINGAN DARI KELENJAR KUILT
Amphioxus :
Padanya hanya terdapat kelenjar mucous tunggal type merocrin. Kebanyakan sel-sel piala
(gobletcell) tersebar diantara sel-sel epithelium yang menutup tubuhnya.
Cyclostomata :
Pada cyclostomata terdapat kelenjar kulit, yaitu : sel piala, sel-sel kelenjar yang bergranula,
sel-sel beaker, dan sel-sel benang, yang merupakan kelenjar mulitsellular type merocrin.
Pisces :
Pada kulit pisces terdapat kelenjar unicellular dan kelenjar mucous yang berbentuk saculus.
Capsula (“pembungkus”) pada ikan berparu-paru pada waktu ikan-ikan tersebut mengadakan
estivasi (“tidur musim panas”) dibentuk dari sekresi sel-sel mucus. (misalnya pada Lepidosiren
dan Protopterus). Banyak Elasmobranchii dan
Teleostei mempunyai kelenjar racun multicellular yang berfungsi protecitve.
Beberapa ikan Elasmobranchii dan Teleostei yang hidup di tempat-tempat juga dalm dan gelap
mempunyai organ-organ yang dapat menghasilkan sinar (phophorescent) yang disebut photophore
dalam kulitnya. Kelenjar kulit pada ikan yang lain, yaitu kelenjar pterygopodial, yang fungsinya
belum diketahui.
Amphibia :
Kuilt Amphibia sangat penting untuk bernafas, karena isi dari kelenjar mucous yang berbentuk
sacculus sederhana yang terdapat dalam stratum spongiosum (dermis). Ada juga kelenjar tacun
yang berbentuk sacculus sederhana pada kulit Amphibia, yang umumnya lebih besar dari kelenjar
mucous dan banyak terdapat pada sisi dorsal tubuhnya dan pada kaki belakangnya. Kelenjar
parotid yang terletak dekat membrana tymapaninya sebenarnya merupakan kelenjar racun.
Kelenjar-kelenjar kulit yang kusus pada bangsa Amphibia berbentuk tubulus, misalnya kalenjar
pada kaki belakangnya.
Kelenjar parotid yang terletak dekat membranan tymapaninja sebenarnya merupakan kelenjar
racun. Kelenjar-kelenjar kulit yang chusus pada bangsa Amphibia berbentuk tubulus, misalnya
kelenjar pada kaki Amphibia yang hidup di pohon-pohon kayu. Cakram pengisap pada jari-jarinya
membantu katak memanjat. Contoh lain, yaitu ibu jari yang berkelenjar (glandular thumbpad) pada
kodok (dongkang) jantan. Kelenjar unicellular terdapat pula pada moncong kecebong dan larva
Caudata. Fungsinya, melepaskan larve dari pembungkus telurnya. Kelenjar Lydig yang besar
terdapat pula pada epidermis Caudata, yang berupa kelenjar unicellular, yang fungsinya belum
diketahui dengan pasti.
Reptilia :
Berlawanan dengan Amphibia, maka kulit Reptilia itu kasar dan bersisik, yang disesuaikan dengan
cara kehidupan di darat. Sehubungan dengna ini maka kelenjar-kelenjar kehidupan di darat.
Sehubungan dengan ini maka kelenjar-kelenjar kulit praktis tidak ada. Kelenjar kulit pada Reptilia,
kebanyakan kelenjar Scent (“dedes”) yang berhubungan dengan keatfan sexual.
Buaya mempunyai dua pasang kelenjar kulit yang menghasilkan “musk (berbau keras). Sepasang
terletak di dalam kerongkongan dan sepasang lagi terletak tepat dalam muara cloacanya. Beberapa
bangsa ular mempunyai kelenjar pada daerah cloaca, yang menghasilkan cairan serupa susu
dengan bau yang kurang enak. Pada penyu-penyu yang tertentu terdapat kelenjar “musk” di bawah
rahang bawahnya sepanjang garis penghubung plastron dan caracenya.
Aves :
Seperti halnya dengan reptilia, maka kulit burung pun tidak mempunyai kelenjar. Biasanya
terdapat uropygial gland, yang terdapat pada sisi dorsal badannya pada pangkal uropygium (sisasisa tulang ekor). Kelenjar itu terdiri dari dua belahan yang dipisahkan oleh sebuah septum.
Dengan paruhnya burung itu mengambil sejumlah minyak dan meminjaki bulunya. Kelenjar
uropygial itu tumbuh sempurna pada burung-burung aquatic. Tidak semua burung mempunyai
kelenjar yang demikian. Pada Palaeognatae, belatuk dan beberapa varietas merpati, kelenjar tadi
tidak ada. Kelenjar kulit yang lain yang terdapat pada bangsa burung, yaitu kelenjar minyak pada
daerah telinga luar, misalnya kalkun Amerika.
Mamalia :
Kulitnya mempunyai banyak kelenjar. Pada garis besarnya terdapat dua jenis kelenjar,
yaitu : kelenjar sebaceous atau kelenjar minyak tersebar pada permukaan kulit. Dengan beberapa
perkecualian, maka pembuluh-pembuluh kelenjar ini bermuara pada follicle rambut. Sekresi
kelenjar ini menjaga kehalusan dan kelembutan rambut dan kulit, serta menimbulkan bau yang
chas pada tiap-tiap individu.
Kelenjar sebacous atau kelenjar minyak tersebar pada permukaan kulit. Dengan beberapa
perkecualian, maka pembuluh-pembuluh kelenjar ini bermuara pada follicle rambut. Sekresi
kelenjar ini menjaga kehalusan dan kelembutan rambut dan kulit. Serta menimbulkan bau yang
chas pada tiap-tiap individu. Kelenjar sebaceou yang tidak berhubungan dengan rambut terdapat
pada pojok mulut, bibir glans penis, permukaan dalam dari prepuce jenis, labia minora dan papilla
mamae. Kelenjar tarsal dari kelopak mata juga tidak mempunyai hubungan dengan rambut.
Kelenjar kecil-kecil, kelenjar Zeis, pada kelopak mata adalah kelenjar sebaceous yang bermuara
ke dalam follicle-follicle bulu mata.
Kelenjar keringat : atau kelenjar sudori parous pada manusia banyak sekali, kecuali pada
bibir, glans penis dan palung kuku. Kelenjar tersebut berupa kelenjar tubulus sederhana, kecuali
pada ketiak, yang terdapat bercabang-cabang.
Kelenjar keringat mempunyai dua buah fungsi utama, yaitu : a) mengeluarkan ampas-ampas
metabolisme dan b) menjaga agar suhu tubuh tetap. Keringat pada Hippopotamus kemerahmerahan dan pada Antilope Afrika Selatan berwarna kebiru-biruan.
Kuda banyak mempunyai kelenjar keringat. Demikian juga beruang dan Hippopotamus.
Yang tidak mempunyai kelenjar keringat (scaly ant eater). Pada beberapa jenis mammalia, kelenjar
keringat itu terdapat pada daerah-daerah tertentu. Pada Ornithoryncus, terdapat pada daerah
paruhnya, pada rusa terdapat disekeliilng pangkal ekornya, pada tikus dan kucing terdapat pada
sisi bawah kukunya. Basahnya moncong biri-biri, babi disebabkan karena adanya kelenjar
keringat. Kelenjar cerumenous atau kelenjar yang menghasilkan lilin terdapat pada lubang telinga
luar, lebih besar dari kelenjar-kelenjar keringat biasa, dan menghasilkan lilin telinga (“tilu”).
Kelenjar moll dari kelopak mata dan kelenjar cicum anal yang besar itu adalah modifikasi dari
kelenjar keringat. Scent gland (kelenjar bau) merupakan perubahan bentuk dari kelenjar keringat
atau kelenjar sebaceous, yang banyak terdapat pada mammalia dan berguna untuk daya tarik
kelamin yang lain. Dalam hal lain berguna juga untuk menghindarkan diri dari bahaya musuh.
Letak kelenjar ini bermacam-macam. Pada bangsa rusa dikepala, pada daerah matanya, pada
kebanyakan carnivora terdapat pada lubang anusnya. Skunk dan Weasle mempunyai kelenjar yang
bermuara pada rectumnya. Pada Rodentia pada lubang reproduksinya, kelelawar pada mukanya,
babi disela-sela kukunya, gajah diatas tulang temporalnya dan pada mammalia yang lain kadangkadang terdapat pada lengan kaki ataupun bagian tubuh lainnya.
Kelenjar mamae merupakan kelenjar keringat yang telah mengalami perubahan, karena
menghasilkan air susu. Pembuluhnya bermuara baik secara langsung ataupun tidak langsung pada
permukaan kulit. Metode sekresinya apocrin. Kelnjarini ini hanya aktif pada saat-saat yang tertentu
saja, yaitu sejak anaknya lahir dan selama anak itu menyusui. Aktivitas serta perkembangan
kelenjar ini ada dibawah pengaruh hormone.
Kelenjar mammae yang aktif bersekreti, terdiri dari lobulus-lobulus. Tiap-tiap lobulus
terdiri dari banyak aveolus, yang terdiri dari sel-sel sekretoris. Salurannya yang kecil dari tiap-tiap
alveolus bergabung menjadi pembuluh yang lebih besar dan selanjutnya bermuara keluar. Pada
kelenjar yang tidak aktif, alveolus dan lobulus menyusut, dan jaringan mammae hanya terdiri dari
pembuluh-pembuluh yang bercabang-cabang. Karena adanya jaringan adiposus (lemak) yang
mengelilingi pembuluh-pembuluh dan alveolus, maka buah dada itu semakin besar. Pada
monotremata kelenjar mammaenya berbentuk tubulus majemuk, dan tidak mempunyai putting
susu (nipple). Kelenjar itu bermuara pada kulit yang mendatar. Anaknya menggigik sekelompok
bulu induknya untuk mendapatkan air susu dengan jalan menjilat ataupun mengisap.
Kelenjar mammae pada Theria mempunyai putting susu (nipple/teat) yang diisap oleh
anaknya pada waktu menyusui. Ada kalanya terdapat pengertian khusus mengenai istilah “nipple”
dan “teat”, yang sebenarnya tidak selalu jelas perbedaannya. “Nipple” merupakan tonjolan pada
buah dada, tempat bermuaranya pembuluh mammae keluar. Pada beberapa mammalia, terdapat
hanya sebuah pembuluh yang sampai kepermukaan I Ump : Rodentia, Marsupialia, Insectivora
dan Primata. “Teat” atau “nipple palsu” terdapat pada kuda, sapi dan lain-lain. Berupa penonjolah
kulit pada daerah mammae, dan merupakan penonjolan yang besar. Pembuluh-pembuluh kelenjar
mamae bermuara pada (ke dalam) “cistern” pada pangkal “teat” itu dan air susu itu kemudian di
bawa oleh pembuluh sekonder kepermukaan. Lihat gambar Atwood halaman 99).
Walaupun nipple, taat dan jaringan mammae terdapat pada hewan-hewan betina sajalah berfungsi.
Sebagai perkecualian, kadang-kadang ada pula peristiwa gynecomastia, artinya kelenjar mammae
masih berfungsi pada hewan-hewan jantan.
Nipple dan teat itu umumnya berpasangan, dari satu pasang (ump. Pada manusia) sampai 11
pasang (ump. Pada insectivora). Kadang-kadang terdapat pula kelainan dari hal-hal yang normal.
Jika terdapat nipple lebih daripada normal, disebut hiperthelia, sedangkan jika kelenjar susu
ataupun buah dadanya lebih, disebut hypermastia atau polymastia.
Letak kelenjar mammae itu bermacam-macam, tergantung kepada sikap induknya waktu
menyusui anaknya. Anjing, kucing dan babi yang menyusui anaknya dengan cara berbaring,
mempunyai kelenjar mammae pada baris ventro lateral dari ketiak lipat pahannya. Kuda dan sapi
yang tetap berdiri pada waktu menyusui anaknya, mempunyai letak diantara kedua kaki
belakangnya. Gajah, terletak diantara kedua kaki depannya, ikan apus, pada daerah inguinal,
Primata yang hidup di pohon-pohon, mempunyai kelenjar mammae pectoral seperti pada ikan
diujung.
B. Sisik
Pada umumnya sisik dapat dibedakan atas dua jenis yaitu : sisik epidermal dan sisik dermal.
Sisik epidermal berasal dari stratum germinativum yang berzat tanduk, dan terutama terdapat pada
Tetrapoda yang hidup di darat. Ada juga terdapat pada Amphibia, tetapi pertumbuhannya yang
sempurna sekali pada Reptilia, Aves dan Mammalia. Sisik epidermal ini (dengan sedikit
perkecualian) biasanya terlepas dan diganti dengan yang baru. Sisik dermal terletak di dalam
dermis dari kulit dan berasal dari mesenchym, terutama terdapat pada Pisces.
Amphioxus :
Pada kulitnya tidak terdapat sisik.
Cyclostomata :
Pada Cyclostomata yang hidup sekarang tidak terdapat sisik. Gigi epidermal yang terdapat
pada corong pipi dan pada lidahnya adalah sisih epidermal yang telah mengalami perubahan.
Pisces :
Pada Pisces tidak terdapat sisik epidermal, yang ada hanyalah sisik dermal dan membentuk
kerangka kulit. Bentuknya bermacam-macam. Tidak semua ikan mempunyai sisik. Yang tidak
bersisik, misalnya : Catfish, Electric ray.
Sisik ikan tidak berwarna. Chromatophora, yang memberi warna pada ikan terletak pada bagian
luar dari dermis, baik di atas maupun di bawah sisik.
Pada ikan-ikan yang sudah menjadi fosil dan ikan-ikan yang primitif, terdapat dua macam sisik,
yaitu :
1) Sisik cosmoid, pada bagian luarnya tertutup oleh lapisan cosmine, yaitu suatu material
serupa dentin. Di bawahnya terdapat lapisan tulang sedangkan pada bagian sebelah dalam
dilapisi oleh tulang berlapis-lapis, yang disebut isopedin. Sisik ini terdapat pada
Grossopterygii (Subclass Choanichtyes, Superorde Crossopterygii Crossopterygii
(Subclass Choanichtyes, Superorde Crossopterygii).
2) Sisik ganoid tidak mempunyai cosmine, dan hanya terdiri dari dua lapis, yaitu yang sebelah
luar ganoine dan lapisan dasar tulang berlapis-lapis (stratified bone). Kedua lapisan ini
berasal dari mesoderm. Misalnya pada Polypterus.
Sisik paleoniscoid merupakan peralihan antara sisik cosmoid dan ganoid. Lapisanya dari luar ke
dalam berturut-turut : dentin, cosmine dan isopedine. Terdapat pada ikan-ikan yang sudah punah
(Paleoniscoid). Weichert menyebutkan, bahwa ikan Polypterus mempunyai sisik palaeoniscoid
ganoid dan lapisosteoid ganoid (ump. Pada ikan “gar pike”).
Sisik dermal pada ikan yang terkenal ada empat macam, yaitu : sisik ganoid, sisik placoid, sisik
ctenoid dan cycloid.
Sisik ganoid, satu sama lain tersusun seperti ubin lantai dan berderet dengan arah diagonal. Pada
Amia terdapat sisik ganoid pada kepalanya, sedangakn pada ikan sturgeon (ikan steur) mempunyai
sisik yang serupa pada darah ekor. Pada ikan-ikan ini sisik tersebut telah mengalami perubahan
dari bentuk aslinya, karena padanya tidak terdapat lagi lapisan ganoin.
Sisik placoid. Dengan beberapa perkecualian (misalnya pada ikan Chimaeras), sisik ini hanya
terdapat pada Elasmobranchii saja. Tiap-tiap sisik terdiri dari : lempeng dasar (basal bony plate)
yang melekat didalam dermis. Dari lempeng dasar ini terdapat duri yang mengarah kebelakang.
Duri ini terdiri dari dentine dan terbungkus oleh lapisan yang keras. Yang disebut vitrodentine.
Keduanya berasal dari mesoderm. Di dalam duri itu terdapat rongga sumsum (pulp cavity), yang
bermuara kelempeng dasar.
Sisik ctenoid terdapat pada kebanyakan teleostei.
Sisik cycloid, pada garis besarnya berbentuk lingkaran. Ikan-ikan flounder mempunyai sisik
cycloid pada bagian bawah dan sisik ctenoid pada bagian atas tubuhnya.
Sisik ini terdiri dari dua lapis, yang sebelah luar keras (bony) dan yang sebelah dalam fibrous.
Perbedaan sisik ctenoid dan cycloid, hanyalah pada tepinya yang bebas bergerigi. Sisik cycloid
dan ctenoid satu sama lain salign menutup (imbricata).
Amphibia :
Kulit amphibia yang modern tidak mempunyai sisik, kecuali pada beberapa kodok (toad)
dan beberapa cecilian yang tidak berkaki serta hidup di dalam lubang-lubang dalam tanah.
Kulitnya umumnya halus dan basah.
Reptilia :
Pada reptilia terdapat sisik epidermal dan sisik dermal dan kedua jenis sisik ini sering
berhubungan satu sama lain.
Sisik epidermal : Pada kelas Reptilia terdapat sisik epidermal yang tumbuh sempurna. Kita
bedakan dua type umum, yaitu : yang terdapat pada ular dan kadal dan yang kedua yaitu yang
terdapat pada penyu dan buaya.
Pada jenis yang pertama tiap-tiap sisik menonjol (mengarah) kebelakang dan menutup sisik yang
dibelakangnya. Ular dan kadal mengalami ecdysis secara periodik. Frekwansi pergantian kulit itu
tergantung kepada beberapa faktor, misalnya: jumlah makanan, aktivitas kelenjar thyroid dan
hypophyse pars anterior.
Pada kebanyakan penyu sisik epidermalnya menutupi plastron dan carapace. Sisik dermal : contoh
yang baik terdapat pada penyu. Lempeng tulang membentuk kerangka dermal yang kuat yang
berhubungan erat dengan endosekeleton.
Aves :
Sisik epodermal seperti jenis-jenis yang terdapat pada Reptilia terdapat pada kakinya. Bulu
(feather), yang chusus terdapat pada bangsa Aves, sebenarnya merupakan perubahan bentuk dari
sisik reptilia. Pada umumnya dapat dibedakan tiga jenis bulu, yaitu :
1) Plumae = Contour faather, menutupi seluruh tubuhnya. Bulu yang terbesar adalah bulu sayap
(remiges) dan bulu ekor (rectrices). Inilah blu yang chas
2) Plumule = Down feather, terdapat pada anak burung, terdapat di bawah contour feather.
Mempunyai barb. Rachisnya tidak ada.
3) Filoplume, serupa rambut, mempunyai rachis yang panjang dan pada ujungnya terdapat barb
sedikit.
Untuk membandingkan ketiga jenis bulu tersebut, ada baiknya disebutkan dahulu, bahwa bulu
yang lengkap (ideal) mempunyai enam bagian, yaitu :
(a) Calamus, melekat pada kulit dan meletakkan bulu tersebut.
(b) Rachis, merupakan sumbu utama bulu itu. Dan memberikan kekuatan pada bulu tersebut.
(c) Vane, yaitu bagian yang terbentang sepanjang rachis.
(d) Aftershaft, yaitu bulu kedua, yang tumbuh dari pertemuan (perbatasan) calamus dan rachis
(e) Inferior umbilicus, adalah lubang pada ujung proximal calmamus
(f) Superior umbilicus, yaitu lubang sempit yang berhubungan dengan rongga calamus bagian
bawah, yaitu tepat di bawah aftershaft.
Vane itu sebenarnya tersusun dari barb yang terletak asymetris sepanjang rachis. Barb itu
bercabang-cabang yang disebut barlets dan barbicle. Untuk jelasnya lihat gambar Atwood hal 112.
Bulu tersebut tidaklah merata dalam tubuh burung itu. Tetapi menurut jalur-jalur (tracts) yang
disebut pterylae. Jalur-jalur yang tidak ada bulunya disebut apterylae. Pada burung pinguin dan
burung unta tidak terdapat apterylae.
Mammalia :
Kecuali tulang membran dari tengkorak, kebanyakan mammalia tidak mempunyai skeletal
dermal. Pada Armadillo terdapat lempeng tulang yang terletak di bawah sisik epidermalnya. Ikanikan paus yang tertentu mempunyai lempeng tulang pada punggungnya dan sirip dorsalnya. Sisik
epidermal pada mammalia umumnya terdapat pada ekor dan cakar, yang sering berhubungan
dengan rambut (bulu = hair).
Pemakan semut badannya tertutup oleh sisik epidermal yang besar-besar yang saling menutup,
berzat tanduk, kecuali pada bagian ventralnya. Bentuknya seperti sisik Reptilia, tetapi tanggal satu
persatu. Sisik epidermal pada Armadillo bersatu membentuk lempeng di atas kepala, bahu, bagian
belkang (kira-kira seperempat bagian) dan sabuk yang melinkar pada bagian tengah badannya.
Pada ekor Rodentia seperti tikus, beaver, terdapat sisik seperti pada Reptilia, tetapi tidak banyak
mengandung zat tanduk dan tidak mengalami ecdysis.
C. Rambut, Cakar, Kuku dan Teracak
Rambut (hair) hanya ada pada mammalia saja. Selama dalam pertumbuhan embryo,
kebanyakan tubuh mammalia tertutup oleh rambut halus, yang disebut lanugo, kecuali pada
telapak tangan dan kaki. Rambut ini kemudian tanggal sebelum lahir. Rambut itu semata-mata
berasal epidermal. Dalam pertumbuhannya, terjadi penebalan epidermis yang menonjol ke arah
dermis dan achirnya mencekung pada ujung bawahnya. Dermis yang masuk kedalam cekungan itu
membentuk papilla rambut. Selanjutnya tonjolan epidermis tadi terbelah demikian rupa, sehingga
terbentuk central shaft. Celah-celahnya membentuk folllicle. Dalam follicle itulah terletak rambut.
Sementara itu dinding follicle itu membentuk kucup, yang kemudian menjadi kelenjar sebaceous,
yang bermuara ke dalam follicle rambut. Di dalam follicle ini, batang rambut itu (hair shaft)
dikelilingi oleh dua lapisan sel, yaitu : di sebelah dalam lapisan Huxley sedangkan yang disebelah
luar lapisan Henle. Batang rambut itu terdiri dari tiga bagian, yaitu : ditengah-tengah terdapat
medulla, kemudian terdapat lapisan cortex dan lapisan yang paling luar adalah cuticula. Pada dasar
follicle itu rambut itu sedikit menggembung, dan disebut “akar rambut”. Untuk jelasnya lihatlah
gambar Weichert halaman 96.
Cakar, kuku dan teracak merupakan bagian yang keras pada ujung digiti, berasal dari
lapisan tanduk intergumen. Cakar, kuku dan teracak terbentuk dengan cara yang sama. Jadi,
ketiganya homolog. Cakar terdiri dari lempeng dorsal, yang disebut unguis dan lempeng ventral,
yang disebut subunguis, atau solehorn. Unguis lebih sempurna tumbuhnya.
Kuku, ungusinya lebar dan gepeng, sedangkan subunguisnya mengalami reduksi.
Teracak, unguis pada teracak ungulata melengkung dan melingkungi sebunguis di
dalamnya. Untuk mencegah agar unguis kuda itu tidak lekas aus, maka diberilah sepatu besi.
D. Tanduk dan Antler (tanduk bercabang)
Kecuali pada beberapa jenis kadal, maka tanduk itu hanya terdapat pada mammalia.
Beberapa Dinosaurus mempunyai tanduk pada kepalanya terdiri dari penonjolan tulang yang
mungkin tertutup oleh lapisan epidermis yang berzat tanduk. Di Amerika Serikat barat daya
terdapat “horned toad”, yang mempunyai struktur semacam itu pada kepalanya. Diantara
mammalia, maka tanduk itu hanya terdapat pada Ordo Artiodactyla dan pada badak (dari ordo
Periisodactyla). Tanduk ada empat type : yaitu :
1. Keratin fiber horns. Type ini hanya terdapat pada badak, terdapat pada tulang nasal.
Tanduk ini terdiri dari berkas serabut-serabut yang asal dan strukturnya menyerupai
rambut. Pada badan India terdapat satu tanduk, sedangkan pada badak Afrika terdapat dua
buah yang lebih besar terletak di sebelah anterior.
2. Tanduk berongga terdapat pada sapi, biri-biri, kambing dan lain-lainnya. Tiap-tiap tanduk
itu terdiri dari penonjolan tulang frontal yang tertutup oleh lapisan epidermis yang berzat
tanduk. Rongga tanda itu berhubungan dengan sinus frontal. Lapisan tanduknya tidak
tanggal. Pada beberapa jenis hewan, hanya hewan jantan saja yang bertanduk.
3. Pronghorn, type ini terdapat hanya pada antelop, yaitu Antilocapra americanan di
Amerika Serikat bagian barat. Tanduk ini terdiri dari penonjolan tulang frontal, yang
diselubungi oleh epidermis yang berzat tanduk. Selubung ini umumnya bercabang satu
(“prong”) tetapi ada juga didapati yang bercabang tiga. Lapisan tanduk itu tiap-tiap tahung
tanggal, dan di atas penonjolan tulang tadi selalu terbentuk lagi lapisan baru dari epidermis.
4. Antler (tanduk rusa), Rusa jantan mempunyai tanduk bercabang juga menonjol dari
tulang frontalnya. Hanya pada reindeer dan caribou (rusa 2 kutub) tanduk itu terdapat pada
hewan jantan maupun betina. Anthler itu terdiri dari tulang yang keras, berasal dari
mesoderm.
Pada hewan jantan yang masih muda terdapatlah / penonjolan tulang frontal, yang tertutup
oleh kulit yang lembut. Material-material yang diperlukan untuk pertumbuhan strukutr tersebut di
bawa oleh darah. Pada saat ini Antler itu disebut “in velvet” (seperti tertutup oleh tikar permadani).
Dan sensitif sekali. Tanduk ini tiap kali tanggal dan jika tumbuh lagi, cabangnya selalu bertambah.
Pertumbuhan antler ini diatur oleh hormone yang dihasilkan oleh testes dan hypophyse pars
anterior.
Pada jerapah terdapat antler, baik pada hewan betina maupun jantan. Tanduknya kecil, dan
selamanya “in velvet”. Tanduk ini tidak pernah tanggal. Atwood menempatkan tanduk jerapah ini
pada klassifikasi yang berdiri sendiri dan tidak menggolongkan ke dalam antler.
FUNGSI KULIT
Setelah dibicarakan dengan panjang lebar mengenai kulit dan derivat-derivatnya, maka akan
dijelaskan fungsi kulit yang tersebut dibawah ini.
A.Fungsi Pokok :
Sebagai pelindung terdapat gangguan mekanis, kekeringan, kedinginan, kepanasan,dan terhadap
penglihatan musunya yang akan memangsanya dengan adanya lapisan tanduk, sisik tulang, lendir
dari kelenjar lendir, lapisan tanduk, bulu, rambut, lapisan lemak dalam corium dan subcutis,
kelenjar keringat, pigmen dalam epidermis dan dermis dalam bulu/rambut, adanya perubahan
warna
B. Fungsi tambahan :
1) Bekerja sebagai alat pernafasan (katak)
2) Membantu pekerjaan ginjal (mengeluarkan hasil metabolisme)
3) Untuk alat gerak (sayap burung, lipatan kulit kelelawar
4) Sebagai indra peraba (adanya ujung-ujung saraf
5) Sebagai tempat reserve kalori (lapisan lemak)
6) Untuk menarik jenis kelamin lain
7) Sebagai alat sekresi (klenjar mamae)
8) Mengambil bagian dalam pembentukan tulang tengkorak (dermal bone)
Download