Uploaded by User101394

STRATEGI DAN MANFAAT MANAJEMEN KONFLIK DI HOTEL

advertisement
MAKALAH STRATEGI DAN MANFAAT MANAJEMEN KONFLIK
MATA KULIAH MANAJEMEN KONFLIK DI HOTEL
DOSEN PENGAMPU: Dr. Drs. Kadarisman Hidayat, M.Si
DISUSUN OLEH KELOMPOK 1
AIZATUL A’YUN
(194140314111005)
PUTRI RUNDING SETYOWATI
(194140314111006)
ALDI SETYA PRATAMA
(194140314111040)
PRODI D4 MANAJEMEN PERHOTELAN
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah
Manajemen Konflik di Hotel tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diampu
oleh Bapak Dr. Drs. Kadarisman Hidayat, M.Si selaku dosen mata kuliah Manajemen Konflik
di Hotel, Program Studi Manajemen Perhotelan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah pengetahuan tentang Manajemen Konflik di Hotel bagi yang membacanya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Drs. Kadarisman Hidayat, M.Si
selaku dosen pengampu mata kuliah ini. Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun
masih kurang sempurna. Oleh karena itu, kami berharap pembaca dapat memberikan saran
untuk makalah ini. Terima kasih.
STRATEGI DAN MANFAAT MANAJEMEN KONFLIK DI HOTEL
A. Pengertian konflik
Konflik dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal yang mendasar dan
esensial. Konflik memiliki kekuatan yang membangun. Oleh sebab itu, konflik adalah
proses yang wajar terjadi dalam suatu kelompok atau masyarakat.
Menurut Killman dan Thomas, konflik adalah kondisi terjadinya ketidak
cocokan antar nilai atau tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu
mapupun dalam hubungannya dengan orang lain.Kondisi tersebut dapat mengganggu,
bahkan menghambat tercapainya emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan
produktivitas kerja.
Menurut zein (2001) konflik yaitu sebuah perdebatan atau pertandingan untuk
memenangkan atau memperjuangan sesuatu. Ketidak sejujuran terhadap sesuatu,
argumentasi, pertengkaran atau perdebatan. Perjuangan, peperangan atau konfrontasi.
Keadaan yang rusuh, ketidak stabilan gejolak atau sebuah kekacauan.
Sedangkan menurut Ariyono Suyono, konflik adalah proses atau keadaan dimana dua
belah pihak berusaha menggagalkan tercapainya tujuan masing masing disebabkan
adanya perbedaan pendapat, nilai-nilai ataupun tuntutan dari masing-masing pihak.
Konflik dapat terjadi dimana saja, termasuk di industri perhotelan. Konflik
dapat dipicu oleh kegiatan yang mengganggu aktivitas kerja seperti ketidaksamaan
persepsi. Oleh sebab itu, diperlukan manajemen konflik yang baik untuk mengatasinya.
B. Definisi manajemen konflik
Secara etimologi manajemen berarti kepemimpinan, proses, pengaturan,
menjamin kelancaran jalannya pekerjaan dalam mencapai tujuan dengan pengorbanan
sekecil-kecilnya. Sehingga dapat diartikan bahwa manajemen adalah mengelola.
Menurut Mary Parker Vollett, manajemen merupakan seni dalam menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain.
Manajemen
memiliki
pengertian
sebagai
proses
perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi
dan penggunaan sumber daya dan sumber daya organisasi lainnya.
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku ataupun
pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pendekatan yang
berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi dari pelaku
ataupun pihak luar dan cara mempengaruhi kepentingan dan interpretasi.
Minnery menyatakan bahwa manajemen konflik merupakan proses, sama
halnya dengan perencanaan kota merupakan proses. Sehingga manajemen konflik
dimaksudkan sebagai sebuah proses terpadu menyeluruh untuk menetapkan tujuan
dalam penanganan konflik.
Menurut komaruddin, konflik dapat berarti perjuangan mental yang disebabkan
tindakan-tindakan atau cita-cita yang berlawanan. Oleh sebab itu, manajemen konflik
adalah seni yang mengatur dan mengelola konflik yang ada pada sebuah organisasi atau
industri pekerjaan agar menjadi fungsional bermanfaat bagi peningkatan efektivitas dan
prestasi.
Dalam industri perhotelan juga membutuhkan manajemen konflik di hotel
untuk mengelola konflik yang terjadi antara owner, karyawan, tamu, maupun supplier.
Hal itu diharapkan agar konflik dapat dikendalikan dan dapat ditemukan solusi atas
konflik yang terjadi.
C. Ciri-ciri konflik
Ada beberapa ciri mengenai konflik diantaranya
a.
Adanya dua pihak atau seorangan ataupun kelompok yang terlibat dalam suatu
interaksi yang saling bertentangan.
b.
Timbul pertentangan antara dua pihaksecara perseorangan atau kelompok
dalam mencapai tujuan , memainkan peran dan adanya nilai-nilai atau norma yang
saling berlawanan
c.
Munculnya interaksi yang ditandai dengan perilaku yang direncanakan untuk
saling meniadakan, mengurangi, dan menekan terhadap pihak lain agar dapat
memperoleh keuntungan, seperti status, jabatan, tanggung jawab, pemenuhan berbagai
macam kebutuhan fisik: sandang-pangan,materi dan kesejahteraan atau tunjangan
tertentu: mobil, rumah, bonus atau pemenuhan kebutuhan sosio-psikologis, seperti rasa
aman, kepercayaan diri, kasih, penghargaan dan aktualisasi diri.
d.
Munculnya Tindakan yang saling berhadapan sebagai akibat pertentangan yang
berlarut-larut.
e.
Munculnya ketidakseimbangan akibat dari usaha masing-masing, pihak yang
terkait dengan kedudukan, status social, pangkat golongan, kewibawaan, kekuasaan,
harga diri,prestise dan sebagainya.
D. Sumber-sumber konflik dalam diri individu
1. Konflik yang berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai (goal conflict)
Ada tiga jenis konflik yang berkaitan dengan dengan tujuan yang hendak dicapai
(goal conflict), yaitu sebagai berikut:
a. Approach-approach conflict, yaitu orang didorong untuk melakukan
pendekatan positif terhadap dua persoalan atau lebih, tetapi tujuan yang
dicapai saling terpisah satu sama lain.
b. Approach-avoidance conflict, yaitu orang didorong untuk melakukan
pendekatan terhadap persoalan yang mengacu pada satu tujuan dan waktu
yang sama didorong untuk melakukan terhadap persoalan tersebut dan
tujuanya dapat mengandung nilai positif dan negative bagi orang yang
mengalami konflik.
c. Avoidance-avoidance conflict, yaitu orang didorong untuk menghindari dua
atau lebih hal yang negative, tetapi tujuan yang dicapai saling terpisah satu
sama lain.
Dalam hal ini approach-approach conflict merupakan jenis konflik yang mempunyai
risiko paling kecil dan mudah diatasi, serta akibatnya tidak fatal.
2. Konflik yang berkaitan dengan peran dan ambigius.
Dalam organisasi, konflik sering terjadi karena adanya perbedaan peran dan ambigius
dalam tugas dan tanggung jawab terhadap sikap, nilai, dan harapan, yang telah
ditetapkan dalam suatu organisasi . filley and House memberikan kesimpulan atas
hasil penyelidikan, kepustakaan mengenai, konflik peran dalm organisasi, yang
dicatat melalui indikasi-indikasi yang dipengaruhi oleh empat variable pokok yaitu:
a. Mempunyai kesadaran akan adanya konflik peran
b. Menerima kondisi dan situasi jika muncul konflik yang membuat tekanan
dalam pekerjaan
c. Memiliki kemampuan untuk menoleransi stress
d. Memperkuat sikap/sifat pribadi lebih tahan dalam menghadapi konflik yang
muncul dalam organisasi.
E. Tujuan manajemen konflik di hotel
Tujuan utama manajemen konflik di hotel adalah untuk membangun dan
mempertahankan kerja sama yang kooperatif dengan para bawahan, teman sejawat,
atasan, dan pihak luar hotel.
Situasi dan tujuan manajemen konflik di hotel secara keseluruhan yaitu sebagai berikut
:
1. Pencegahan konflik bertujuan untuk mencegah timbulnya konflik yang keras.
2. Penyelesaian konflik bertujuan untuk mengakhiri perilaku kekerasan melalui
persetujuan damai.
3. Pengelolaan konflik bertujuan untuk membatasi dan menghindari kekerasan dengan
mendorong perubahan perilaku positif bagi pihak-pihak yang terlibat.
4. Resolusi konflik menangani sebab-sebab konflik dan berusaha membangun
hubungan baru dan tahan lama di antara kelompok-kelompok yang berkonflik.
5. Transformasi konflik mengatasi sumber-sumber konflik sosial dan politik yang
lebih luas dan berusaha mengubah kekuatan sosial dan politik yang positif.
Tahapan-tahapan tersebut merupakan satu kesatuan yang harus dilakukan dalam
mengelola konflik sehingga setiap tahap akan melibatkan tahap sebelumnya, misalnya
pengelolaan konflik yang akan mencakup pencegahan dan penyelesaian konflik.
F. Strategi manajemen konflik di hotel
Bagi perusahaan yang bergerak dibidang jasa seperti Hotel. Indicator bahwa
perusahaan dapat mencapai kesuksesannya yaitu Ketika pelanggan atau pengunjung
puas dengan kualitas pelayanan yang diberikan. Kepuasan pelanggan merupakan
prioritas dan hal vital bagi industry hotel.
Dimana kepuasan pelanggan akan berpengaruh pada penilaian Hotel, sehingga dapat
menaikkan bahkan dapat menurunkan ratting branding Hotel. Apabila karyawan
internal bermasalah, maka akan sangat berpengaruh dengan kualitas pelayanan yang
diberikan oleh karyawan kepada pengunjung atau konsumen.
Adapun masalah atau konflik yang sering terjadi dalam industry Hotel yaitu masalah
yang berhubungan dengan ketrampilan, pengetahuan dan sikap yang kurang baik saat
bekerja, serta seringnya terjadi konflik antar departemen . seperti
-
Karyawan yang tidak menguasai bidang pekerjaan yang digelutinya.
-
Karyawan tidak sering meng-upgrade dirinyamengenai wawasan dan pengetahuan,
terlebih mengenai teknologi yang sedang digunakan oleh Hotel.
-
Karyawan terkadang kurang sabar, empati, atau tidak jujur. Sedangkan dalam
industry perhotelan membutuhkan ketelatenan untuk melayani tamu dan
memuaskan pelanggan.
-
Perselisihan yang timbul akibat miskomunikasi antara karyawan hotel. Karena
kurangnya kolaborasi dan koordinasi.
Masalah ini apabila tidak secepatnya diselesaikan maka akan memberikan efek
negative yang jauh lebih besar. Skills, Knowledge, Attitude yang bermasalah akan
berdampak langsung kepada customer Hotel. Sedangkan konflik antar departemen akan
mengakibatkan tingginya turnover karyawan karena tidak ada keharmonisan antar
karyawan departemen. Oleh karena itu untuk menyelesaikan masalah ini, manajemen
harus mengetahui factor-faktor penyebab timbulnya masalah ini.
Adapun factor penyebab terjadinya permasalahan SDM Hotel ini yaitu;
a. Kesalahan prosedur rekruitmen karyawan Hotel
b. Tidak adanya training yang berkelanjutan
c. Teamwork yang tidak solid
d. Kurangnya kolaborasi, koordinasi kolaborasi antar departemen
e. Job description yang terlalu rumit dan tidak efektif
f. Teknologi informasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan
Untuk mengatasi masalah di atas, strategi yang digunakan oleh perusahaan Hotel
sebagai berikut:
a. Seleksi karyawan yang masuk dengan professional.
Nepotisme saat perekrutan karyawan mungkin menjadi salah satu cara untuk
menemukan kandidat dengan cepat. Namun hal tersebut tidak berarti bahwa HRD
tidak professional dalam merekrut karyawan. Tetapkanlah job spesifikasi yang
benar. Seperti penambahan ketentuan sertifikasi dan soft skill yang memang cocok
dengan kondisi perhotelan.
Selain itu membuat prosedur rekruitmen yang tidak akan membebani tim. kita harus
memikirkan cara yang paling efektif dan efisien untuk rekrutmen. Dimana telah
diketahui bagaimana proses cara mendapatkan karyawan yang sesuai dengan
kriteria perusahaan tidaklah mudah. Salah satunya yaitu dengan menggunakan
tekonologi yang akan mempersingkat waktu dan membantu anda memoderenisasi
proses rekrutmen.
b. Memperbaiki alur kerja yang tidak efisien
Memastikan bahwa deskripsi pekerjaan setiap posisi kerja sudah layak dan sesuai.
Job description yang tidak jelas dan alur koordinasi yang rumit akan menyulitkan
karyawan melaksanakan tugasnya dengan baik. Perubahan sangat perlu, tetapi
bagaimana cara kita memanage perubahan menentukan berhasilnya tidak metode
yang kita gunakan. Dengan cara membuat alur kerja sesimpel dan seefisien
mungkin.
c. Bangun Kerjasama dengan membuat teamwork yang solid.
Seperti pada umumnya sebuah tim, pasti memiliki kelemahan dan kekuatan. Salah
satu dibentuknya sebuah tim adalah saling melengkapinya sebuah anggota tim
dalam melaksanakan tugas. Apabila salah satu anggota tim lemah, maka diharapkan
anggota tim yang lain dapat menutupi kekurangan tersebut. Sehingga pekerjaan
dapat terselesaikan secara cepat dan menghasilkan kinerja yang jauh lebih baik.
Begitu juga di industry perhotelan. Dimana struktur hotel tersebut bertingkat, rumit
dan kompleks. Beberapa tim dan departemen. Seperti contoh: tim front office,
marketing, HR, restoran harus bekerja sama dan berkolaborasi antar tim. jadi tidak
jarang ditemukan terjadi perselisihan antar departemen pada industry perhotelan
diakibatkan miskomunikasi antar departemen. Maka solusi terbaik yaitu
manajemen perlu mencari cara dan alternatif untuk meningkatkan kolaborasi antar
tim.
d. Menjaga komunikasi tim kerja
Menjaga komunikasi dengan tim kerja. Baik dengan anggota tim atau dengan
anggota antar tim, dengan komunikasi secara tidak langsung anggota tim saling
mengetahui karakteristik dan cara kerja masing-masing. Maka akan terbentuk
sebuah kerja sama yang baik. Menjaga komunikasi sangat penting untuk dilakukan.
Pastikan kita telah memenuhi kebutuhan alat komunikasi yang dapat digunakan
dimana saja dan kapan saja. Kita bisa memanfaatkan google hangout sebagai solusi
permasalahan ini. Selain google hangout, komunikasi dapat dilaksanakan dengan
cara membuat grub watsapp, line, zoom, atau google meet dan eikon technology.
Eikon Technology adalah google premier partner di Indonesia yang menyediakan
G suites sebagai solusi permasalahan produktivitas kerja. Dengan menggunakan g
suite komunikasi, kolaborasi dan cara kerja perusahaan akan lebih efektif dan
efisien, sehingga produktivitas kerja akan semakin meningkat. Seiring dengan hal
itu, maka kepuasan pelanggan hotel juga akan meningkat.
Menurut Thomas,K.W., dan R.H. Kilmann terdapat 5 Strategi Manajemen konflik
dalam organisasi, sebagai berikut:
1. Akomodatif (accommodating)
Yaitu strategi atau gaya mengatasi konflik dengan mengalah atau mengorbankan
kepentingan diri sendiri dan rela untuk mengorbankan segalanya demi untuk
mempertahankan hubungan dengan pihak lain yang sedang konflik. Strategi ini
akan lebih efektif apabila pihak lain yang sedang konflik tersebut adalah lebih
professional atau memiliki solusi yang lebih baik dalam mengatasi suatu masalah
yang terjadi. Strategi ini juga dapat digunakan apabila suatu yang terjadi tidak
begitu penting bagi kita sendiri. Strategi ini sering digunakan dalam menyelesaikan
konflik antar karyawan dalam Hotel
2. Menghindari (avoiding)
Yaitu strategi yang menghindari pengambilan keputusan dalam bentuk apapun
dalam sebuah konflik. Strategi ini hanya dapat digunakan apabila suatu
permasalahan yang menimbulkan konflik tersebut adalah kurang penting. Biasanya
orang yang menggunakan strategi ini akan berharap masalah akan selesai dengan
sendirinya. Namun perlu diketahui bahwa strategi menghindari ini bukanlah strategi
jangka Panjang yang baik. Dalam strategi ini tidak ada pihak yang jadi pemenang
ataupun kalah.
3. Berkolaborasi (collaborating)
Strategi atau gaya ini berusaha untuk memuaskan semua pihak yang sedang konflik.
Diperlukan diskusi bersama tentang semua permasalahan dan mencari solusi-solusi
terbaik serta diperlukan kejujuran dan komitmen dari semua pihak. Gaya kolaborasi
ini adalah cara yang sangat berguna untuk menggabungkan wawasan dari orangorang dengan perspektif yang berbeda tentang suatu masalah dan hasilnya dapat
menjadi komitmen yang kuat untuk solusi dari masing-masing pihak.
4. Bersaing (competing)
strategi dengan pendekatan “win-lose” atau “menang-kalah” dimana kita berusaha
untuk memenangi konflik ini dengan mengalahkan pihak lain atau “I Win, You Lose.
Kita bertindak dengan sangat tegas untuk mencapai tujuan kita tanpa bekerjasama
dengan pihak lain dan bahkan dengan mengorbankan pihak lain. Strategi
Competing ini mungkin cocok untuk keadaan darurat atau ketika membutuhkan
tindakan yang cepat dan tegas dalam hotel.
5. Berkompromi (compromising)
strategi yang menggunakan pendekatan “lose – lose” atau “kalah – kalah” dimana
semua pihak yang sedang dalam konflik bersedia untuk mengalah atau tidak
mendapatkan apa yang sebenarnya mereka inginkan demi menjaga hubungan dan
kepentingan bersama. Strategi ini biasanya digunakan pada saat kedua belah pihak
ingin bekerjasama dan memiliki tujuan yang sama pentingnya serta kekuatan yang
setara. Strategi ini sering digunakan oleh para pebisnis untuk negosiasi kontrak
dalam berbisnis. Dengan kata lain, strategi ini adalah strategi memenangkan sesuatu
dengan kalah sedikit.
Ada berbagai konflik yang muncul di hotel. Konflik tersebut bisa muncul dari customer,
supplier, antar rekan kerja, bahkan dengan atasan. Seperti sebagai berikut :
1. Customer
Customer tidak puas merupakan salah satu penyebab utama konfllik. Terkadang hal
yang membuat customer tidak puas bisa terdengar tidak masuk akal. Namun bagi
customer sangat penting.
Contohnya seperti berikut :
-
Kurang atau buruknya pelayanan yaitu saat customer dibiarkan menunggu
terlalu lama, perlakuan staff hotel yang kasar dan tidak ramah, hingga
mimimnya pengetahuan para staff hotel mengenai produk ataupun fasilitas yang
ada di hotel tentu saja akan membuat customer merasa kesal.
-
Ekspektasi yang tidak terpenuhi yaitu customer merasa kecewa karena apa yang
mereka lihat pada iklan ternyata tidak sesuai realita yang didapatkan. Oleh
sebab itu, sebaiknya hotel berhati-berhati dalam melakukan promosi dengan
menawarkan produk dan fasilitas yang bagus kepada customer. Namun produk
dan fasilitas tersebut tidak sesuai dengan ekspektasi customer, tentu akan
membuat harapan palsu bagi customer.
2. Supplier
Supplier merasa dirugikan apabila barang yang yang disediakan atau layanan yang
ditawarkan pada hotel tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Contohnya sebagai berikut :
-
Supplier bahan mentah yaitu daging untuk restoran di hotel mendadak rugi
karena daging yang biasa di sediakan untuk hotel harus dikurangi dengan alasan
daging tersebut kurang laku dalam penjualan beberapa bulan terakhir di restoran
hotel. Oleh sebab itu, diperlukan adanya planning yang matang dari pihak hotel
untuk bekerja sama dengan supplier mengenai jumlah daging yang seharusnya
disediakan agar tidak mengurangi pembelian daging dari supplier.
-
Penyedia layanan WiFi untuk fasilitas hotel harus menanggung perbaikan WiFi
jika terjadi trouble atau bahkan rusak karena kendala lainnya. Oleh sebab itu,
diperlukan perawatan yang baik dari teknisi hotel agar meminimalisir trouble
atau bahkan rusak sehingga harus dilakukan perbaikan dari pihak penyedia
layanan tersebut yaitu pihak penyedia layanan WiFi.
3. Antar rekan kerja
Seringkali dijumpai konflik antar rekan kerja atau para staff hotel di tempat kerja.
Alasannya macam-macam mulai dari salah paham hingga iri dengan rekan kerjanya
sendiri.
Contohnya sebagai berikut :
-
Salah paham adalah hal yang paling sering terjadi di hotel bahkan di tempat
kerja lainnya. Hal ini biasa dipicu oleh antar rekan kerja yang berselisih paham
atau mereka yang kurang bahkan tidak setuju dengan pendapat rekan kerjanya
yang diungkapkan dengan sifat penolakan yang membuat konflik terjadi.
Umumnya konflik ini terjadi antara dua orang rekan kerja, akan tetapi bisa jadi
antar kelompok atau bahkan individu dengan kelompok. Oleh sebab itu,
diperlukan toleransi yang tinggi antar rekan kerja untuk bekerja sama dalam
sebuah tim.
-
Iri juga bisa memicu konflik terjadi. Iri bisa disebabkan oleh rekan kerjanya
yang jauh lebih bisa atau mampu dalam menangani customer sehingga membuat
mereka lebih diapresiasi oleh customer bahkan atasan. Hal ini tentu saja akan
membuat kecemburuan sosial yang akan menimbulkan ketidaksukaan antar
rekan kerja. Apabila tidak ada penyelesaian maka mereka tidak akan bisa
maksimal bekerja di dalam tim. Oleh sebab itu, diperlukan training atau
pelatihan kepada seluruh karyawan agar mampu melakukan pekerjaan dengan
benar dan maksimal secara menyeluruh.
4. Atasan
Konflik juga dapat terjadi pada atasan yang merupakan kepala dari hotel. Konflik
tersebut terjadi bisa karena sebuah rasa cemburu yang dirasakan antar staff hotel
karena perlakuan yang berbeda dari atasan kepada mereka.
Contohnya sebagai berikut :
-
Staff yang berkompeten atau memiliki kinerja yang bagus akan diapresiasi oleh
atasan sebagai bentuk terima kasih karena telah melakukan pekerjaan dengan
baik. Bentuk apresiasi tersebut bisa dengan pemberian reward berupa hadiah
atau bahkan naik jabatan. Hal ini memicu kecemburuan sosial bagi staff yang
tidak mendapatkannya. Sehingga diperlukan pemberitahuan terkait mengenai
alasan reward tersebut diberikan dan sebuah kesempatan bagi staff yang dapat
bekerja secara baik. Hal itu diharapkan membuat semangat atau kemauan untuk
meningkatkan kualitas diri lebih tinggi.
Sehingga diperlukan cara untuk mengatasi konflik yang terjadi di hotel, seperti berikut
ini :
1. Mendengarkan penjelasan atas konflik
Ketika berada dalam situasi konflik, hal yang pertama harus dilakukan
sebagai staff adalah mendengarkan penjelasan dari yang bersangkutan, baik
rekan kerja maupun customer. Dengan mendengarkan, maka kita dapat
mengidentifikasikan fakta-fakta yang terjadi.
2. Mencatat penjelasan
Kita bisa mencatat penjelasan tersebut agar lebih mudah untuk menarik
kesimpulan nantinya. Semakin banyak informasi yang diperoleh tentu akan
mempermudah untuk menyelesaikan konflik tersebut. Setelah itu bisa
dilakukan diskusi untuk menemui titik terang dari konflik yang terjadi.
3. Menunjukkan empati
Orang yang berkonflik cenderung akan menyimpan bahkan meluapkan
emosinya. Sehingga perlu adanya penengah yang dapat melerai konflik
yang ada. Menunjukkan simpati bisa jadi cara untuk meredam emosi dengan
pihak-pihak yang berkonflik agar mereka bahwa mereka dihargai disitu.
Namun pemberian empati juga tidak boleh berlebihan karena ditakutkan
akan terjadi pendukungan pada salah satu pihak yang berkonflik.
4. Memfilter informasi yang ada
Setelah mengetahui informasi-informasi yang disampaikan oleh yang
berkonflik. Kita wajib memfilter antara mana yang benar yang mana yang
salah. Namun disini kita sebagai orang yang menyelesaikan konflik. Maka
kita harus dapat memberikan solusi terhadap setiap pihak yang berkonflik
dengan tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah. Sehingga masingmasing pihak tidak ada yang merasa dirugikan dalam konflik tersebut dan
mereka dapat menemui solusi atas konflik yang ada.
G. Manfaat manajemen konflik di hotel
Konflik tidak selalu dalam artian negatif karena dalam sebuah konflik juga dapat
memiliki dampak positif. Termasuk di industri perhotelan yang mana konflik juga dapat
menjadi dampak positif bagi karyawan sebagai SDM yang potensial apabila upaya
penanganan dan pengelolaan konflik karyawan dilakukan secara efektif dan efisien,
seperti sebagai berikut :
1. Meningkatnya ketertiban dan kedisiplinan dalam menggunakan waktu bekerja,
seperti tidak pernah absen tanpa alasan yang jelas, masuk dan pulang kerja tepat
pada waktunya, pada waktu jam kerja setiap karyawan menggunakan waktu secara
efektif, hasil kerja meningkat baik kuantitas maupun kualitasnya.
2. Meningkatnya hubungan kerja sama yang produktif. Hal ini terlihat dari cara
pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai dengan analisis pekerjaan masingmasing.
3. Meningkatnya motivasi kerja untuk melakukan kompetisi secara sehat antarpribadi
ataupun antarkelompok dalam hotel, seperti terlihat dalam upaya peningkatan
prestasi kerja, tanggung jawab, dedikasi, loyalitas, kejujuran, inisiatif, dan
kreativitas.
4. Semakin berkurangnya tekanan, intrik yang dapat membuat stres bahkan
produktivitas kerja semakin meningkat. Hal ini karena karyawan memperoleh
perasaan aman, kepercayaan diri, penghargaan dalam keberhasilan kerjanya atau
bisa mengembangkan karier dan potensi dirinya secara optimal.
5. Banyaknya karyawan yang dapat mengembangkan karier sesuai dengan potensinya
melalui pelayana pendidikan, pelatihan, dan konseling. Sehingga hal itu dapat
menjadi tujuan utama hotel tercapai dan produktivitas kerja meningkat yang
membuat kesejahteraan karyawan terjamin.
Selain itu, manajemen konflik di hotel juga dapat memberikan dampak positif atau manfaat
bagi hotel, yaitu :
1. Evaluasi sistem hotel
Manajemen konflik mampu menemukan masalah lain yang bisa saja tidak disadari
karena belum banyak yang mengalaminya. Hal ini dikarenakan dengan adanya mediasi
antara pihak yang berkonflik, pihak ketiga dapat mengetahui rincian masalah dengan
detail termasuk penyebab masalah tersebut.
2. Melatih kemampuan mengelola konflik
Ketika satu konflik sudah terselesaikan dengan baik, hotel akan memiliki pengalaman
yang semakin banyak. Kita dapat memastikan dalam perjalanan kedepannya, bisa jadi
hotel tersebut tidak akan mendapati konflik yang sama bahkan konflik yang baru.
Dengan mampu bertahan dan berjalan lebih baik setelah menghadapi konflik, hotel
akan siap menghadapi konflik-konflik selanjutnya yang tidak dapat diprediksi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen konflik yang baik sangat penting
dilakukan di hotel untuk mengatasi konflik yang terjadi dan mempertahankan kualitas
dari hotel tersebut.
KESIMPULAN
Seringnya bertemu atau berkumpul dengan anggota tim atau karyawan, konflik atau
masalah tidak dapat terhindari. Karena konflik adalah kondisi ketidak cocokan antara
ke dua belah pihak atau lebih dalam mencapai tujuan. Dengan adanya konflik dalam
industry Hotel atau organisasi maka yang dibutuhkan adalah cara mensiasati konflik
dengan memanajemen konflik. Manajemen konflik adalah suatu cara untuk mengatur
atau mengelola sebuah permasalahan atau perbedaan sudut pandang dengan baik dan
benar. Adapun strategi untuk menyelesaikan konflik dalam sebuah hotel ada lima,
diantaranya yaitu akomodatif, menghindari, bersaing, berkompromi, berkolaborasi.
Konflik sendiri tidak selalu bermakna negative. Karena dalam sebuah konflik juga
terdapat dampak positif seperti evaluasi system dalam sebuah hotel, kemudian melatih
kemampuan memanajemen atau mengelola sebuah konflik. Jadi tidak semua konflik
bermakna negative.
SARAN
Setelah membaca makalah ini, kami berharap pembaca dapat mengerti dan
mengetahui apa itu manajemen konflik di hotel, bagaimana cara mengatasinya, apa
strategi yang harus dihadapi apabila terjadi konflik di hotel, dan manfaat dari konflik
tersebut. Sehingga hal itu dapat meminimalisir konflik yang terjadi dan mengatasi
konflik yang sama agar tidak terulang kembali. Selain itu, para pembaca juga dapat
menjadikan makalah ini untuk sumber literasi ataupun bahan penelitian yang mungkin
bisa dilakukan di waktu mendatang. Kami berharap pembaca semakin sadar bahwa ada
banyak cara untuk mengelola manajemen konflik di hotel, sehingga kedepannya para
pembaca dapat dengan cepat melakukan apa yang harus dilakukan apabila menemui
konflik yang terjadi di hotel. Industri perhotelan juga diharapkan dapat memiliki
gambaran mengenai strategi atapun manajemen konflik yang baik untuk dilakukan di
hotel demi kenyamanan pihak-pihak yang ada di hotel dan menjaga rating hotel agar
tetap mampu bersaing dengan hotel lainnya.
Download