Uploaded by User99946

2. SAP Amina

advertisement
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah
: Metodologi Penelitian
Kode/SKS
: - / 3 SKS
JP/Pertemuan ke-
: 3 x 50” / 11
Pokok Bahasan
: Analisis Data Kuantitatif
Fakultas/Program Studi
: MIPA / Pendidikan Kimia
Kelas/Semester
: A / III
CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH (CPMK)
Mengaplikasikan teknik analisis data kuantitatif yang tepat untuk contoh penelitian pendidikan kimia
SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH (SUB-CPMK)
Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang analisis data secara deskriptif, inferensial dan
komperatif pada penelitian kuantitatif pendidikan kimia
INDIKATOR PENCAPAIAN
1. Mahasiswa mengetahui berbagai macam cara analisis data kuantitati berserta
perbedaannya pada penelitian pendidikan kimia
2. Mahasiswa mampu memahami cara analisis data secara deskriptif
3. Mahasiswa mampu memahami cara analisis data secara inferensial
4. Mahasiswa mampu memahami cara analisis data secara komperatif
BAHAN KAJIAN PEMBELAJARAN
1. Pengantar
Amina adalah senyawa organik yang mengandung atom-atom nitrogen trivalen, yang
terikat pada satu atom karbon atau lebih: RNH2, R2NH, dan R3N. Amina tersebar luas
dalam tumbuhan dan hewan, dan banyak amina mempunyai aktivan faali, misalnya
norepinafrina dan epinafrina (adrenalina).
norepinafrina
2. Klasifikasi dan Tata Nama Senyawa Amina
epinafrina (adrenalina)
Amina dapat dikelompokkan sebagai primer, sekunder atau tersier, menurut
banyaknya substituen alkil atau aril yang terikat pada nitrogen.
a. Amina primer
Amina primer adalah senyawa amina dimana nitrogen hanya mengikat satu gugus
alkil atau aril.
b. Amina sekunder
Amina sekunder adalah senyawa amina dimana dua gugus alkil atau aril terikat
pada atom nitrogen.
c. Amina tersier
Amina tersier terbentuk apabila pada atom nitrogen terikat 3 gugus alkil atau aril.
Perhatikan dua contoh di bawah ini, walaupun posisi gugus –OH dan –NH2 terikat
pada jenis karbon yang sama tetapi klasifikasi kedua molekul tersebut berbeda.
Pada klasifikasi alkohol dan juga alkil halida berdasarkan pada jumlah gugus yang
terikat pada karbon yang mengikat gugus hidroksil atau halida. Sedangkan pada
amina klasifikasinya berdasarkan jumlah gugus alkil atau aril yang terikat pada atom
nitrogen.
Suatu nitrogen amina dapat memiliki empat gugus yang terikat padanya, dalam hal ini
nitrogen merupakan bagian dari suatu ion positif. Jika satu atau lebih yang terikat
pada N adalah H maka senyawanya disebut garam amina. Jika yang terikat
keempatnya adalah alkyl atau aril tanpa ada H pada N maka senyawanya disebut
garam ammonium kuartener.
Penamaan untuk amina mengikuti aturan sebagai berikut.
a. Amina sederhana diberi nama berdasarkan system gugus fungsioanal. Gugus alkil
atau aril disebut lebih dahulu kemudian ditambahkan akhiran -amina.
b. Untuk senyawa yang mempunyai dua gugus amina diberi nama dengan akhiran
-diamina dari alkana induknya dengan pemberian angka yang sesuai.
c. Untuk amina yang mempunyai substituen yang sejenis maka penamaannya
dengan memberi awalan di- atau tri- pada senyawa alkil yang diikuti dengan
amina.
d. Untuk amina sekunder dan tersier yang mempunya substituen lebih dari satu,
maka gugus alkil terbesar dianggap sebagai induk. Gugus alkil tambahan
dinyatakan sebagai awalan N-alkil.
e. Amina yang memiliki gugus fungsi lebih dari satu dan memiliki prioritas tata
nama yang lebih tinggi maka –NH2 diberi awalan nama menjadi amino.
3. Sifat Fisis Senyawa Amina
Amina dapat membentuk ikatan hidrogen antara atom nitrogen dari amina dengan
hidrogen dari air, amina primer, dan amina sekunder. Tetapi ikatan hidrogen antara N
dengan H ini lebih lemah dibandingkan ikatan hidrogen O dengan H karena N kurang
elektronegatif dibandingkan N sehingga ikatan NH menjadi kurang polar.
Amina primer, sekunder, dan tersier yang berbobot molekul rendah mudah larut
dalam air. Karena adanya pasangan elektron bebas dari N yang dapat berikatan
dengan hidrogen dalam air. Tetapi untuk amina dengan bobot molekul besar
kelarutannya akan makin berkurang karena semakin bertambahnya gugus hidrofob
yaitu gugus alkil. Urutan kelarutan amina primer, sekunder, dan tersier adalah amina
primer > amina sekunder > amina tersier. Karena pada amina primer mempunyai
kemampuan membentuk ikatan hidrogen lebih banyak dibandingkan sekunder dan
tersier. Amina primer mempunyai 2 hidrogen dan pasangan elektron bebas dari
nitrogen, amina sekunder mempunyai 2 hidrogen dan pasangan elektron bebas dari
nitrogen, sedangkan amina tersier hanya mempunyai pasangan elektron bebas dari
nitrogen.
4. Pembuatan Senyawa Amina
a. Sintesis dengan reaksi substitusi
Amina atau ammonia dapat bertindak sebagai suatu nukleofil dalam suatu reaksi
substitusi dengan suatu alkil halida karena amina atau ammonia mempunyai
pasangan elektron menyendiri.
Reaksi SN2:
Pengolahan dengan basa:
b. Sintesis dengan reduksi
 Reduksi senyawa nitro aromatik menjadi arilamina
 Nitril akan mengalami reduksi LiAlH4 untuk menghasilkan amina primer
dengan tipe RCH2NH2 dengan rendemen sekitar 70 %. Nitril diperoleh dari
alkil halida; oleh karena itu suatu sintesis nitril adalah suatu teknik
memperpanjang suatu rantai karbon maupun pembuatan suatu amina.
5. Reaksi-reaksi Senyawa Amina
a. Kebasaan Amina
Amina dalam larutan air akan bersifat basa lemah karena akan menerima sebuah
proton dari air, reaksi ini bersifat reversibel.
b. Garam Amina
Amina dapat beraksi dengan asam membentuk suatu garam alkil amonium halida.
6. Penggunaan Senyawa Amina
Sintesis senyawa yang mengandung nitrogen mendapatkan perhatian khusus dari para
ahli kimia organik yang berkecimpung dalam farmakologi dan ilmu pengetahuan
biologis lainnya, karena banyak biomolekul yang mengandung nitrogen. Berikut ini
beberapa contoh senyawa heterosiklis amin dalam kehidupan.
a. Alkaloid : senyawa yang mengandung nitrogen yang bersifat basa dari tumbuhan
dan hewan. Senyawa ini mempunyai struktur yang rumit dan sifat farmakologis
(faali) yang nyata. Contoh: nikotin (C10H14N2)dari tembakau, morfin dari bunga
poppy.
Nikotin
3-(1-methyl-2-pyrrolidinyl) pyridine
Morfin
b. Porfirin : senyawa heterosiklis yang mengandung 4 cicin pirol yang saling
berikatan. Porfirin membentuk kompleks dengan ion logam. Apabila membentuk
kompleks dengan Fe membentuk besi-porfirin yang menyebabkan warna darah
merah pada darah arteri atau yang disebut hemoglobin. Sedangkan pada
tumbuhan, klorofil berwarna hijau adalah kompleks Mg dengan porfirin yang
termodifikasi.
HC
HC
CH 2
CH 3
H3C
N
C CH 3
H2
N
N
CH 2
Mg
Fe
N
CH 3
H3C
H
C
N
CH 2
N
N
CH 3
H3C
N
CH 3
H3C
HOOCH 2CH 2C
HOOCH 2CH 2C
CH 2CH 2COOH
O
H3COOC
Hemoglobin
Klorofil-a
Kegunaan senyawa amina dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.
a. Amina sebagai Pelembut Pakaian
Turunan amina rantai panjang dalam hal ini garam kuraterner ammonium yang
mengandung setidaknya satu gugus amina rantai panjang bersifat larut dalam air
dan aktif secara biologis. Penambahan gugus amina rantai panjang membuatnya
sulit larut dalam air namun tetap dapat didispersikan dalam air. Penggunaan
senyawa tersebut paling umum pada industri pelembut pakaian dimana garam
tersebut melekat pada permukaan pakaian dan memberi kesan lembut terhadap
tangan.
b. Amina sebagai Anti Iritasi pada Sampo
Turunan amina rantai panjang yaitu stearil dimetil amin oksida telah dilaporkan
digunakan sebagai anti iritasi pada shampo yang menggunakan bahan dasar
natrium lauril sulfat dan zink pyridinethion. Stearil dimetil amin oksida juga telah
dilaporkan bertindak sebagai anti iritasi terhadap shampo yang menggunakan
garam lauril sulfat lain beserta turunannya seperti kalium lauril sulfat atau natrium
lauril eter sulfat dan juga garam alkil sulfat lainnya seperti gliseril alkil sulfat dan
alkil aril sulfat.
c. Amina sebagai Pelumas
Pelumas digunakan pada kendaraan untuk memperkecil gesekan antara bagian
yang bergerak pada mesin mobil seperti keramik dan logam. Aditif yang
digunakan pada umumnya adalah zink dialkil ditiofosfat (ZDDP) namun senyawa
tersebut memberikan kontribusi besar terhadap emisi partikulat sulfur dan fosfor
ke udara serta menjadi racun katalis pada catalytic converter sehingga perlu
ditemukan penggantinya. Sebagai pengganti telah dilaporkan turunan senyawa
oleilamina dan stearilamina yang direaksikan dengan asam sitrat dan asam
suksinat telah menunjukkan sifat pelumas yang baik.
d. Amina sebagai Obat Parasit Leishmania
Dalam hal ini, Liposom yang dicampurkan dengan phosphatidylcoline (PC) dan
stearilamina (SA) telah terbukti memiliki aktivitas anti protozoa secara in vitro
terhadap parasit Trypanosoma cruzi,Trypanosoma Brucei Gambiense dan secara
in vivo terhadap parasit Toxoplasma Gandii dan L Donovani.
MODEL, METODE, MEDIA, DAN ALAT PEMBELAJARAN
Ekspositori dan Inkuiri
1. Metode
: Ceramah, Tanya Jawab dan Diskusi
2. Media
: Powerpoint, google meet, dan sipda UNIMED
3. Alat
: labtop dan handphone
SKENARIO PEMBELAJARAN
Tahapan
Kegiatan Dosen
Awal/Persiapan  Melakukan absensi
 Menanyakan
kepada
mahasiswa
bagaimana
pelajaran minggu yang lalu
(apersepsi) serta keadaan
mahasiswa
Inti/Penyajian  Menyajikan
dan
menjelaskan materi tentang
analisi data kuantitatif pada
penelitian pendidikan kimia
Akhir/Penutup
 Memberikan kesempatan
bertanya
 Memberikan evaluasi
 Menyimpulkan
materi
pembelajaran bersama-sama
 Menyampaikan
materi
untuk
pertemuan
selanjutnya
Kegiatan Mahasiswa
 Menginformasikan yang
tidak hadir
 Menjawab pertanyaan
 Melihat, mendengarkan,
memperhatikan
dan
mencatat
 Memperhatikan
dan
mencatat materi serta
merespon pertayaan yang
disampaikan dari Dosen
 Berdiskusi, menanggapi,
bertanya,
mengajukan
pendapat.
 Mengajukan pertanyaan
tentang
materi
yang
belum dimengerti
 Mendiskusikan
dan
menjawab
pertanyaan
evaluasi
 Menyimpulkan
materi
pembelajaran
bersamasama
Alokasi
Waktu
10 menit
70 menit
20 menit
PENILAIAN
Bobot penilaian kemampuan dan keberhasilan belajar mahasiswa didasarkan pada kehadiran,
sikap, tugas individu dan kelompok (6 tugas), UTS, dan UAS.
SUMBER BELAJAR
Creswell, J.W. (2002). Educational research: Planning, conducting, and evaluating
quantitative and qualitative research. Saddle River, NJ: Prentice Hall
Silitonga, P.M. (2011). Metodologi penelitian pendidikan. FMIPA, Universitas Negeri
Medan, Medan.
Check, J., & Schutt, R. K. (2011). Research methods in education. Sage Publications.
Medan, 12 November 2019
Dosen Pengampu,
Dr. Destria Roza, S.Si., M.Si.
NIP. 197112171997022001
Download