Uploaded by User99420

PERAN GANDA ORANG TUA PADA MASA PANDEMI

advertisement
PERAN GANDA ORANG TUA PADA MASA PANDEMI
An Nida Hidayatunnazhifa – 11191110000043
Sosiologi 4B
Sejak akhir tahun 2019, sebuah virus berbahaya yakni Covid-19 mewabah secara
mendunia. Virus ini menyebar melalui udara dan membuat individu yang menghirup nya akan
terinfeksi virus Covid-19. Sehingga para pihak berwenang menyarankan kepada seluruh warga di
dunia untuk membatasi pertemuan, perjalanan dan menutup seluruh fasilitas yang ada untuk
sementara waktu sampai pandemi Covid-19 berakhir. Tak ayal, negara Indonesia pun juga
membatasi segala pertemuan tatap muka dan mengalihkannya menjadi pertemuan jarak jauh.
Segala fasilitas hiburan, institusi pendidikan, perkantoran dan tempat-tempat yang biasanya
ramai juga ditutup untuk sementara waktu guna membatasi penyebaran virus Covid-19.
Dengan adanya pandemi ini, muncul tantangan-tantangan yang harus dihadapi oleh
berbagai kalangan di masyarakat. Salah satu nya adalah kalangan orang tua. Orang tua sendiri
merupakan suatu institusi utama bagi para anak untuk tumbuh, belajar dan berkembang sampai
dewasa nanti. Orang tua memiliki peran-peran yang paling utama terhadap anak-anaknya,
diantaranya ialah (SITI MUBAROKATUT DAROJATI ISP, 2020)

Pengasuh disini berarti bahwa orang tua berperan untuk mengasuh anak-anak mereka,
menyiapkan makan mereka, membangunkan mereka di pagi hari dan mengatur jadwal
tidur mereka.

Pendidik berarti bahwa orang tua mempunya peran mendidik anak-anak mereka dalam
belajar etika, sopan santun dan mengajarkan berbagai dasar ilmu pengetahuan.

Pembimbing berarti orang tua membimbing anak-anak nya dalam mempelajari sesuatu
serta menolongnya saat menghadapi kesulitan.

Motivator berarti orang tua berperan memberikan penyemangat, pemberi reward, dan
memberikan hukuman apabila anak tidak mengikuti aturan dengan baik.

Fasilitator berarti orang tua yang menyediakan berbagai macam fasilitasi penunjang
perolehan pendidikan dan hiburan seperti buku, penerangan, Wifi serta media-media
belajar (hp, laptop, dsb)
Namun ketika pandemi covid-19 muncul, peran orang tua tidak hanya menjadi kelima
hal diatas saja. Orang tua juga dituntut untuk menjadi pengganti guru di sekolah, teman di rumah
bahkan terapis bagi anak-anak mereka.
Dengan situasi yang mengharuskan anak-anak belajar di rumah dan tidak bertemu guru
mereka secara tatap muka menjadikan orang tua sebagai sasaran pengganti guru yang tidak bisa
mengajar langsung murid-muridnya. Disinilah satu peran orang tua bertambah. Seharusnya ini
bukanlah suatu permasalahan serius tapi karena sudah lama sekali terjadi pergeseran nilai bahwa
orang tua menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab pendidikan anak-anak mereka kepada
institute pendidikan dan tidak terlibat langsung dalam proses belajarnya maka kebanyakan orang
tua akan shock serta tidak siap dengan peran baru ini.
Dalam menggantikan peran guru pun orang tua pada akhirnya akan kembali belajar
seperti dulu kala supaya bisa mengajarkan kembali materi yang ada kepada anak-anak mereka.
Pekerjaan ini pun juga sungguh menyulitkan para orang tua karena biasanya waktu belajar anakanak itu bersamaan dengan waktu para orang tua melakukan segudang tugas-tugas rumah tangga
mereka di pagi hari. Hal-hal seperti mencuci piring, beres-beres, merapihkan pakaian, menyapu,
menyiapkan sarapan dan lainnya harus dilakukan bolak-balik sambil menemani anaknya belajar
dan mengerjakan tugas dari sekolah mereka.
Tak hanya sebagai pengganti guru, orang tua juga harus siap menjadi teman sosial yang
baik bagi anak-anak mereka. Pandemi ini membuat anak-anak kehilangan kesempatan mereka
untuk bermain keluar bersama teman-temannya. Sehingga orang tua juga harus bisa menghibur
dan menjadi teman bermain mereka di rumah. Menurut akademisi Universitas Jenderal Sudirman
(Unsoed) Purwokerto Dr Wisnu Wijanarko, seorang ayah perlu lebih banyak bermain dengan
anaknya pada masa pandemi. Tujuannya agar anak merasa senang dan mengajarkan bahwa
rumah adalah merupakan tempat ternyaman dan teraman dalam situasi saat ini, sehingga belajar
dan beribadah dari rumah bukan sebuah tekanan tapi sebuah penyesuaian.
Lalu ketika para anak sudah tidak sanggup dengan situasi di rumah, merasa kelelahan
dengan tugas-tugas sekolah nya atau stress dengan kegiatan yang monoton, para orang tua juga
harus siap menjadi terapis mereka di rumah. Para orang tua diharapkan bisa menjadi pendamping
dan pendengar di kala anak-anak mereka tidak sehat secara mental nya. kemampuan
berkomunikasi antar orang tua dan anak harus terbuka apalagi pada saat pandemi seperti ini.
karena banyak kasus-kasus anak sekolah yang melakukan bunuh diri karena tidak sanggup
dengan beban-beban sekolah di rumah.
Tak hanya tiga hal diatas, perhatian orang tua pada masa pandemi seperti ini juga
bertambah yakni menjaga dan memastikan anak nya untuk menerapkan hidup bersih dan sehat.
Karena memang pada dasarnya peran orang tua itu harus memperhatikan kesehatan anaknya tapi
dengan situasi seperti ini orang tua menjadi extra concern terhadap gaya hidup, kesehatan dan
sikap menjalani protocol kesehatan dengan baik ketika di luar rumah.
Salah satu contoh nyata dari terjadinya fenomena peran ganda orang tua ini bisa dilihat
pada ibu Limdawat yang menjadi dokter hingga guru bagi anak-anak nya.
“ sepulang bekerja, dia harus mengurus ketiga anaknya, terutama anak bungsunya yang
masih berusia tiga tahun. Selama pandemi, ibu berusia 40 tahun ini mendapat tugas
tambahan sebagai guru bagi anak-anaknya yang bersekolah secara daring. ”
Limdawati merupakan seorang tenaga medis di rumah sakit swasta dan tenaga pengajar
di sebuah universitas di Bandung. Beliau memiliki tiga orang anak yang masih bersekolah.
Dengan adanya pandemi ini, beliau mengatakan bahwa ia mendapatkan peran baru yakni sebagai
guru bagi anak-anak nya yang bersekolah dari rumah. Dengan adanya ketiga peran tersebut,
Limdawati akhirnya mengurangi waktu pada satu peran nya sebagai tenaga medis supaya bisa
lebih fokus menjalani tugsa nya sebagai dosen pembimbing dan mengurus anak-anak nya serta
mengawasi proses pembelajaran mereka.
"Yang saya sulit itu membagi waktu antara mengurus yang kecil dengan tugas saya
membimbing mahasiswa dan merawat pasien. Jadi siasatnya, saya bagi-bagi saja
[waktunya]. Tapi yah itu, harus ada yang dikurangi waktunya." "Makanya, saya kurangi
jadwal praktik saya, supaya ada waktu buat yang lain,"
Contoh lain bisa kita lihat juga dari seorang ibu dan dokter bernama Almira Aliyannissa,
dokter sekaligus ibu menyusui Beliau merupakan seorang dokter spesialis anak di rumah sakit
swasta di Bandung dan seorang ibu dari tiga anak, yang salah satu nya masih menyusui. Bagi ibu
Almira, mengelola waktu ketika mempersiapkan persiadaap ASIP untuk anaknya yang masih
menyusui dengan waktu pekerjaan nya tidak begitu berat. Beliau juga merasa sanggup menjaga
kesehatan dan kebersihan diri supaya tidak membawa virus ke rumah. Namun ia menyampaikan
kalau peran nya sebagai guru bagi anak justru lebih menyulitkan.
“Tugas dirasa berat bagi Almira justru ketika berperan sebagai guru bagi anak pertamanya,
yang duduk di kelas 2 SD. Almira khawatir anaknya kurang optimal mendapatkan
pendidikan.”
Beliau berpendapat bahwa kesulitan terbesar nya itu ketika ia pulang dan ingin
beristirahat namun terhalang karena harus membantu anak-anaknya mengulang pelajaran yang
sudah dipelajari.
"Jadi sebenarnya yang lebih struggle itu di situ. Pulang ke rumah nggak bisa istirahat
karena kita benar-benar mengulang lagi pelajaran yang di sekolah,"
Dari penjelasan dan contoh-contoh diatas, dapat dipahami bahwa bertambahnya peranperan orang tua bisa memberikan dampak positif dan negatif. Positifnya, orang tua bisa menjadi
lebih dekat dan semakin akrab dengan anak-anak mereka serta waktu dengan keluarga semakin
banyak. Sedangkan dampak negative nya itu orang tua khususnya ibu kesulitan mengatur waktu
untuk diri nya sendiri karena kebanyakan waktu dalam satu hari itu ia kerahkan untuk mengurus
anak, suami dan pekerjaan rumah dan pekerjaan kantor nya bagi ibu pekerja.
Dampak-dampak negative tersebut, menurut seorang psikolog bernama Lucia Peppy N
pada acara webinar dengan tema “Peran Ganda Orang tua pada Masa Pandemi” menyampaikan
bahwa para orang tua bisa menyikapi rasa-rasa frustasi, kelelahan pikiran dan emosi akibat
banyak nya peran yang harus dijalani dengan cara self check. Self check disini diartikan bahwa
orang tua mulai luangkan waktu untuk diri nya sendiri seperti beristirahat, menikmati the/kopi,
menonton drama, mengobrol via telepon dan lain-lain. Meluangkan waktu nya pun tidak perlu
dilakukan seharian atau sampai keesokan hari nya. orang tua dapat melakukannya selama 5-10
menit untuk recharge energy mereka, lalu melanjutkan kegiatan yang tertunda. Orang tua juga
harus bisa mengatur waktu sebaik mungkin supaya semua kepentingan dapat dilakukan dengan
porsi yang pas.
Selain meluangkan diri untuk me time, orang tua juga harus bisa memanage emosi
mereka. Karena self check disini tidak sekedar hanya pada fisik tapi pada mental dan emosi juga.
Apabila kelelahan pikiran maka kelelahan nya itu diistirahatkan, baik dengan tidur atau hanya
rebahan saja itu juga bisa menjadi waktu recharging yang cukup. Dan ketika sedang recharge
itu, para orang tua harus fokus dengan apa yang ia lakukan. Bila ingin beristirahat maka
istirahatkan pikiran dan fisik nya, tidak usah memikirkan hal-hal lain untuk sementara waktu.
Dengan begitu, setelah selesai beristirahat para orang tua bisa melanjutkan kembali kegiatan
yang tertunda tanpa harus tertekan dan kelelahan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.merdeka.com/peristiwa/infografis-peran-ayah-di-masa-pandemi-covid-19.html
diakses Pada tanggal 20 Maret 2021, Jam 21.00
https://edukasi.kompas.com/read/2020/09/23/152222571/baru-tahu-rasanya-jadi-guru?page=all
diakses Pada tanggal 20 Maret 2021, Jam 21.13
https://lifestyle.kompas.com/read/2021/02/16/161537820/peran-ganda-perempuan-untukkeluarga-selama-pandemi diakses Pada tanggal 20 Maret 2021, Jam 22.12
https://rri.co.id/humaniora/info-publik/949873/peran-ganda-ibu-di-masa-pandemi-covid-19
diakses Pada tanggal 24 Maret 2021, Jam 20.00
https://kumparan.com/asep-totoh/multi-peran-orang-tua-di-era-pandemi-1vMapgtOFIZ/full
diakses Pada tanggal 24 Maret 2021, Jam 20.24
https://regional.kompas.com/read/2021/03/03/06160041/setahun-pandemi-cerita-para-ibu-yangberprofesi-sebagai-dokter-beban-ganda?page=all diakses Pada tanggal 24 Maret 2021, Jam 20.46
https://www.youtube.com/watch?v=035g2RQ6OUo - PERAN GANDA ORANGTUA DI
MASA PANDEMI [ ANDI ACADEMY ] TV ANDI - diakses Pada tanggal 29 Maret 2021, Jam
21.00
SITI MUBAROKATUT DAROJATI ISP. (2020). PERAN ORANG TUA SEBAGAI GURU DI
RUMAH PADA PEMBELAJARAN DARING DI SD NEGERI KEBONROMO 3 SRAGEN
SELAMA PANDEMI COVID-19.
Download