Uploaded by sauki2801

LP KDP TIDUR docx

advertisement
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR
DI RUANG PARU RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA
TANGGAL 16 NOPEMBER – 18 NOPEMBER 2018
OLEH:
SYARIF HIDAYATULLAH, S. Kep
NIM. 18.31.1210
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
2018 – 2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR
DI RUANG PARU RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA
TANGGAL 16 NOPEMBER – 18 NOPEMBER 2018
OLEH:
SYARIF HIDAYATULLAH, S. Kep
NIM. 18.31.1210
Banjarmasin, 18 Nopember 2018
Mengetahui,
Preseptor Akademik
Ns. Ria Anggara Hamba,S.Kep, MM
PreseptorKlinik
Noerliana, S.Kep,Ns
GANGGUAN KEBUTUHAN
ISTIRAHAT TIDUR
I.
Definisi Istirahat Tidur
1.1. Definisi Istirahat
Menurut Potter & Perry (2005), tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus
bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Tidur adalah keadaan
gangguan kesadaran yang dapat bangun dikarakterisasikan dengan minimnya aktivitas
(Keperawatan Dasar, 2011:203). Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang
penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan
masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto, 2006).
Sedangkan Istirahat adalah relaksasi seluruh tubuh atau mungkin hanya melibatkan istirahat
untuk bagian tubuh tertentu (Keperawatan, Dasar, 2011:203). Istirahat adalah suatu keadaan
di mana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar (Tarwoto,
2006).
Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu mengalami atau berisiko
mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola istirahatnya yang
menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya hidup yang diinginkannya (Lynda
Juall, 2012:522).Gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur
akibat faktor eksternal (NANDA NIC-NOC,2013:603).
Insomnia adalah gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang menghambat
fungsi. Deprivasi tidur adalah periode panjang tanpa tidur (“tidur ayam” yang periodic dan
alami secara terus-menerus). Kesiapan meningkatkan tidur adalah pola “tidur ayam” yang
periodic dan alami, yang memberi istirahat adekuat, mempertahankan gaya hidup yang
diinginkan dan dapat ditingkatkan (NANDA, 2012).
1.2. Fisiologi Tidur
Tidur terjadi dalam siklus yang diselingi periode terjaga. Siklus tidur/terjaga
umumnya mengikuti irama circadian atau 24 jam dalam siklus siang/malam. Selain
siklus tidur/terjaga, tidur terjadi dalam tahapan yang berlangsung dalam suatu kondisi
siklis. Ada lima tahapan tidur. Tahap 1 hingga tahap 4 mengacu pada tidur dengan
gerakan mata tidak cepat (NREM- Non Rapid Eye Movement) dan berkisar dari kedaan
tidur sangat ringan di tahap 1 hingga keadaan tidur nyenyak di tahap 3 dan 4. Selama
tidur NREM, seseorang biasanya mengalami penurunan suhu, denyut, tekanan darah,
pernapasan, dan ketegangan otot. Penurunan tuntutan fungsi tubuh dianggap melakukan
tindakan responsif, baik secara fisiologi maupun psikologi. Tahap 5 disebut tidur dengan
gerak mata cepat (REM- Rapid Eye Movement). Tahap tidur REM dikarakterisasikan
dengan meningkatnya level aktivitas dibandingkan pada tahap NREM. Manfaat tidur
REM berkaitan dengan perbaikan dalam proses mental dan kesehatan emosi.
a. Non Rapid Eye Movement (NREM)
Terjadi kurang lebih 90 menit pertama setelah tertidur. Terbagi menjadi empat
tahapan yaitu:
1) Tahap I
Merupakan tahap transisi dari keadaan sadarmenjadi tidur. Berlangsung
beberapa menit saja, dan gelombang otak menjadi lambat. Tahap I ini ditandai
dengan :
a) Mata menjadi kabur dan rileks.
b) Seluruh otot menjadi lemas.
c) Kedua bola mata bergerakkekiri dan kekanan.
d) Tanda-tanda vital dan metabolisme menurun.
e) EEG: penurunan Voltasi gelombang-gelombang Alfa.
f) Dapat terbangun dengan mudah.
g) Bila terbangun terasa sedang bermimpi.
2) Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun.
Berlangsung 10-20 menit, semakin rileks, mudah terjaga, dan gelombang otak
menjadi lebih lambat. Tahap II ini ditandai dengan :
a) Kedua Bola mata berhenti bergerak.
b) Suhu tubuh menurun.
c) Tonus otot perlahan-lahan berkurang.
d) Tanda-tanda vital turun dengan jelas.
e) EEG: Timbul gelombang beta Frekuensi 15-18 siklus / detik yang disebut
gelombang tidur.
3) Tahap III
Merupakan awaltahap tidur nyenyak. Tahap ini berlangsung 1530menit.Tahap III ini ditandai dengan:
a) Relaksasi otot menyeluruh.
b) Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur.
c) EEG: perubahan gelombang Beta menjadi 1-2 siklus / detik.
d) Sulit dibangunkan dan digerakkan.
4) Tahap IV
Tahap Tidur Nyenyak, berlangsung sekitar 15-30 menit. Tahap ini ditandai
dengan :
a) Jarang bergerak dan sangat sulit dibangunkan.
b) Tanda-tanda vital secara signifikan lebih rendah dari pada jam bangun pagi.
c) Tonus Otot menurun (relaksasi total).
d) Denyut jantung dan pernapasan menurun sekitar 20-30 %.
e) EEG: hanya terlihat gelombang delta yang lambat dengan frekwensi 1-2
siklus/detik.
f) Gerak bola mata mulai meningkat.
g) Terjadi mimpi dan terkadang tidur sambil berjalan serta enuresis
(mengompol).
b. Rapid Eye Movement (REM)
Tahap tidur yang sangat nyenyak. Pada orang dewasa REM terjadi 20-25 %
dari tidurnya.
1) Tahap REM ditandai dengan:
a) Bola mata bergerak dengan kecepatan lebih tinggi dari tahap-tahap
sebelumnya.
b) Mimpi yang berwarna dan nyata muncul.
c) Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah tidur dimulai.
d) Terjadi kejang otot kecil, otot besar imobilisasi.
e) Ditandai oleh respons otonom yaitu denyut jantung dan pernapasan yang
berfluktuasi, serta peningkatan tekanan darah yang berfluktuasi.
f) Metabolisme meningkat.
g) Lebih sulit dibangunkan.
h) Sekresi ambung meningkat.
i) Durasi tidur REM meningkat dengan setiap siklus dan rata-rata 20 menit.
2)
Karakteristik tidur REM
a) Mata : Cepat tertutup dan terbuka.
b) Otot-otot : Kejang otot kecil, otot besar immobilisasi.
c) Pernapasan : tidur teratur, kadang dengan apnea.
d) Nadi : Cepat dan ireguler.
e) Tekanan darah : Meningkat atau fluktuasi.
f) Sekresi gaster : Meningkat.
g) Metabolisme : Meningkat, temperatur tubuh naik.
h) Gelombang otak : EEG aktif.
i) Siklus tidur : Sulit dibangunkan.
1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tidur
a. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari
normal. Namun demikian keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak
dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan pernapasan seperti asma,
bronkhitis, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit persarafan.
b. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman,
kemungkinan terjadi perubahan suasana seperti gaduhmaka akan menghambat
tidurnya.
c. Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk
tetap bangun dan waspada menahan kantuk.
d. Kelelahan
Dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.
e. Kecemasan
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis
sehingga mengganggu tidurnya.
f. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol
dapat mengakibatkan insomnia dan cepat marah.
g. Obat-obatan
Beberapa obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain Diuretik
(menyebabkan insomnia), Anti depresan (supresi REM), Kaffein (Meningkatkan
saraf simpatis), Beta Bloker (Menimbulkan insomnia), dan Narkotika (Mensupresi
REM).
1.4. Gangguan Tidur
Ganguan tidur adalah suatu kondisi yang jika tidak diobati, umunya menyebabkan
tidur terganggu yang menghasilkan salah satu dari tiga masalah insomnia yaitu : gerakan
abnormal atau sensasi saat tidur atau ketika terbangun di malam hari, atau kantuk yang
berlebihan di siang hari ( Maslow, 2005).
a. Insomnia
Insomnia adalah gejala yang dialami klien ketika mereka mengalami
kesulitan tidur kronis, sering terbangun dari tidur, dan atau tidur pendek atau tidur
non retoratif (Edinger dan Sarana, 2005). Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan
tidur, baik secara kualitas maupun kuantitas. Umumnya ditemui pada individu
dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena faktor mental seperti
perasaan gundah dan gelisah. Ada tiga jenis insomnia yaitu Initial insomnia adalah
kesulitan untuk memulai tidur, Intermitten insomnia adalah kesulitan untuk tetap
tertidur karena seringnya terjaga, terminal insomnia adalah bangun terlalu dini dan
sulit untuk tidur kembali.
b. Parasomnia
Adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang
tidur, dan bisanya terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Misalnya tidur
berjalan, mengigau, teror malam, mimpi buruk, nokturnal, enuresis (mengompol),
badan goyang, dan bruksisme (gigi bergemeretak).
c. Hipersomnia
Adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berlebihan terutama pada
siang hari.
d. Narkolepsi
Gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-tiba pada
siang hari. Seseorang dengan narkolepsi sering mengalami mimpi seperti
nyatayang terjadi ketika seseorang tertidur. Mimpi-mimpi ini sulit dibedakan dari
kenyataan. Kelumpuhan tidur, perasaan tidak mampu bergerak, atau berbicara
sesaat sebelum bagun atau tidur adalah gejala lainnya (Guilleminaultt dan
Fromberz, 2005).
e. Apnea saat Tidur dan Mendengkur
Merupakan gangguan yang ditandai oleh kurangnya aliran udara melalui
hidung dan mulut untuk periode 10 detik atau lebih pada saat tidur. Ada tiga jenis
tidur apnea yaitu : apnea sentral, obstruktif, dan campuran. Bentuk yang paling
umum adalah apnea obstruktif atau Obstruktif Sleep Apnea (OSA). OSA
mempengaruhi 10-15% dari dewasa menengah (Groth, 2005), Namun sering
terjadi juga pada wanita menopause, serta wanita muda dan anak-anak (Mendez,
dan Olson, 2006). OSA terjadi ketika otot atau struktur dari rongga mulut atau
tenggorakan mengalami relaksasi saat tidur. Saluran napas tersumbat sebagian atau
seluruhnya, mengurangi aliran udara hidung (hiponea) atau menghentikannya
(apnea) selama 30 detik (Guilleminault dan Bassiri, 2005). Seseorang masih
mencoba untuk bernapas karena dada dan perut terus bergerak, sehingga sering
menghasilkan dengkuran keras dan suara mendengus atau mendengkur. Ketika
pernapasan menjadi sebagian atau seluruhnya berkurang, setiap gerakan diafragma
berturut-turut menjadi kuat sampai penyumbatan terbuka. Mendengkur bukan
dianggap sebagai gangguan tidur, namun bila disertai apnea maka bisa menjadi
masalah.
f. Mengigau
Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur REM.
II.
Rencana asuhan Keperawatan klien dengan gangguan istirahat tidur
2.1 Pengkajian Keperawatan
Mengkaji identitas pasien dan identitas penanggung jawab pasien dengan format
nama, umur, jenis kelamin, status, agama, pekerjaan, suku bangsa, alamat,
pendidikan, diagnose medis, sumber biaya, hubungan antara pasien dengan
penanggung jawab
2.1.1
Riwayat keperawatan
a. Keluhan Utama : Perawat memfokuskan pada hal-hal yang menyebabkan
klien meminta bantuan pelayanan seperti :
1) Apa yang dirasakan klien
2) Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba
atau perlahan dan sejak kapan dirasakan
3) Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari
4) Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat mengganggu klien.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan yang dirasakan
sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama bila
dihubungkan dengan usia dan kemungkinan penyebabnya, namun karena
tidak mengganggu aktivitas klien, kondisi ini tidak dikeluhkan.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengkaji kondisi kesehatan keluarga klien untuk menilai ada tidaknya
hubungan dengan penyakit yang sedang dialami oleh klien.Meliputi
pengkajian apakah pasien mengalami alergi atau penyakit keturunan.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Meliputi pengkajian apakah gangguan yang dirasakan pertama kali atau
sudah sering mengalami gangguan pola tidur.
2.1.2
Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum Pasien
Meliputi kesadaran, postur tubuh, kebersihan diri, turgor kulit, warna kulit.
b. Gejala Kardial
Meliputi suhu, tensi, nadi, dan napas.
c. Keadaan fisik
Meliputi pengkajian dari head to toe meliputi kepala, mata, hidung, mulut,
telinga, leher, thoraks, abdomen, dan ekstermitas.
Secara umum, teknik pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan dalam
memperoleh berbagai penyimpangan fungsi adalah : Inspeksi, Palpasi,
Auskultasi dan Perkusi.
2.1.3
Pemeriksaan Penunjang
Meliputi data laboratorium dan cek laboratorium yang telah dilakukan pasien
baik
selama
perawatan
ataupun
baru
masuk
rumah
sakit
2.2
Analisa Data
No Data















Afek tampak berubah
Tampak kurang energi
Peningkatan ketidakhadiran di tempat kerja/sekolah
Pasien melaporkan perubahan alam perasaan
Pasien melaporkan penurunan status kesehatan
Pasien melaporkan penurunan kualitas hidup
Pasien melaporkan kesulitan berkonsentrasi
Pasien melaporkan kesulitan untuk tidur
Pasien melaporkan kesulitan untuk tetap tidur
Pasien melaporkan ketidakpuasan dengan tidurnya
(saat ini)
Pasien melaporkan peningkatan kecelakaan
Pasien melaporkan kekurangan energi
Pasien melaporkan tidur yang tidak mengembalikan
kesegaran tubuh
Pasien melaporkan gangguan tidur yang memberi
dampak pada hari berikutnya
Pasien melaporkan terbangun terlalu dini
Etiologi
 Pola aktivitas (misalnya, pengaturan waktu, jumlah)
Masalah
Insomnia
 Ansietas
 Depresi
 Faktor lingkungan (misalnya suara bising lingkungan










sekitar,
pencahayaan
siang
hari/malam
hari,
suhu/kelembapan lingkungan sekitar, tatanan yang
asing)
Ketakutan
Pergantian hormon terkait gender
Berduka
Gangguan pola tidur normal (misalnya perjalanan, kerja
sift, tanggung jawab sebagai orang tua, dibangunkan
untuk kebutuhan intervensi)
higiene tidur yang tidak adekuat (saat ini)
Konsumsi agen stimulan
Konsumsi alkohol
Medikasi
Ketidaknyamanan fisik (misalnya, suhu tubuh, nyeri,
nafas dangkal, batuk, refluks gastro esofagus, nausea,
inkontinensia/urgensi)
Stres (misalnya pola termenung sebelum tidur)
 Konfusi akut
 Pergeseran tahap tidur terkait penuaan
 Agitasi
 Demensia
 Ansietas
 Paralisis tidur familial
 Apatis
 Hipersomnolen sistem saraf pusat idiopatik
 Sering memberontak
 Aktivitas di siang hari tidak adekuat
 Mengantuk di siang hari
 Narkolepsi
Deprivasi tidur
 Penurunan kemampuan berfungsi
 Mimpi buruk
 Keletihan
 Peran sebagai orang tua yang mengakibatkan tidak dapat
 Fleeting Nuystagmus
 Halusinaasi
 Tremor tangan
 Peningkatan sensitivitas terhadap nyeri
 Ketidakmampuan konsentrasi
 Iritabilitas
 Letargi
 Lesu
 Malaise
tidur
 Pergerakan ekstremitas periodik (misal sindrom resah






kaki, mioklonus nokturnal)
Higine tidur selalu tidak adekuat
Penggunaan obat atau suplemen penahan kantuk
Apnea tidur
Enuresis terkait tidur
Ereksi nyeri terkait tidur
Teror tidur
 Gangguan persepsi (misal gangguan sensasi tubuh,
waham, merasa “melayang”)
 Gelisah
 Reaksi lambat
 Paranoia sementara
 Diagnosa kesejahteraan / wellness
Kesiapan
meningkatkan
tidur
 Perubahan pola tidur normal
 Kelembapan lingkungan sekitar
 Penurunan kemampuan berfungsi
 Suhu lingkungan sekitar
Gangguan
tidur
 Ketidakpuasan tidur
 Tanggung jawab memberi asuhan
 Menyatakan sering terjaga
 Perubahan pajanan terhadap cahaya-gelap
 Menyatakan tidak mengalami kesulitan tidur
 Gangguan (mis., untuk tujuan terapeutik, pemantauan,

Jumlah tidur sesuai kebutuhan perkembangan
 Mengekspresikan perasaan dapat beristirahat setelah
tidur
 Mematuhi rutinitas tidur yang meningkatkan
kebiasaan tidur
 Penggunaan obat penginduksi tidur hanya kadangkadang saja
 Menyatakan merasa cukup istirahat setelah tidur
pola
 Menyatakan tidak
merasa cukup istirahat








2.3
Diagnosa Keperawatan
2.3.1
Insomnia
2.3.2
Deprivasi tidur
2.3.3
Kesiapan meningkatkan tidur
2.3.4
Gangguan pola tidur
pemeriksaan laboratorium)
Kurang control tidur
Kurang privasi
Pencahayaan
Bising
Bau gas
Restrain fisik
Teman tidur
Tidak familier dengan perabot tidur
2.4
Nursing Care Planning (NCP)
No
Diagnosa
Tujuan & Kriteria Hasil (NOC)
1
Insomnia
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama... x 24 1. Peningkatan
Koping : 1. Mengurangi tekanan pada diri
jam diharapkan pasien tidak mengalami insomnia
Membantu
pasien
untuk
pasien.
dengan kriteria hasil :
beradaptasi dengan persepsi, 2. Kenyamanan membuat pasien
stressor,
perubahan
atau
relaksasi dan membantu pasien
Indikator
IR
ER
ancaman yang mengganggu
santai.
1. Jumlah jam tidur (sedikitnya 5
pemenuhan tuntutan dan peran 3. Agar pasien mampu membangun
jam per 24 jam untuk orang
hidup.
pola tidur yang sesuai
dewasa.
2. Manajemen
Lingkungan
2. Pola, kualitas dan rutinitas tidur.
Kenyamanan: Memanipulasi
3. Perasaan segar setelah tidur.
lingkungan sekitar pasien
untuk
meningkatkan
4. Terbangun di waktu yang sesuai
kenyamanan yang optimal.
Menunjukkan Tidur, yang dibuktikan oleh indikator
3. Peningkatan
Tidur
:
berikut
Memfasilitasi siklus tidur1. gangguan ekstrem
terjaga yang teratur.
2. berat
3. sedang
4. ringan
5. tidak mengalami gangguan
2
Deprivasi
Tidur
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama
...X24 jam diharapkan pasien tidak mengalami
deprivasi tidur dengan kriteria hasil :
Indikator
IR
ER
-
Perasaan segar setelah tidur
Pola dan kualitas tidur
Intervensi (NIC)
1. Manajemen Energi : Mengatur
penggunaan
energi
untuk
mengatasi atau mencegah
keletihan dan mengoptimalkan
fungsi.
2. Manajemen
Medikasi
:
Rasional
1. Menghilangkan
pencetus
deprivasi tidur.
2. Mengurangi gangguan tidur.
3. Membuat pasien lebih santai.
4. Agar pasien mampu membangun
pola tidur yang sesuai
-
-
-
Rutinitas tidur
Jumlah waktu tidur yang
terobservasi
Terjaga pada waktu yang tepat
Melaporkan penurunan gejala
Deprivasi
tidur
(misalnya,
konfusi, ansietas, mengantuk
pada siang hari, gangguan
perseptual, dan kelelahan).
Mengidentifikasikan
dan
melakukan tindakan yang dapat
meningkatkan
tidur atau
istirahat.
Mengidentifikasikan
faktor
yang
dapat
menimbulkan
Deprivasi tidur (misalnya, nyeri,
ketidakadekuatan aktivitas pada
siang hari)
Memfasilitasi penggunaan obat
resep dan obat bebas yang
aman dan efektif.
3. Manajemen Alam Perasaan:
Menciptakan
keamanan
,
kestabilan, pemulihan, dan
pemeliharaan pasien yang
mengalami disfungsi alam
perasaan baik depresi maupun
peningkatan alam perasaan.
4. Peningkatan
Tidur
:
Memfasilitasi siklus tidurbangun yang teratur.
Menunjukkan Tidur, yang dibuktikan oleh indikator
berikut
1. gangguan ekstrem
2. berat
3. sedang
4. ringan
5. tidak mengalami gangguan
3
Kesiapan
Meningkat
kan Tidur
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama...x 24 1. Manajemen Energi : Mengatur 1. Membantu pola tidur yang
jam diharapkan pasien dapat meningkatkan tidur
penggunaan energy untuk
adekuat pada pasien.
dengan kriteria hasil Pasien akan :
mengatasi atau mencegah 2. Kenyamanan membuat pasien
keletihan dan mengoptimalkan
relaksasi dan membantu pasien
Indikator
IR
ER
1. Mengidentifikasi tindakan yang
akan meningkatkan istirahat atau
tidur
2. Mendemonstrasikan kesejahteraan
fisik dan psikologis
3. Mencapai tidur yang adekuat tanpa
menggunakan obat
Menunjukkan Tidur, yang dibuktikan oleh indikator
berikut
1. gangguan ekstrem
2. berat
3. sedang
4. ringan
5. tidak mengalami gangguan
4
Gangguan
Pola Tidur
fungsi
santai.
2. Manajemen
3. Agar pasien mampu membangun
LingkunganKenyamanan:
pola tidur yang sesuai
Memanipulasi
lingkungan
sekitar
pasien
untuk
meningkatkan
kenyamanan
optimal
3. Peningkatan
Tidur
:
Memfasilitasi siklus tidurbangun yang teratur
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama... x 24 1. Determinasi
efek-efek
jam diharapkan px tidak terganggu saat tidur dengan
medikasi terhadap pola tidur.
kriteria hasil :
2. Jelaskan pentingnya tidur yang
adekuat.
Indikator
IR
ER
3. Fasilitas
untuk
1. Jumlah jam tidur dalam batas
mempertahankan
aktivitas
normal 6-8 jam/hari.
sebelum tidur (membaca).
2. Pola tidur, kualitas dalam batas
4. Ciptakan lingkungan yang
normal.
nyaman.
3. Perasaan segar sesudah tidur atau
5. Kolaborasi pemberian obat
istirahat.
tidur.
4. Mampu mengidentifikasi hal-hal
6. Diskusikan dengan pasien dan
yang meningkatkan tidur.
keluarga tentang teknik tidur
pasien.
1. Mengetahui pengaruh obat dengan
pola tidur pasien.
2. Memberikan informasi kepada
pasien dan keluarga pasien.
3. Meningkatkan tidur.
4. Agar periode tidur tidak terganggu
dan rileks.
5. Mengurangi gangguan tidur.
6. Meningkatkan pola tidur yang
baik secara mandiri.
7. Mengetahui perkembangan pola
tidur pasien.
8. Mengetahui
pengaruh waktu
makan dan minum terhadap pola
Menunjukkan Tidur, yang dibuktikan oleh indikator
berikut
1. gangguan ekstrem
2. berat
3. sedang
4. ringan
5. tidak mengalami gangguan
2.5
Implementasi
7. Instruksikan untuk memonitor
tidur pasien.
tidur pasien.
9. Mengetahui perkembangan pola
8. Monitor waktu makan dan
tidur pasien.
minum dengan waktu tidur.
9. Monitor/catat kebutuhan tidur
pasien setiap hari dan jam.
Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito-Moyet,Lynda Juall.2012.BukuSaku Diagnosa Keperawatan Edisi 13.Jakarta:EGC
Huda,Amin.,Kusuma,Hardhi.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC.Yogyakarta: MediAction
NANDA International. 2018.Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 20182020.Jakarta: EGC
Potter, Patricia A., Perry, Anne G.2009.Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 3.Jakarta:
Salemba Medika
Potter, Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses, dan Praktik,
Edisi 4.Jakarta: EGC.
Tarwoto dan Wartonah.2006.Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:Medika Salemba.
Vaughans, Bennita W. 2011. Keperawatan Dasar. Yogyakarta : Rapha Publishing.
Download