Uploaded by cindyarbeta98

Cindy Arbeta 24117070 Aurelya Ayu Febriyani 24117071

advertisement
Pengaruh Distribusi Pencahayaan Alami dan Buatan Terhadap Visual dan
Fungsional Lifestyle Center
Cindy Arbeta, Aurelya Ayu Febriyani
Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan, Program Studi Arsitektur
Institut Teknologi Sumatera
Jl. Terusan Ryacudu, Way Huwi, Kec. Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan
Lampung 35365, Indonesia
Email : [email protected] ; [email protected]
[email protected]
ABSTRACT
Lifestyle center sebagai tempat masyarakat zaman modern melakukan banyak aktivitas
sangat perlu mempertimbangkan tingkat kenyamanan agar pengguna di dalamnya dapat
melakukan aktivitas dengan lancar dan memiliki produktivitas kerja yang baik. Kenyamanan
tidak hanya bergantung pada temperatur ruang, radiasi matahari yang masuk ke dalam suatu
ruang, kualitas udara, dan penghawaan, namun juga ditentukan oleh kualitas pencahayaan, baik
pencahayaan alami maupun buatan. Tujuan dari review paper ini adalah untuk menganalisa
besarnya distribusi pencahayaan terhadap visual dan fungsional serta menganalisa jenis
penerangan yang tepat digunakan pada lifestyle center. Metode pengumpulan data yang
dilakukan yaitu studi pustaka yang diperoleh dari beberapa jurnal dan artikel. Hasil menunjukkan
bahwa, ruang café dan restaurant menggunakan jenis lampu LED berwarna warm dengan
distribusi pencahayaan Indirect Lighting dan General Lighting. Pada outdoor menggunakan jenis
lampu CFL (Compact Fluorescent Lamp) dan lampu Halogen dengan distribusi pencahayaan
Direct Lighting. Dan Toko Retail menggunakan jenis lampu LED dan Lampu Fluorescent/TL
dengan distribusi pencahayaan General Lighting. Kesimpulan review paper ini adalah setiap
ruangan memiliki distribusi pencahayaan yang berbeda-beda serta jenis lampu yang dipakai.
Kata Kunci : Pencahayaan, Pencahayaan Alami, Pencahayaan Buatan, Distribusi Cahaya, Jenis
Lampu
1
INTRODUCTION
perorangan yang dilakukan secara kolektif
melalui penggabungan modal dengan tujuan
Pada
dasarnya
manusia
membutuhkan cahaya untuk melihat objek
secara
visual.
Melalui
cahaya
yang
dipantulkan oleh objek-objek tersebut, kita
dapat melihatnya dengan jelas. Oleh karena
itu, jika mendapatkan pencahayaan yang
cukup, akan tercipta kenyamanan visual.
Jika pencahayaannya kurang atau terlalu
banyak,
hal
itu
akan
mempengaruhi
kenyamanan penglihatan. Hal tersebut akan
berdampak
pada
kesehatan
terutama
penglihatan1.
bagian utama dalam sebuah interior karena
cahaya akan mempengaruhi performa kerja
dari manusia didalamnya. Tanpa cahaya,
manusia tidak bisa melihat, bekerja, dan
merasakan suasana ruang2. Berdasarkan hal
efektivitas
komersial
merupakan salah satu usaha.
Saat ini
masyarakat Indonesia dari berbagai usia
kalangan terutama pada generasi melenial
sering berkunjung ke pusat perbelanjaan
untuk berbelanja, nongkrong, atau kegiatan
lainya3. Pusat berbelanjaan memiliki ciri
khas mereka masing – masing atau tipe
tersendiri untuk menarik masyarakat sekitar,
salah satu tipe dari pusat perbelanjaan yaitu
lifestyle center. lifestyle center adalah tipe
seorang desainer tidak hanya
menampung
menarik
saja
tetapi
harus
memperhatikan kualitas dari pencahayaan.
Pusat perbelanjaan (mal) adalah
salah
1
satu
bentuk
usaha
perdagangan
H. Widiyantoro, E. Mulyadi, & C. Vidiyanti.
Analisis Pencahayaan Terhadap Kenyamanan Visual
Pada Pengguna Kantor (Studi Kasus:Kantor PT
Sandimas Intimitra Divisi Marketing di Bekasi), 6(2).
65-70. 2017.
2
Steffi Julia Soegandh dkk. Optimasi Sistem
Pencahayaan Buatan pada Budget Hotel di
Surabaya. JURNAL INTRA Vol. 3, No. 2, 45-56.
2015
fasilitas
perbelanjaan
dan
rekreasi serba guna untuk melayani skala
regional, beradaptasi dengan kegiatan publik
dan memenuhi permintaan ruang hijau.
lifestyle center memenuhi kebutuhan belanja
dan rekreasi dengan menikmati suasana
zona perdagangan yang nyaman dan indah.
mementingkan segi fungsi dan tampilan
yang
mencapai
pusat perbelanjaan terbuka yang dapat
Pencahayaan merupakan salah satu
tersebut
untuk
Lifestyle
center
selain
memiliki
fungsi sebagai kebutuhan belanja, tipologi
terebut memiliki fungsi sebagai tempat
bersantai yang nyaman dan indah sehingga
diperlukannya sistem pencahayaan yang
baik karena jika kualitas pencahayaan tidak
baik maka akan berpengaruh pada suasana
3
Therecia Chany Hartono dan Luciana Kristanto.
Studi Efektivitas Pencahayaan Atrium Lenmarc Mall
di Surabaya. JURNAL eDIMENSI ARSITEKTUR
VOL. VII, NO. 1, 601-608. 2019.
2
atmosfer
ruang,
menimbulkan
tekanan
Kenyamanan visual dapat tercapai
psikologis pada pengguna dan gangguan
jika
penglihatan
pada
diterapkan, yang meliputi kesesuaian desain
kesehatan. Tentunya hal tersebut akan
dengan standar pencahayaan dan penataan
bertolak belakangan dengan fungsi dari tipe
layout ruangan yang sesuai dengan distribusi
bangunan tersebut.
pencahayaan. Akan tetapi, tidak cukup
yang
berdampak
Lifestyle center memiliki bentuk dan
fungsi
yang
perbelanjaan
berbeda
biasanya.
dengan
Seperti
pusat
terdapat
kenyamanan
visual
yang
baik
hanya memberikan tingkat kenyamanan
sesuai
standar
yang
direkomendasikan,
karena pengguna bangunan sebagai objek
penyediaan ruang terbuka dalam pemenuhan
yang
ruang hijau. Tentunya hal tersebut akan
berbeda-beda pada setiap orang, yang akan
mengaruhi
mempengaruhi
perencanaan
dalam
sistem
nyaman
memiliki
perilaku
kenyamanannya
yang
dalam
pencahayaannya karena sistem pencahayaan
penerangan ruangan. Jadi, terlebih dahulu
dipengaruhi oleh fasad, bentuk, ukuran, dan
mengenali kegiatan apa yang seharusnya
lokasi4. Lifestyle Center yang memiliki
diberi pencahayaan dan menggunakan jenis
ruang terbukan akan membutuhkan tingkat
pencahayaan
pencahayaan alami dan buatan yang nyaman
fungsi toko retail, tingkat pencahayaan
agar penggunanya dapat beraktivitas dengan
minimal yang disarankan adalah 500 lux,
lancar dan dapat meningkatkan jumlah
ruang kantor 350 lux, hunian 250 lux serta
pengunjung.
cafe dan restaurant 250 lux 8
Pencahayaan
dibedakan
yang
bagaimana7.
menjadi dua jenis, yaitu pencahayaan alami
1. Pencahayaan (Iluminate)
dan buatan. Pencahayaan alami dapat berupa
Pencahayaan
atau
Untuk
penerangan
sinar matahari5. Pencahayaan buatan adalah
merupakan salah satu faktor yang penting
segala bentuk cahaya dari perangkat buatan
untuk menciptakan lingkungan yang baik,
manusia6.
nyaman, dan berkaitan dengan produktivitas
manusia. Lingkungan yang baik akan dapat
4
Steffi Julia Soegandh dkk. Optimasi Sistem
Pencahayaan Buatan pada Budget Hotel di
Surabaya. JURNAL INTRA Vol. 3, No. 2, 45-56.
2015
5
Ginanjar. Pengujian Intensitas Pencahayaan di
Gedung Perpustakaan Universitas Siliwangi dengan
Simulasi Menggunakan Software Dialux, Vol. 10, No.
3: 1-9. 2012.
6
Juningtyastuti. Jurnal Momentum. Optimasi Kinerja
Pencahayaan Buatan untuk Efisiensi Pemakaian
memberikan kenyamanan dan meningkatkan
Energi Listrik pada Ruangan dengan Metode
Algoritma Genetika, Vol. 13, 41-49. 2012.
7
Karlen, & Benya. Dasar-Dasar Desain
Pencahayaan. Jakarta: Erlangga. 2007
8
Thojib, & Adhitama. Kenyamanan Visual Melalui
Pencahayaan Alami pada Kantor. Jurnal RUAS .
2013
3
produktivitas
penerangan
pengunjung9.
yang
baik
Tingkat
buatan berasal dari lampu dengan berbagai
memberikan
jenis yang dapat dipilih sesuai kebutuhan.
kemudahan bagi seseorang dalam melihat
Untuk
memenuhi
objek yang dikerjakannya secara jelas dan
pencahayaan di dalam dan di luar ruangan,
cepat. Sedangkan tingkat penerangan yang
maka diperlukan sumber pencahayaan sesuai
buruk dapat mengakibatkan efek negatif
fungsi
pada tubuh, seperti kelelahan mata, keluhan
membutuhkan intensitas pencahayaan yang
pegal di sekitar area mata, serta sakit kepala
berbeda - beda. Kuantitas dan kualitas
di sekitar area mata. Pencahayaan yang
pencahayaan
optimal tercapai apabila objek yang dilihat
ditentukan oleh rasio pencahayaan dalam
mata memiliki warna sesuai dengan warna
ruang serta refleksi cahaya12. (Tongkukut,
aslinya10. Kenyamanan visual ditentukan
2016).
ruang.
kebutuhan
Karena
yang
setiap
baik
akan
ruangan
antara
lain
oleh kuat penerangan / tingkat pencahayaan
(E), kualitas warna (colour rendering), dan
A. Pencahayaan Alami
Sumber pencahayaan alami yang
tingkat penyilauan11.
paling utama dimanfaatkan oleh manusia
Berdasarkan
cahaya,
adalah cahaya matahari. Saat beraktivitas di
pencahayaan terbagi menjadi dua yaitu
dalam ruangan, dalam bangunan misalnya,
pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan
sinar
alami berasal dari sinar matahari yang
pencahayaan alami yang paling utama,
masuk ke dalam ruang bangunan melalui
sedangkan
bukaan pada fasad bangunan dan sangat
lampu dibutuhkan untuk menunjang dan
dipengaruhi oleh posisi bangunan terhadap
mendukung
posisi matahari, sedangkan pencahayaan
alami adalah pencahayaan yang berasal dari
9
sumber
Putra, B. G. A., & Madyono, G. Analisis Intensitas
Cahaya Pada Area Produksi Terhadap Keselamatan
Dan Kenyamanan Kerja Sesuai Dengan Standar
Pencahayaan (Vol. 10). Jurnal Optimasi Sistem
Industri. 2017.
10
Tongkukut, S. H. J. Analisis Tingkat Pencahayaan
Ruang Kuliah Dengan Memanfaatkan Pencahayaan
Alami Dan Pencahayaan Buatan (Vol. 5). Jurnal
Mipa Unsrat. 2016.
11
Latifah, N. L. (2013). Kajian Sistem Pencahayaan
yang Mempengaruhi Kenyamanan Visual Pada
Ruang A dan Ruang Sayap Galeri Selasar Sunaryo,
1(3), 1-12.
matahari
dibutuhkan
pencahayaan
buatan
pencahayaan.
sebagai
berupa
Pencahayaan
alam. Contohnya: sinar matahari, sinar
rembulan,
bintang-bintang.
Faktor
pencahayaan
alami
adalah
perbandingan
tingkat
siang
hari
pencahayaan
dari
langit maupun hasil refleksi terhadap tingkat
12
Tongkukut, S. H. J. Analisis Tingkat Pencahayaan
Ruang Kuliah Dengan Memanfaatkan Pencahayaan
Alami Dan Pencahayaan Buatan (Vol. 5). Jurnal
Mipa Unsrat. 2016.
4
pencahayaan bidang datar di lapangan
b. Komponen refleksi luar
maupun ruangan. Tentunya pada tipologi
Komponen pencahayaan yang berasal
lifestyle center pencahayaan alami sangat
dari refleksi benda benda yang berada di
dibutuhkan dan berpangaruh pada fungsi
sekitar
dan kenyamanan dari tipologi terbus karena
Releksi luar tentunya perlu diperhatikan
tipologi tersebut memiliki bentuk terbuka
juga karena ada penggunaan ruang hijau
dan kebutuhan cahaya pada ruang hijau juga
yang tentunya terdapat warna cerah yang
maka diperlukan perencanaan cahaya alami
dapat memantulkan cahaya dengan terang.
bangunan
yang
bersangkutan.
yang bisa memenuhi kebutuhan dari ruang
hijau sekaligus tidak mengambil cahaya
alami
secara
berlebihan
karena
akan
mengganggu kenyamanan dari pengguna.
Faktor pencahayaan alami siang hari terdiri
dari 3 komponen meliputi13:
a. Komponen langit
Gambar 2. Komponen Refleksi Luar
Sumber: (Setiawan, 2013)
c. Komponen refleksi dalam
Komponen pencahayaan yang berasal
Komponen pencahayaan yang berasal
dari refleksi permukaan-permukaan dalam
langsung dari cahaya langit. Karena bentuk
ruangan, dari cahaya yang masuk ke dalam
tipologi ini terbuka dan terdapat ruang hijau
ruangan akibat refleksi benda-benda di luar
maka diperlukannya cahaya langit dan
ruangan maupun dari cahaya langit. Desain
perendaman cahaya agar seseorang tidak
dalam ruangan pun perlu diperhatikan agar
merasakan terik yang terlalu berlebihan
pada saat siang hari penggunaan cahaya
saat melakukan aktifitasnya
buatan tidak berlebihan dan pencahyaan
tidak seimbang dengan luar ruangan.
Gambar 1. Komponen Langit
Sumber: (Setiawan, 2013)
Gambar 3. Komponen Refleksi Dalam
Sumber: (Setiawan, 2013)
13
Setiawan, A. Optimasi Distribusi Pencahayaan
Alami terhadap Kenyamanan Visual pada Toko
"Oen" di Kota Malang (Vol. 1). Jurnal Intra. 2013.
5
B. Pencahayaan Buatan
(downlights)
Selain mendapatkan
alami,
perencanaan
pencahayaan
dan
Berdasarkan fungsi
sorot
(spotlight).
atau kebutuhannya,
elemen-elemen
pencahayaan buatan dibagi menjadi tiga
perancangan arsitektur dan interior yang
jenis, yaitu pencahayaan umum (general
harus dilaksanakan dengan baik
lighting),
yaitu
pencahayaan
khusus
(task
pencahayaan buatan. Pencahayaan buatan
lighting) dan pencahayaan aksen (accent
memiliki peran sebagai pembangun suasana
lighting).
(as image builder), persepsi visual (visual
pencahayaan buatan dibagi menjadi dua,
perception),
akan
yaitu pencahayaan langsung (direct lights)
menyampaikan citra (image) suatu bangunan
dan pencahayaan tidak langsung (indirect
komersial kepada pengunjung.
lights).
dan
Menurut
berdasarkan
estetika
Luigina
sumber
yang
de
cahayanya
Berdasarkan
penampakannya,
Grands,
C. Distribusi Pencahayaan
sumber
Berdasarkan
cara
pencahayaan
distribusi
cahaya buatan dibagi menjadi tiga, yaitu
cahayanya,
cahaya lampu pijar (incandescent), cahaya
(1998)
listrik neon dan cahaya yang mengandung
Grondzik dan Kwok (2010) dapat dibedakan
fosfor (fluorescent) (de Grands 1986).
menjadi lima macam, yaitu14:
dalam
Wibiyanti
menurut
ILO
(2008)
serta
Menurut intensitasnya, cahaya buatan dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu penyinaran penuh
(full light), penyinaran sedang (medium
light), dan penyinaran rendah atau temaram
(low light). Berdasarkan penempatannya,
pencahayaan buatan dibagi menjadi lima,
1. Distribusi pencahayaan langsung (direct
lighting) Pada sistem pencahayaan langsung,
sebanyak 90 – 100% cahaya diarahkan
secara langsung ke benda-benda yang perlu
diterangi.
yaitu pada langit-langit (ceiling lamp),
2. Distribusi pencahayaan semi langsung
bergantung
(semi
dari
langit-langit
(pendant
direct
lighting)
Pada
sistem
lamp), menempel pada dinding (wall lamp),
pencahayaan semi langsung, sebanyak 60 –
di atas meja (table lamp) dan berdiri dengan
90% cahaya diarahkan langsung kepada
kaki (standing lamp). Berdasarkan arah
cahaya, pencahayaan buatan dibagi menjadi
tiga, yaitu cahaya yang mengarah ke atas
(uplights), cahaya yang mengarah kebawah
14
Kristian, M. S., halim, e. a., & leonardo. Serat
Rupa Journal of Design. Pengaruh Cara Distribusi
Pencahayaan Buatan Pada Kenyamanan
Bercengkrama Pengunjung Kafe, 2(2), 148-162.
2018.
6
benda-benda
yang
perlu
diterangi,
2. Jenis Lampu
sedangkan sisanya akan dipantulkan ke
langit- langit dan dinding.
Terdapat beberapa jenis lampu yang
digunakan pada bangunan ataupun area.
Namun terdapat tiga jenis lampu yang saat
3. Distribusi pencahayaan difus (general
diffuse lighting) Pada sistem pencahayaan
difus, sebanyak 40 – 60% cahaya diarahkan
kepada permukaan yang perlu diterangi,
selebihnya lagi menerangi langit-langit dan
dinding untuk kemudian dipantulkan.
ini marak digunakan masyarakat. Pertama,
Lampu pijar yang menghasilkan cahaya
dengan memanaskan serabut pijar atau
filamen sehingga suhunya yang dikeluarkan
lampu ini relatif tinggi. Kedua, Lampu
fluorescent menggunakan prinsip dari proses
tidak
berpendarnya mineral fluorescent dimana
langsung (semi indirect lighting) Pada
bahan mineral di expose terhadap sinar
sistem pencahayaan semi tidak langsung,
ultraviolet kemudian bereaksi dengan gas di
sebanyak 60 – 90% cahaya diarahkan ke
dalam lampu, yang menghasilkan cahaya
langit-langit dan dinding bagian atas dan
ultraviolet. Ketiga, Lampu LED (Light
sisanya ke bawah. Dengan demikian, langit-
Emitting Diode) merupakan semikonduktor
langit memerlukan perhatian lebih dengan
yang
dilakukannya pemeliharaan yang baik
monokromatik, Di dalam LED terdapat
4.
Distribusi
pencahayaan
semi
dapat
memancarkan
cahaya
sejumlah zat kimia yang akan mengeluarkan
5. Distribusi pencahayaan tidak langsung
cahaya
(indirect lighting) Pada sistem pencahayaan
melewatinya15. Pada tipologi lifestyle center
tidak langsung, sebanyak 90 – 100% cahaya
kebutuhan
diarahkan ke langit- langit dan dinding
tentunya
bagian atas kemudian dipantulkan untuk
memiliki ruang terbuka dan ruang hijau
menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh
maka pemilihan jenis lampu harus mampu
langit-langit dapat dijadikan sumber cahaya,
mencukupi kebutuhan cahaya dari fungsi
maka diperlukan pemeliharaan yang baik.
ruangan hijau seperti untuk menampilkan
jika
akan
elektron-
pencahayaan
diperlukan.
Pertama
elektron
buatan
karena
hiasan, tanaman, atau tempat duduk dan lain
15
Agam, B. B., Yushardi, & Prihandono, T. Jurnal
Pendidikan Fisika. Pengaruh Jenis dan Bentuk
Lampu Terhadap Intensitas Pencahayaan dan Energi
Buangan. 2015.
7
sebagainya. Pemilihan warna pada jenis
b. Lampu Fluorescent/TL (Tube Lamp)
lampu juga penting karena konsep dari
Lampu Fluorescent atau TL
tipologi tersebut memiliki visual yang
(Tube Lamp) merupakan jenis lampu
menarik juga sehingga pemilihan warna
berbentuk tabung kaca yang di dalam
yang nyaman seperti warna kuning yang
tabungnya terdapat sedikit mercury
dapat menciptakan suasana yang nyaman
dan gas argon dengan tekanan
dan intim. Selain itu pemilihan jenis lampu
rendah serta serbuk fosfor. Lampu
pada
mampu
ini biasanya digunakan diruagan
menyeimbangkan cahaya dengan keadaan
yang memiliki luasan cukup besar.
langit ketika cahaya alami sedang maksimal
Warna
ataupun tidak seperti pada saat hujan.
cenderung berwarna putih dingin
Kedua, pemilihan jenis lampu juga harus
yang
memperhatikan dari jenis toko/ruangan yang
menyejukan ruangan.
ruang
tersebut
harus
ada agar pembeli dapat tertarik dan nyaman
cahaya
secara
yang
dihasilkan
psikologis
dapat
c. Lampu HPL
saat bebelanja. Beberapa jenis lampu yang
Lampu HPL (High Power
dapat digunakan yaitu:
LED) merupakan jenis lampu yang
a. Lampu Pijar
berfungsi untuk penerangan proyek -
Lampu
pijar
dapat
proyek bangunan atau pertambangan.
didefinisikan dengan jenis lampu
Selain itu, lampu HPL digunakan
yang menghasilkan cahaya dengan
juga untuk penerangan ruangan,
cara memanaskan kawat pijar tipis
aquarium, dan sebagainya. Lampu
yang terletak di bagian pusat bagian
HPL dapat menghasilkan cahaya
dalam bohlam. Lampu jenis ini
yang lebih terang daripada lampu
sangat cocok untuk di letakan pada
pijar.
ruang santai, lampu meja, maupun
lampu gantung. Karena lampu pijar
d. Lampu CFL
Lampu
CFL
(Compact
sangat cocok untuk menciptakan
Fluorescent Lamp) merupakan jenis
nuansa klasik dan hangat pada
lampu sorot pengembangan dari jenis
ruangan.
lampu neon dengan ukuran yang
lebih kecil. Jenis lampu ini memiliki
warna putih lembut alami atau
8
cahaya siang hari sehingga biasa
g. Lampu LED
digunakan pada lampu meja dan
Lampu LED (Light Emitting
lampu sorot hingga perlengkapan
Diode) LED didefinisikan sebagai
dekoratif.
salah satu jenis lampu hemat energi
e. Lampu Halogen
sehingga dapat memancarkan cahaya
Lampu Halogen merupakan
yang terang. Lampu ini sangat
jenis lampu pijar biasa akan tetapi
multifungsi karena ukuran dan warna
berisi
yang
filamen
dibungkus
tungsten
serta
fleksibel
digunakan untuk berbagai keperluan.
halogen termasuk lampu dengan
Lampu ini biasa digunakan pada
intensitas cahaya yang cukup kuat
pencahyaan rumah tinggal.
banyak
kaca.
beragam
Lampu
sehingga
dengan
yang
dipakai
untuk
Studi pustaka mengenai distribusi
pencahayaan tanaman atau pohon
hias, patung, dinding, kolam ikan,
kolam renang, dan benda – benda
Lampu HID (High Intensity
Discharge) merupakan jenis lampu
yang dapat menghasilkan cahaya
dengan sangat terang. Namun, lampu
HID ini sebaiknya tidak digunakan
menghasilkan
tinggal
radiasi
UV
karena
yang
cukup besar. Lampu HID biasanya
digunakan untuk pencahayaan di
area yang sangat luas. Misalnya
stadion,
lapangan
berukuran besar.
hasil
dan
yaitu,
buatan
untuk
dapat
sumber
yang paling besar. Hal ini berarti cahaya
f. Lampu HID
rumah
diperoleh
alami
pencahayaan alami menunjukan presentase
lain yang berada di taman.
untuk
pencahayaan
atau
toko
matahari yang masuk ke dalam ruang
bangunan melalui bukaan di samping (side
lighting), bukaan di atas (top lighting), atau
kombinasi keduanya cukup signifikan untuk
menerangi ruangan. Pemanfaatan sumber
cahaya
alami
secara
efektif
dapat
memberikan pencahayaan yang maksimal
sehingga akan berpengaruh pada tingkat
produktivitas
pengguna
ruangan.
Akan
tetapi, jika sumber pencahayaan alami
belum memenuhi standar pencahayaan, hal
itu disebabkan oleh posisi gedung terhadap
posisi matahari.
9
Pada
pencahayaan
buatan,
2. Arah, Lingkup, dan Distribusi Cahaya
pertimbangan akan penempatan distribusi
Sistem pencahayaan buatan ditinjau dari
cahaya
arah cahaya terdiri dari downlight, uplight,
yang
kurang
merata
dapat
meningkatkan kualitas estetika pencahayaan
frontlight,
dan
pada
Sedangkan lingkup cahaya terbagi menjadi
pengunjung. Hal ini juga berkaitan dengan
spotlight dan floodlight. Distribusi cahaya
lampu yang dimana terdapat banyak jenis
mencakup distribusi cahaya langsung dan
yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan
tak langsung.
memberikan
kenyamanan
backlight,
dan
sidelight.
ruangan. Untuk memenuhi kebutuhan akan
pencahayaan di dalam dan di luar ruangan,
maka diperlukan sumber pencahayaan sesuai
fungsi
ruang.
Karena
setiap
ruangan
3.
Aplikasi
Pencahayaan
Aplikasi
pencahayaan yang digunakan adalah indoor
dan outdoor.
membutuhkan intensitas pencahayaan yang
4. Sistem dan Fungsi Pencahayaan Sistem
berbeda - beda.
pencahayaan buatan terbagi menjadi general
Besaran DF (Daylight Factor) akan
ditentukan
dalam
persen
penelitian
sebelumnya
(%).
Dalam
Mehrdad
[1]
menyatakan dalam perhitungan berikut:
lighting dan localized lighting, sedangkan
dari segi fungsi pencahayaan buatan terbagi
menjadi general lighting, task lighting, dan
accent lighting.
METHOD
Metode Pengumpulan Data yang dilakukan
yaitu studi pustaka yang diperoleh dari
Dimana DF adalah Daylight Factor, Ei
beberapa jurnal dan artikel.
adalah pencahayaan dari dalam ruangan dan
Eo adalah pencahayaan dari luar ruangan.
1. Jenis Bola Lampu Lampu merupakan
CONCLUSION
Padatnya
kegiatan
banyak
sehari-hari
sumber utama dari pencahayaan buatan,
menyebabkan
masyarakat
yang
terdapat beberapa jenis lampu yaitu lampu
merasa jenuh, sehingga dibutuhkan area
pijar, fluorescent, halogen, HID, dan LED.
publik yang dapat mewadahi kegiatan
sehari-hari, serta menarik dan nyaman.
Dengan
adanya
lifestyle
center
dapat
10
mengurangi
dampak
kejenuhan
dan
Berdasarkan
tinjauan
pustaka,
kebosanan masyarakat dikarenakan dapat
penelitian sebelumnya meneliti pengaruh
mewadahi kegiatan-kegiatan sehari hari
berbagai konfigurasi pencahayaan toko pada
seperti menggantikan fungsi kantor ataupun
persepsi
tempat belajar yang kurang menarik dan
pelanggan. Quartier, Vanrie dan Cleempoel
membosankan.
mengharuskan
(2014) menyatakan bahwa pencahayaan
lifestyle center selain menjadi tempat yang
dapat digunakan untuk mengubah atmosfer
menarik tetapi juga harus menjadi tempat
dalam lingkungan komersial dan membantu
yang nyaman secara fungsional maupun
menciptakan
visual. Salah satu kenyamanan yang harus
spesifik. Schielke dan Leudesdorff (2015)
diperhatikan
menyarankan
Hal
ini
yaitu
kenyamanan
visual
berupa pencahayaan.
ruang,
emosi,
dan
pengalaman
bahwa
pengaturan
respons
toko
jenis
toko
pencahayaan
yang
dan
dapat
mempengaruhi citra merek toko di mana
Pencahayaan pada komersial dapat
memberikan
suasana
penerangan
yang
menarik perhatian, dan menonjolkan barang
dagangan.
Untuk
menghasilkan
pencahayaan
yang
mengganggu
penglihatan,
memperhatikan
ideal
dan
tidak
maka
perlu
pendistribusian
cahaya,
tingkat kecerahan serta kontras pada area
tersebut. Pada siang hari, suatu area dapat
menggunakan pencahayaan alami dari sinar
matahari, dan pemanfaatan bukaan-bukaan
pada bangunan untuk area indoor sehingga
area tetap dapat mendapatkan penerangan.
Sedangkan
pada
pendistribusian
malam
cahaya
hari,
merata
pencahayaan
pencahayaan
dekorasi
aksen,
pencahayaan
meningkatkan
(misalnya,
wall
washing,
penggembalaan)
emosi
positif
dapat
dan
meningkatkan identitas toko. Singkatnya,
penataan pencahayaan dengan pencahayaan
aksen tambahan harus memberikan efek
menguntungkan untuk toko. Cahaya putih
hangat lebih diterima secara positif daripada
cahaya putih dingin (Knez & Kers, 2000;
Knez,
2001;
Park
&
Farr,
2007;
Hidayetoglu, Yildirim & Akalin, 2012).
(Inkarojrit, 2016)
agar
maka
menggunakan pencahayaan buatan dari
lampu.
11
REFERENCES
Agam, B. B., Yushardi, & Prihandono, T.
(2015, Maret). Jurnal Pendidikan
Fisika. Pengaruh Jenis dan Bentuk
Lampu Terhadap Intensitas
Pencahayaan dan Energi Buangan
Melalui Perhitungan Nilai Efikasi
Luminus, 3, 384-389.
Bennie, J., Davies, T. W., Cruse, D., &
Gaston, K. J. (2016). Ecological
effects of artificial light at night on
wild plants, 104(3), 611-620.
10.1111/1365-2745.12551
Cayless, M. A., & Marsden. (1983). Lamps
and Lighting : A Manual of Lamps
and Lighting, 3.
Effendi, M. P. R., & Seno, A. (n.d.).
Pengaruh Lampu Spotlight Terhadap
Ketertarikan Pengunjung Toko
Pakaian Altos Kemang. Jakarta, 110.
Ginanjar. (2012). Pengujian Intensitas
Pencahayaan di Gedung
Perpustakaan Universitas Siliwangi
dengan Simulasi Menggunakan
Software Dialux, Vol. 10, No. 3: 1-9.
Grondzik, W. T., Kwok, A. G., Stein, B., &
Reynolds, J. S. (2010). Amerika
Serikat: John Wiley and Sons, Inc.
Mechanical and Electrical
Equipment for Building Eleventh
Edition.
Inkarojrit, W. T. V. (2016). Effects of color
and lighting on retail impression and
identity, 46, 197-205.
10.1016/j.jenvp.2016.04.015
Juningtyastuti. (2012). Jurnal Momentum.
Optimasi Kinerja Pencahayaan
Buatan untuk Efisiensi Pemakaian
Energi Listrik pada Ruangan dengan
Metode Algoritma Genetika, Vol. 13,
41-49.
Karlen, & Benya. (2007). Dasar-Dasar
Desain Pencahayaan. Jakarta:
Erlangga.
Kristian, M. S., halim, e. a., & leonardo.
(2018, July). Serat Rupa Journal of
Design. Pengaruh Cara Distribusi
Pencahayaan Buatan Pada
Kenyamanan Bercengkrama
Pengunjung Kafe, 2(2), 148-162.
Kurniawati, L. (2008). Pengaruh
pencahayaan l.e.d terhadap suasana
ruang cafe dan restoran.
Latifah, N. L. (2013). Kajian Sistem
Pencahayaan yang Mempengaruhi
Kenyamanan Visual Pada Ruang A
dan Ruang Sayap Galeri Selasar
Sunaryo, 1(3), 1-12.
Leudesdorff, M., & Schielke, T. (2015).
Impact of lighting design on brand
image for fashion retail stores.
10.1177/1477153514541831
Putra, B. G. A., & Madyono, G. (2017).
Analisis Intensitas Cahaya Pada
Area Produksi Terhadap
Keselamatan Dan Kenyamanan
Kerja Sesuai Dengan Standar
Pencahayaan (Vol. 10). Jurnal
Optimasi Sistem Industri.
10.31315/opsi.v10i2.2106
Savitri, M. A. (2007). Peran Pencahayaan
Buatan dalam Pembentukan Suasana
dan Citra Ruang Komersial ( Studi
kasus pada Interior Beberapa
Restoran Tematik di Bandung ) The
Role of Artificial Lighting in
Creating Commercial Space
Atmosphere and Image.
Setiawan, A. (2013). Optimasi Distribusi
Pencahayaan Alami terhadap
Kenyamanan Visual pada Toko
"Oen" di Kota Malang (Vol. 1).
Jurnal Intra.
Thojib, & Adhitama. (2013). Jurnal RUAS.
Kenyamanan Visual Melalui
Pencahayaan Alami pada Kantor
(Studi Kasus Gedung Dekanat
Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya Malang), Vol. 11, (2): 1015.
12
Tongkukut, S. H. J. (2016). Analisis Tingkat
Pencahayaan Ruang Kuliah Dengan
Memanfaatkan Pencahayaan Alami
Dan Pencahayaan Buatan (Vol. 5).
Jurnal Mipa Unsrat.
Wibiyanti, P. I. (2008). Depok: Universitas
Indonesia. Kajian Pencahayaan
pada Industri Kecil Pakaian Jadi
dan Pembuatan Tas di
Perkampungan Industri Kecil,
Penggilingan.
H. Widiyantoro, E. Mulyadi, & C. Vidiyanti.
(2017). Analisis Pencahayaan
Terhadap Kenyamanan Visual Pada
Pengguna Kantor (Studi
Kasus:Kantor PT Sandimas Intimitra
Divisi Marketing di Bekasi), 6(2),
65-70.
13
Download